AbstrakSalah satu permasalahan ekonomi yang sering kita temui adalah masalah stabilitas nilai tukar rupiah.
Ketika nilai tukar rupiah melemah, maka hal ini akan memicu terjadinya inflasi. Dengn adanya inflasi akan terjadi
kenaikan harga-harga dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. Pelemahan nilai tukar rupiah dapat kita lihat di
sepanjang tahun 2013 lalu. Dalam hal ini, kebijakan fiskal dari pemerintah dan juga kebijakan moneter dari Bank
Indonesia mempunyai peranan utama dalam mengatasi permasalahan ekonomi tersebut. Bagaimana kebijakan
Bank Indonesia dalam menghadapi permasalahan stabilitas nilai tukar rupiah ini akan coba diuraikan dalam
tulisan ini.
Kata Kunci: nilai tukar rupiah, BI rate, inflasi, moneter, Bank Indonesia.
1.
PENDAHULUAN
Pelemahan nilai tukar rupiah akan memicu
terjadinya inflasi, dimana harga-harga barang melonjak
naik yang mengakibatkan kestabilan ekonomi menjadi
tidak terjaga. Baik kebijakan fiskal dari pemerintah
maupun kebijakan moneter dari Bank Indonesia samasama memiliki peran andil dalam menghadapi
permasalahan ekonomi ini.
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia
memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter
(seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan
utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian
sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan
instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka
di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib
minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai
masalah pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi
selama tahun 2013 di Indonesia. Selanjutnya, akan
dibahas pula bagaimana kebijakan moneter yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam rangka
mengatasi tersebut.
2.
LANDASAN TEORI
Kebijakan moneter adalah upaya untuk
mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi
secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur
keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi
barang.
Kebijakan
moneter
dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak
terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku
bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta
asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
3.
PEMBAHASAN
Sepanjang tahun 2013, nilai tukar rupiah terus
menerus mengalami pelemahan. Pada awal Januari
2013 nilai tukar rupiah masih berada pada angka Rp
9.733,- per USD. Hingga pada awal Juli, rupiah
semakin melemah mencapai angka Rp 10.010,- per
USD. Nilai tukar ini terus menerus melemah hingga
akhir tahun. Nilai terendah mencapai Rp 12.331,- per
USD pada tanggal 30 Desember 2013. Secara umum,
pergerakan nilai tukar rupiah dapat dilihat pada grafik
di bawah ini.
KESIMPULAN
Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan
sepanjang tahun 2013. Secara umum, pelemahan nilai
tukar rupiah mengakibatkan kenaikan inflasi yang
menggangu stabilitas ekonomi. Permasalahan ini
disebabkan oleh faktor internal berupa defisit neraca
berjalan yang masih besar dan faktor eksternal berupa
rencana tappering off oleh Bank Sentral AS. Untuk
DAFTAR REFERENSI
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
diakses pada tanggal 29 April 2014.
[2] http://www.bi.go.id/id/moneter/informasikurs/transaksi-bi/Default.aspx
diakses
tanggal 29 April 2014.
pada
[3] http://ekbis.sindonews.com/read/2013/12/30/109/8
21857/menanti-keperkasaan-rupiah-di-2014
diakses pada tanggal 29 April 2014.
[4] https://www.ipotnews.com/index.php?
jdl=Jaga_Stabilitas__RI_Akan_Perbanyak_Bilater
al_Swap_Agreement&level2=newsandopinion&id
=2541437&img=level1_topnews_2#.U0wHHvmS
yvU diakses pada tanggal 29 April 2014.