Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Haryanti (2010) tentang pengaruh dari
naungan terhadap jumlah stomata dan ukuran porus daun Zephyranthes rosea menunjukkan
bahwa pada intensitas cahaya atau naungan berbeda yang diterima oleh tumbuhan akan
menyebabkan perbedaan jumlah stomata pada permukaan atas daun, namun tidak mempengaruhi
jumlah stomata pada permukaan bawah daun dan ukuran porus. Perbedaan jumlah stomata pada
daun tergantung pada energi matahari yang diterima. Sebenarnya tumbuhan hanya menggunakan
0,5 sampai 2% energi yang diserapnya dari energi matahari. Energi matahari tersebut memacu
proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan, sehingga juga akan memacu terjadinya
pembelahan inisiasi sel induk stomata. Adanya perbedaan pada daerah fase maksimal dan daerah
fase minimal penerimaan cahaya dalam kloroplas daun tumbuhan pada daerah ternaung dan tidak
ternaung menyebabkan meningkatnya distribusi stomata pada daun semakin meningkat. Fiksasi
CO2 maksimum pada proses fotosintesis tumbuhan terjadi sekitar tengah hari dimana intensitas
cahaya matahari berada pada titik puncaknya. Secara fisiologis cahaya memberikan pengaruh
langsung melalui proses fotosintesis yang akan memacunya dan tidak langsung melalui
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan akibat respon metabolik yang langsung. Hal inilah
yang menyebabkan perbedaan jumlah stomata pada permukaan atas daun. Pada permukaan
bawah daun tempat ternaungi tidak berbeda nyata pada tumbuhan yang ada di daerah tidak
ternaungi ini dikarenakan permukaaan bawah daun pada naungan yang berbeda sifatnya akan
tetap ternaungi karena bentuk daun yang melengkung dan arah tumbuh daun yang horizontal.
Referensi:
Haryanti, S. 2010. Pengaruh Naungan yang Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran
Porus Stomata Daun Zephyranthes rosea Lindl. Bulletin Anatomi dan Fisiologi.
XVIII (1): 41-48.