Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Armada kapal penangkap ikan yang dimiliki nelayan di Indonesia
sebagian besar berupa perahu berukuran kecil. Menurut data dari Dinas Perikanan
dan Kelautan Kota Semarang rata-rata nelayan tradisional hanya menggunakan
perahu yang berukuran di bawah 15 GT. Sedangkan Departemen Kelautan dan
Perikanan menyatakan bahwa hingga tahun 2003, terdapat perahu/kapal bermotor
untuk penangkap ikan di laut sebanyak 278.248 unit, dengan komposisi motor
tempel sebanyak 158.411 unit dan kapal motor sebanyak 119.837 unit, dimana
untuk kapal berukuran kurang dari 5 GT mencapai 66 % (79.218 unit), ukuran 5
GT s/d 10 GT mencapai 20 % (24.358 unit).
Umumnya kapal-kapal motor untuk penangkap ikan yang berukuran
kurang dari 10 GT menggunakan mesin penggerak dari jenis stationary diesel
engine dengan tipe outboard sebagai tenaga penggeraknya. Alasan penggunaan
mesin jenis stationary diesel engine ini adalah harganya yang relatif terjangkau
dan lebih murah dibanding dengan mesin jenis marine diesel engine. Dalam
pengoperasiannya

di kapal penangkap ikan, stationary diesel engine ini

digunakan untuk menggerakkan baling-baling melalui sebuah poros. Untuk


membuat baling-baling dapat tercelup/terendam dalam air maka stationary diesel
engine harus diposisikan miring, dengan kemiringan berkisar antara 5 - 40 .
Kondisi ini mengakibatkan sistem pelumasan menjadi tidak sempurna, dan pada
rangkaian sistem timing gear yang kurang mendapat percikan oli dari proses
gerak komponen yang berada di carter, Apabila pelumasan yang tidak sempurna
ini dibiarkan terus menerus maka akan mengakibatkan tenaga berkurang, getaran
dan suara mesin menjadi kasar, kualitas oli/minyak pelumas akan cepat menurun
dan kadang kadang mesin mati mendadak. Ketidaksempurnaan pelumasan ini
akan mempercepat keausan komponen mesin, yang berarti mempercepat usia
pakai dari mesin tersebut.( SUPM, 2005 ).

Telah

banyak

penelitian-penelitian

untuk

mengkaji

penggunaan

stationary diesel engine dengan tipe outboard pada kapal penangkap ikan, antara
lain Kemungkinan modifikasi perahu nelayan tradisional untuk operasi pada
musim paceklik di Tuban (Alim Widodo, 1989), Studi tentang Penggunaan dan
penempatan daun kemudi samping pada kapal kayu tradisional (Slamet Widodo,
1994), dan Menelusuri Permasalahan Mesin Dongfeng berpondasi miring pada
Kapal Ikan Tradisional di Daerah Tegal (SUPM, 2005 ). Meskipun sudah ada
upaya mengatasi permasalahan dengan hasil yang di dapat yaitu dengan
memodifikasi sistem pelumasan pada mesin dongfeng berpondasi miring dan
secara praktis didapat hasil bahwa getaran mesin lebih halus, kerusakan mesin
lebih lama serta lebih mudah dalam pengoperasiannya. Namun Secara teknis,
keandalan dan efisiensi pada hasil penelitian terebut belum pernah diketahui, oleh
sebab itu sangat perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai keandalan
komponen pada stationary diesel engine dan pengaruh modifikasi terhadap usia
pakai komponen mesin saat digunakan di kapal penangkap ikan.
Penelitian diawali dengan melakukan survey dan wawancara terhadap
nelayan pengguna mesin jenis stationary diesel engine bertipe outboard yang
dimodifikasi, yang tidak dimodifikasi, dan yang bertipe inboard. Lokasi yang di
survey untuk melakukan penelitian yaitu di pelabuhan pantai Tegal Jawa Tengah .
Data yang di survey meliputi spesifikasi kapal, spesifikasi mesin penggerak,
kondisi dan waktu operasi, serta data-data kerusakan komponen mesin tersebut.
Data yang diperoleh kemudian diolah dengan pendekatan reliability/keandalan
untuk mendapatkan tingkat keandalan komponen pada stationary diesel engine
bertipe autboard engine yang dimodifikasi dibandingkan dengan stationary diesel
engine bertipe

autboard engine yang tidak dimodifikasi dan juga stationary

diesel engine tipe inboard Engine. Bila hasil analisa mendekati/sama dengan
stationary diesel engine tipe autboard Engine yang tidak dimodifikasi, maka
modifikasi dinyatakan gagal, tetapi apabila hasil analisa stationary diesel engine
tipe autboard Engine yang dimodifikasi mendekati/sama dengan stationary diesel
engine tipe inboard, maka hasil modifikasi tersebut dinyatakan berhasil dan layak
digunakan di kapal ikan yang tipe outboard, hal ini dapat menjadi rekomendasi

bagi para nelayan yang menggunakan stationary diesel engine tipe outboard
untuk melakukan modifikasi yang serupa.

1.2. Perumusan Masalah


Masalah utama yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana
menentukan jumlah dan interval perawatan berada pada rentang interval dua
overhaul dan sejauh mana tingkat keandalan dari komponen-komponen pada
stationary diesel engine tipe outboard (dimodifikasi maupun tidak dimodifikasi)
yang kemiringan mesinnya mencapai 40 dibanding dengan tipe inboard engine.
Permasalahan utama tersebut diuraikan lebih detail menjadi beberapa
tahap permasalahan, antara lain :
1. Apakah keandalan komponen pada sistem stationary diesel engine tipe
outboard modifikasi lebih baik dari pada tipe

outboard yang tidak

modifikasi?
2. Bagaimana menentukan jumlah dan interval perawatan komponen yang
optimal pada rentang interval dua overhaul dengan menganalisa indeks
keandalan komponen serta biaya dan pendapatan kapal yang tersusun
didalamnya untuk meminimalkan total biaya operasional dan memaksimalkan
pendapatan kapal.

1.3. Batasan Masalah


Untuk memperjelas penulisan ini agar terarah maka masalahnya akan
dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut :
a. Analisa keandalan dilakukan hanya pada komponen kritis
b. Data kegagalan komponen diambil pada kapal penangkap ikan tradisional
yang beroperasi didaerah laut utara pulau jawa (Tegal-Jawa Tengah) dari
bulan januari 2006 s/d Juli 2008
2. Optimasi jadwal perawatan stationary diesel engine dengan menggunakan
solver pada Microsoft Office MS Excel 2003.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1. Tujuan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengembangkan pemanfaatan
stationary diesel engine untuk penggerak kapal ikan dan merumuskan tindakan
strategis untuk mengefisienkan biaya operasional kapal sehingga dapat
meningkatkan pendapatan nelayan pengguna. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, dijabarkan beberapa tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu:
1. Mendapatkan perbandingan indeks keandalan pada stationary diesel engine
tipe inboard /tipe outboard
2. Menentukan jumlah dan interval jadwal perawatan yang optimum diantara 2
(dua) overhaul pada stationary diesel engine
3. Mendapatkan

Pendapatan

maksimal

dengan

meminimalkan

biaya

pemeliharan.

1.4.2. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui keandalan komponen kritis pada sistem diesel engine tipe
outboard, outboard yang modifikasi dan tipe inboard
2. Mengetahui jumlah dan interval waktu perawatan yang optimal sehingga
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
3. Memberikan bahan masukan/informasi dan kepastian hasil modifikasi kepada
pihak produsen stationary diesel engine dan nelayan tradisional yang
menggunakan stationary diesel engine berkaitan dengan modifikasi sistem
pelumasan stationary diesel engine
4. Menjadi bahan dasar untuk melakukan standarisasi dan sertifikasi sarana
penangkapan ikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai