Anda di halaman 1dari 4

Menurut Chaudary et al.

, (2014) menyimpulkan bahwa:


1. Sikap terhadap pembelian produk palsu (Attitude towards buying counterfeits)
Memiliki pemahaman mengenai sikap adalah sangat penting karena langsung
mempengaruhi prilaku konsumen. Sebuah sikap terhadap suatu abjek adalah
evaluasi internal oleh individu berdasarkan keyakinan mereka (Fishbein dan
Ajzen, 1975)

Kesadaran nilai (value consciousness) konsumen mempunyai effek positif


pada sikap terhadap pembelian produk palsu

(Attitide towards buying

counterfeits) konsumen.
2. Kesadaran Nilai (value consciousness)
Kesadaran nilai didefinisikan sebagai perhatian untuk membayar harga lebih
rendah, tunduk pada beberapa kendala kualitas dan mempunyai pengarih postitif
terhadap produk bajakan (Ang et al, 2001); Wang et al, 2006; Bloch et al, 1993).
Ang et al. (2001) berpendapat bahwa konsumen produk tiruan mempunyai
kesadaran nilai yang lebih, dann memiliki pendapatan rata-rata yantg lebih rendah
dibandingkan dengan mereka yang tidak membeli prduk palsu. Demikian pula,
Bloch et at (1993) menemukan bahwa pembeli produk tiruan memiliki daya beli
yang rendah dan karena itu didorong pleh persepsi harga/nilai. Bagi konsumen
yang mempunyai kesadaran nilai nilai bagus pada produk-produk palsu
mendorong mereka untuk memblei (Eisend and Schuchert-Guler, 2006)

Kesadaran nilai (value consciousness) konsumen berpengaruh secara positif


kepada sikap terhadap pembelian produk palsu (Attitude towards buying

counterfeits).
3. Status Sosial (social status)

Status social menurut Eastman et al. (1999, p.42) adalah proses motivasi
dimana individu berusaha untuk meningkatkan status sosial mereka melalui
konsumsi yang mencolok produk-produk konsumen yang memberikan atau
melambangkan status baik secara individu maupun orang lain di sekitarnya.
Baik merek-merek asli maupun tiruan dianggap dapat meningkatkan harga
diri konsumen dan meningkatkan status tertentu didalam kelompok sebaya

(Penz and Stottinger, 2008).


Semakin banyak orang mencari status sosial (social status), maka semakin
positif Sikap terhadap pembelian produk palsu (Attitude towards buying

counterfeits)
4. Harga murah (Low Price)
Beberapa penelitian menemukan bahwa harga murah merupakan factor yang
penting terhadap permintaan dari produk-produk tiruan (Dodge et al., 1996;
AlbersMiller, 1999, Prendergast et al, 2002; Harvey and Walls, 2003).
Konsumen ingin membeli rpoduk-produk yang asli tetapi hanya sebagian dari
mereka yang mampu. Harga produk dari merek asli yang mahal memberikan
kesempatan untuk produk-produk tiruan yang murah untuk memenuhi
kebutuhan mereka yang tidak mampu membeli merek asli (Chuchinprakarnm,

2003; Chaudhry et al., 2009).


Harga murah (low price) mempengaruhi secara positif kepada sikap terhadap

pembelian produk palsu (Attitude towards buying counterfeits) konsumen


Harga murah (low price) secara positif mempengaruhi langsung minat beli

(purchase intention) konsumen untuk membeli produk-produk palsu.


5. Kemudahan akses (easy access)
Kemudahan ketersediaan dari pruduk-produk palsu dan produk-produk
bajakan, memotivasi konsumen untuk membelinya (Penz and Stottinger, 2005;
Stumpt et al., 2011). Produk-produk tiruan, terutama produk tiruan tidak menipu,

tersedia ditempat-tempat yang konsumen sering kunjungi. Mereka sebagian besar


dijual di pasar terbuka dan pada pedagang kaki lima (OECD, 2008)

Kemudahan akses (easy access) secara positif berpengaruh pada sikap


terhadap pembelian produk palsu (Attitude towards buying counterfeits)

konsumen.
Kemudahan akses (easy access) secara positif berpengaruh pada minat beli

(purchase intention).
6. Pengalaman sebelumnya (previous experience)
Berdasarkan asumsi bahwa rpilaku konsumen merupakan hasil belajar
(Bentlar and Speckart, 1979), ada argument antara para peneliti bahwa
perlilaku masa lalu konsumen dapat memberikan prediksi peningkatan niat

perilaku (Corner and Armitage, 1998).


Harga murah (low price) secara positif berpengaruh kepada sikap terhadap

pembelian produk palsu (Attitude towards buying counterfeits) konsumen.


Harga murah (low price) secara langsung berpengaruh positif kepada minat
beli (purchase intention)

Anda mungkin juga menyukai