baik bagi masyarakat. Untuk itu diperlukan adanya suatu kebijakan baik itu secara fiscal maupun kebijakan transparansi, serta peningkatan akuntabilitas birokrasi. Untuk meningkatkan perekonomian makro pemerintah bisa memberikan insentif serta kemudahan perizinan untuk semua usaha-usaha, hal ini merupakan kebijakan yang dirasa cukup baik ketimbang terus memberikan subsidi yang dampaknya akan sangat membebani APBN. Sudah saatnya pemerintah mengoptimalkan peran swasta untuk membangun perekonomian nasional, salah satu caranya adalah memperbaiki system peizinan yang banyak orang menilaai perizinan kegiatan usaha di Indonesia sangat berbelit-belit. Penyederhanaan system perijinan akan sangat membantu untuk menarik investor agar mau menanamkan modalnya, caranya adalah dengan menyederhanakan system birokrasi. Di Indonesia untuk merpeoleh ijin usaha harus rela antri berjam-jam bahkan harus sampai menunggu berharihari, tentunya hal ini membuat orang malas menghabiskan waktu dan lebih memilih untuk memakai jasa calo untuk mengurus perizinan usaha mereka lalu saya pernah membaca di surat kabar, bahwa investor harus mengisi 38 formulir untuk mendapat izin usaha, hal ini tentunya akan sangat membebani investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini pemerintah bisa melakukan pendaftaran secara elektronik atau secara online agar proses perijinan akan lebih cepat.
Selain masalah kerumitan perijinan, masalah lain yang
menghambat iklim investasi adalah korupsi. Sudah menjadi rahasia umum, banyak pengusaha yang demi mempercepat atau mempermulus peijinan usahanya harus menyuap pejabat-pejabat bahkan pegawaipegawai dilingkungan birokrasi. Contohnya adalah PT X yang bergerak di bidang perkebunan di provinsi X yang harus menyuap pejabat-pejabat serta pegawai2 birokrasi setempat untuk mempercepat dan memperoleh ijin. Hal ini tentu sangat mempengaruhi persaingan bisnis yang tidak sehat, untuk itu sebaiknya pemerintah segera memperbaiki akuntabiltas. Caranya bisa dengan peningkatan kesejahteraan PNS, perbaikan proses rekrutmen PNS agar menghasilkan pegawai yang berkualitas dan akuntabel, selain itu pemerintah pusat harus meningkatkan transfer dana ke daerahdaerah karena KKN banyak dilakukan di daerah daerah. Untuk mencapai akuntabilitas birokrasi tidak cukup dengan menaikkan kesejahteraan pegawai, hal ini harus diimbangi dengan peningkatan etos kerja pegawai serta penegakkan hokum yang kuat dan tidak memihak. Rendahnya etos kerja PNS sudah bukan menjadi rahasia lagi, saat ini masyarakat menilai bahwa pekerjaan menjadi PNS itu santai, bahkan ada istilah Kerja santai, susah dipecat, gaji besar untuk menggambarkan birokrasi di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah bisa merubah system perekrutan yang lebih tranparan dan adil, selain itu pemerintah bisa mengikuti system swasta berupa fasilitas dan pemberian gaji berdasarkan analisis beban kerja dan kinerja, dan memecat bagi PNS yang menerima suap dalam bentuk apapun agar t bisa merubah etos kerja PNS menjadi lebih baik.
Untuk mengatasi overhead cost yang terjadi, sebaiknya pemerintah menyediakan
fasilitas di setiap kementrian untuk memitigasi biaya overhead. Sebagai contoh, orang lapangan