Anda di halaman 1dari 3

Al-Kindi

Peradaban Islam memang pernah jaya dan akan jaya kembali. Di


masa keemasannya, ilmuwan Islam menguasai dunia lewat berbagai
ilmu pengetahuan dan teknologi. Nyaris tidak ada cabang ilmu yang
tidak dikuasai, bahkan hingga ke teknologi militer sekalipun. Namun
barangkali tidak ada yang menyangka bahwa Islam sudah memiliki
sosok dan kitab pemecah kode sejak berabad-abad lalu.
Adalah Abu Yusuf Yaqub Ibnu Ishaq Ibnu As-Sabbah Ibnu 'Omran Ibnu
Ismail Al-Kindi, atau yang lebih dikenal sebagai Al-Kindi yang
melakukannya. Selain dikenal sebagai salah satu filsuf kenamaan
Islam, ia juga menulis buku tentang kriptologi atau seni memecahkan
kode. Dalam buku yang berjudul Risalah fi Istikhraj al-Mu'amma
(Manuscript for the Deciphering Cryptographic Messages) ini, ia
menuliskan naskah untuk menguraikan kode-kode rahasia.
Dalam buku ini, Al-Kindi memperkenalkan teknik penguraian kode atau
sandi-sandi yang sulit dipecahkan. Ia juga mengklasifikasikan sandisandi rahasia itu serta menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya.
Yang paling penting lagi, dalam bukunya ini ia mengenalkan
penggunaan beberapa teknik statistika untuk memecahkan kode-kode
rahasia.
Kitabnya mengenai kriptografi sangat mungkin bisa terwujud
mengingat dia adalah seorang yang pakar di bidang ilmu
hitung/matematika. Di area ilmu ini, ia menulis empat buku mengenai
sistem penomoran dan menjadi dasar bagi aritmatika modern.
Berbicara tentang sistem penomoran, tak bisa dipungkiri peran AlKhawarizmi di dalamnya. Namun, Al Kindi juga menaruh kontribusi
dalam hal ini. Ia juga berkontribusi besar dalam bidang geometri bola,
bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi.
Pesinggungannya dengan dunia ilmiah di pusat ilmu pengetahuan
Islam pada zaman keemasan -- Baghdad -- dimulai saat ia melamar
sebagai penulis kaligrafi di akademi paling populer saat itu, House of
Wisdom. Bersama Al-Khawarizmi dan Banu Musa bersaudara, ia
ditugasi menerjemahkan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab
oleh khalifah Al-Makmun.
Dia tak banyak terlibat dalam penerjemahan langsung sebetulnya,
karena tugas pokok dia adalah mengedit dan mengoreksi. Al-Kindi
sangat mengagumi pemikiran-pemikiran filsuf Yunani-Romawi. Ia

sangat terilhami oleh filsuf besar dua Yunani, Socrates dan Aristoteles.
Pengaruh dua tokoh ini bisa dilihat dalam karya-karya Al-Kindi di
kemudian hari.
Bekerja di bidang sandi-sandi rahasia dan pesan-pesan tersembunyi
dalam naskah-naskah asli Yunani dan Romawi mempertajam nalurinya
dalam bidang kriptoanalisa. Ia menjabarkannya dalam sebuah
makalah, yang setelah dibawa ke Barat beberapa abad sesudahnya
diterjemahkan sebagai Manuscript on Deciphering Cryptographic
Messages.
Di dalamnya antara lain mengungkapkan : "Satu cara untuk
memecahkan kode rahasia, jika kita tahu bahasanya, adalah dengan
menemukan satu naskah asli yang berbeda dari bahasa yang sama,
lalu kita hitung kejadian-kejadian pada tiap naskah. Pilah menjadi
naskah kejadian satu, kejadian dua, dan seterusnya. Kemudian kita
lihat teks rahasia yang ingin kita pecahkan, dan mulailah
mengklasifikasikan simbol-simbolnya. Kita lalu menemukan simbol
yang paling sering muncul, lalu ubahlah dengan catatan kejadian satu,
dua, dan seterusnya itu, sampai seluruh simbol itu terbaca."
Teknik Al-Kindi ini kemudian dikenal sebagai analisa frekuensi dalam
kriptografi, yaitu cara paling sederhana untuk menghitung persentase
bahasa khusus dalam naskah asli, persentase huruf dalam kode
rahasia, dan menggantikan simbol dengan huruf.
Dalam dunia Islam dan dunia pada umumnya, Al-Kindi dikenal sebagai
filsuf Arab kenamaan. Karya-karyanya yang luar biasa
menempatkannya pada posisi tertinggi di bidang ilmu pengetahuan.
Namun meski dikenal sebagai seorang filsuf kenamaan asal Dinasti
Abassiyah, ia juga menguasai berbagai cabang ilmu lainnya seperti
kedokteran, matematika, musik, astrologi, dan ilmu optik.
***
Al-Kindi (801-873)
Lahir : Kufa, Arab.
Pekerjaan awal : penerjemah, penulis kaligrafi.
Bidang yang dikuasai : filsafat, kedokteran, musik, astronomi,
geografi, matematika, farmakologi, kriptografi.
Karya : 205 buku, antara lain Geometri (32 buku), pengobatan dan
filosofi (22 buku), logika (9 buku), fisika (12 buku).

[republika.co.id]

Anda mungkin juga menyukai