Bab 1-2
Bab 1-2
PENYAKIT BERSUMBER
BINATANG
(P2B2)
DI
2014,
telah
disetujui
oleh
pembimbing
untuk
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikannya
Laporan
Pemecahan
Masalah
yang
berjudul
EVALUASI
9. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10. Dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincingyang membimbing
dan memberi masukan yang bermanfaat selama berada di Puskesmas
Kecamatan Cilincing.
11. dr. Aprilia Maya Putri selaku Kepala pelayanan Puskesmas Kecamatan
Cilincing
12. Seluruh staf dan tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan
Cilincing, Jakarta Utara yang telah memberikan bimbingan dan data kepada
penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
13. Seluruh teman sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
14. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat
dan motivasi.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Laporan Lingkaran Pemecahan Masalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik
dan saran membangun sebagai perbaikan. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat
bagi seluruh pihak yang terkait.
Wasalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2015
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR DIAGRAM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Kecamatan Cilincing merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Wilayah
Kota Administrasi Jakarta Utara, dengan batas - batas sebagai berikut :
Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Laut Jawa
Sebelah Timur
: Kec. Tarumajaya Kab. Bekasi Jawa Barat
Sebelah Selatan
: Kel. Cakung Jakarta Timur
Sebelah Barat
: Kel. Lagoa Kec. Koja Jakarta Utara
II
III
II
10
puskesmas
yaitu
puskesmas
kelurahan
dan
puskesmas
kecamatan.Puskesmas Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah) di wilayah Propinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun
2006. Mulai Maret 2006 Puskesmas Kecamatan Cilincing telah ditetapkan menjadi
puskesmas BLUD bertahap sesuai dengan SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai
sekarang.
1.1.1.2 Keadaan Demografi
Penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan
Cilincing tahun 2013 sebanyak 379.439 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak
62.788 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 189.038 jiwa dan penduduk
perempuan 190.041 jiwa, serta distribusi paling besar pada kelompok usia produktif.
Tabel 1.1 Data Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk berdasarkan
Kelurahan di Kecamatan Cilincing Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
Kelurahan
Luas Wilayah
Jumlah
Kepadatan
(Km2)
Penduduk
Penduduk
83.125
15.907
31.615
79.169
24.670
106.370
(Jiwa)
44.837
76.870
40.871
23.769
69.760
45.170
(per km2)
0,54
4,83
1,29
0,30
2,83
0,42
7
Sukapura
56.140
Jumlah
396.996
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Tahun 2013)
78.162
379.439
1,39
1
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin berdasarkan Kelurahan di Kecamatan
Cilincing Tahun 2013
No
Kelurahan
Penduduk (Jiwa)
Laki-laki
Perempuan
1
Cilincing (Cilincing I, II)
22.754
22.083
2
Semper Barat (I, II dan III)
38.500
38.370
3
Semper Timut
20.799
20.072
4
Marunda
12.462
11.307
5
Kalibaru
35.182
34.578
6
Rorotan
23.008
22.162
7
Sukapura
36.333
41.829
Jumlah
189.038
190.401
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013)
Jumlah
44.837
76.870
40.871
23.769
69.760
45.170
78.162
379.439
Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut Umur di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun
2013
No Kelompok Umur (tahun)
Jumlah
1
04
38.019
2
59
33.210
3
10 14
29.004
4
15 19
31.892
5
20 24
41.087
6
25 29
48.904
7
30 34
42.434
8
35 39
35.293
9
40 44
24.223
10
45 49
18.148
11
50 54
14.294
12
55 59
9.595
13
60 64
6.109
14
65 69
3.941
15
70 74
1.969
16
> 75
1.317
Jumlah
379.439
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013)
Tabel 1.4 Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013
Data Dasar
Jumlah
Jumlah Penduduk
379.439
Jumlah Kelurahan
7
Jumlah Puskesmas
10
Tenaga Kesehatan
95
Posyandu
26
Jumlah Bayi
627
Jumlah Balita
3.230
Jumlah Ibu Hamil
2.688
Jumlah Ibu Nifas
98
(Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2013)
bertanggung
jawab
terhadap
pembangunan
kesehatan
di
wilayah
masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap
melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif.Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja
seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka
banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya
perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma Sehat. Dengan
paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),
10
mengjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku penduduk yang sehat
3. Cakupan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan
1.1.2.4 Misi Puskesmas
1. Menggerakkan
pembangunan
berwawasan
kesehatan di wilayah
kerjanya
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya.
11
3. Memelihara
dan
meningkatkan mutu,
pemerataan
dan
memantau
dan
melaporkan
dampak
kesehatan
dari
12
oleh
setiap
puskesmas
yang
ada
di
seluruh
wilayah
Indonesia.
Kegiatan
Indikator
Promosi Kesehatan
Penyuluhan di Dalam
Tatanan sehat
PHBS
Penyehatan pemukiman
Kesehatan Lingkungan
ANC
Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan
Cakupan linakes
MTBS
Cakupan MTBS
Imunisasi
Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana
Pelayanan
Cakupan MKET
Keluarga Berencana
Diare
ISPA
Cakupan kasus
ISPA
Malaria
Tuberkulosis
Gizi
Distribusi vit A / Fe /
14
Pengobatan
cap yodium
yodium
PSG
Promosi Kesehatan
SKDN
% kadar gizi
Medik dasar
Cakupan pelayanan
UGD
Jumlah
Laboratorium sederhana
ditangani
Jumlah pemeriksaan
kasus
yang
pilihan
puskesmas
ini
dilakukan
oleh
dinas
kesehatan
pertama
yang
dengan
P2M,
gizi,
promosi
kesehatan
&
pengobatan.
2. UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan
promosi
kesehatan,
pengobatan,
kesehatan
gigi,
program
tingkat
desa,
organisasi
profesi,
organisasi
sarana
pelayanan
kesehatan
tingkat
pertama,
langsung
dengan
masyarakat
dengan
berbagai
18
untuk
yang
bimbingan
lebih
kompeten
tenaga
menyelenggarakan
untuk
puskesmas
pelayanan
melakukan
dan
medis
spesialis
atau
di
puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan
fogging,
peminjaman
alat
laboratorium
masyarakat
dan
atau
penyelenggaraan
19
memperhatikan
kesehatan
bagi
institusi
dan
kembang,
Upaya
Kesehatan
Berbasis
Masyarakat (UKBM)
2. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
3. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan
atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau
BPP (Badan Penyantun Puskesmas).
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan
ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang
terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas.IPMS
minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan
wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing
1.1.3.1 Latar Belakang Puskesmas Kecamatan Cilincing
20
jawab
dalam
upaya
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan
21
masyarakat
untuk
kedokteran,
22
puskesmas
kecamatan.
26. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku
Kepala Dinas Kesehatan.
1.1.3.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing
KEPALA PUSKESMAS
KECAMATAN:
Dr.Mirsad
No
1
2
Tenaga Kerja
Dokter Spesialis
Dokter Umum
FUNGISIONAL
Kesehatan
Jiwa
&
Jumlah
NAPZA
1
14
23
3
Dokter Gigi
4
Bidan
5
Perawat
6
Perawat Gigi
7
Tenaga Kefarmasian
8
Tenaga Gizi
9
Tenaga Kesmas
10 Tenaga Sanitasi
11 Tenaga Teknis Medis
12 Fisioterapis
Jumlah
8
20
33
5
6
2
2
2
2
95
1. Ruang tunggu.
2. Poli Gigi.
3. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
4. Poli Mata.
5. Poli Spesialis Anak.
6. Laboratorium.
7. Apotek.
8. Toilet.
9. Pojok ASI.
10. Pojok Gizi
Lantai III terdiri dari :
1. Ruang Kepala Puskesmas.
2. Ruang Kepala Tata Usaha (TU).
3. Ruang TU.
4. Ruang Koordinator Pelayanan Tuberkulosis (TB).
5. Ruang Koordinator Kesehatan Komunitas.
6. Ruang Koordinator Obat.
7. Ruang Koordinator Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
8. Ruang Koordinator KIA.
9. Ruang Koordinator Gizi.
10. Ruang Penerimaan Retribusi.
11. Ruang Tamu.
12. Ruang Tunggu.
13. Gudang Gizi.
14. Gudang Arsip.
15. Gudang Promosi Kesehatan (Promkes).
16. Gudang KIA-KB.
17. Mushola.
18. Toilet.
Lantai IV terdiri dari :
1. Ruang Pengendalian Penyakit Menular (P2M).
2. Dapur.
3. Toilet.
4. Aula.
5. Sampah Medis.
1.1.4
25
26
27
pengambilan spesimen terhadap hewan selain tikus harus bekerja sma dengan sudin
kelautan dan pertanian. Kemudian serum dikirim ke B. Balitvet Bogor atau RS karyadi
Semarang. Pengobatan tersangka penderita/ tersangka penderita Pengobatan :
pemeberian antibiotik seperti penicillin, streptomysin, doxycicline,tetracycline atau
eritromisin. Menurut Turner pemberian penicillin atau tetracyclin dosis tinggi dapat
memberikan hasil yang sangat baik. Pemberian diberikan 10 hari
Pencegahan :
1.
2.
3.
4.
Di Kecamatan Gambir
Januari-Desember 2012.
3. Rabies
Berdasarkan SK Mentri Pertanian No : 566/kpts/PD.640/10/2004 Provinsi
DKI Jakarta telah dinyatakan bebas rabies dan untuk mempertahankan telah dibentuk
Tim Koordinasi Pengaman Daerah Bebas Penyakit Rabies dan Penyakit Menular
Hewan Linnya di Provinsi DKI Jakarta. Sesuai Surat Keputusan Gubernur No:
2070/2005 tanggal 25 Oktober 2005. Walaupun Provinsi DKI Jakarta telah bebas
Rabies, tetapi tetap merupakan daerah yang terancam penularan Rabies, karena
beberapa Kabupaten di Jawa Barat yang awalnya telah dinyatakan bebas, ditemukan
kembali kasus Rabies baik pada hewan maupun manusia. Demikian pula masih ada
Provinsi di Indonesia yang endemik Rabies.
Sehubungan dengan hal tersebut maka kebijakan Provinsi DKI Jakarta selain
yang telah tertuang dalam PERDA 11 tahun 1995. Tentang pengawasan hewan rentan
Rabies, serta pencegahan dan penanggulangan, juga melakukan :
1.
28
isolasi.
Adapun langkah-langkah yang dilakuka apabila ada kasus gigitan HPR :
- Mencuci luka dengan sabun atau deterjen dan air yang mengalir selama
kurang lebih 15 menit. Mencuci luka sangatlah penting karena virus
rabies terbungkus lipid (lemak). Walaupun penderita gigitan ataun
keluarga sudah dicuci pencucuan luka harus tetap dilakukan atau
-
diulangi.
Kemudian dapat diberikan antara lain : Alkohol 40 %, 70%, betadin,
3.
4.
5.
6.
6506559, 64011412.
b. RSUD Tarakan, Jl. Kyai Caringin no 7 Jakarta Pusat telp 3842938.
7.
Vaksinasi yang digunakan saat ini adalah purivied vero rabies vaksin
(verorab) dengan cara pemberian hari ke 0 diberikan 2 angka suntikan di
regio deltoideus kanan dan kiri masing-masing 0,5 ml IM, kemudian hari
ke 7 dan 21 masing-masing 1x suntikan IM deltoid kiri dan kanan.
Di Kecamatan Gambir tidak ditemukan penyakit rabies pada periode JanuariDesember 2012.
4.
Malaria
29
adalah
pengobatan
pencegahan
dengan
sasaran
warga
transmigrasi dan ibu hamil di daerah endemis malaria (Depkes RI, 2000).
Obat Anti Malaria yang dipakai dalam kebijakan pengobatan di Indonesia
adalah Klorokuin : banyak digunakan karena murah, tersedia secara luas, dan
relatif aman untuk anak-anak, ibu hamil maupun ibu menyusui. Pada dosis
pencegahan obat ini aman digunakan untuk jangka waktu 2-3 tahun. Obat harus
digunakan terus-menerus mulai minimal 1- 2 minggu sebelum berangkat sampai
4-6 minggu setelah keluar dari daerah endemis malaria. Efek samping : gangguan
seperti mual, muntah, sakit perut dan diare. Efek samping ini dapat dikurangi
dengan meminum obat sesudah makan (Depkes RI, 2000).
30
3. Pemberantasan vektor.
Pemberantasan vektor dilakukan antara lain dengan penyemprotan rumah
menggunakan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa, membunuh jentik
melalui kegiatan anti larva atau larvasiding dan menghilangkan atau mengurangi
tempat perindukan nyamuk untuk mengurangi jumlah nyamuk (Depkes RI, 2000).
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk memberantas jentik nyamuk
Anopheles :
a. Cara kimiawi dengan menggunakan larvasida yaitu zat kimia yang
dapat membunuh larva atau jentik nyamuk seperti oli, solar atau
minyak tanah, paris green, temefos, fention, dan lain-lain. Kedalam
larvasida juga dimasukkan Bacillus thuringiensis sejenis bakteri yang
dapat membunuh larva oleh karena ia tidak berkembang biak lagi pada
setiap kali aplikasi. Dapat juga dengan herbisida yakni zat kimia yang
dapat mematikan tumbuh-tumbuhan air yang digunakan sebagai tempat
berlindung bagi larva nyamuk.
b. Cara Biologik.
31
Filariasis
Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang
disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini
tersebar luas di pedesaan dan perkotaan. Dapat dan menyerang semua golongan tanpa
mengenal usia dan jenis kelamin. Di dunia terdapat 1,3 miliar penduduk yang berisiko
tertular penyakit kaki gajah di lebih dari 83 negara dan 60% kasus berada di Asia
Tenggara.
Program Eliminasi Filariasis merupakan salah satu program prioritas
nasional pemberantasan penyakit menular sesuai dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional tahun 20042009. Tujuan umum dari program eliminasi filariasis adalah
filariasis tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia pada tahun 2020.
Sedangkan tujuan khusus program adalah (a) menurunnya angka mikrofilaria
(microfilaria rate) menjadi kurang dari 1% di setiap Kabupaten/Kota, (b) mencegah
dan membatasi kecacatan karena filariasis.
Program eliminasi filariasis di Indonesia ini menerapkan strategi Global
Elimination Lymphatic Filariasis dari WHO. Strategi ini mencakup pemutusan rantai
penularan filariasis melalui POMP filariasis di daerah endemis filariasis dengan
menggunakan DEC yang dikombinasikan dengan albendazole sekali setahun minimal
5 tahun, dan upaya mencegah dan membatasi kecacatan dengan penatalaksanaan kasus
klinis filariasis, baik kasus akut maupun kasus kronis.
32
Menetapkan
anggaran
dan
melaksanakan
pengobatan
selektif,
33
6.
X 100%
d.
dini
penyakit
DBD
atau
upaya
pemberantasan
DBD
36
37
No.
1
2
3
4
5
6
+
+
-
+
+
+
-
+
+
-
Keterangan
Infeksi dengue
Infeksi dengue primer
Infeksi primer
Infeksi dengue sekunder
Ulangi hari ke 5 demam
Infeksi lainnya
38
Pada program DBD, terdapat indikator yang harus dicapai oleh Puskesmas Kecamatan Cilincing yaitu:
1. Incidence Rate (IR) DBD <50/100.000 penduduk
2. Cakupan PE terhadap kasus DBD 100%
3. Cakupan Fogging Fokus terhadap PE(+) 100%
4. Cakupan Fogging Fokus Siklus Kedua terhadap Siklus Pertama 100%
1.1.5
Hasil Kegiatan Program Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) di Puskesmas Wilayah Kecamatan
Cilincing Periode Januari Desember 2014
Tabel 1.9 Data Penyakit Malaria Dari Laporan Rumah Sakit dari
Januari-Desember 2014
No
Kelurahan
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
Cilincing
39
Kalibaru
Marunda
Rorotan
Semper Barat
Semper
Sukapura
Total
Timur
7
Dari tabel diatas masih terdapat kasus malaria di daerah Kali Baru dan Semper Barat pada bulan Juni dan Agustus.
Tabel 1.10 Data Penyakit Leptospirosis Dari Laporan Rumah Sakit dari
Januari-Desember 2014
No
Kelurahan
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
Cilincing
Kalibaru
Marunda
40
Rorotan
Semper Barat
Semper
Sukapura
Total
Timur
7
Tabel 1.11 Data Penyakit Filariasis Dari Laporan Rumah Sakit dari
Januari-Desember 2014
No
Kelurahan
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
Cilincing
Kalibaru
Marunda
Rorotan
Semper Barat
Semper
Timur
7
Sukapura
41
Total
Dari data tabel 1.10 dan 1.11 daerah Kecamatan Cilincing sudah bebas dari kasus Leptospirosis dan Filariasis.
Tabel 1.12 Data Penyakit Chikungunya Dari Laporan Rumah Sakit dari
Januari-Desember 2014
No
Kelurahan
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
Cilincing
Kalibaru
Marunda
Rorotan
Semper Barat
Semper
Sukapura
Total
Timur
7
42
Tabel 1.13 Data Penyakit Avian Influenza (H1N1) Dari Laporan Rumah Sakit dari
Januari-Desember 2014
No
Kelurahan
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
Cilincing
Kalibaru
Marunda
Rorotan
Semper Barat
Semper
Sukapura
Total
Timur
7
Dari data tabel 1.12 dan 1.13 masih terdapat kasus Chikungunya dan Avian Influenza di daerah Sukapura pada bulan Februari dan
Agustus.
Tabel 1.14 Data Penderita DBD Perkelurahan Wilayah Kec. Cilincing Jakarta Utara Bulan Januari-Desember 2014
43
Jumlah
Jumlah Penderita
Target IR
CFR
Puskesmas
Penduduk
Hidup
Meninggal
per 100.000
PKM Kec.
(b)
38
(c)
0
penduduk
(a)
23.910
<50
[c/(b+c)]x100%
0
Cilincing
PKL Kel.
22.754
37
<50
Cilincing I
PKL Kel.
22.083
48
<50
Cilincing II
PKL Kel. Semper
38.500
56
<50
Barat I
PKL Kel. Semper
38.730
22
<50
Barat II
PKL Kel. Semper
40.871
<50
Barat III
PKL Kel.
78.162
80
<50
8
9.
10.
Sukapura
PKL Kel. Kalibaru
PKL Kel. Rorotan
PKL Kel.
23.769
45.170
69.760
57
35
22
0
0
0
<50
<50
<50
0
0
0
<50
No
Marunda
Cilincing
379.439
404
Incidence Rate (IR)
104,2
Sumber: Bagian SurveillansPuskesmas Kecamatan Cilincing
Tabel 1.15 Data Penderita DBD Perkelurahan Wilayah Kec. Cilincing Jakarta Utara Bulan Januari-Maret 2015
Bulan
Jumlah
No
Kelurahan
Kasus
Januari
Februari
Maret
44
1
2
3
4
5
6
7
Cilincing
19
6
Sukapura
8
2
Kalibaru
12
6
Rorotan
9
3
Marunda
6
0
Semper Barat
17
6
Semper Timur
8
2
TOTAL
79
25
Sumber: Bagian SurveillansPuskesmas Kecamatan Cilincing
9
3
6
5
6
10
5
44
4
3
0
1
0
1
1
10
45
Jumlah kasus DBD di wilayah Kecamatan Cilincing selama bulan Januari-Maret 2015 menurun dari bulan Januari-Desember tahun
2014 yaitu dari 404 kasus menjadi 79 kasus. Setiap kelurahan di Kecamatan Cilincing pasti memiliki kasus DBD selama setahun. Dari
tabel 1.13 didapatkan bahwa nilai Incident Rate (IR) pada seluruh kelurahan di Kecamatan Cilincing dari bulan Januari-Desember 2014
sudah mencapai target.
Tabel 1.16 Rekapitulasi data PE untuk bulan Januari s/d Desember 2014
Sudah dilakukan PE
Cakupan PE terhadap
Tidak
Total Kasus
kasus DBD
PE (+)
PE (-)
Bukan DBD
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
2
7
24
15
6
8
5
T O TAL
73
Sumber: Data Surveillans Kesehatan Jakarta Utara
9
25
17
18
14
15
36
148
11
8
0
2
4
1
6
39
33
44
19
33
11
15
30
201
55
84
60
68
35
39
77
461
Total Kasus
Cakupan PE terhadap
No
1
2
3
4
5
6
7
KELURAHAN
Cilincing
Sukapura
Kalibaru
Rorotan
Marunda
Semper Barat
Semper Timur
ditemukan
(a+b)/(e-c-d) x 100%
Tabel 1.17 Rekapitulasi data PE untuk bulan Januari s/d Maret 2015
No
KELURAHAN
Sudah dilakukan PE
46
Tidak
kasus DBD
(a+b)/(e-c-d) x 100%
(c)
ditemukan
(d)
(e)
1
0
1
2
0
2
1
7
7
4
5
8
4
8
2
38
15
5
12
16
6
15
7
76
PE (+)
PE (-)
Bukan DBD
(a)
(b)
0
0
3
5
0
1
0
T O TAL
9
Sumber: Data Surveillans Kesehatan Jakarta Utara
7
1
3
1
2
4
4
22
1
2
3
4
5
6
7
Cilincing
Sukapura
Kalibaru
Rorotan
Marunda
Semper Barat
Semper Timur
47
48
Tabel 1.18 Rekapitulasi data Fogging Focus bulan Januari s/d Desember 2014
No
KELURAHAN
PE (+)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Cakupan Fogging
Fogging
Fogging
Siklus 2
Fokus terhadap PE
Fokus
Fogging
Siklus 1
(b/a x 100%)
(d/c x 100%)
(b)
(c)
(d)
2
7
24
15
6
8
5
73
1
2
11
2
1
2
1
22
1
2
11
2
1
2
1
22
(a)
1
2
3
4
5
6
7
Cilincing
Sukapura
Kalibaru
Rorotan
Marunda
Semper Barat
Semper Timur
T O TAL
2
7
24
15
6
8
5
73
100
100
100
100
100
100
100
100
Tabel 1.18 Rekapitulasi data Fogging Focus bulan Januari s/d Maret 2015
49
No
KELURAHAN
PE (+)
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Cakupan Fogging
Fogging
Fogging
Siklus 2
Fokus terhadap PE
Fokus
Fogging
Siklus 1
(b/a x 100%)
(d/c x 100%)
(b)
(c)
(d)
0
0
3
5
0
1
0
9
0
0
2
2
0
1
0
5
0
0
1
2
0
0
0
3
(a)
1
2
3
4
5
6
7
Cilincing
Sukapura
Kalibaru
Rorotan
Marunda
Semper Barat
Semper Timur
T O TAL
0
0
3
5
0
1
0
9
100
100
50
100
100
100
100
65%
Tabel 1.19 Rekapitulasi data Angka Bebas Jentik bulan Januari s/d Desember 2014
No
KELURAHAN
Jumlah
Rumah
Hasil
(+)
(-)
50
yang
Dipantau
1
2
Cilincing
Sukapura
100
100
15
28
85
72
>95
>95
85%
72%
Kalibaru
100
39
61
>95
61%
Rorotan
100
27
73
>95
73%
Marunda
100
30
70
>95
70%
Semper Barat
100
20
80
>95
80%
Semper Timur
100
25
75
>95
75%
100
184
516
>95
73,7%
T O TAL
51
52
53
54
55
56
57