Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang
yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau
penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan
secara otodidak.[1] Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir,
merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap
seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas
atau magang.
Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13
PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap
orang atas pendidikan.[2] Meskipun pendidikan adalah wajib di sebagian besar tempat sampai
usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah sering tidak dilakukan, dan sebagian
kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-schooling, e-learning atau yang serupa untuk
anak-anak mereka.

Daftar isi

1 Filosofi pendidikan

2 Fungsi pendidikan

3 Ekonomi

4 Referensi

5 Lihat pula

6 Pranala luar

Filosofi pendidikan
Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang
dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa
mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan
formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu
pendidikan saya."[butuh rujukan]
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali lebih
mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
tidak resmi.

Fungsi pendidikan
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifes)
berikut:

Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan


masyarakat.

Melestarikan kebudayaan.

Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Fungsi lain dari lembaga pendidikan adalah sebagai berikut.

Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui pendidikan, sekolah orang tua


melimpahkan tugas dan wewenangnya dalam mendidik anak kepada sekolah.

Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk


menanamkan nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya
perbedaan pandangan antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya
pendidikan seks dan sikap terbuka.

Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat


mensosialisasikan kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise,
privilese, dan status yang ada dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi
saluran mobilitas siswa ke status sosial yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan
status orang tuanya.

Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa


dewasa seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.

Menurut David Popenoe, ada empat macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:

Transmisi (pemindahan) kebudayaan.

Memilih dan mengajarkan peranan sosial.

Menjamin integrasi sosial.

Sekolah mengajarkan corak kepribadian.

Sumber inovasi sosial.

Ekonomi
Telah dikemukakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi sangat penting bagi negara-negara
untuk dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.[3] Analisis empiris cenderung
mendukung prediksi teoritis bahwa negara-negara miskin harus tumbuh lebih cepat dari negaranegara kaya karena mereka dapat mengadopsi teknologi yang sudah dicoba dan diuji oleh
negara-negara kaya. Namun, transfer teknologi memerlukan manajer berpengetahuan dan
insinyur yang mampu mengoperasikan mesin-mesin baru atau praktek produksi yang dipinjam
dari pemimpin dalam rangka untuk menutup kesenjangan melalui peniruan. Oleh karena itu,
kemampuan suatu negara untuk belajar dari pemimpin adalah fungsi dari efek "human capital".
Studi terbaru dari faktor-faktor penentu pertumbuhan ekonomi agregat telah menekankan
pentingnya lembaga ekonomi fundamental[4] dan peran keterampilan kognitif.[5]
Pada tingkat individu, ada banyak literatur, umumnya terkait dengan karya Jacob Mincer,[6]
tentang bagaimana laba berkaitan dengan pendidikan dan modal manusia lainnya. Karya ini telah
memotivasi sejumlah besar studi, tetapi juga kontroversial. Kontroversi utama berkisar
bagaimana menafsirkan dampak sekolah.[7][8] Beberapa siswa yang telah menunjukkan potensi
yang tinggi untuk belajar, dengan menguji dengan intelligence quotient yang tinggi, mungkin
tidak mencapai potensi penuh akademis mereka, karena kesulitan keuangan.[reason-actually some students at
the low end get better treatment than those in the middle with grants, etc. needs RS]

Ekonom Samuel Bowles dan Herbert Gintis berpendapat pada tahun 1976 bahwa ada konflik
mendasar dalam pendidikan Amerika antara tujuan egaliter partisipasi demokratis dan
ketidaksetaraan tersirat oleh profitabilitas terus dari produksi kapitalis di sisi lain.[9]

Referensi
1.
2.
3.

^ Dewey, John (1916/1944). Democracy and Education. The Free Press. hlm. 1
4. ISBN 0-684-83631-9.
^ ICESCR, Article 13.1
^ Eric A. Hanushek (2005). Economic outcomes and school quality. International
Institute for Educational Planning. ISBN 978-92-803-1279-9. Diakses 21 October 2011.

4.

^ Daron Acemoglu, Simon Johnson, and James A. Robinson (2001). "The


Colonial Origins of Comparative Development: An Empirical Investigation". American
Economic Review 91 (5): 13691401. doi:10.2139/ssrn.244582. JSTOR 2677930.

5.

^ Eric A. Hanushek and Ludger Woessmann (2008). "The role of cognitive skills
in economic development". Journal of Economic Literature 46 (3): 607608.
doi:10.1257/jel.46.3.607.

6.

^ Jacob Mincer (1970). "The distribution of labor incomes: a survey with special
reference to the human capital approach". Journal of Economic Literature 8 (1): 126.
JSTOR 2720384.

7.

^ David Card, "Causal effect of education on earnings," in Handbook of labor


economics, Orley Ashenfelter and David Card (Eds). Amsterdam: North-Holland, 1999:
pp. 18011863

8.

^ James J. Heckman, Lance J. Lochner, and Petra E. Todd., "Earnings functions,


rates of return and treatment effects: The Mincer equation and beyond," in Handbook of
the Economics of Education, Eric A. Hanushek and Finis Welch (Eds). Amsterdam: North
Holland, 2006: pp. 307458.

9.

^ Samuel Bowles; Herbert Gintis (18 October 2011). Schooling In Capitalist


America: Educational Reform and the Contradictions of Economic Life. Haymarket
Books. ISBN 978-1-60846-131-8. Diakses 21 October 2011.

Anda mungkin juga menyukai