Case AutisDSA
Case AutisDSA
IDENTITAS
Nama
: An. Z
Usia
: 5 tahun 8 bulan 2 hari
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Gading Tutuka 1 Soreang Kec. Soreang Kab. Bandung
No. CM
: 446039
Tgl. Masuk : 29 Agustus 2013
Tgl. Diperiksa : 31 Agustus 2013
IDENTITAS ORANGTUA PASIEN
AYAH PASIEN
IBU PASIEN
Nama
: Tn. D
Nama
: Ny. Y
Usia
: 37 tahun
Usia
: 36 tahun
Pekerjaan
: Konsultan
Pekerjaan
Pendidikan
: S1
Pendidikan
: SMA
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
1
5.
6.
7.
Riwayat Makanan
0 - 6 bulan : ASI eksklusif
>6 bulan 9 bulan : ASI + bubur saring + buah-buahan
>9 bulan 24 bulan : ASI + buah-buahan + bubur nasi + nasi tim
>24 bulan : Susu formula + makanan sesuai pola makanan keluarga
Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu pasien mengatakan saat anaknya berusia 7 bulan sudah bisa
mengucapkan ma, pa, menyebutkan kata terakhir dari yang orang lain sebutkan.
Saat usia <8 bulan (ibu pasien lupa usia tepatnya) pasien sudah bisa mengangkat
kepala, tengkurap dan duduk.
Saat pasien berusia 10 bulan, pasien belum bisa berjalan, duduk harus
disangga dengan bantal. Karena menyadari ada keterlambatan perkembangan, ibu
pasien membawa pasien ke dokter dan kemudian dilakukan terapi okupasi hingga
usia 1,5 tahun yaitu sampai pasien bisa berjalan.
Saat usia 1,5 tahun ibu pasien menyadari kemampuan berbicara anaknya
tidak bertambah, pasien belum bisa bicara dengan jelas, pasien hanya
mengeluarkan suara-suara yang tidak jelas dan tidak dapat dimengerti. pasien
tidak menoleh bila dipanggil namanya, tidak berespons bila dipanggil dengan
suara yang keras sekalipun, pandangan tidak fokus dan tatapan mata kosong.
Pasien tampak acuh bila diajak bicara dan orangtua mengeluhkan anaknya
tampak tidak mengerti dan tidak menurut bila diberi perintah. Bila menginginkan
sesuatu pasien mengambil sendiri barang yang diinginkannya, kadang menarik
ibu atau bapaknya untuk mengambil barang tersebut, dan yang tersering adalah
menangis. Karena keluhan ini ibu pasien membawa kembali pasien ke dokter
pada usia 2 tahun kemudian diberi terapi bicara dan terapi okupasi hingga saat
ini.
Saat ini pasien sudah bisa menggosok gigi tanpa bantuan, memakai baju
dan membuka baju sendiri, makan dengan sendok sendiri. Pasien sering asyik
dengan kegiatannya sendiri, tidak bisa diam, hampir selalu bergerak, sering
mengulang gerakan yang sama berulang-ulang. Pasien sering sekali tidak
menyelesaikan kegiatan yang sedang dikerjakannya dan berpindah ke kegiatan
yang lain. Penderita tidak suka bermain dengan teman sebayanya, pasien lebih
senang dirumah. Penderita senang memutar-mutar pulpen saat disuruh menulis
dan hal ini dilakukan hampir setiap hari.
KUISIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL (KMEE)
NO
Pertanyaan
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
10
Tidak
11
Ya
12
Ya
8.
9.
Riwayat Imunisasi
BCG : 1x
Hepatitis B : 3x
DPT : 3x
Polio : 4x
Campak : 1x
MMR : 1x
Hib 3x
Keluarga, Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Silsilah Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara yang diasuh oleh ibu
kandungnya sendiri. Adiknya adalah seorang laki-laki berusia 3 tahun.
Sosial Ekonomi
sinistra
o Perkusi
: Sulit dinilai, karena pasien tidak kooperatif
o Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni regular, murmur (-),gallop (-)
Paru
o Inspeksi
: Bentuk dan gerak simetris dekstra = sinistra, retraksi
intercostal (-)
o Palpasi
: Gerakan dada simetris dekstra = sinistra
7
o Perkusi
o Auskultasi
g. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
IV.
Hasil
13,4 g/dL
40%
12200/mm3
224000/mm3
Nilai rujukan
11,5-14,5 g/dL
33-43%
4000-12000/mm3
150000-400000/mm3
V. DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam sederhana e.c ISPA + Autistic Spectrum Disorder
Kejang demam sederhana e.c ISPA + Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Kejang demam sederhana e.c ISPA + Aspergers Disorder
Kejang demam sederhana e.c ISPA + Pervasive Developmental Disorder-Not
Otherwise Specified
Kejang demam sederhana e.c ISPA + Childhood Disintegrative Disorder
EEG
Test Pendengaran
Test IQ
VIII. TERAPI
Terapi kejang demam simplex e.c ISPA
o IVFD N4 20 gtt/menit makrodrip
o Paracetamol 3x1cth
o Diazepam 3x6mg iv
o Ampisilin 3x300mg iv
Terapi Autistic Spectrum Disorder
o Terapi perilaku
o Terapi bicara
o Edukasi
o Family Support
o Diet kasein dan glutein
o Haloperidol
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : duabia ad bonam
PEMBAHASAN
1. Mengapa pasien didiagnosis kejang demam sederhana e.c ISPA ?
Berdasarkan anamnesis, kejang hanya terjadi 1x selama 5 menit, didahului dengan
demam. Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran. Keluhan demam disertai
Berdasarkan klasifikasi;
o Kejang demam kompleks
Kejang berlangsung lama (>15 menit)
Kejang fokal/parsial, atau kejang umum didahului dengan kejang fokal
Kejang berulang (2x dalam 24 jam)
o Kejang demam sederhana: kejang demam yang tidak memenuhi kriteria kejang
demam kompleks.
Berdasarkan pemeriksaan fisik; status neurologis dalam batas normal.
2. Mengapa pasien didiagnosis Autis ?
Definisi dari autistic spectrum disorder adalah suatu gangguan otak yang
mengakibatkan
hilangnya
atau
bekurangnya
kemampuan
seseorang
untuk
berkomunikasi
10
12