PENDAHULUAN
dengan
persalinan
prematur
adalah:
Ureaplasma
urealyticum,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan
menjadi masalah pada didunia obstetrik moderen. Pada tahun 2001, kejadian persalinan
premature mencapai 11,9% dari seluruh kehamilan di dunia, dan jumlah bayi yang lahir
prematur secara bertahap meningkat pada dua dekade terakhir.Di negara industri
seperti di Amerika, proporsi bayi yang lahir prematur meningkat dalam 20 tahun terakhir.
Di Kanada bayi yang lahir pada usia kehamilan 36 minggu atau kurang meningkat dari
6,3 % pada tahun 1981 menjadi 6,8 % di tahun 1998
1,4
2.1.2. Patofisiologi
2.1.2.1. Perubahan immunologis pada serviks selama persalinan
Dengan adanya penghambatan progesteron (P4), produksi IL-8, IL-1, IL-6 dan TNF-
meningkat pada serviks manusia selama terjadinya penipisan serviks dan persalinan.
Analisa immunohistokimia dari biopsi serviks menunjukkan bahwa IL-1 diproduksi
terutama oleh leukosit, sedangkan IL-6 diproduksi oleh leukosit, sel-sel epithel glandular
dan sel-sel epithel permukaan, dan IL-8 diproduksi oleh leukosit, sel-sel epithel
glandular, sel-sel epithel permukaan dan sel-sel stroma . Selama persalinan terjadi
peningkatan jumlah leukosit di serviks yang disebabkan peningkatan jumlah neutrofil
(neutrophil elastase+ cells) dan makrofag (sel-sel CD68+), tapi bukan sel-sel T (CD3 +)
atau B (CD20+). 1,9
Sitokin-sitokin proinflammatori dapat menginduksi penipisan serviks melalui
beberapa jalur. IL-1 dan TNF- meningkatkan produksi matrix metalloproteinase
(MMP)-1, MMP-3, MMP-9 dan cathepsin s . Selain itu, IL-1 mengurangi ekspresi tissue
inhibitor of metalloproteinase (TIMP)-2, yaitu zat endogen yang menghambat MMP-2 .
Proteinase-proteinase tersebut dapat mencerna kolagen dan serat elastin pada matriks
ekstraseluler serviks untuk meningkatkan pelunakan serviks. IL-1 dapat bekerja pada
sejumlah tipe sel untuk meningkatkan produksi siklooksigenase (COX)-2 dan
prostaglandin E2 (PGE2), zat yang paling efektif untuk menginduksi dilatasi serviks. Pada
penelitian, IL-1, yang menggunakan reseptor yang sama dengan IL-1, juga dapat
meningkatkan produksi COX-2 dan PGE2 pada sel-sel otot polos serviks kelinci.
Prostaglandin E2 dapat menginduksi persalinan dengan meningkatkan produksi
proteinase-proteinase atau melalui jalur tidak langsung, yaitu dengan meningkatkan
permeabilitas pembuluh darah agar dapat dilewati leukosit . Mediator proinflammatori
lain yang juga meningkat pada kehamilan aterm, Nitric Oxide (NO), dapat berperan
menyebabkan vasodilatasi untuk memfasilitasi infiltrasi leukosit1,9
IL-8 dapat menyebabkan terjadinya migrasi neutrofil perifer menuju serviks dan
mengaktivasinya untuk melepas MMP-8 (kolagenase neutrofil) dan elastase neutrofil
yang dapat mencerna matriks ekstraseluler yang diproduksi fibroblast serviks.
Peningkatan kadar granulosit-CSF (G-CSF) pada serviks selama persalinan dapat
merangsang proliferasi neutrofil [40]. Peran IL-6 serviks selama persalinan pada
kehamilan normal masih belum jelas, tetapi sitokin tersebut menjadi biomarker yang
efektif untuk memprediksi persalinan. Peran yang mungkin adalah merangsang neutrofil,
makrofag atau sel-sel lain di jaringan setempat untuk memproduksi sitokin-sitokin
proinflammatori tambahan yang membantu proses penipisan serviks seperti PGE 2 atau
NO. 1,9
2.1.2.2. Perubahan immunologis pada selaput ketuban selama persalinan
Pada selaput ketuban terjadi proses proinflammatori yang serupa dengan yang terjadi
di serviks. Selama persalinan, produksi IL-8, TNF-, IL-6 dan IL-1 meningkat pada
selaput ketuban .Didapatkan pula peningkatan jumlah MMP-9
peningkatan MMP-2 dan penurunan kadar TIMPs . Polimorfisme promoter dari gen
MMP-9 yang dapat meningkatkan produksi MMP-9 berhubungan dengan peningkatan
resiko PPROM pada populasi Amerika-Afrika . TNF- dan IL-1 secara in vitro
meningkatkan produksi MMP-9 selaput ketuban, tetapi tidak pada chorion . Pemberian
IL-1 intra amnion dengan kateter pada monyet dapat meningkatkan aktifitas MMP-9,
tetapi tidak pada MMP-2 . Peningkatan aktivitas kolagenase dapat mengurangi kekuatan
selaput ketuban dan menurunkan ambang batas rupturnya. 1,10
Sitokin-sitokin proinflammatory dapat juga meningkatkan produksi prostaglandin
selaput ketuban. Rangsangan pada sel-sel amnion dan chorion oleh IL-1 dan TNF-
dapat meningkatkan produksi PGE2 melalui COX-2 . PGE2 dapat juga meningkatkan
produksi MMP-9 atau melewati selaput ketuban untuk merangsang penipisan seviks
atau merangsang kontraksi myometrium. Meskipun amnion memproduksi sejumlah
besar PGE2 selama kehamilan, pengaruh hormon tersebut terhadap uterus atau serviks
hanya
sedikit
karena
chorion
dan
trofoblas
memproduksi
enzim
15-
plasenta .1,11,12
2.1.2.4. Infeksi dan inflammasi sebagai penyebab persalinan prematur
Infeksi adalah penyebab tersering dari PPROM dan persalinan prematur, dan
teridentifikasi pada lebih dari 30% kasus. Organisme yang seringkali dihubungkan
dengan persalinan prematur adalah: Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis,
Streptococcus agalactae, dan Eschericia coli . Postulat Koch untuk organismeorganisme ini sebagai patogen pada persalinan prematur telah banyak digunakan pada
sejumlah penelitian menggunakan primata, kelinci atau hewan pengerat hamil .
Penelitian klinis menunjukkan bahwa infeksi intra amnion berhubungan dengan
persalinan prematur, PPROM dan kelainan kehamilan lain .1
Infeksi
dapat
menyebabkan
PPROM
dan
persalinan
prematur
dengan
belum jelas, tetapi kemungkinan berasal dari sel-sel trofoblas atau makrofag fetus
maupun maternal. Kultur dari amnion, chorion dan sel-sel desidua yang dipapar bakteri
atau produk bakterial dapat memproduksi sitokin-sitokin proinflammatory . Sitokin-sitokin
yang berasal dari makrofag dapat pula bekerja pada reseptor di sel-sel plasenta,
sehingga
meningkatkan
produksi
sitokin-sitokin
proinflammatori
pada
jaringan
penghubung maternal-fetal.1,13
Kerja dari sitokin proinflammator meliputi: penigkatan produksi radikal bebas seperti NO,
meningkatkan produksi prostaglandin dan meningkatkan apoptosis plasenta.
Peningkatan konsentrasi NO dan PGE2 cairan amnion berhubungan dengan infeksi intra
uterin [88,112]. COX-2 dan iNOS meningkat pada jaringan gestasional tikus sebagai
respon adanya LPS [113]. Selain itu, penghambat COX dan iNOS dapat mencegah
persalinan prematur yang diinduksi LPS pada tikus.1,11,12
2.1.3. Penatalaksanaan Partus Prematurus
Berdasarkan pedoman diagnostik dan terapi fetomaternal tahun 2008 maka persalinan
prematur dapat ditatalaksana sebagai berikut:
1. Bed rest dengan posisi miring ke kiri
2.
Definisi
Stimulasi terus menerus oleh antigen fetus selama kehamilan normal mengakibatkan
timbulnya progesteron receptors (PR) pada sel limfosit ibu (terutama sel T CD8 +).
Jumlah reseptor progesteron ini akan meningkat sesuai dengan usia kehamilan. Pada
abortus berulang, abortus spontan, dan persalinan preterm terjadi penurunan jumlah
reseptor progesteron. Dibawah pengaruh progesteron, reseptor progesteron tersebut
memproduksi suatu protein mediator dengan berat molekul 34 kDa yang bernama
Progesterone Induced Blocking Factor (PIBF). PIBF merupakan perantara progesteron
untuk menimbulkan efek imunologis.5;14
2.2.2
Cara Kerja
Salah satu penyebab terjadinya kegagalan pada kehamilan adalah peningkatan T-helper
(Th) 1. pasien-pasien dengan resiko persalinan premature menunjukan peningkatan
jumlah IL-12 dan penurunan PIBF dan IL-10 pada sel limfosit.5
PIBF memiliki peran dalam mempertahankan kelangsungan suatu kehamilan
melalui beberapa mekanisme :
1.Menghambat aktivitas sitolisis sel NK perifer
Penelitian yang dilakukan pada tikus dengan memanipulasi kadar PIBF in vitro,
ternyata dapat mengubah aktivitas sitolisis dari sel NK perifer. Netralisasi aktivitas PIBF
endogen menggunakan antibodi anti PIBF mengakibatkan 70% penurunan jumlah
fetus yang hidup, dan hal ini berhubungan dengan peningkatan aktivitas sel NK pada
lien.5
2.Menginduksi dominasi respon sitokin Th2
Beberapa data penelitian telah menunjukkan bahwa pergeseran keseimbangan dari
sitokin Th1 menuju dominasi Th2 serta penekanan aktivitas sitolisis dari sel NK perifer
berada di bawah kontrol suatu protein bersifat imunomodulator yang dikenal sebagai
Progesteron Induced Blockig Factor (PIBF). Sekresi PIBF memfasilitasi produksi IL-3,
IL-4, dan IL-10 dimana hal tersebut akan menekan produksi sitokin Th1 (IL-2 dan
IFN).5,14
3.Menginduksi produksi antibodi asimetri (IgG)
Terdapat hubungan yang positif antara kadar antibodi asimetri dengan ekspresi PIBF
pada limfosit wanita hamil. Penutupan reseptor progesteron oleh RU 486 atau oleh
antibodi anti PIBF menyebabkan berkurangnya produksi antibodi asimetri pada wanita
hamil.5,14
2.2.3. Metabolisme
Keberadaan konsentrasi PIBF pada cairan biologis merupakan indikator kesejateraan
fetus dan prognosis kehamilan. Hal tersebut disebabkan PIBF disekresikan dalam
bentuk molekul dengan berat molekul rendah sehingga dapat disaring oleh ginjal dan
diekresikan melalui urine. PIBF dengan berat molekul 34-kDa hanya dapat disekresikan
oleh ibu bukan oleh fetus. Sehingga penggunaan PIBF urine merupakan salah satu
metode noninvasif untuk memprediksi kejadian persalinan preterm maupun prediksi
terhadap kondisi patologis lainnya.5
hamil normal dibandingkan dengan wanita dengan partus prematurus imminen. Begitu
pula kadar konsentrasi PIBF urin wanita yang melahirkan aterm lebih tinggi dari wanita
yang melahirkan prematur.5