Case Report Diare Ratna
Case Report Diare Ratna
ILUSTRASI KASUS
I.
IDENTITAS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: GAA
Jenis Kelamin
: Perempuan.
Usia
: 9 bulan 3 hari
Alamat
Agama
: Islam
Tanggal Masuk RS
: 29 Juli 2013
: 442514
: Tn. H
Usia
: 36 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SMA
IBU PASIEN
Nama
: Ny. L
Usia
: 31 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SMA
II.
ANAMNESIS
Data diperoleh secara alloanamnesis terhadap ibu pasien pada tanggal 29 Juli 2013.
1. Keluhan Utama
Mencret.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Anak RSUD Soreang dengan keluhan
mencret sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mencret lebih dari 5x
sehari, sebanyak 1/4 1/2 gelas belimbing. Mencret berupa cairan berwarna
hijau, berbau busuk, disertai dengan ampas dan lendir, namun tidak disertai
dengan darah.
Keluhan mencret disertai dengan panas badan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, hilang timbul, siang sama dengan malam. Keluhan juga
disertai dengan muntah, satu kali saat diberi oralit. Muntah berisi cairan
berwarna putih. Keluhan disertai adanya batuk, pilek yang dirasakan sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tidak disertai dengan kejang,sesak
dan penurunan kesadaran. Menurut ibu pasien, pasien menjadi rewel, gelisah,
tidak mau makan, dan tampak kehausan.
Karena keluhannya pasien dibawa ke puskesmas diberikan obat
penurun panas dan oralit. Karena kondisi tidak juga membaik, pasien
kemudian dibawa ke Poliklinik Anak RSUD Soreang.
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara dan diasuh oleh ibunya
sendiri. Pasien diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, saat usia 6-8 bulan
diberi MP ASI, saat usia 9 bulan didampingi oleh bubur nasi, kue dan biskuit.
Pasien tidak diberi susu formula oleh ibunya. Sumber air minum keluarga
adalah air sumur yang dimasak terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Terdapat
1 jamban didalam rumah yang digunakan oleh 4 orang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya saat usia 6
bulan.
Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan, ibu pasien rutin kontrol kehamilan ke bidan dan
tidak pernah sakit. Riwayat pemakaian obat-obatan ketika hamil
disangkal.
Riwayat Persalinan
Anak lahir normal dibantu oleh bidan, cukup bulan, dan langsung
menangis. Tidak ada masalah dalam persalinan.
6. Riwayat Makanan
Pasien diberi ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, saat usia 6-8 bulan
diberi MP ASI, saat usia 9 bulan didampingi oleh bubur nasi, kue dan biskuit.
Pasien tidak diberi susu formula oleh ibunya.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu pasien mengatakan, pasien sudah mulai telungkup saat usia 4
bulan, mulai merangkak saat usia 8 bulan, duduk sendiri dan belajar berdiri
dengan berpegangan (merayap) saat usia 9 bulan dan mulai berbicara tata-tata
saat usia 9 bulan.
8. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan pemberian imunisasi lengkap, hanya campak yang
belum.
BCG : 1x
DPT
Polio : 4x
Hep B : 3x
: 3x
Sosial Ekonomi
Orang tua pasien tidak memberi tahu jumlah penghasilannya, tetapi
mengatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.
Dalam satu rumah ada 4 orang yang harus ditanggung kehidupannya.
Lingkungan
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara yang tinggal bersama
orangtuanya. Jarak rumah pasien dengan sarana kesehatan terbilang
cukup dekat.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
: Compos mentis.
3) Tanda-tanda vital
o Tekanan darah
: Tidak dinilai.
o Frekuensi napas
: 61 x/menit.
o Frekuensi nadi
: 128 x/menit.
o Suhu
4) Status gizi
o Berat badan
: 6,7 kg
o Tinggi badan : 65 cm
o BB/U
: 0 s/d -2 SD
o PB/U
: -2 s/d -3 SD
o BB/PB
: 0 s/d -1 SD
o Kesimpulan
: Gizi Baik
B. Pemeriksaan Khusus
1) Kepala
Ubun-ubun
: Cekung
Mata
Hidung
Mulut
2) Leher
3) Thorax
Pulmo
Cor
4) Abdomen
Inspeksi
: Datar
Auskultasi
Palpasi
5) Ekstremitas
IV.
Atas
Bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Feses rutin dan darah rutin.
V.
B. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
: Compos mentis
3) Tanda-tanda vital
o Tekanan darah
: Tidak dinilai
o Frekuensi napas
: 61 x/menit
o Frekuensi nadi
: 128 x/menit
o Suhu
4) Ubun-ubun
: cekung
5) Mata
: cekung
6) Abdomen
C. Pemeriksaan Penunjang
VI.
Jenis Pemeriksaan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin
Hematokrit
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
9,8
31
g/dL
%
1014
33-42
Leukosit
Trombosit
6.600
274.000
/mm3
/mm3
6.00014.000
150.000400.000
DIAGNOSIS BANDING
VII.
DIAGNOSIS KERJA
RENCANA PENGELOLAAN
A. Usulan Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Elektrolit, Fe serum, TIBC, SADT
2) Feses rutin
Makroskopik : warna, konsistensi, darah, lendir, nanah.
Mikroskopik : eritrosit, leukosit, telur cacing, amuba, lemak.
B. Rencana Pengobatan
Non-Medikamentosa
o Tirah baring.
o Teruskan pemberian ASI.
o Rencana terapi B (cairan oralit 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama), cara
pemberian cairan sesendok teh tiap 1-2 menit.
o Penyuluhan pencegahan diare
Medikamentosa
o IVFD RL 200 mL/kgBB/hari
o Parasetamol syrup 10-15 mg/kgBB/demam
o Zinc 20 mg/hari selama 10-14 hari; interzinc 1x1cth
o Probiotik Lactobacillus GG 2 x/hari selama 5 hari
o Koreksi elektrolit
C. Rencana Pemantauan
o Pemantauan tanda-tanda vital pasien.
o Pemantauan perbaikan tanda-tanda dehidrasi setelah 34 jam
menggunakan bagan penilaian, kemudian pilih rencana terapi A, B atau
C untuk melanjutkan terapi
D. Rencana Edukasi
Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat
Pelayanan Kesehatan bila ditemukan: demam, tinja berdarah, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3
hari. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit dengan benar.
penyiapan
dan
penyimpanan
makanan
pendamping ASI
o Penggunaan air bersih yang cukup
o Mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan
sebelum makan
o Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh
anggota keluarga
o Membuang tinja bayi yang benar.
2) Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu (host)
o Member ASI paling tidak sampai usia 2 tahun
o Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan
member makan dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki
status gizi anak
o Imunisasi campak
IX.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien By. GAA, 9 bulan 3 hari, didiagnosis sebagai diare akut disentriform ec
salmonella dengan dehidrasi ringan-sedang. Diagnosis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis didapatkan bahwa:
Usia pasien <2 tahun diare pada anak usia <2 tahun paling sering disebabkan oleh
rotavirus
Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mencret >5x sehari sebanyak 1/4 1/2 gelas merupakan tanda diare akut
karena pada kasus ini pasien mencret yang terjadi dengan frekuensi 3x dalam waktu
24 jam dan berlangsung dalam waktu <14 hari.
Mencret berupa cairan dan tidak disertai darah menyingkirkan diagnosis diare
disentriform
Mencret disertai demam, batuk, pilek dan muntah mendukung diagnosis diare non
disentriform ec rotavirus
Pasien gelisah, rewel, tidak mau makan, dan sering merasa haus kriteria diagnosis
diare dengan dehidrasi ringan-sedang.
Ubun-ubun cekung
Mata cekung
Keadaan umum
Baik, sadar
*Gelisah, rewel
*Letargik.
Kesadaran
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Basah
Kering
Sangat kering
Mulut/lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Minum normal,
tidak haus
*Tampak kehausan
Kulit
Turgor kembali
cepat
*Turgor kembali
lambat
*Turgor kembali
sangat lambat
Derajat dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Dehidrasi
ringan/sedang
Dehidrasi berat
Terapi
Rencana terapi A
Rencana terapi B
Rencana terapi C
Defisit cairan
Pemeriksaan darah rutih dan feses lengkap untuk membantu penegakan diagnosis
dengan mencari etiologi, untuk memberikan terapi sesuai dengan penyebabnya.
Dari hasil pemeriksaan darah rutin didapatkan kadar Fe 9,8 g/dL diagnosis anemia,
untuk memastikan penyebab anemia dilakukan pemeriksaan Fe serum, TIBC dan
SADT
Penatalaksanaan
Setelah menegakkan diagnosis diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang, selanjutnya
pasien akan ditatalaksana sesuai rencana terapi B, sebagai berikut:
Non-medikamentosa
o Tirah baring.
o Teruskan pemberian ASI.
o Rencana terapi B (cairan oralit 75 ml/kgBB dalam 3 jam pertama), cara pemberian
cairan sesendok teh tiap 1-2 menit.
o Penyuluhan pencegahan diare
Medikamentosa
o IVFD RL 200 mL/kgBB/hari.
Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi
minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit. Cairan
intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau NaCl dengan jumlah cairan
dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
-
bakteri
sebanyak
1010-11
colony
forming
unit
(CFU).
Quo ad vitam ad bonam, karena tanda vital penderita dalam batas normal sehingga
tidak mengancam jiwa.
Daftar Pustaka
1. Garna H & Nataprawira HM. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.
ed.4, hlm. 147-157. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan Sadikin.
Bandung.
2. Subagyo S & Santoso N. 2010. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. hlm. 87-118. cetakan
ketiga. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Pudjiadi, AH. 2010. Pedoman Pelayanan Medis . hlm. 58-62. cetakan pertama. Ikatan Dokter
Anak Indonesia.