Anda di halaman 1dari 10

BPS PROVINSI D.I.

YOGYAKARTA
No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN:


BULAN SEPTEMBER 2014 KOTA YOGYAKARTA INFLASI 0,49 PERSEN
Kota Yogyakarta pada bulan September 2014 mengalami inflasi sebesar 0,49 persen. Inflasi ini
dikarenakan adanya kenaikan harga-harga yang menyebabkan berubahnya angka indeks harga
konsumen (IHK). Pada bulan September ini, lima kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yakni;
kelompok bahan makanan naik 0,01 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau naik
0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik 1,32 persen; kelompok kesehatan
naik 0,22 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 1,28 persen. Sebaliknya
kelompok sandang turun 0,19 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya
Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 64 kota mengalami inflasi dan 18 kota lainnya mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen, diikuti oleh Kota Merauke
dan Kota Bukit Tinggi sebesar 1,08 persen dan 0,95 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota
Gorontalo sebesar 0,03 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 0,89 persen, diikuti Kota
Bau-Bau sebesar 0,77 persen, dan deflasi terkecil terjadi di Kota Kudus dan Manado sebesar 0,03
persen.
Komoditas terbesar yang mempengaruhi perubahan inflasi diantaranya adalah tarip listrik, bahan bakar
rumah tangga, daging ayam ras, akademi/perguruan tinggi, dan cabai merah sedangkan komoditas yang
menghambat inflasi adalah bawang merah, cat tembok, emas perhiasan, telur ayam ras, dan blus.
Laju inflasi tahun kalender 2014 (September 2014 terhadap Desember 2013) sebesar 3,28 persen. Laju
inflasi year on year (September 2014 terhadap September 2013) sebesar 4,54 persen.

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN


Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan September 2014 secara umum
menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada September
2014 terjadi inflasi 0,49 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,67 pada
Agustus 2014 menjadi 113,22 pada September 2014. Tingkat inflasi tahun kalender ( Januari
September) 2014 sebesar 3,28 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (September 2014
terhadap September 2013) sebesar 4,54 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa
kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan naik 0,01 persen; kelompok makanan jadi,
minuman, rokok & tembakau naik 0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar
naik 1,32 persen; kelompok kesehatan naik 0,22 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi dan
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

olahraga naik 1,28 persen. Sebaliknya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks
adalah kelompok sandang turun 0,19 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil terjadinya
inflasi diantaranya: tarip listrik naik 5,53 persen dengan memberikan andil sebesar 0.23 persen; bahan
bakar rumah tangga naik 2,75 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen; daging ayam ras
naik 6,40 persen dengan memberikan andil sebesar 0,07 persen; akademi/perguruan tinggi, cabai
merah, dan sekolah dasar naik 2,22 persen, 36,73 persen, dan 4,95 persen dengan masing-masing
memberikan andil sebesar 0,04 persen; sekolah menengah atas naik 1,81 persen dengan memberikan
andil sebesar 0,02 persen; pepaya, teh manis, apel, bir, ikan keranjang, sabun detergen bubuk/cair,
ongkos binatu/laundry, sepeda motor, besi beton, cabe hijau, rokok kretek filter, kol putih/kubis, dan
buku pelajaran SD naik 5,25 persen, 1,96 persen 3,50 persen, 1,07 persen, 3,93 persen, 1,70 persen,
4,00 persen, 0,34 persen, 1,85 persen, 23,90 persen, 0,43 persen, 12,80 persen, dan 4,64 persen dengan
masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Gambar 1
Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, September 2013 September 2014
1,2

1,07
1,05

0,85

0,8

0,61

0,6

0,09

0,2

-0,2
-0,4
-0,6

0,55
0,43

0,4

0,93

0,26

0,20

0,12

0,14
0,17

0,07

-0,24

0,08

0,47
0,49

0,43

0,16
0,07

0,05

0,09

-0,02

-0,35
Sep-13 Okt-13 Nop-13 Des-13

Jan-14

Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14

Kota Yogyakarta

Jul-14

Ags-14 Sep-14

Nasional

Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan terjadinya inflasi
diantaranya bawang merah turun 18,47 persen dengan memberikan andil sebesar -0,06 persen; cat
tembok turun 5,81 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; emas perhiasan, telur ayam
ras, blus, tempe, daging ayam kampung, jeruk, bensin, udang basah, petai, brokoli, sawi hijau,
shampo, kembang kol, wortel, gula pasir, kacang panjang, dan susu untuk balita turun 1,98 persen,
2,20 persen, 8,33 persen, 2,67 persen, 9,10 persen, 1,85 persen, 0,23 persen, 4,66 persen, 23,32 persen,
12,95 persen, 16,03 persen, 1,78 persen, 13,86 persen, 4,39 persen, 1,21 persen, 5,86 persen, dan 0,63
persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Tabel 1
Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta
Bulan September 2014
Kelompok Pengeluaran

Persentase
Sumbangan Inflasi

[1]

[2]

Umum

0.49

1.

Bahan makanan

2.

Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau

0.00

3.

Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

0.34

4.

Sandang

-0.01

5.

Kesehatan

0.01

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

0.12

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

0.00

0.03

Tabel 2
IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta September 2014 dan Tahun ke Tahun
menurut Kelompok Pengeluaran
I H K ( 2012=100 )
Kelompok Pengeluaran

Inflasi
Sept
2014 *)

Laju Inflasi
Tahun
2014 **)

Laju Inflasi
Tahun ke
Tahun ***)

Sept
2013

Desember
2013

Agst
2014

Sept
2014

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Umum

108.30

109,62

112.67

113.22

0.49

3.28

4.54

1. Bahan Makanan

117.82

117,86

122.48

122.49

0.01

3.93

3.96

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan


Tembakau

109.01

111,53

113.48

113.65

0.15

1.90

4.26

3. Perumahan

105.45

106,94

111.86

113.34

1.32

5.98

7.48

4. Sandang

102.64

103,12

105.60

105.40

-0.19

2.21

2.69

5. Kesehatan

103.64

104,39

108.15

108.39

0.22

3.83

4.58

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga

102.85

103,19

104.27

105.60

1.28

2.34

2.67

7. Transpor dan Komunikasi

108.97

111,09

112.06

112.06

0.00

0.87

2.84

(1)

*) Persentase perubahan IHK bulan September 2014 terhadap bulan Agustus 2014
**) Persentase perubahan IHK bulan September 2014 terhadap bulan Desember 2013
***) Persentase perubahan IHK bulan September 2014 terhadap bulan September 2013

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Gambar 2
Laju Inflasi Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan September 2014
menurut Kelompok Pengeluaran
5
4

P
e
r
s
e
n

3.28

3.93

2.21

1.90

3.83

5.98

2.34
0.87

1
0
-1
-2
-3
-4
Umum

Bahan

Mak.

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor,

Makanan Jadi,Min,
Rok & Temb

Komunikasi,
dan Jasa
Keuangan

B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK


PENGELUARAN
1.

Bahan Makanan

Pada bulan September 2014 kelompok bahan makanan mengalami kenaikan angka indeks
sebesar 0,01 persen sehingga besaran angka indeks menjadi 122,49 relatif lebih tinggi dari bulan
sebelumnya yang mencapai 122,48. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, lima sub kelompok
mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya naik
0,15 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya naik 1,97 persen; sub kelompok ikan diawetkan
naik 2,37 persen; sub kelompok lemak dan minyak naik 0,05 persen; dan sub kelompok bahan
makanan lainnya naik 0,88 persen. Sebaliknya sub kelompok ikan segar turun 0,66 persen; sub
kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 0,50 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 2,48
persen; sub kelompok kacang-kacangan turun 1,49 persen; sub kelompok buah-buahan turun 0,32
persen; dan sub kelompok bumbu-bumbuan turun 0,70 persen.
Beberapa komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan
andil terjadinya inflasi antara lain daging ayam ras naik 6,40 persen dengan memberikan andil sebesar
0,07 persen; cabai merah naik 36,73 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; pepaya,
apel, ikan keranjang, cabe hijau, dan kol putih/kubis naik 5,25 persen, 3,50 persen, 3,93 persen, 23,90
persen, dan 12,80 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga
menghambat laju angka inflasi antara lain bawang merah turun 18,47 persen dengan memberikan
andil sebesar -0,06 persen; telur ayam ras, tempe, daging ayam kampung, jeruk, udang basah, petai,
brokoli, sawi hijau, kembang kol, wortel, kacang panjang dan susu untuk balita turun 2,20 persen, 2,67
persen, 9,10 persen, 1,85 persen, 4,66 persen, 23,32 persen, 12,95 persen, 16,03 persen, 13,86 persen,
4,39 persen, 5,86 persen dan 0,63 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01
persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi
sebesar 0,15 persen. Angka indeks pada bulan ini sebesar 113,65 lebih tinggi dibanding angka indeks
pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 113,48.
Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, seluruh sub kelompok mengalami
kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok makanan jadi naik 0,07 persen; sub kelompok minuman
yang tidak beralkohol naik 0,17 persen; dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik
0,46 persen.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga mempertinggi angka inflasi pada
kelompok ini diantaranya teh manis, bir dan rokok kretek filter naik 1,96 persen, 1,07 persen dan 0,43
persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen; kopi manis, wafer, ice cream,
kripik, dan kacang kulit naik 5,43 persen, 2,96 persen, 1,96 persen, 1,18 persen, dan 2,66 persen.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat angka inflasi
pada kelompok pengeluaran ini adalah gula pasir turun 1,21 persen dengan memberikan andil sebesar
-0,01 persen; air kemasan, kopi bubuk, teh, kembang gula, dan sari kedelai (susu kedelai) turun 1,60
persen, 1,32 persen, 0,58 persen, 0,38 persen, dan 0,01 persen.

3.

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar
1,32 persen dengan angka indeks 113,34 lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya
yaitu sebesar 111,86. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok
mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok biaya tempat tinggal naik 0,02 persen; sub
kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 3,95 persen; sub kelompok perlengkapan
rumahtangga dan sub kelompok penyelenggaraan rumahtangga naik masing-masing 0,44 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil positif
terhadap inflasi, antara lain: tarip listrik, naik 5,53 persen dengan memberikan andil sebesar 0,23
persen; bahan bakar rumah tangga naik 2,75 persen dengan memberikan andil sebesar 0,08 persen;
ongkos binatu/laundry, sabun detergen bubuk/cair, dan besi beton naik 4,00 persen, 1,70 persen, dan
1,85 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
Beberapa komoditas yang dapat menghambat kenaikan inflasi antara lain: cat tembok turun 5,81
persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen; pengharum/pelembut cucian, lampu
emergency, pembasmi nyamuk spray, sabun cream detergen, dan magic com turun 3,26 persen, 6,53
persen, 2,51 persen, 0,78 persen, dan 0,06 persen.

4.

Sandang

Kelompok sandang pada bulan September 2014 mengalami deflasi sebesar 0,19 persen dengan
angka indeks sebesar 105,40 persen, lebih rendah dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar
105,60. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, dua sub kelompok mengalami kenaikan
angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,52 persen dan sub kelompok sandang anakanak naik 0,11 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok sandang wanita dan
sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya turun 0,56 persen dan 0,89 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga, antara lain pembalut wanita,
kemeja panjang katun, bh katun, seragam sekolah anak, dan handuk naik 1,49 persen, 1,62 persen,
3,22 persen, 1,05 persen, dan 2,72 persen.
Sebaliknya komoditas yang dapat menahan laju inflasi pada kelompok ini diantaranya adalah
emas perhiasan dan blus turun 1,98 persen dan 8,33 persen dengan masing-masing memberikan andil
sebesar -0,01 persen; baju anak stelan, celana dalam wanita, dan celana dalam pria turun 0,85 persen,
0,54 persen, dan 0,28 persen.

5.

Kesehatan

Kelompok kesehatan pada bulan September 2014 ini mengalami inflasi sebesar 0,22 persen.
Angka indeks kelompok ini tercacat 108,39 lebih tinggi dibanding angka indeks bulan Agustus 2014
yang mencapai 108,15.
Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, tiga sub kelompok
mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok jasa kesehatan naik 0,12 persen; sub kelompok
obat-obatan naik 0,27 persen; dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetika naik 0,36 persen,
sedangkan sub kelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil dibandingkan bulan yang lalu.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini diantaranya sabun
mandi, biaya untuk kb, sabun mandi cair, jamu, deodorant, dan minyak rambut naik 1,53 persen, 5,13
persen, 4,15 persen, 3,42 persen, 4,33 persen, dan 4,67 persen. Sebaliknya, beberapa komoditas yang
mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah shampo turun 1,78 persen dengan
memberikan andil sebesar -0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga pada bulan September 2014 mengalami inflasi
sebesar 1,28 persen dengan angka indeks sebesar 105,60 lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang
tercatat sebesar 104,27.
Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, empat sub kelompok mengalami
kenaikan yaitu sub kelompok pendidikan naik 2,05 persen, sub kelompok perlengkapan/peralatan
pendidikan naik 0,69 persen, sub kelompok rekreasi naik 0,08 persen, dan sub kelompok olahraga naik
0,18 persen. Sedangkan sub kelompok kursus-kursus/pelatihan relatif stabil dibandingkan dengan
bulan sebelumnya.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan September 2014 antara lain:
akademi/perguruan tinggi dan sekolah dasar naik 2,22 persen dan 4,95 persen dengan masing-masing
memberikan andil sebesar 0,04 persen; sekolah menengah atas naik 1,81 persen dengan memberikan
andil sebesar 0,02 persen; buku pelajaran SD naik 4,64 persen dengan memberikan andil sebesar 0,01
persen; taman kanak-kanak, buku pelajaran SMP, laptop/notebook, printer, dan kelompok bermain
naik 0,80 persen, 5,17 persen, 0,21 persen, 5,19 persen, dan 0,54 persen. Sebaliknya komoditas yang
dapat menahan laju inflasi pada kelompok ini adalah vcd/dvd player dan pulpen/bollpoint turun 0,74
persen, dan 0,44 persen.

7.

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Angka Indeks Harga Konsumen kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada
bulan September 2014 sebesar 112,06 relatif sama dibandingkan bulan sebelumnya. Pada kelompok
ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok sarana penunjang transpor naik 0,07
persen, sedangkan tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok transport; sub kelompok
6

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

komunikasi dan pengiriman; dan sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil
dibandingkan bulan sebelumnya.
Komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan angka
indeks pada kelompok ini diantaranya sepeda motor 0,34 persen dengan memberikan andil sebesar
0,01 persen; bahan pelumas/oli, sepeda, accu, busi, dan ban luar mobil naik 2,09 persen, 0,86 persen,
1,97 persen, 0,31 persen, dan 0,03 persen. Komoditas yang dapat menghambat inflasi pada kelompok
ini adalah bensin turun 0,23 persen dengan memberikan andil sebesar -0,01 persen.
Tabel 3
Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta Bulan Agustus dan September 2014,
Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100)
IHK
KODE
[1]
00000
10000
10100
10200
10300
10400
10500
10600
10700
10800
10900
11000
11100
20000
20100
20200
20300
30000
30100
30200
30300
30400
40000
40100
40200
40300
40400
50000
50100
50200
50300
50400
60000
60100
60200
60300
60400
60500
70000
70100
70200
70300
70400

KELOMPOK / SUB KELOMPOK


[2]
UMUM
BAHAN MAKANAN
Padi-padian,umbi2-an & hasilnya
Daging dan hasil-hasilnya
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur,susu,dan hasil-hasilnya
Sayur-sayuran
Kacang-kacan
Buah-buahan
Bumbu-bumbuan
Lemak dan minyak
Bahan makanan lainnya
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
Makanan jadi
Minuman yang tdk beralkohol
Tembakau dan minuman beralkohol
PERUMAHAN
Biaya tempat tinggal
Bh,bakar,penerangan dan air
Perlengkapan Rumahtangga
Penyelenggaraan Rumahtangga
SANDANG
Sandang laki-laki
Sandang wanita
Sandang anak-anak
Barang pribadi dan lainnya
KESEHATAN
Jasa kesehatan
Obat-obatan
Jasa Perawatan Jasmani
Perawatan jasmani & kosmetika
PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA
Jasa Pendidikan
Kursus-kursus/Pelatihan
Perlengkapan/peralatan pendidikan
Rekreasi
Olahraga
TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN
Transpor
Komunikasi dan pengiriman
Sarana & penunjang transport
Jasa Keuangan

Agustus
2014
[3]
112.67
122.48
109.84
133.33
129.43
150.81
124.08
123.88
122.58
138.03
114.20
110.81
121.27
113.48
114.38
108.04
115.18
111.86
109.05
120.40
103.46
108.12
105.60
110.60
105.33
105.65
100.63
108.15
107.63
105.43
104.88
111.23
104.27
102.94
122.15
98.69
106.30
109.13
112.06
119.02
98.59
105.30
103.86

September
2014
[4]
113.22
122.49
110.01
135.95
128.58
154.39
123.46
120.81
120.75
137.59
113.40
110.86
122.34
113.65
114.46
108.22
115.71
113.34
109.07
125.15
103.92
108.60
105.40
111.17
104.74
105.77
99.73
108.39
107.76
105.71
104.88
111.63
105.60
105.05
122.15
99.37
106.38
109.33
112.06
119.02
98.59
105.37
103.86

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Inflasi
September
2014
(%)
[5]
0.49
0.01
0.15
1.97
-0.66
2.37
-0.50
-2.48
-1.49
-0.32
-0.70
0.05
0.88
0.15
0.07
0.17
0.46
1.32
0.02
3.95
0.44
0.44
-0.19
0.52
-0.56
0.11
-0.89
0.22
0.12
0.27
0.00
0.36
1.28
2.05
0.00
0.69
0.08
0.18
0.00
0.00
0.00
0.07
0.00

ANDIL
INFLASI
[6]
0.49
0.00
0.01
0.06
-0.01
0.01
-0.02
-0.03
-0.01
-0.01
-0.01
0.00
0.00
0.03
0.01
0.00
0.02
0.34
0.00
0.31
0.01
0.02
-0.01
0.01
-0.01
0.00
-0.01
0.01
0.00
0.00
0.00
0.01
0.12
0.10
0.00
0.01
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00

C. INFLASI MENURUT KOMPONEN SEPTEMBER 2014


Komponen inti pada bulan September 2014 mengalami inflasi 0,30 persen atau terjadi
kenaikan indeks dari 108,51 pada Agustus 2014 menjadi 108,83 pada September 2014, komponen
yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 1,68 persen, dan komponen bergejolak
mengalami deflasi 0,16 persen.
Inflasi komponen inti, komponen yang harganya diatur pemerintah, dan komponen bergejolak
untuk tahun kalender (Januari-Agustus) 2014 masing-masing 2,47 persen, 6,24 persen, dan 3,33
persen. Sedangkan Inflasi dari tahun ke tahun (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) masing-masing
3,95 persen, 9,69 persen, dan -0,59 persen (lihat tabel 4).
Tabel 4
Tingkat Inflasi September 2014, Inflasi Tahun Kalender 2014, dan Inflasi Tahun ke Tahun
Menurut Kelompok Komponen

Komponen

IHK
September
2013

[1]

I
II
III

IHK
Desember
2013

Inflasi
(%)

Laju Inflasi
Tahun
Kalender
2014

Laju
Inflasi
Tahun
ke
Tahun

[5]

[6]

[7]

[8]

IHK

Inflasi

Andil

September
2014
[4]

September
2014

[2]

[3]

Umum

108.30

109.62

113.22

0.49

0.49

3.28

4.54

Inti

104.70

106.21

108.83

0.30

0.20

2.47

3.95

Harga Diatur Pemerintah

113.29

116.97

124.27

1.68

0.31

6.24

9.69

Bergejolak

121.87

117.24

121.15

-0.16

-0.02

3.33

-0.59

Tiga kelompok komponen pada Agustus 2014 memberikan sumbangan inflasi terhadap
Yogyakarta yaitu: komponen inti 0,20 persen, komponen harga yang diatur pemerintah 0,31 Persen,
dan komponen bergejolak memberikan andil -0,02 persen.
Gambar 3
Inflasi Agustus dan September 2014 Menurut kelompok Komponen
2
1,5
1

Agustus
September

0,5
0
Umum

Inti

Diatur Pemerintah

Bergejolak

-0,5

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA


Pada bulan September 2014 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 64 kota mengalami
inflasi dan18 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar
1,29 persen, kemudian diikuti oleh Kota Merauke dan Kota Bukit Tinggi dengan inflasi sebesar 1,08
persen dan 0,95 persen. Sebaliknya inflasi terendah terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,03 persen.
Deflasi terbesar terjadi di Kota Tual sebesar 0,89 persen, diikuti Kota Bau - Bau sebesar 0,77 persen,
dan deflasi terkecil terjadi di Kota Kudus dan Kota Manado sebesar 0,03 persen.
Di wilayah Sumatera dari 23 kota IHK, 20 kota mengalami inflasi sedangkan tiga kota lainnya
mengalami deflasi, inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,29 persen diikuti oleh
Kota Bukit Tinggi dan Kota Bengkulu sebesar 0,95 persen dan 0,73 persen. Inflasi terendah terjadi
di Kota Tanjung Pinang yang mengalami inflasi sebesar 0,06 persen, diikuti Kota Jambi sebesar 0,13
persen. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Tembilahan, Tanjung Pandan, dan Metro masing-masing
sebesar 0,04 persen, 0,12 persen dan 0,29 persen.
Di pulau Jawa dan Madura, dari 26 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumennya, 23 kota
mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung
yaitu sebesar 0,57 persen, diikuti Kota Tangerang dan Yogyakarta masing-masing sebesar 0, 52
persen dan 0,49 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Probolinggo dan Depok masingmasing sebesar 0,04 persen, diikuti Kota Cilacap dan Madiun masing-masing sebesar 0,07 persen.
Deflasi terjadi di Kota Kudus, Tasikmalaya dan Kota Purwokerto sebesar 0,03 persen, 0,15 persen dan
0,24 persen.
Untuk wilayah Sulawesi, dari 11 kota IHK, inflasi terjadi di 4 kota IHK yaitu inflasi tertinggi
terjadi di Kota Mamuju sebesar 0,71 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Gorontalo sebesar
0,03 persen. Deflasi terbesar terjadi di Kota Bau - Bau sebesar 0,77 persen. Selanjutnya untuk
wilayah Kalimantan, dari 9 kota IHK semua kota IHK mengalami inflasi, Kota Tarakan mengalami
inflasi tertinggi sebesar 0,71 persen diikuti Kota Singkawang sebesar 0,62 persen.
Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan inflasi tertinggi
terjadi di Kota Merauke sebesar 1,08 persen diikuti Kota Singaraja sebesar 0,92 persen dan inflasi
terendah terjadi di Kota Denpasar sebesar 0,21 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar
0,89 persen diikuti Kota Maumere sebesar 0,55 persen.

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Tabel 5
Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi September 2014 di 82 kota
No

Kota

IHK

Inflasi

No

Kota

IHK

Inflasi

[1]

[2]

[3]

[4]

[1]

[2]

[3]

[4]

MEULABOH

116.93

0.58

42

KEDIRI

113.79

0.34

2
3

BANDA ACEH
LHOKSEUMAWE

110.54
110.91

0.47
0.50

43
44

MALANG
PROBOLINGGO

113.83
114.19

0.26
0.04

4
5

SIBOLGA
PEMATANG SIANTAR

113.79
116.18

0.37
0.57

45
46

MADIUN
SURABAYA

112.10
113.25

0.07
0.41

6
7

MEDAN
PADANG SIDEMPUAN

114.88
112.95

0.23
0.14

47
48

TANGERANG
CILEGON

118.86
115.29

0.52
0.33

8
9

PADANG
BUKIT TINGGI

117.30
113.21

0.33
0.95

49
50

SERANG
SINGARAJA

117.00
118.78

0.43
0.92

10
11

TEMBILAHAN
PEKAN BARU

120.11
114.51

-0.04
0.43

51
52

DENPASAR
MATARAM

111.65
113.23

0.21
0.26

12
13

DUMAI
BUNGO

115.02
113.13

0.64
0.60

53
54

BIMA
MAUMERE

118.15
110.85

0.49
-0.55

14
15

JAMBI
PALEMBANG

113.91
110.60

0.13
0.47

55
56

KUPANG
PONTIANAK

113.50
117.72

-0.32
0.13

16
17

LUBUK LUNGGAU
BENGKULU

110.06
117.93

0.44
0.73

57
58

SINGKAWANG
SAMPIT

114.32
112.95

0.62
0.37

18
19

BANDARLAMPUNG
METRO

113.13
122.24

0.22
-0.29

59
60

PALANGKARAYA
TANJUNG

112.82
112.57

0.51
0.42

20
21

TANJUNG PANDAN
PANGKAL PINANG

121.10
114.82

-0.12
1.29

61
62

BANJARMASIN
BALIKPAPAN

111.83
115.61

0.18
0.51

22
23

BATAM
TANJUNG PINANG

111.95
114.45

0.48
0.06

63
64

SAMARINDA
TARAKAN

115.22
121.03

0.04
0.71

24
25

DKI JAKARTA
BOGOR

114.12
114.16

0.16
0.36

65
66

MANADO
PALU

26
27

SUKABUMI
BANDUNG

114.37
112.83

0.31
0.57

67
68

BULUKUMBA
WATAMPONE

110.90
115.12
119.99
112.81

-0.03
-0.36
-0.28
-0.18

28
29

CIREBON
BEKASI

113.71
112.54

0.39
0.12

69
70

MAKASAR
PARE - PARE

111.45
110.89

0.39
0.04

30
31

DEPOK
TASIKMALAYA

113.85
112.59

0.04
-0.15

71
72

PALOPO
KENDARI

111.34
110.43

-0.60
-0.13

32
33

CILACAP
PURWOKERTO

117.07
113.03

0.07
-0.24

73
74

BAU - BAU
GORONTALO

115.31
109.62

-0.77
0.03

34
35

KUDUS
SURAKARTA

119.09
112.06

-0.03
0.11

75
76

MAMUJU
AMBON

112.54
111.86

0.71
-0.26

36
37

SEMARANG
TEGAL

113.77
110.64

0.41
0.18

77
78

TUAL
TERNATE

117.57
117.01

-0.89
0.87

38
39

YOGYAKARTA
JEMBER

113.22
112.20

0.49
0.41

79
80

MANOKWARI
SORONG

110.10
115.20

-0.22
0.85

40

BANYUWANGI

112.84

0.11

81

MERAUKE

116.79

1.08

41

SUMENEP

112.16

0.25

82

JAYAPURA

113.08

0.46

NASIONAL

10

Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No. 54/10/34/Th.XVI, 1 Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai