PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu prioritas dalam program pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu, sesuai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yang
kelima yaitu meningkatkan kesehatan ibu, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan
yaitu ibu hamil dan bersalin. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI). Berdasakan survei demografi dan kesehatan indonesia (SKDI) 2012, rata-rata angka
kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Sedangkan, Dinas
Kesehatan Kabupaten Jepara tahun 2012, tercatat 21 kasus kematian ibu. Penyebab langsung
kematian Ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab
langsung kematian Ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%) dan infeksi (11%). Penyebab
tidak langsung kematian Ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan
anemia pada kehamilan (40%). 1,2
Penyebab kematian ibu di propinsi Jawa Tengah masih sama yaitu karena perdarahan,
eklamsi dan infeksi. Terjadinya perdarahan yang mengakibatkan kematian ibu sewaktu hamil,
bersalin atau nifas, penyebab tidak langsungnya antara lain ibu hamil menderita kekurangan
energi kronis, anemia dan sebab lainnya. Anemia berat dapat menyebabkan kegagalan jantung
atau kematian pada saat atau setelah melahirkan. Sekitar 20% kematian maternal penyebabnya
berkaitan langsung dengan anemia defisiensi besi.3
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana ibu penderita kekurangan gizi
disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro
berlangsung menahun (kronis). Ibu hamil yang menderita KEK dapat dilihat dari pengukuran
LILA, adapun batasan LILA pada wanita usia subur (15-45 tahun) dengan risiko KEK adalah
kurang dari 23,5cm. Kehamilan dengan anemia dan KEK dapat dicegah dan ditangani baik bila
gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan untuk memperbaikinya.
Salah satu upaya preventif direalisasikan dengan pemeriksaan dan evaluasi kadar Hb dan LILA
pada anak sekolah terutama siswi kelas 3 SMA.4
Hal tersebut menunjukkan pentingnya dilakukan kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kadar
Hb dan LILA siswi kelas 3 SMK Nawa Kartika desa Sekuro, kecamatan Mlonggo, kabupaten
Jepara.
B. BATASAN JUDUL
Laporan dengan judul Pemeriksaan dan Evaluasi Hb dan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Siswi Perempuan Kelas 3 SMK Nawa Kartika Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo,
Kabupaten Jepara Periode 27-29 Oktober 2014, mempunyai batasan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan
dan atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar.
2. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif keputusan.
3. Hb (Haemoglobin) adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.
4. Lingkar lengan atas adalah indikator penentuan status gizi seseorang, memberikan
gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan
atas mencerminkan cadangan energi.
5. Siswi perempuan kelas 3 adalah sekelompok perempuan yang bersekolah pada tingkat
atau kelas 3 suatu lembaga pendidikan. Siswi perempuan merupakan wanita usia subur
(WUS) yang nantinya akan menjadi calon ibu.
6. SMK Nawa Kartika adalah salah satu sekolah yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Mlonggo yang akan dilakukan pemeriksaan dan evaluasi Hb dan LiLA.
Sekolah ini baru berjalan tiga tahun dan belum pernah dilakukan pemeriksaan dan
evaluasi Hb dan LiLA pada siswi kelas 3nya.
7. Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara adalah tempat atau lokasi SMK
Nawa Kartika sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan evaluasi Hb dan
LiLA.
8. Periode 27-29 Oktober 2014 merupakan batasan waktu pelaksanaan pemeriksaan dan
evaluasi Hb dan Lingkar Lengan Atas (LiLA) siswi perempuan kelas 3 SMK Nawa
Kartika Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
C. BATASAN OPERASIONAL
1. Pemeriksaan status gizi sebelum hamil
Pemeriksaan keadaan yang berhubungan dengan gizi sebelum hamil yang meliputi
pemeriksaan Hb, pemeriksaan LiLA.
2. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan kadar Hb menggunakan metode sahli, yang memiliki prinsip mengubah
hemoglobin menjadi hematin asam kemudian warna yang terjadi dibandingkan secara
visual dengan standar pada hemometer. Kadar Hb menggunakan satuan g/dl.
3. Pemeriksaan LiLA
Pemeriksaan lingkar lengan atas diukur dengan pita pengukur. Pengukuran LILA
dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan ujung siku dalam ukuran cm.
D. RUANG LINGKUP
Lokasi : SMK Nawa Kartika di Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
Waktu : 27-29 Oktober 2014
Sasaran : Siswi perempuan kelas 3 SMK Nawa Kartika
Materi : Pemeriksaan Hb metode Sahli dan pemeriksaan LiLA
Metode : Pemeriksaan dan pengamatan langsung
E. TUJUAN
Tujuan Umum
Mendeteksi dan mengevaluasi kadar Hb dan LiLA pada siswi perempuan kelas 3 SMK
Nawa Kartika Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Periode 27-29 Oktober
2014
Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data kadar Hb dari hasil pemeriksaan kadar Hb siswi perempuan kelas 3
SMK Nawa Kartika Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
2. Mendapatkan data LiLA dari hasil pemeriksaan LiLA siswi perempuan kelas 3 SMK
Nawa Kartika Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
F. TINJAUAN PUSTAKA
Gizi
1. Pengertian Gizi
Deswani dkk (1990) dalam Supriasa (2002), mengungkapkan bahwa ada beberapa
istilah yang berhubungan dengan status gizi. Istilah-istilah tersebut adalah gizi
(nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta
keseimbangan antar konsumsi dan penyerapan zat gizi dan pengunaan zat gizi
tersebut, atau keadaan fisiologik akibat tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
2. Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif murah. Semua
karbohidrat berasal dari tumbuhan. Di negara yang sedang berkembang, kurang
lebih 80% energi makanan berasal dari karbohidrat. Di Negara maju seperti
Amerika dan Eropa Barat, angka ini lebih rendah yaitu rata-rata 50%. Nilai
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam jumlah
maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, kerang,, dan
lainnya.Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe
dan tahu, dan kacang-kacangan lain. Angka Kecukupan Protein ( AKP ) orang
dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen adalah 0,75
gram/kg BB, berupa protein patokan tinggi, yaitu protein telur. Catatan Biro Pusat
Statistik pada tahun 1999, menunjukkan secara nasional konsumsi protein seharihari rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram sehari. Ini telah melebihi
rata-rata standar kecukupan protein sehari, yaitu 45 gram (Almatsier ,2001).
5. Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah
sangat kecil dan pada umunya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oeh karena itu,
harus didapat dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur
pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas
spesifik didalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat
dirusak karena penyimpanan dan pengolahan (Almatsier, 2001). Vitamin dalam
makan terbagi 2, yaitu:
a. Vitamin Larut Lemak
1) Vitamin A
Viatmin A merupakan nama generik yang menyatakan semua
retinoid dan precursor/provitamin A/karotenoid yang mempunyai
aktivitas biologik sebagai retinol. Vitamin A berfungsi dalam dalam hal
penglihatan, diferensiasi sel, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi,
dan lainnya. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu,sayuran
hijau dan lainnya.
2) Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit
dimana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat
dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Fungsi vitamin D adalah
dalam membanu pembentukan dan pemeliharaan tulang (Almatsier, 2001).
3) Vitamin E
Fungsi vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak
dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil ( OH ) pada struktur
cincin ke radikal bebas. Vitamin E banyak terdapat pada tumbuh-tmbuhan,
terutama pada minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayursayuran juga memiliki kandungan vitamin E yang baik(Almatsier,
2001).
4) Vitamin K
Fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Sumber utama
vitamin K adalah hati, sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacang
polong, kol, brokoli, dan lainnya (Almatsier, 2001).
b. Vitamin Larut Air
1) Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh, sebagai
koenzim atau kofaktor. Asam askorbat adalah bahan yang kuat
kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksireaksi hidroksilasi. Vitamin C banyak terdapat didalam pangan nabati ,
yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan,
papaya, genadria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat didalam
sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2001).
6. Mineral
Mineral merupakan bagian tubuh dan memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari
tulang, besi dan hemoglobin dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone
tiroksin. Disamping itu mineral berperan dalam berbagai tahap metabolism,
terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim. Sumber paling baik
mineral adalah makanan hewani kecuali magnesium yang terutama alebih banyak
didalam makanan nabati (Almatsier, 2001).
7. Air
Air berfungsi didalam tubuh sebagai melancarkan transportasi zat gizi dalam
tubuh, mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh, mengatur
suhu tubuh, serta melancarkan dalam proses buang air besar dan kecil.. Untuk
memenuhi fungsi tersebut di atas, cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air
minum, sekurang-kurangnya dua liter atau setara dengan delapan gelas air setiap
hari. Selain itu, mengkonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau
kekurangann cairan tubuh, dan dapat menurunkan resiko penyakit batu ginjal.
Mengkonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan
gaangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang
terdapat pada air (Soekirman, 2008).
Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Pengertian Status Gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok
kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi
yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
antropometri (Almatsier, 2001).
Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan
gizi lebih (Almatsier, 2001).
Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan
penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi
akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, dkk, 2002).
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan
gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi
seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat gizi pada
masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
3. Pemeriksaan Antopometri
Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang mudah dan murah.
Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk
menentukan status gizi remaja (Permaisih,2003). Antropometri sebagai indikator status
gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter (ukuran tunggal dari tubuh
manusia), antara lain : umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar panggul, dan tebal lemak di bawah kulit (Supariasa,2002).
Dalam penelitian antropometri yang penting dilakukan adalah penimbangan
berat badan dan pengukuran tinggi badan (Arisman,2007).
a. Berat Badan
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral
pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot
menurun (Supariasa,2002).
b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah
lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat (Supriasa,
2002).
Tinggi badan dapat diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas
kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan pantat menempel pada
dinding dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua tangan bergantung relaks
disamping badan. Potongan kayu (atau logam), bagian dari alat pengukur tinggi
BB( Kg)
TB2 (m)
Status Gizi
Kurus
IMT
< 17
17,0 18,4
Normal
Normal
18,5 -25,0
Gemuk
25,1 27,0
>27
Batas Ukur
Wanita Usia Subur
KEK
< 23,5 cm
Normal
23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP
< 9,5 cm
Normal
9,5 cm
Balita
KEP
< 12,5 cm
Normal
12,5 cm
tubuh seorang untuk mencerna makanan, seperti umur, jenis kelamin, jenis
aktivitas, dan kondisi lain, seperti sakit, hamil dan menyusui. Untuk hidup dan
meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi (
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral ) dalam jumlah cukup, tidak
berlebihan dan juga tidak kekurangan. Disamping itu manusia juga memerlukan
air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faal didalam tubuh.
Apabila konsumsi makanan sehati-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul
ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan gizi yang diperlukan untuk
hidup sehat dan prooduktif. Dalam mengkonsumssi makanan sehari-hari yang
beranekaragam, kekurangan zat gizi pada masalah yang satu akan dilengkapi oleh
keunggulan zat gizi pada jenis makanan lain, sehingga akan diperoleh masukan
zat gizi seimbang. Untuk mengejar pertumbuhan yang normal, kebutuhan
lebih didasarkan pada berat badan dan ini diperuntukkan bagi golongan anak-anak
sampai umur pubertas (Suhardjo, dkk, 1990)
6. Gizi Lebih
Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena lemak berfungsi untuk energy.
Walaupun lemak sangat berguna untuk tubuh, kelebihan lemak dapat
menimbulkn berbagai penyakit. Gizi lebih merupakan kelebihan jaringan lemak
dalam tubuh. Salah satu dari penyakit gizi lebih adalah obesitas atau kelebihan
berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (supriasa,
2002).
7. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Faktor yang secara langsung
mempegaruhi status gizi adalah asupan makan dan penyakit infeksi. Berbagai
faktor yang melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi,
keluarga produktivitas dan kondisi perumahan(Suhardjo, 1996). Faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi:
a. Faktor Langsung
1) Konsumsi Pangan
indeks massa tubuh (IMT), yaitu massa tubuh per kuadrat tinggi dalam meter. Jika IMT
kurang dari 18,5 dikatakan sebagai KEK.Pada WUS dan ibu hamil, pengukuran LILA
digunakan untuk mendeteksi secara dini risiko KEK.
Kekurangan energi kronik pada kehamilan dapat berpengaruh bagi kesehatan ibu seperti
anemia, perdarahan, mudah terkena penyakit infeksi. Sedangkan saat persalinan, kekurangan
energi kronik dapat menyebabkan persalinan yang lama dan sulit serta perdarahan. Sedangkan
pengaruh terhadap janin yaitu dapat menyebabkan kelahiran premature, abortus, bayi berat
lahir rendah (BBLR), bayi lahir mati, cacat bawaan dan kematian neonatal.8
3. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang dapat menentukan jumlah asupan dan kualitas makanan
yang dimakan sehari hari. Orang dengan pendapatan tinggi mampu membeli makanan
dalam jumlah dan kualitas yang cukup. Pendapatan dapat mempengaruhi jumlah dan kualitas
asupan makanan sehari hari.9
4. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang merupakan suatu aktifitas yang memerlukan energi. Setiap orang
memiliki pekerjaan yang berbeda beda. Ada pekerjaan yang memerlukan energi yang besar,
ada juga pekerjaan yang hanya duduk berdiam saja. Pada ibu hamil, faktor pekerjaan perlu
mendapat perhatian karena selain energi digunakan untuk pekerjaan tersebut , energi
digunakan juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.9
5. Jarak Kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat ( kurang dari 2 tahun ) akan menyebabkan kualitas janin
yang rendah dan akan merugikan kesehatan ibu. Karena waktu kurang dari 2 tahun belum
cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anak. Ibu perlu energi yang cukup
untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan.Jarak kelahiran yang lebih dari 10 tahun,
seolah olah ibu menghadapi kehamilan yang pertama lagi. Umur ibu biasanya lebih
bertambah tua, sehingga asupan gizi ibu lebih banyak. Jika asupan gizi ibu tidak terpenuhi
maka dapat menyebabkan KEK.9
Anemia
1. Pengertian Anemia
Menurunnya kadar hemoglobin darah sehingga kemampuan oksigenasi jaringan & organ
menurun. Kadar Hb dipengaruhi umur, jenis kelamin, geografis dan metode pemeriksaan .
2. Nilai Normal Hemoglobin
Pria dewasa : 13,5 17,5 g/dl
Wanita dewasa : 11,5 15,5 g/dl
merupakan
zat
protein
yang
ditemukan
dalam
SDM
dan sebagai
pengangkut oksigen (medlineplus) yang memberi warna merah pada darah (Joyce
LeFever Kee, 2007). Hemoglobin merupakan komponen utama SDM.
Fungsi utama
hemoglobin adalah transport O2 dan CO2 (Sylvia Anderson Price, 2005). Hemoglobin
terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan protein
globulin.
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap SDM. Setiap molekul
oksigen disebut oksihemoglobin. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara
parsial
atau
total
di keempat
tempatnya
(Elizabeth
J.Corwin,
2000).
Dalam
ion hidrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut dilepaskan dari
hemoglobin.
(GSH) yang dihasilkan dari nikotinamida adenin dinukleotida fosfat (NADPH) (James
Isbister, 1990).
Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tertua dalam laboratorium kedokteran
dan tes darah yang paling sering dilakukan. Kisaran normal dari hemoglobin dipengaruhi
oleh berbagai variabel dan kadar harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan
beberapa faktor yaitu kehamilan, penduduk pada daerah dengan ketinggian yang tinggi,
merokok,
latihan jasmani, penyakit yang berkaitan (Anemia, polisitemia, dll). Konsentrasi hemoglobin
darah diukur berdasarkan intensitas warnanya menggunakan fotometer dan dinyatakan
dalam gram hemoglobin/seratus milliliter darah (g/100ml) atau gram/desiliter (g/dl)
(Sylvia Anderson Price, 2005).
g/dl sedangkan untuk perempuan adalah 12-15 g/dl (Joyce LeFever Kee, 2007).
C. Manfaat Pemeriksaan Hemoglobin dalam Klinik
Pemeriksaaan hemoglobin memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Untuk mengevaluasi kapasitas pengangkutan oksigen.
2. Menilai struktur dan fungsi eritrosit.
3. Memberikan pemahaman mengenai penyakit sel darah merah.
4. Memperkirakan ukuran rata-rata dan kandungan hemoglobin di masingmasing eritrosit (MCH dan MCHC).
5. Mengetahui penyebab umum hipoksia jaringan.(Ronald A.Sacher, 2004).
D. Penetapan Kadar Hemoglobin
Banyak cara-cara yang ditemukan untuk menentukan nilai hemoglobin (Hb).
Sampai
sekarang belum ada satu carapun yang dapat dipercaya hasilnya 100%, mudah dikerjakan
dan sederhana. Beberapa cara ini adalah:
1. Cara Tallquist
Cara ini menentukan kadar Hb tidak teliti, kesalahan antara 25 -50%.
Prinsip kerja
cara ini adalah dengan membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang
bertingkat-tingkat mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua (mulai 10% sampai
100%). Sebagai dasar diambil ialah 100% = 15,8 gram Hb per 100 ml darah (Dep kes RI,
1989).
2. Cara Sahli
Cara sahli paling banyak dipakai di Indonesia dengan kesalahan 10%.
Walaupun
cara ini tidak tepat 100% akan tetapi masih dianggap cukup baik untuk mengetahui
apakah seseorang kekurangan Hb (darah). Prinsip pemeriksaan Hb cara sahli yaitu
hemoglobin oleh asam chlorida (0,1 N) diubah menjadi acid hematin yang warnanya
sawo matang. Dengan air suling warna ini diencerkan sampai warnanya sama dengan
warna standard pada hemometer.
pengencer). Tiap hemometer (sahli) terdiri dari alat pembanding warna, tabung pengencer,
pipet darah (20l), pipet pengencer darah (Depkes RI, 1989).
adalah kenyataan bahwa kolorimetri visual tidak teliti, bahwa hematin asam itu bukan
merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandardkan. Cara ini juga kurang
baik karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam, misalnya
karboxyhemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin (R.Gandasoebrata, 2007)
3. Dengan CuSO4
Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar Hb dari donor yang diperlukan
tranfusi darah.
untuk
Perlu diketahui bahwa kadar Hb seorang donor cukup kira-kira 80% Hb.
Tes ini
dilakukan dengan meneteskan darah kapiler 1 tetes diatas permukaan larutan CuSO4 Bj
1,053 dengan volume 300 500 ml di dalam gelas takar. Hasil cara ini adalah darah
terapung, melayang atau terbenam. Darah terapung menunjukkan bahwa kadar Hb kirakira dibawah 80%. Darah melayang menunjukkan kadar Hb kira-kira berkisar 80%.
Sedangkan darah terbenam menunjukkan kadar Hb diatas 80%.
4. Cara Photometrik Kolorimeter
Dengan photo-elektrik kolorimeter didapatkan kadar Hb lebih teliti daripada cara visual
(sahli). Kesalahan hanya berkisar 2%. Penetapan kadar Hb dengan cara ini ada berbagai
macam cara, yaitu:
a. Cara Sianmethemoglobin
Cara ini berdasarkan bahwa semua bentuk Hb (methemoglobin, karboxyhemoglobin kecuali
sulfhemoglobin) diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi kalium
sianida (KCN) dan kalium ferrisianida (K3Fe(CN)6).
b. Cara Oxihemoglobin
Cara ini lebih singkat dan sederhana. Kelemahan metode ini ialah tidak ada larutan
standard oxyhemoglobin yang stabil sehingga photometer sukar ditera.
Maka untuk
menera photometer dapat dipakai nilai hematokrit. Kadar Hb orang sehat dihitung dengan
gram % sama dengan 1/3 nilai hematokritnya.
sulfhemoglobin.
Cara
ini kurang
teliti
bila
dibandingkan
dengan
cara
sianmethemoglobin dan oxyhemoglobin. Diantara ketiga metode ini yang paling tepat
adalah menurut cara sianmethemoglobin (Dep kes RI, 1989).
e. Penetapan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin
Di laboratorium klinik, kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan cara kolorimetrik seperti cara sianmethemoglobin (HiCN) dan cara
oksihemoglobin (HbO2).
(ICSH)
rutin karena standard sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan
dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai 2%. Prinsip pemeriksaan hemoglobin
dengan
metode
cyanmethemoglobin adalah
hemoglobin
darah
diubah
menjadi
Sulfhemoglobin
(R.Gandasoebrata, 2007).
BAB II
METODOLOGI
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini menggunakan metode pendekatan sistem yang
meliputi masukan (input), proses, dan keluaran (output).
A KERANGKA ACUAN
INPUT
1 Man
Perencana : Mahasiswa, pembimbing di Puskesmas Mlonggo, pendamping mahasiswa
yaitu bidan Sunarti, kepala sekolah dan guru SMK Nawa Kartika desa
Sekuro kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara dan petinggi di desa Sekuro.
Pelaksana : Mahasiswa PBL FK Undip, Guru SMK Nawa Kartika desa Sekuro
Sasaran
2
3
Money
: Swadana mahasiswa PBL puskesmas Mlonggo.
Material
- Handscoen, lancet, kasa alcohol, kapas, aquades, HCl 0,1 N.
- Surat pengantar kepada pihak sekolah SMK Nawa Kartika desa Sekuro
kecamatan Mlonggo kabupaten Jepara.
Data umum siswi perempuan kelas 3 SMK Nawa Kartika desa Sekuro kecamatan
Perencanaan (P1)
- Pertemuan dengan dokter Puskesmas Mlonggo (dr. Fitrin Miadianti) dan dr.Itut
untuk mendapatkan informasi tentang peraturan di Puskesmas Mlonggo, topik studi
-
pengencer hemometer.
Memperkenalkan diri dan menjelaskan kegiatan dan tujuan yang akan
Pengawasan
-
Pengendalian
-
Penilaian
-
OUTPUT
-
Data mengenai hasil pemeriksaan Hb dan LiLA siswi perempuan kelas 3 SMK Nawa
Kartika Desa Sekuro Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
Metode BBDM yang digunakan adalah 3 langkah awal dari seven jumps. Tahap-tahap
kegiatannya adalah:
1 Daftar istilah
-
Pemeriksaan
Evaluasi
Hb
LiLA
Siswi perempuan kelas 3
SMK Nawa Kartika
Desa Sekuro
Kecamatan Mlonggo
Kabupaten Jepara
Periode 27-29 Oktober 2014
2 Klarifikasi istilah
-
wanita usia subur (WUS) yang nantinya akan menjadi calon ibu.
SMK Nawa Kartika adalah salah satu sekolah yang berada dalam wilayah kerja
Puskesmas Mlonggo yang akan dilakukan pemeriksaan dan evaluasi Hb dan
LiLA. Sekolah ini baru berjalan tiga tahun dan belum pernah dilakukan
-
3 Daftar masalah
1. Apakah tujuan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK?
2. Siapa sasaran pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK?
3. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMA/SMK?
4. Di sekolah mana saya melaksanakan kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa
SMA/SMK?
5. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK?
6. Sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMA/SMK?
7. Apa saja yang perlu dinilai pada kegiatan penjaringan kesehatan?
8. Bagaimana mekanisme kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMK Nawa
Kartika ?
9. Apa yan menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMK Nawa Kartika?
10. Hambatan apa saja yang mungkin muncul dalam kegiatan pemeriksaan Hb dan
LiLA siswa SMK Nawa Kartika dan upaya apa saja yang perlu dipersiapkan untuk
mencegahnya ?
11. Apakah alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut ?
a. Pengelompokkan masalah
1) Tujuan : Apakah tujuan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa
SMA/SMK?
2) Pelaksanaan :
Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMA/SMK?
Di sekolah mana kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK?
Kapan kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK dilaksanakan?
Sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan dalam kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMA/SMK?
Apa saja yang perlu dinilai pada kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa
SMA/SMK?
Bagaimana mekanisme kegiatan pemeriksaan Hb dan LiLA siswa SMA/SMK?
3) Evaluasi :
Apa yan menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan Hb
dan LiLA siswa SMK Nawa Kartika?
Hambatan apa saja yang mungkin muncul dalam kegiatan pemeriksaan Hb dan
LiLA siswa SMK Nawa Kartika dan upaya apa saja yang perlu dipersiapkan untuk
mencegahnya?
4) Hasil :
Apakah alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut ?