Tugas Strabel (Konsepsi Belajar Versi Sulawesi Selatan)
Tugas Strabel (Konsepsi Belajar Versi Sulawesi Selatan)
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
2.
3.
4.
dalam
pencerdasan Bangsa.
mengisi
kemerdekaan
bahagian
dari
upaya
2.
3.
sekolah.
Meningkatkan mutu penyelenggaraan dan lulusan.
Meningkatkan relevansi pendidikan yang berbasis kompetensi agar dapat
4.
5.
Tujuan dan Bab III tentang Hak dan Kewajiaban Pemerintah Daerah, peserta
didik, tenaga pendidik digambarkan bahwa:
1)
2)
3)
Pemerintah Daerah.
Pendidikan Gratis berfungsi untuk memberi kesempatan yang seluasluasnya kepada anak usia wajib belajar guna mendapatkan pendidikan
4)
dan
bertanya
tentang
ketidaktahuannya,
mengajukan
pendapat,
dalam
pembelajaran
untuk
menanamkan
nilai-nilai
itu
memberi
pelajaran
bahwa
untuk
memperoleh
misalnya Tuhan dan roh-roh gaib. Kearifan lokal dapat berupa adat
istiadat, institusi, kata-kata bijak, pepatah.
Dilihat dari keasliannya, kearifan lokal bisa dalam bentuk aslinya
maupun dalam bentuk reka cipta ulang (institutional development) yaitu
memperbaharui institusi-institusi lama yang pernah berfungsi dengan baik
dan dalam upaya membangun tradisi, yaitu membangun seperangkat
institusi adat-istiadat yang pernah berfungsi dengan baik dalam memenuhi
kebutuhan sosial-politik tertentu pada suatu masa tertentu, yang terus
menerus direvisi dan direkacipta ulang sesuai dengan perubahan
kebutuhan sosial-politik dalam masyarakat. Perubahan ini harus dilakukan
oleh masyarakat lokal itu sendiri, dengan melibatkan unsur pemerintah
dan unsur non-pemerintah, dengan kombinasi pendekatan top-down dan
bottom-up.
Kearifan lokal merupakan salah satu produk kebudayaan. Sebagai
produk kebudayaan, kearifan lokal lahir karena kebutuhan akan nilai,
norma dan aturan yang menjadi model untuk (model for) melakukan suatu
tindakan. Kearifan lokal merupakan salah satu sumber pengetahuan
(kebudayaan) masyarakat, ada dalam tradisi dan sejarah, dalam
pendidikan formal dan informal, seni, agama dan interpretasi kreatif
lainnya. Diskursus kebudayaan memungkinkan pertukaran secara terus
menerus segala macam ide dan penafsirannya yang meniscayakan
tersedianya referensi untuk komunikasi dan identifikasi diri. Ketika
gelombang modernisasi, globalisasi melanda seluruh bagian dunia, maka
referensi yang berupa nilai, simbol, pemikiran mengalami penilaian ulang.
Ada pranata yang tetap bertahan (stabil), tetapi tidak sedikit yang berubah,
sedang membentuk dan dibentuk oleh proses sosial
Kearifan lokal atau sering disebut lokal wisdom dapat dipahami
sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk
bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi
kehidupan
yang
sudah
terbentuk
secara
langsung
akan
religious,
sistem
dan
organisasi
kemasyarakatan,
sistem
perhatian
pembentukan
dan
(selective
kategorisasi
attention),
konsep
penilaian
(concept
(appraisal),
formation
and
menyediakan mekanisme
kejiwaan untuk
Appraisal
Beberapa stimulasi yang telah dipilih secara konstan akan dinilai.
Penilaian merupakan proses evaluasi terhadap stimulus yang dianggap
memiliki
arti
bagi
kehidupan
seseorang
dan
yang
mampu
dibebankan
kepadanya.
Pada
umumnya,
prestasi
kerja
bagaimana
seseorang
mengklasifikasikan
peristiwa-
kepada
kita
cara-cara
untuk
mengorganisasikan
Emotion
Emosi adalah motivator yang paling penting dari perilaku kita
yang dapat mendorong seseorang untuk lari jika takut dan memukul
jika sedang marah. Emosi adalah perangkat penting yang terbaca
untuk memberitahu kepada kita cara untuk menginterpretasikan
peristiwa dan situasi di sekeliling kita pada saat kita melihatnya.
Terkait dengan pembentukan dan berkembangannya kearifan
lokal, maka pada bagian emotion ini menyediakan kepada kita
dorongan-dorongan untuk melakukan sesuatu sesuai kebutuhan kita.
Misalnya
tanggungjawab
yaitu
kesanggupan
pegawai
dalam
Bugis
Makassar
terdapat
nilai-nilai
sosial
yang
budaya
Bugis-Makassar
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia dan oleh karenanya
harus dihargai dan diperlakukan secara baik yang diimplementasikan
dalam hubungan sosial yang harmonis yang ditandai oleh adanya
hubungan intersubyektifitas dan saling menghargai sebagai sesama
pegawai maupun pegawai dengan atasan dalam penyelenggaraan
pemerintahan
yang
berwibawa. Sipakatau
(Saling
Menghargai)
kulturalnya.
Bagi
orang
Bugis-Makassar,
pengertian
sehari-hari
sebagai
motor
penggerak
dalam
Bugis-Makassar. Itulah
sebabnya
mengapa
banyak
Nilai adalah hal yang yang sangat dibutuhkan dalam setiap aspek
kehidupan dan dalam konteks hukum, nilai ini merupakan sesuatu yang
menjadi landasan atau acuan dalam penegakan hukum, nilai ini hidup
dalam suatu masyarakat dan menjadi falsafah hidup dalam masyarakat
tertentu. Masyarkat Bugis mempunyai falsafah hidup yang sangat
dijunjungnya yaitu siri na pacce.
Siri na pacce dalam masyarakat Bugis sangat dijunjung tinggi
sebagai falsafah dalam segala aspek kehidupan, dan hal ini juga berlaku
dalam aspek ketaatan masyakarat terhadap aturan tertentu (hukum),
dengan pemahaman terhadap nilai (siri na pacce) ini sangat
mempengaruhi masyakarat dalam kehidupan hukumnya.
Siri yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah
masyarakat Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sakral. Siri
na Pacce (Bahasa Makassar) atau Siri na Pesse (Bahasa Bugis) adalah
dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari karakter orang BugisMakassar dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Begitu sakralnya
kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan Sirinya atau Deni gaga
Sirina, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan sebagai
manusia. Bahkan orang Bugis-Makassar berpendapat kalau mereka itu
sirupai olo koloe (seperti binatang). Petuah Bugis berkata : Sirimi
Narituo (karena malu kita hidup).
Dengan adanya falsafah dan ideologi Siri na pacce/pesse, maka
keterikatan dan kesetiakawanan di antara mereka mejadi kuat, baik
sesama suku maupun dengan suku yang lain.
Konsep Siri na Pacce/pesse bukan hanya di kenal oleh kedua suku ini,
tetapi juga suku-suku lain yang menghuni daratan Sulawesi, seperti
Mandar dan Tator. Hanya saja kosa katanya yang berbeda, tapi ideologi
dan falsafahnya memiliki kesamaan dalam berinteraksi
yang
sedang
menjual
barang
dagangannya.
Calon
juga guru biologi. Dia tidak harus mengetahui semua nama latin
tumbuhan yang ada di dunia.
Andaikata ada orang yang dapat melakukan ini, ini adalah nilai
lebih yang wajib disyukuri. Namun secara umum, menjadi guru
tidaklah butuh hal yang terlalu menakjubkan seperti yang telah
disebutkan. Syarat tersebut cukuplah mudah. Ia harus memiliki
kompetensi yang cukup yang berhubungan dengan keilmuannya dan
yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Andaikata seseorang
telah paham inti darikeilmuannya dan mampu menerapkan inti
keilmuan tersebut untuk memecahkan banyak sekali soal yang
berhubungan denga keilmuannya, maka inipun sudah cukup. Apalagi
juga orang tersebut juga paham dasar-dasar pendidikan, yaitu tentang
perangkat
pengajaran
seperti
kurikulum,
slabus
dan rencana
pada anak, cara memberikan hukuman yang bijak dan banyak lagi
lainnya. Kreatifitas yang dimiliki seorang guru akan membuat dia
menjadi terlihat beda diantara guru yang lain, dan inilah yang akan
membuat siswa selalu rindu untuk berjumpa dengan mata pelajarannya
h. memiliki sifat ikhlas dan mau mendoakan kesuksesan pada anak
didiknya.
Yang terakhir dari bekal yang harus dimiliki seorang guru adalah
sifat ikhlas. Sifat ikhlas inilah yang jarang dimiliki guru dewasa ini.
Ketika paham kapitalisme laku keras, maka dunia pendidikan terkena
imbasnya. Demikian juga guru. Banyak sekali jiwa guru mulai
terpengaruh paham ini sehinga niat mereka mengajar menjadi tidak
tulus. Banyak diantara mereka merasa apa yang mereka sampaikan
tidaklah setimpal dengan gaji yang mereka terima, sehingga akibatnya
ketika mereka berada di kelas mereka tidak allout. Kadang mereka
menyampaikan materi tapi tidak dengan sepenuhnya. Tujuannya
adalah agar sebagian dari materi ini dapat mereka sampaikan di les.
Dengan memberikan les, mereka dapat tambahan penghasilan.
Perubahan paradigma ini jelas meresahkan. Dengan adanya perubahan
ini, kualitas pembelajaran menjadi berkurang. Semangat dan motivasi
kelas juga melemah. Dan ini semua terjadi karena guru melupakan
aspek yang sangat penting dalam hidup mereka yaitu aspek ikhlas.
Andaikata guru ikhlas mengajar, maka keikhlasan ini akan
memberikan semangat yang tanpa batas pada guru untuk berusaha
keras membuat anak didik mereka paham akan materi yang
disampaikan. Semangat keikhlasan ini akan mampu meluluhkan hati
dan jiwa keras anak didik mereka. Apalagi jika ditambah dengan
kemauan guru untuk mendoakan anak didik mereka untuk sukses,
maka aspek spiritual ini menjadi penyempurna kelebihan guru. Guru
akan terlihat bercahaya dan berwibawa.
dosen
merupakan
tenaga
profesional
yang
bertugas