Anda di halaman 1dari 59

OBJEK PAJAK

4Q Akuntansi
KELOMPOK 2

D E A A L F I FA U Z A N
P R I Y O A R I PA M U N G K A S
ROY RAJAGUKGUK
U M M I R A H M A WAT I
Y O G A P R ATA M A R I Z K I F

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


PENGERTIA
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
N
diterima
atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari
Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun..

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


Tambahan Kemampuan
Ekonomis
Berasal dari
penghasilan :

Pekerja
an

Usaha
atau
Pekerja
an
bebas

Modal
(Invest
asi)

Lainlain

Pasal 4 ayat 1 UU PPh

Pekerja
an

1.
2.

Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa


Hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan

Penggantian atau imbalan berkenaan dengan


pekerjaan atau jasa

Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang


diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang No.36 Tahun 2008
tentang PPh
Termasuk dalam PPh pasal 21 Menggunakan tarif progresif PPh pasal 17

Hadiah dari pekerjaan atau


kegiatan dan penghargaan
Dalam pengertian hadiah termasuk hadiah dari undian, pekerjaan, dan kegiatan seperti
hadiah undian tabungan, hadiah dari pertandingan olahraga dan lain sebagainya.
penghargaan adalah imbalan yang diberikan sehubungan
dengan kegiatan tertentu, misalnya imbalan yang diterima sehubungan dengan
penemuan benda-benda purbakala

Termasuk dalam PPh pasal 21 Menggunakan tarif progresif PPh pasal 17

Pasal 4 ayat 1 UU PPh

1. Keuntungan karena penjualan/pengalihan harta termasuk

Modal
(Invest
asi)

keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau


sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah
semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan Badan
keagamaan atau Badan Pendidikan atau badan sosial atau
pengusaha kecil termasuk koperasi yuang ditetapkan oleh menteri
keuangan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan

2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang
3. Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
SHU koperasi (SHU di atas Rp 240.000,-)
4. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

termasuk keuntungan karena pengalihan harta


berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali
yang diberikan kepada keluarga sedarah
semenda dalam garis keturunan lurus satu
derajat, dan Badan keagamaan atau Badan
Pendidikan atau badan sosial atau pengusaha
kecil termasuk koperasi yuang ditetapkan oleh
menteri keuangan sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan
antara
pihak-pihak
yang
bersangkutan
Maksudnya adalah Keuntungan berupa selisih
antara harga pasar dan nilai perolehan atau nilai
sisa buku atas pengalihan harta berupa hibah,
bantuan atau sumbangan merupakan penghasilan
bagi pihak yang mengalihkan kecuali harta
tersebut dihibahkan kepada keluarga sedarah
dalam garis
keturunan
lurus
derajat.
Menggunakan
tarif progresif
pphsatu
pasal 17

Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan


karena jaminan pengembalian utang

mium terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di atas nilai nominalnya
ngkan diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai nominalnya.
mium tersebut merupakan penghasilan bagi yang menerbitkan obligasi dan disko
upakan penghasilan bagi yang membeli obligasi.

Menggunakan tarif 15% pph pasal 23

Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun,


termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian SHU koperasi
(SHU di atas Rp 240.000,-)

Dividen merupakan bagian laba yang


diperoleh pemegang saham atau pemegang
polis asuransi atau pembagian sisa hasil usaha
koperasi yang diperoleh anggota koperasi.
Menggunakan tarif 15% PPh pasal 23 untuk badan sedangkan untuk op PPh
4(2)

Royalti atau imbalan atas penggunaan hak;

Royalti adalah suatu jumlah yang dibayarkan


atau terutang dengan cara atau perhitungan
apa pun, baik dilakukan secara berkala
maupun tidak
Menggunakan tarif 15% pph pasal 23

Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan


penggunaan harta
Yang dimaksud sewa disini adalah imbalan sewa yang terutang
atau kita bayarkan kepada subjek pajak dalam negeri baik orang
pribadi maupun badan dan kepada BUT selain tanah dan bangunan

Menggunakan tarif 2% pph pasal 23 kecuali sewa tanah dan bangunan

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


Usaha
atau
Pekerja
an
bebas

1.
2.

Laba usaha
Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas

Laba usaha
Merupakan Laba dari kegiatan usaha

Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Iuran yang diterima atau diperoleh


perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas
Jenis pajaknya adalah Pajak Penghasilan
(PPh) Badan karena perkumpulan termasuk
dalam pengertian Badan berdasarkan pasal 2
ayat (1) huruf b. PPh Badan dikenakan
terhadap penghasilan kena pajak yang
dihitung berdasarkan penghasilan bruto
dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih
Objek Pajak Badan
dan menerima penghasilan sebagaimana
di
atur dalam pasal 6 ayat (1) UU PPh.

1.
2.

Lainlain

Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala


Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan PP
. Di bawah 350 jt dibebaskan
. Hanya dapat dinikmati sekali setahun
4. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
5. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
6. Premi asuransi
8. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak
9. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
10. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
11. surplus Bank Indonesia.
12. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya

Pasal 4 ayat 1 UU PPh

Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala

Penerimaan berupa pembayaran


berkala, misalnya alimentasi atau
tunjangan seumur hidup yang dibayar
secara berulang-ulang dalam waktu
tertentu.
Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Keuntungan karena pembebasan hutang, kecuali sampai


dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan PP

Di bawah 350 jt dibebaskan


Hanya dapat dinikmati sekali
setahun
mbebasan utang oleh pihak yang berpiutang dianggap sebagai penghasilan
gi pihak yang semula berutang, sedangkan bagi pihak yang berpiutang dapat
bebankan sebagai biaya.

mun, dengan Peraturan Pemerintah dapat ditetapkan


wa pembebasan utang debitur kecil misalnya Kredit Usaha Keluarga Prasejahtera
kesra), Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit untuk perumahan
gat sederhana, serta kredit kecil lainnya sampai dengan jumlah tertentu dikecualikan
agai objek pajak.
Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Keuntungan karena selisih kurs


mata uang asing
Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata
uang asing diakui berdasarkan sistem pembukuan yang
dianut dan dilakukan secara taat asas sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia.

Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Premi asuransi
Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan
beasiswa, yang dibayar oleh pemberi kerja merupakan
pemberian kenikmatan yangnon deductiblebagi pemberi
kerja dannon taxablebagi karyawan.
Namun demikian mengacu pada ketentuan Pasal 9 ayat (1)
huruf d UU PPh, premi asuransi diatas dapat
menjadideductiblesepanjang ditambahkan dalam
penghasilan karyawan (taxable)

Termasuk dalam PPh pasal 21 Menggunakan tarif progresif PPh pasal 17

Tambahan kekayaan neto yang berasal dari


penghasilan yang belum dikenakan pajak

Tambahan kekayaan neto pada hakikatnya merupakan


akumulasi dari penghasilan, baik yang telah dikenakan
pajak maupun yang belum dikenakan pajak. Apabila
diketahui adanya penambahan kekayaan neto yang
melebihi akumulasi penghasilan yang telah dikenakan
pajak, tetapi penghasilan itu belum dikenakan pajak, maka
tambahan kekayaan neto tersebut merupakan penghasilan
Termasuk dalam PPh pasal 21 Menggunakan tarif progresif PPh pasal 17
yang
jadi objek pajak.

Penghasilan dari usaha berbasis syariah;


Kegiatan usaha berbasis syariah memiliki landasan
filosofi yang berbeda dengan kegiatan usaha yang
bersifat konvensional. Namun, penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha berbasis
syariah tersebut tetap merupakan objek pajak menurut
Undang-Undang ini.
Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang


mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan;

Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau


permohonan peninjauan kembali dikabulkan sebagian
atau seluruhnya,selama pajak yang masih harus
dibayarsebagaimana dimaksud dalam Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayaryang telah dibayar
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan
pembayaran dimaksud dikembalikan dengan ditambah
Menggunakan
tarifbulan
progresif
pph pasal 17
imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) per
untuk
paling lama 24 (dua puluh empat) bulan Pasal 27A ayat

Surplus Bank Indonesia


Surplus Bank Indonesia yang merupakan
objek Pajak Penghasilan adalah surplus
Bank Indonesia menurut laporan keuangan
hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan
setelah dilakukan penyesuaian atau koreksi
fiskal sesuai dengan Undang-Undang PPh
dengan memperhatikan karakteristik Bank
Objek Pajak Badan
Indonesia.

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah


dibebankan sebagai biaya

Sebagai contoh, Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah


dibayar dan dibebankan sebagai biaya, yang karena
sesuatu sebab dikembalikan, maka jumlah sebesar
pengembalian tersebut merupakan penghasilan.

Menggunakan tarif progresif pph pasal 17

Pasal 4 ayat 2 UU PPh

OBJEK PAJAK FINAL

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,
Penghasilan berupa bunga obligasi dan surat utang negara
Penghasilan dari bunga simpanan yang dibayarkan oleh
Koperasi kepada anggota Koperasi orang pribadi

Penghasilan berupa hadiah undian


Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya;
Penghasilan dari transaksi derivatif;
Penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan;

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan;

Penghasilan dari usaha jasa Konstruksi;


Penghasilan dari usaha real estate;
Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan;
Penghasilan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara;
Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib
Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu;

Penghasilan dari Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya

Dasar PP No. 131 Tahun 2000


KMK No. 51/KMK.04/2001
Hukum

Per. Dirjen Pajak No. PER-01/PJ/2013

Deposito
: deposito dengan nama dan dalam bentuk apapun.......
Penge
Tabungan
: simpanan pada bank di Indonesia yang melaksanakan kegiatan usaha....
rtian
Cadangan
: simpanan pada bank dengan nama apapun.......
Bunga yang harus dipotong PPh
: bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabung
ditempatkan di luar negeri .....

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya

Objek
1. Atas penghasilan berupa bunga, dari deposit dan tabungan serta diskonto sertifikat BI
Pengena
2. Bunga yang harus dipotong pajak adalah bunga yang diterima atau diperoleh dari deposito
an

3.
4.

tabungan yang ditempatkan di luar negeri melalui bank


Dipersamakan dengan penghasilan berupa Bunga Deposito dan tabungan adalah
penghasilan berupa imbalan dari deposito dan tabungan
Dipersamakan dengan penghasilan berupa diskonto SBI adalah
penghasilan berupa imbalan dari SBI dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya

Tar
if

1. Bunga dikenakan PPh Final sebesar 20% dari jumlah bruto, terhadap Wajib Pajak dalam Negeri da
2. Bunga dikenakan PPh Final sebesar 20% dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan Tax Trea
berlaku terhadap WP Luar Negeri.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga obligasi dan surat utang negara

PP
No. 16 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Obligasi yang tela
Dasar
diubah
Hukumdengan PP No. 100 tahun 2013

Obligasi
Penge
Bunga
obligasi

rtian

Cadangan

: surat utang dan surat utang negara, yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan
: imbalan yang diterima dan/atau diperoleh pemegang Obligasi dalam bentuk
bunga dan/atau diskonto
: simpanan pada bank dengan nama apapun.......

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga obligasi dan surat utang negara

Objek
Pengena
an

1. Atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak berupa


Bunga Obligasi dikenai PPh yang bersifat Final
2. Tidak berlaku apabila penerima penghasilan dari Bunga Obligasi adalah
Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan; dan Wajib Pajak Bank yang didirikan
di Indonesia atau Cabang bank Luar Negeri di Indonesia.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa bunga obligasi dan surat utang negara

Bunga dari Obligasi dengan kupon adalah:


Tar
15% bagi WP Dalam Negeri dan BUT;
if20% atau sesuai tarif berdasarkan Tax Treaty bagi WP Luar Negeri selain BUT
Dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi kepada
anggota Koperasi orang pribadi
Dasar PP No. 15 Tahun 2009
Hukum PMK No. 112/PMK.03/2010

Objek
Pengena
an

Tar
if

Penghasilan yang berupa bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi


yang didirikan di Indonesia kepada anggota Koperasi Orang Pribadi dikenai
PPh yang bersifat final

1. 0% untuk penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp240.000,-/bulan


2. 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan bunga simpanan lebih dari Rp240.000 per bula

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa hadiah undian

1. PP No. 132 Tahun 2000 tentang Pengenaan PPh atas Hadiah Undian
KMK No. 639/KMK.04/1994
3. Kep. Dirjen Pajak No. 132 KEP-395/PJ/2001

Dasar
2.
Hukum

Penge
rtian

Hadiah Undian
: hadiah yang diterima oleh Orang Pribadi/badan yang
pemberiannya melalui cara undian.
Hadiah dan Penghargaan Perlombaan : hadiah atau penghargaan yang
diberikan melalui suatu
perlombaan atau
adu ketangkasan

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan berupa hadiah undian

Atas penghasilan berupa hadiah undian dengan nama dan dalam bentuk
apapun (bisa berupa uang, barang, atau berupa kenikmatan (misal fasilitas
jalan-jalan gratis))
Tidak termasuk:
Diberikan kepada semua pembeli/konsumen tanpa diundi
Hadiah diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian
barang/jasa
Hadiah undian adalah 25% dari jumlah bruto nilai hadiah undian dan bersifat final

Objek
Pengena
an

Tar
if

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, Penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan
Dasar
Hukum

a.
PP No. 41 Tahun 1994 tentang PPh atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek sebagaimana telah diubah dengan PP No. 14 tahun 1997
b. KMK No. 282/KMK.04/1997 tentang Pelaksanaan Pemungutan PPh dari Transaksi
Penjualan Saham di Bursa Efek
c.
SE Dirjen Pajak No. SE-07/PJ.42/1995
d. SE Dirjen Pajak No. SE-06/PJ.4/1997

Bursa efek : penyelenggara transaksi jual beli efek/saham


Penge Pedagang Efek : perusahaan efek yang telah menjadi anggota bursa yang melakukan tra
Perantara
rtian
jual beli efek di bursa
Pendiri : orang pribadi atau badan yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham PT atau ter
dalam Anggaran Dasar PT.
Saham pendiri : saham yang dimiliki oleh pendiri yang diperoleh dengan harga kurang dari 90% dar
jual saham pada saat IPO.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, Penghasilan dari transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan
Objek
Pengena
an

Tar
if

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari
transaksi penjualan saham di Bursa Efek

1. Untuk semua transaksi penjualan saham sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan
2. Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan PPh sebesar 0,5% dari nilai saham perusahaan.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari usaha jasa Konstruksi
Dasar a.
Hukum b.

PP No. 51 Tahun 2008


PMK No. 187/PMK.03/2008

Objek
Atas
penghasilan dari usaha jasa konstruksi dikenakan PPh yang bersifat final, berlaku bagi WP seba
Pengena
kontraktor
maupun subkontraktor.
an

1.
2.
3.
4.
5.

2% untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil
Tar
4% untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
3% untuk pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa selain yang disebutkan di atas
if
4% untuk perencanaan atau pengawasan kontstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha

6% untuk perencanaan atau pengawasan kontstruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan

a. PP No. 29 Tahun 1996 tentang pembayaran PPh atas Penghasilan dari


Persewaan Tanah dan/atau bangunan sebagaimana telah diubah dengan PP No. 5
tahun 2002
b. KMK No. 394/KMK.04/1996 tentang Pelaksanaan Pembayaran PPh atas
Penghasilan dari Persewaan
Tanah dan/atau bangunan sebagaimana telah
diubah dengan KMK 120/KMK.03/2002
c. Kep Dirjen Pajak No. KEP-50/PJ/1996
d. Kep
Dirjenjumlah
Pajak No.
KEP-227/PJ/2002
Nilai Persewaan
: semua
yang
dibayarkan atau terutang oleh penyewa yang berkaitan denga
Dasar
Hukum

Penge
tanah dan/atau bangunan yang disewa.
rtian
Service
Charge : balas jasa yang menyebabkan ruangan yang disewa tersebut dapat dihuni sesuai d
tujuan yang diinginkan oleh penyewa

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan

Objek
Pengena
an

Tar
if

penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari sewa
atas tanah dan/atau bangunan dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat
Final

Besarnya tarif 10% dari jumlah bruto nilai persewaan untuk WP Badan Dalam Negeri atau BUT
Besarnya tarif 10% dari jumlah bruto nilai persewaan untuk WP OP Dalam Negeri

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara

Dasar a.
b.
Hukum

c.

Penge
rtian

PP No. 27 Tahun 2008


PMK No. 63/PMK.03/2008
Per. Dirjen Pajak No. PER-18/PJ./2008
SUN : surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik dalam mata
uang rupiah maupun valuta
asing yang dijamin pembayaran bunga dan
pokoknya oleh Negara sesuai dengan masa berlakunya,
yang terdiri atas
Surat Perbendaharaan Negara dan Obligasi Negara
Surat Perbendaharaan Negara : Surat Utang Negara yang berjangka waktu
paling lama 12 bulan dengan
pembayaran bunga
secara diskonto

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan atas diskonto Surat Perbendaharaan Negara

Objek
Pengena
an

Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP berupa Diskonto SPN,


dikenakan pemotongan PPh yang bersifat final

1. 20% bagi WP Dalam Negeri dan BUT;


Tar
2. 20% bagi WP LN atau sesuai perjanjian Tax Treaty yang berlaku.
if

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran
Bruto Tertentu

a. PP
No. 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang diterim
Dasar
diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto Tertentu
Hukum

Objek
Pengena
an

1. Wajib Pajak Orang Pribadi atau Wajib Pajak Badan tidak termasuk BUT
2. Menerima penghasilan dari usaha yang tidak termasuk penghasilan dari
jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak
melebihi Rp4.800.000.000 dalam satu tahun pajak

TarBesarnya tarif adalah 1% dari peredaran bruto


if

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap

a. PMK No. 79/PMK.03/2008


Per. Dirjen Pajak No. PER-12/PJ/2009
c. SE Dirjen Pajak No. SE-56/PJ/2009

Dasar
Hukumb.

Keten
tuan

1. Penilaian Kembali Aktiva Tetap dilakukan terhadap seluruh aktiva tetap


berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak milik atau hak guna bangunan;
atau seluruh aktiva tetap tidak berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak
atau berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk mendapatkan,
menagih,, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak.
2. Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan tidak dapat dilakukan kembali
sebelum lewat jangka waktu 5 tahun sejak Penilaian Kembali terakhir.

Pasal 4 ayat 2 UU PPh


Penghasilan dari Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap

Objek
Pengena
an

Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai sisa
buku fiskal semula

Tardikenakan PPh yang bersifat Final sebesar 10%


if

Pasal 4 ayat 3 UU PPh

NON OBJEK PAJAK

Pasal 4 ayat 3 UU PPh


Alasan / Kriteria

Pengaliha
n
Titik
Pemajaka
n

Pengalih
an
Saat
Pemajaka
n

Penegas
an
Standar
Akuntan
si

Perdat
a

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


Pengaliha
n
Titik
Pemajaka
n

a)

1. bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Pemerintah.
2. harta hibahan, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan,
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan di antara
pihak-pihak yang bersangkutan;

b)

penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


Pengalih
an
Saat
Pemajaka
n

Asuransi

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


Penegas
an
Standar
Akuntan
si

1.

harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal

2.

dividen atau bagian laba

Pasal 4 ayat 1 UU PPh

Perdat
a

Warisan

Pasal 4 ayat 1 UU PPh


1. iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;
2. penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada
huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan;
3. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi,
termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
4. dihapus;
5. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba
dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di
Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :
1. merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan
dalam sektor-sektor usaha yang
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan; dan
2. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

Pasal 4 ayat 3 UU PPh


4. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
5. sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah
terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk
sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam
jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
dan
6. bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Isvan : deposito logam mulia, apakah dikenakan


pajak ?
Nawafil : perlakuan hadiah jika penerima WPLN ?
Tarifnya apakah 25% semua ?
Alfan : transaksi derivatif

Dina :
Ready : Persyaratan tertentu dari beasiswa
Ayu : Bunga atau iuran yang dikenakan ? nirlaba

Anda mungkin juga menyukai