fasilitator)
dan
turut
serta
memantau
pembangunan
yang
mampu
Keterpaduan lintassektoral
Survailans
Gizi,
dan
Perberdayaan
Usaha
Perbaikan
Gizi
Keluarga/Masyarakat.
b) Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari
daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni sebagai berikut.1,2
Upaya Kesehatan Sekolah.
Upaya Kesehatan Olah Raga.
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat .
Upaya Kesehatan Kerja.
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
Upaya Kesehatan Jiwa.
Upaya Kesehatan Mata.
Upaya Kesehatan Usia Lanjut .
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen
yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang cirri-cirinya dapat
didiskripsikan dengan jelas.4 Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang
membentuk sistem, maka sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam:
a. Sistem sebagai suatu wujud yang konkrit
Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk
sistem adalah konrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya adalah
suatu mesin yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur suku
cadangan.4
b. Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak
Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk
sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya
adalah sistem kebudayaan yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai
unsur budaya.4
Unsur-Unsur Sistem
1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana
(money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan manajemen
(method).1,4
2. Proses
Proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan,
serta pengawasan.1,4
A. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang
secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan
dan kapan akan dilakukan. Perencanaan meliputi kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas
yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana
visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.2
dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam
suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar staf
merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang manjer.1,4
Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif dan
efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus
menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka
terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara
harmonis.1,4
9
kerja staf
Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.
D. Pengawasan
Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir yang
berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi pengawasan dan
pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau
yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi
pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih
berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih
terjamin.4
Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:
Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya
Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih
dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan langkah-langkah untuk
mengatasinya.
3. Keluaran
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. 1
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.1
5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk dinilai.1
10
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu
sistem.1
7. Lingkungan
Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik
(sosial budaya, tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).1
Pendekatan sistem
Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen
sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersamasama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara
kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).4
Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merencanakan suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat
berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan tentang
pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam
pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu
sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada
dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk
menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan keluarnya yang
sesuai.4 Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara
lain :
1. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas,
akan dapat dihindari.
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat
dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.
3. Keluaran yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan
objektif.
11
yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang
dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui bahwa penilalan keluaran
lebih mudah dari pada penilaian dampak, karena pada penilaian dampak diperlukan
waktu yang lama.
Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan
dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang
ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan prioritas masalah. Kita bias
menggunakan teknik non scoring / scoring.
Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi technique, dan delbeq technique.
Sedangkan teknik scoring kita lakukan dengan kajian data yang diperoleh dari laporan bulanan
puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita dapat melakukannya dengan menggunakan
teknik kriteria matrik. Misalnya pada kasus ditemukan imuniasi campak dan KB yang belum
mencapai hasil yang di harapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat
manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan program yang tidak efisien.4,5
Misalnya pada kasus ditemukan cakupan imuniasi campak, KB, ANC, dan DHF yang
belum memadai. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen
yang tidak efektif atau pelaksanaan program yang tidak efisien. Namun pada tahun ini dr Tr
hanya memprioritaskan 2 masalah saja.
Imunisasi
Pengertian:
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit
tertentu. Sasarannya adalah Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur
(PUS).\6 Tujuan imunisasi sebagai berikut. 6
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.
13
KIPI : Demam, diare, konjungtivitis ruam seletah 7-12 hari pasca imunisasi.
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional adalah untuk
memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang berkualitas.6
Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri merupakan suatu inovasi baru
dimana titik berat dalam penawaran dalam awal pelaksanaan program KB, berubah menjadi
fokus permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB meminta masyarakat untuk
berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan
perencanaan keluarga, khususnya kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB.6
Permasalahan yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa KB masih menjadi
tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat juga umumnya rendah (80% tidak
14
tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi dari KB, jenisjenisnya, program puskesmas mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu, peran
pemerintah, angka demografi dan juga problem solving cycle.6
Program kependudukan dan KB terdiri dari:
15
monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program kependudukan
dan KB ke provinsi dan jumlah provinsi yang mendapatkan pembinaan dan fasilitasi
pembinaan advokasi dan KIE.
Bagan 1. Langkah langkah Pemilihan Prioritas Masalah Dengan Teknik Kriteria Matriks.8
PEMILIHAN PRIORITAS
Pentingnya masalah :
Kelayakan teknologi
Prevalence
Severity
Rate of increase
Degree of unmeet need
Public concern
Political Climate
Sosial benefit
Ilmu
Teknologi
Sumber Daya
Dana
Sarana
Tenaga
Identifikasi
Masalah
Evaluasi
Prioritas
Masalah
PROBLEM SOLVING
CIRCLE
Tujuan
Pengawasan &
Pengendalian
16
Alternatif pemecahan
Masalah
Pemantauan
Rencana
Operasional
Pelaksanaan &
Penggerakan
1. Input:
- Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang rendah.
-
dibuat.7,8
2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)
- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga rencana
-
LINGKUNGAN
7.
PROSES
MASUKAN
KELUARAN
DAMPAK
UMPAN BALIK
Penyelesaian Masalah
Pada kasus kita di dapatkan :
1. Input :
MAN 1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator
MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi, alat-alat
pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor, perahu dan jalan kaki)
METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis , cara yang digunakan (tidak
diketahui)
2. Proses :
a) PLANNING Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan
program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar, ANC, dan DHF)
adalah
a) Menetapkan tujuan operasional program kesehatan bersifat SMART
b) Menyusun program / kegiatan yang dapat mendukung suatu program utama
c) Menggalakan program imunisasi dasar lengkap untuk bayi dan balita secara jelas
dan terstruktur
d) Melakukan promosi kesehatan 3M untuk menanggulangi vector penyebab DHF
(dengue)
e) Melakukan penyemprotan (fogging) berkala, jika didapatkan lingkungan
puskesmas merupakan lingkungan rawan DHF
f) Melakukan penyuluhan tentang DHF sehingga masyarakat dapat mengetahui
penyakitnya secara benar dan tepat, sehingga bisa dilakukan penanganan yang
cepat jika terjadi kasus DHF
18
19
20
21
Daftar Pustaka
1. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas. Dalam Kepmenkes no 128 tahun 2004.Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia.
Jakarta.
2010.
Diunduh
dari
alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/kebj-dasar-pusk-280507.pdf
2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam manajemen dan
pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal
230 235
3. Ali A. Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali
Mandar.Sulawesi
Barat.
2012.
Diuduh
dari
http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/
4. Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008. Diunduh dari
ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.
5. Boelen C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World Health
Organization. Switzerland. Diunduh dari www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf
6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.
7. Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h. 170-250.
8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta: Binarupa
Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.
9. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta: Bakti
Husada;1991.h.B1-6, C2-4.
22