Anda di halaman 1dari 37

CASE REPORT : COMBUSTIO

RSUD. SOREANG
2013
Pembimbing : dr. Yeppy A.N,
Sp.B, FINaCS, MM
Oleh : Febrina Rizkya

I. Identitas pasien

Nama : Tn. W
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Soreang, Kec. Cipetir, Kab. Bandung
Pekerjaan: Pelayan di rumah makan
Agama : Islam
Tanggal masuk RS: 15 Mei 2013
Tanggal periksa : 16 Mei 2013
Tanggal keluar : 21 Mei 2013

II. Anamnesis
Dilakukan autoanamnesis pada tanggal 16 Mei 2013

Keluhan utama :
Pasien datang karena tersiram air panas (kuah sayur)
kurang lebih 5 menit SMRS.

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien tersiram air panas yang berupa kuah sayur yang
sedang ia bawa di dalam panci. Pasien mengaku tidak
sengaja tersiram karena saat berjalan terasa licin, dan ia
kehilangan keseimbangan sehingga kuah sayur yang
panas yang ia bawa dalam panci mengenai tubuhnya.
Bagian tubuh pasien yang tersiram antara lain : leher
sebelah kiri, lengan bawah kanan dan kiri, tangan kanan
dan kiri, perut sebelah kiri, paha kanan dan kiri dan lutut
kiri.

Riwayat penyakit dahulu :


Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit apapun
sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga : disangkal.

III. Pemeriksaan fisik


Status generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran

Airway, Breathing, Circulation : baik

Tanda Vital
TD

: 120/80 mmHg

Nadi
RR

: Compos mentis

: 88 x/ menit
: 20 x / menit

Suhu

: 36,0 C

Mata

: CA -/-, SI -/-, pupil bulat, isokor.

Mulut

: Faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang.

Leher

: Trakea ditengah, KGB tidak teraba membesar.

Thoraks

: Bentuk dan gerak simetris, tidak teraba massa.

Paru

: VBS +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Status lokalis :
Combustio a/r coli sinistra, antebrachii
bilateral, manus bilateral, abdomen,
femoralis sinistra, cruris bilateral.

IV. Pemeriksaan penunjang

Untuk persiapan operasi elektif

Foto thorax
Cor dan pulmo dalam batas normal

V.

Diagnosis banding

Combustio ringan

Combustio sedang

Combustio berat

VI.

Diagnosis kerja

Combustio 25%

VII.Terapi

Primary survey : ABC baik

Cairan RL 0.9%

Cefotaxim 2x1 gr

Ketorolac 3x1 ampul

Dexametason 3x2 ampul

Krim salep Burnazin (silver sulphadiazine) 35 mg

Rencana operasi : necrotomy debridement tanggal 17


Mei 2013
Instruksi post operasi :

Puasa 6 jam

Cairan RL 30 gtt/menit

Ceftriaxon 1x2 gr

Ketorolac 3x1 ampul

VIII.Diagnosis post
operasi
Combustio sedang,
derajat II A-B 15%
a/r
coli
sinistra,
antebrachii
bilateral,
manus
bilateral, abdomen,
femoralis bilateral
dan genu sinistra.

IX. Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam


Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Analisa kasus

Keluhan utama :
Pasien datang karena tersiram air panas
(kuah sayur) kurang lebih 5 menit SMRS.
Anamnesis :
Pasien tersiram air panas yang berupa kuah
sayur yang sedang ia bawa di dalam panci.
Bagian tubuh pasien yang tersiram antara
lain : leher sebelah kiri, lengan bawah kanan
dan kiri, tangan kanan dan kiri, perut sebelah
kiri, paha kanan dan kiri, dan lutut kiri.

Terapi :
Rehidrasi, antibiotik,
analgesik, steroid, salep
antiseptik.
Bedah : necrotomy
debridement
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad
bonam

Combus
tio
sedang,
derajat
II A-B
15%

Pemeriksaan fisik :
Luka bakar a/r coli sinistra, antebrachii
bilateral, manus bilateral, abdomen,
femoralis bilateral, genu sinistra dengan
derajat II A-B 15%.
Pemeriksaan penunjang :
Darah rutin, gas darah, kimia darah, thorax
foto

Tinjauan pustaka

Kulit merupakan bagian organ tubuh


manusia yang terletak di luar dan hanya
sedikit saja yang membatasi bagian
dalam tubuh.
Kulit manusia terdiri dari 3 lapisan kulit
bagian utama yakni : epidermis, dermis,
dan hipodermis.

Reseptor-reseptor yang terletak di alat


indera peraba antara lain :

Luka bakar (combustio)


Definisi
Luka bakar ialah luka yang terjadi akibat sentuhan
permukaan tubuh dengan benda-benda yang
menghasilkan panas (api, air panas, listrik) atau
zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa
kuat). (Kegawatdaruratan Medik, 2013)

Luka bakar merupakan respons kulit dan jaringan


subkutan terhadap trauma suhu/termal. Luka bakar
dengan ketebalan parsial merupakan luka bakar
yang tidak merusak epitel kulit maupun hanya
merusak sebagian dari epitel. Biasanya dapat pulih
dengan penanganan konservatif. Luka bakar
dengan ketebalan penuh merusak semua sumbersumber pertumbuhan kembali epitel (re-epitelisasi)
kulit dan bisa membutuhkan eksisi dan cangkok

Etiologi

Scald Burns : Luka karena uap panas, biasanya


terjadi karena air panas
Flame Burns : kebakaran
Flash Burns : Ledakan gas alam, propan, butane,
minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah
terbakar lain
Contact Burns : kontak dengan logam panas,
plastik, gelas atau bara panas
Chemical Burn : terkena zat kimia (asam/basa
kuat)
Electrical Burn : tersengat listrik
Frost Bite : suhu yang terlalu dingin

Derajat luka bakar

Derajat I
Derajat II
(superficial and
deep)
Derajat III

Luas luka bakar

Rule of nines
Lund and browder
Palmar method

Berat luka bakar

Patofisiologi

Perubahan mikrosirkulasi yang terjadi diantaranya


vasodilatasi arteriol. Timbul mediator endogen
meningkatkan
permeabilitas
kapiler
yang
menyebabkan
edema
dan
hipoproteinemia.
Hipoproteinemia
menyebabkan
berpindahnya
cairan dari intravaskuler ke interstisial.
Permasalahan awal yang serius dan harus cepat
didiagnosis adalah adanya cedera inhalasi. Cedera
ini merupakan gangguan mukosa saluran nafas
akibat paparan atau kontak dengan sumber termis,
umumnya disebabkan oleh api, terperangkap di
ruang tertutup, atau terpapar zat kimia.

Fase Luka Bakar


Fase awal/akut/syok. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit, akibat cedera termis
sistemik dan gangguan perfusi oksigen
Fase subakut. Masalah kehilangan jaringan yang
menyebabkan reaksi inflamasi, meningkatnya
kerentanan terhadap infeksi, hipermetabolisme
dan masalah penutupan luka.
Fase lanjut. Masalah jaringan parut hipertrofik
dan kontraktur sebagai penyulit.

Zona kerusakan
jaringan :
Zona
Koagulasi/Nekrosis
Zona Statis
Zona Hiperemi

Gambaran klinis

Umum
:
nyeri
dan
pembengkakan/lepuhan
Khusus : bukti adanya inhalasi asap
(jelaga pada hidung atau sputum, luka
bakar dalam mulut, suara serak), luka
bakar pada mata atau alis mata, luka
bakar sirkumferensial

Pemeriksaan penunjang
Darah perifer lengkap, ureum dan
elektrolit, rontgen thorax dan gas darah
arteri (curiga trauma inhalasi), golongan
darah dan cross match, EKG/enzim
jantung (bila dengan luka bakar akibat
sengatan listrik)

Diagnosis banding
Diagnosis banding ditentukan dengan uji
tusuk jarum (pin prick test). Uji dilakukan
dengan
menusukkan
jarum
untuk
menentukan apakah daerah luka bakar
masih memiliki sensasi nyeri. Bila
tusukan masih terasa nyeri, artinya
sistem sensorisnya masih berfungsi dan
dermis masih vital, dan luka bakarnya
bukan merupakan luka bakar derajat
tiga.

Tatalaksana

1.

2.
3.

4.

Pertolongan pertama dan transportasi


Matikan api dengan memutuskan hubungan (suplai) dengan oksigen
dengan menutup tubuh penderita dnegan selimut, handuk, sprei, dll.
Perhatikan keadaan umum penderita
Pendinginan
Membuka pakaian penderita
Merendam dalam air (20-30C) atau air mengalir selama 20-30
menit, dan untuk daerah wajah cukup dikompres dengan air
Bila disebabkan oleh zat kimia, selain air dapat digunakan NaCl
fisiologis (untuk zat korosif) atau gliserin (untuk fenol)
Pendinginan ini tidak berguna lagi untuk luka bakar > 1 jam
Mencegah infeksi :
Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering dan tidak dapat
melekat pada luka
Penderita ditutup dengan kain bersih
Luka jangan diberi zat yang tidak larut dalam air seperti minyak

5.

6.

7.

8.

Pemberian sedatif morfin 10 mg IM untuk dewasa atau 1


mg/tahun usia IM pada anak-anak, diberikan 24-48 jam pertama
Bila luka bakar luas, penderita dipuasakan, kecuali bila cairan
parenteral tidak dapat diberikan dalam 30 menit dan bising
usus baik, dapat diberikan larutan garam per oral saja
Transportasi ke fasilitas yang lebih lengkap sebaiknya dilajukan
dalam 1 jam, bila tidak mungkin, masih dapat dilakukan dalam
24-48 jam pertama dalam pengawasan ketat selama
perjalanan. Lebih dari 48 jam sebaiknya ditunda sampai hari
keempat-kelima setelah keadaan umum stabil
Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus
lebih tinggi dari tubuh , perhatikan kemungkinan edema laring,
bila perlu dilakukan trakeotomi. Pada mata berikan salep mata
antibiotik dan atropin sulfat 1% tetes mata untuk mencegah
infeksi

Cairan intravena
Cara Evans :
Luas luka (%) x BB (kg) diubah menjadi ml
NaCl / 24 jam. Contoh : 15 % x 70 ml = 1050
ml NaCl/24 jam
70 ml ~ BB : 70 kg
Luas luka (%) x BB (kg) diubah menjadi ml
plasma / 24 jam. Contoh : 15% x 70 ml =
1050 ml plasma/24 jam
70 ml ~ BB : 70 kg
Glukosa 5% 2000 cc/24 jam
Rumus Baxter :

Medikamentosa

Antibiotik sistemik spektrum luas diberikan


untuk mencegah infeksi. Yang banyak dipakai
adalah golongan aminoglikosida yang efektif
terhadap pseudomonas.
Antasida diberikan untuk pencegahan tukak
lambung.
Antipiretik diberikan bila suhu tinggi.
Antiseptik yang dipakai adalah povidone iodine
atau nitras-argenti 0.5%.
Silver sulfadiazin, dalam bentuk krim 1%. Krim
ini sangat berguna karena bersifat
bakteriostatik.

Pembedahan

Escharotomy
Tindakan ini dilakukan pada
pasien dengan luka bakar yang
melingkar, berupa penyayatan
atau insisi pada eschar luka
bakar.

Debridement
Debridement luka bakar diindikasikan pada luka
bakar yang dalam misalnya luka bakar deep-dermal
dan subdermal.
Teknik Operasi

Informed consent

Posisi terlentang dalam narkosa umum

Cuci luka dengan Normal Saline (NaCl 0.9 %)


sambil dilakukan nekrotomi & bullektomi hingga
bersih (debridement)

Keringkan dengan kasa steril

Oleskan
Burnazin

Bebat dengan kassa lembab diseluruh area luka


bakar

Dapat juga dilakukan perawatan luka terbukan

Silver

Sulfadiazin

(SSD)/

Dermazin/

Perawatan pasca debridement


Balutan awal harus dipertahankan selama 3-7 hari,
kecuali timbul rasa sakit, berbau, basah dan
komplikasi lain yang dapat muncul. Ketika
melepaskan balutan, perlengketan diatasi dengan
normal saline untuk mengurangi perlengketan.
Apabila terdapat hematoma atau seroma pada saat
ganti balutan, atasi dengan membuat insisi kecil
pada daerah yang paling menonjol dan keluarkan
isinya.
Kontraindikasi Operasi
Kondisi fisik yang tidak memungkinkan
Gangguan pada proses pembekuan darah
Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup
permukaan terbuka (raw surface) yang timbul.

Skin Grafting
Skin grafting adalah tindakan memindahkan
sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari satu
tempat ke tempat lain supaya hidup di tempat
yang baru tersebut, yang dibutuhkan suplai
darah baru untuk menjamin kehidupan kulit
yang dipindahkan tersebut.
Skin grafting terbagi dua :
Split thickness skin grafting
Full thickness skin grafting
Pada kasus luka bakar jenis skin grafting
yang digunakan adalah split thickness karena
umumnya area yang perlu ditutup relatif luas
dan kondisi vaskularisasi bed luka tidak
begitu baik akibat trauma panas.

Komplikasi luka bakar


Segera
Sindrom kompartemen dari luka bakar pada
ekstremitas iskemia ekstremitas. Luka bakar pada
toraks hipoksia dari gagal napas restriktif
Awal
Hiperkalemia (akibat sitolisis pada luka bakar luas).
Gagal ginjal akut (kombinasi hipovolemia, sepsis,
toksin jaringan)
Infeksi
Ulkus akibat stres (ulkus Curling)
Lanjut
Kontraktur

Anda mungkin juga menyukai