Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

BUKU PEDIATRIC ACUTE CARE


Oleh : Karin Reuter-Rice dan Beth Bolick
PENGKAJIAN
A. UMUR GESTASI (Usia Kehamilan)
The American Academy of Pediatric mengklasifikasikan bayi
baru lahir berdasarkan usia kehamilan dan berat badan lahir.
Ekstimasi usia kehamilan dapat memperkirakan perkembangan
karakteristik, pola tumbuh, dan resiko kesehatan.
Tiga metode dalam menentukan usia postnatal adalah
dengan pemeriksaan fisik berikut ini : New Ballard Score, Rapid
Delivery Room Assesment dan Direct Visualization of the anterior
vascular capsule of the lens by ophthalmoscope.
B. PENGOREKSIAN USIA
Evaluasi bayi premature postnatal sebaiknya menggunakan
pengoreksian

umur.

Pengoreksian

umur

di

kalkulasi

dengan

mengurangi jumlah minggu prematuritas dari umur kronologi bayi.

KEMATANGAN NEURO MUSKULAR

KEMATANGAN FISIK
Kulit

Lengket

Kenyal ,

Lembut ,

Permuka

Kulit

cerah

merah

an

pecah

rapuh ,

kemera

muda

mengelu

area

transpa

han

vena

pas

pucat

terlihat

atau

vena

kerip

kemerah

jarang

ut

ran

dan

an

,
,

Kulit tipis ,

Reta

pecah

tidak ada

kasar

pembuluh

dan

sedikit
lanugo

Tidak

jarang

sering

vena
jarang

ada
Permukaa

Tumit

>50mm

Tanda

Lipatan

Daerah

Banyak

kebotak

kebotakan

an
Lipatan

Lipatan di

n plantar

-ujung

tidak

kaki

ada

40-

lipatan

kemerah

hanya

di depan

semua

an samar

ada

2/3

area

Areola

Areola

Areola

titik-

menonjo

penuh
10mm

di

depan

50mm:-

melintan

<40mm
Payudara

:-2
Tidak

Hampir

Areola

kelihata

tidak

datar

kelihata

tidak ada

titik , 1-

but

2mm

mm bud

bud

bud
Pinna

Terbent

Cartilago

uk

tebal

Mata/teli

Menutu

Menutu

Pin

nga

sedikit

melengk

melengk

ung

dan

dan

nya

menyat

membu

ka

Longgar

pinna

: -1

datar

Erat : -2

tetap

melamba

Alat

Scrotum

terlipat
Scrotum

kelamin

nya

( pria )

datar

lembut

dan

keras

lembut

,recoil

lembut ;

tapi siap

nya

recoil

recoil

instant

t
Testis

Testisnya

Testis

nya

diatas

turun

turun

kosong ,

kanal

kerut

kerutnya

nya

jarang

ung

,3-4

Testis
,

menggant

sedikit

kerutan

ung

kerut

nya

kerutanny

bagus

a dalam
Mayora

Clitoris

samar
Clitoris

Clitoris

Mayora

Mayora

kelamin

menonj

menonj

menonjol

dan

besar

(wanita)

ol

ol , labia

minora

minora

clitoris

labia

minora

pembesa

sama

kecil

dan

nya

kecil

ran

sama

minora

menonjol

datar

kaku

Alat

5-

menutupi

mirora

Tingkat
kematang
an
Score

mingg

-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50

u
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44

C. RIWAYAT
Informasi

tentang

riwayat

termasuk

data

dari

maternal/obstetrik (Gravida,para, spontaneous,dan terapi aborsi,


infeksi kehamilan, infeksi transmisi seksual, berbagai terapi,
pengobatan, gangguan akut.kronik, kesehatan mental) dan hasil
dari

data

medikasi).

persalinan
Riwayat

(Skor

APGAR,

pengobatan

infant

lampau,

resusitasi,
keluarga,

terapi,
riwayat

psikososial termasuk informasi seperti genetic, atau prevalensi


penyakit umum dalam keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
A. TANDA-TANDA VITAL
a. Temperatur.
Tidak ada temperatur lingkungan yang cocok untuk semua
ukuran, usia kehamilan, dan kondisi bayi preterm. Namun, ratarata temperatur yang optimal antara 36,5 C- 37,5C (97,7-99,5
F). (World Health Organization,1997).
WHO mendefinisikan 3 kategori dari hipotermi :

1. Cold Stress antara 36,0-36,4 C (96,8-97,5 F) menyebabkan


kekhawatiran. Hangatkan bayi dan identifikasi penyebab ;
cek peralatan dan pemeriksaan suhu.
2. Moderate Hipotermi antara 32,0-35,9 C (89,6-96,6 F).
Menghangatkan bayi dengan segera.
3. Lebih Severe hipotermi < 32,0 C (< 89,6 F). Membutuhkan
resusuitasi darurat; prognosis buruk.
2 kategori dari hipetermi :
1. Hipertemi > 37,5 C (99,5 F) menyebabkan kekhawatiran.
Identifikasi penyebab; diduga adanya infeksi ; cek peralatan
dan pemeriksaan suhu.
2. Severe hipotermi > 40 C (104 F) membutuhkan mandi air
hangat ( temperatur air adalah 2 C [3,6 F] lebih dingin
daripada suhu tubuh bayi ) ; pertahankan hidrasi.
Untuk pencegahan hipotermi dan hipertermi suhu kulit dan
aksila bayi harus dimonitor secara kontinyu. Bayi prematur
biasanya

memiliki kemampuan untuk mengatur regulasinya

suhu tubuhnya sendiri dalam 34 minggu kehamilan.


b. Denyut jantung.
Biasanya denyut jantung saat istirahat rata-rata 100-170
permenit. Denyut jantung bayi bervariasi tergantung aktivitas
seta kronologi usia. Rata-rata denyut jantung saat lahir 141 per
menit, 171 per menit pada usia 2 bulan dan sekitar 142 per
menit pada usia 1 tahun. Ritme jantung regular, dengan
pengecualian

occasional

prematuere

atrial

atau

kontraksi

ventrikular, namun jarang terjadi.


c. Respiratory rate.
Nilai normal RR adalah 40-60 permenit. Secara primer bayi
bernapas dengan hidungnya, yang normalnya memiliki pola
irregular dan periodek. Contohnya bayi preterm mungkin
memiliki regular rate selama beberapa menit dan atau dalam
periode waktu (5-10 menit) dimana pernapasan tidak terjadi.
Namun, jika bayi mengalami penurunan pada heart rate dan
banyak perubahan warna sianosis dengan pernapasan yang

berhenti lebih dari 15-20 detik, kondisi ini adalah abnormal dan
dikenal sebagai apnea of prematurity (AOP). AOP berhubungan
dengan adanya imaturitas dari pusat pernapasan dan sering
terjadi pada bayi preterm yang lahir sebelum usia kehamilan 34
minggu. AOP diterapi dengan methlyxanthines;caffeine dan
theophylline sering digunakan sebagai pengobatannya. Jika bayi
memiliki apnea yang parah, tahapan apnea baru , atau apnea
dengan kondisi klinis yang buruk, mempertimbangkan sepsis
pada disgnosis yang berbeda.
Tanda dari respiratory distress dari AOP adalah takipnea,
bunyi

dengkuran,

nasal

flaring,

retraksi

dan

penurunan

kebutuhan oksigen.
d. Tekanan Darah.
Sebayak 50 % dari semua BBLR menerima pengobatan
untuk menurunkan tekanan darah; namun tidak ada konsensus
mengenai definisi yang aktual dari hipotensi pada neonatus.
Acuan yang diterima oleh berepa rekomendasi klinik oleh join
working grup of the british assosiation.
Normal nilai tekanan darah yang pasti dari organ perfusi
yang adekuat belum diketahui, jadi hipotensi memiliki disgnosis
yang berbeda dimana banyak kejadian klinis yang mengikuti
pada neonatus. : takipneau, takikardi, bradikardi, bintik pada
kulit, CRT ekstremitas dingin dan p-enurunan urin output. Faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap TD disebabkan oleh
kehingangan darah. Terdapat banyak variasi terkait pengobatan
hipotensi,

seperti

observasi

jenisdarah,

pemberian

cairan

tambahan dan kortikosteroid.


Hipertensi terdapat pada neonatus ketika td sistolok &
diastolik meningkat sangat drastis ( >2 perbedaan standard).
Etiologi dari hipertensi dalamnneonatus meliputi gangguan
konginetal atau gangguan renovaskular atau kelebihan cairan.
Kondisi ini dapat dilihat sekitar 3 % dari seluruh bayi dalam
NICU. Bayi mungkin dapat atau tidak menimbulkan gejala.
Grjalanya antara lain sulit makan, iritabilitas, dan hematuria.

Manajemen
pengurangan

yang

dapat

cairan,

beta

dilakukan
blocker,

yaitu
ACE

dengan

inhibitor,

cara

calsium

blocker, dan diuretik.


Metode yang optimal dalam mengkaji TD pada bayi prematur
adalah via umbilikus atau arteri kateter. Ini merupakan prosedur
invasif dan harus dimonitoring terus menerus. HCP dapat juga
digunakan

dakam

pemeriksaan

td

noninvasif

dengan

menggunakan oksilometri dengan ukuran yang sesuai pada


lengan atau kaki bayi. Jika memungkinkan dapatkat td ke 4
ekstrimitas dalam 24 jam pertama kehidupan untuk mengkaji
adanya adanya obstruksibaorta. Jika ada perbedaan sekitar 1520 mmhg antara ekstremitas atas & bawah dapat didugabterjadi
penyempitan aorta
e. Lingkungan
Jaga lingkungan bayi tetap hangat selama pengkajian.
Gunakannpemanas

radiasi

radiasi

atau

inkubator

untuk

mengurangi stress kedinginan. Hindari cahaya langsung untuk


f.

menghindari stimulasi dalam pengkajian.


Sistem syaraf pusat
Diawal kehamilan, postur istirahat bayi yaitu hipotonic. Fleksi
dan

aduksi

panggul

meningkat

seiring

peningkatan

usia

kehamilan. Namun posisi kaki katak pada usia gestasi lebih dari
36 minggu merupakan hal yang abnormal.
Gerakan yang paling spontan biasanya terjadi saat tidur aktif.
Karena sistem saraf pusat masih imatur, gerakan bayi masih
ireguler dan aktivitas tremolous dr bayi prematur. Pada saat
keadaan bangun, bayi prematur mungkin akan melakukan
gerakan regangan yg acak, yang mungkin bisa bilateral atau
tidak sinkron. Reflek tendon dalam masih ada, tapi tidak terlalu
aktif pada bayi preterm.
g. Kulit
Transparansi kulit dan visibilitas dari vena meningkat seiring
rendahnya usia gestasi. Bayi dengan usia gestasi 26 minggu
mempunyai 3-6 lapisan kulit, dibanding dengan bayi aterm yang

memiliki 16 lapis. Catat adanya lanugo dan vernix caseosa


(putih seperti keju yang terjadi karena sekresi kelenjar sebasea
dan sel kulit). Juga akan lebih banyak seiring dengan penurunan
usia gestasi. Lipatan kaki muncul pertama kali pada bagian
anterior pada usia gestasi 28-30 minggu. Catat adanya tanda
tanda jaundice, kondisi ini terjadi pada 80% bayi prematur,
meningkat secara cephacaudal dan memuncak pada usia 5-6
hari pertama kehidupan, jika hal ini muncul pada 24 jam
pertama setelah lahir maka hal ini abnormal. Total serum
bilirubin harus dimonitor ketat pada 2 minggu pertama.
h. Kepala
Palpasi sutura fontanela anterior dan posterior penutupan
sutura mungkin terjadi lebih dari 1 minggu pada bayi dengan BB
ekstrim

rendah.

Evaluasi

kelopak

mata

yang

normalnya

membuka secara spontan dalam 26 hingga 30 minggu usia


gestasi. Kaji bentuk telinga dan jumlah kartilago daun telinga.
Pada minggu ke 34 usia gestasi sedikit kartilago yang tampak
dan telinga memiliki tekstur untuk tetap melipat sendiri. Dalam
gestasi ke minggu 36 beberapa kartilago muncul dan daun
telinga saat dilipat kembali ke semula. Lekukan dari daun telinga
biasanya muncul pada usia 34 minggu. Evaluasi mulut dan catat
tingkat perkembangan reflek menghisap dan menelan yang
biasanya sudah komplit pada 32-34 minggu. Reflek rooting juga
mumcul pada 32 minggu. Pada 34 minggu bayi seharusnya
sudah memiliki kemampuan toleransi penuh untuk pemberian
i.

makan secara oral.


Dada
Pada bayi premature tulang rusuk akan terlihat lebih jelas
karena adanya penipisan lapisan otot yang terjdi penurunan
lemakl subkutan pada neonatus dibandingkan dengan bayi yang
cukup bulan. (verklan & Walden 2003). Evaluasi pernafasan:
pada puncak pernafasan tidak teraba pada bayi yang premature
ekstream dan akan menjadi lebih baik seiring pertambahan usia

kehamilan. Pada bayi yang cukup bulan memiliki aerola dengan


j.

ukuran 1 sampai 4 mm (ballard et .al.1991)


Perut dan genetalia
Periksa tali pusat yang biasanya terdapat 2 arteri dan 1 vena.
Hanya 20 % bayi yang memiliki satu arteri yang biasanya
terdaapat pada bayi yang mengalami kengenital anomali
(thummula et al. 1998). Pada bayi wanita terdapat clitoris yang
menonjol dan melebarnya labia. Diuji dari bayi prematur laki-laki
mulai turun pada usia kehamilan 28 minggu dan dapat teraba
tinggi

dalam

skrotum

pada

usia

kehamilan

37

minggu

(thummula et al. 1998)


B. MODEL PERAWATAN LINGKUNGAN
a. Termoregulasi
Pada kandungan, fetus mempersiapkan diri untuk dilahirkan
dengan menyimpan glikogen, memproduksi katokolamin dan
menyimpam lemak coklat pada trimester 3. Lemak coklat
berfungsi untuk memproduksi panas. Pada bayi lahir prematur,
mereka memiliki waktu untuk mempersiapkannya sehingga
prosesnya tidak sempurna.
Setelah kelahiran suhu bayi menurun 0,2-1,0 oC / menit. Jika
bayi tidak dapat memproduksi dan meretensi panas dengan
baik maka akan beresiko hipotermia. Untuk mengkompensasi
keadaan ini, bayi meminimalkan kehilangan panas dengan
vasokonstriksi

perifer

dan

memproduksi

panas

dengan

meningkatkan metabolisme dan oksidasi lemak coklat (non


shivering

thermogenesis).

Tanda

dan

gejala

hipotermia

akrosianosis, ekstremitas dingin, penurunan perfusi perifer,


apnea, bradikardia, letargi, intabilitas, hipoglikemia, metabolik
asidosis, penurunan CO, peningkatan kebutuhan O2. Namun
hipertermia juga bisa terjadi ketika berhubungan dengan infeksi.
Jika terjadi hipertermia maka harus dilakukan hidrasi IV/ oral
secara adekuat, mengurangi lapisan pakaian atau selimut,
mandi cepat atau administrasi acetaminofen. Lalu, untuk

mengatur

dan

memantau

lingkungan,

baayi

dimasukkan

kedalam inkubator.
Tujuan thermogulasi secara umum adalah menetralkan suhu
lingkungan (NTE). Pada neonatus panas akan hilang banyak saat
pemeriksaan

fisik,

mandi

dan

penimbangan

BB.

Untuk

menanganinya gunakaan radiasi panas dan jaga bayi tetap


kering. Untuk meminimalisir kehilingan cairan transdermal
gunakan inkubator dengan tingkat kelembaban 50%.
b. Presepsi nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang
berhubungan dengan jaringan aktual atau potensial. Sistem
syaraf

pada

neonatus

berkembang

saat

kehamilan

dan

dilanjutkan sampai kelahiran meskipun respon nyeri yang


ditimbulkan

berbeda

dilihat

dari

usia

kehamilan

dan

perkembangan konteks, bahkan, neonatus yang paling prematur


dapat

menunjukkan

reaksi

fisiologi

dan

stress

hormonal

terhadap stimulus nyeri. Indikatornya : ekspresi wajah dan alis


berkerut pandangan mata, mulut terbuka, gerakan tubuh
( postur dan tonus); menangis, status prilaku dan warna kulit;
nadi, TD, RR, saturasi O2 dan akral. Instrumental skala nyeri
yang digunakan : Neonatal Infant Pain Scale ( NIPS ) dan
Premature Pain Infant Profile ( PPIP )
Pengalaman nyeri yang dirasakan di ICU harus dipandang
sebagai kondisi akut dan kronis yang dapat muncul secara
terpisah atau tiba-tiba.
Metode management nyeri harus diterapkan pada ICU harus
diterapkan secara adekuat sesuai dengan indikasi dan situasi.
Intervensi

nonfarmakologi

harus

digunakan

untuk

meminimalkan stress dan nyeri pada infant serta meningkatkan


koping

dan

Sedangkan

kemampuan

mengenai

intervensi

farmakologi

regulasi

pada

digunakan

management tingkat nyeri dari sedang samapi bera.


Management nonfarmakologi :
Swaddling
Memposisikan bayi senyaman mungkin

infant.
untuk

Modifikasi

lingkungan

menurinkan

pencahayaan

dan

menurunkan kebisingan )
Kontak kulit dengan ibu
Pemberian ASI

Managemnet farmakologi :
Agen anastesi ( Krim emla, Lidocainv)
Anti inflamasi Non Seroid ( Acetaminofen dan Ibuprofen )
Analgesik Iopioid ( Morfin dan Fentanil )
C. DEVELOPMENTAL CARE
a. Posisi
Bertujuan untuk mensejajarkan kepala dengan badan dan
memberikan variasi posisi terhadap tahapan perilaku bayi saat
ini karena secara fisiologi bayi prematur belum mataang dalam
fleksi ekstremitas, tubuh dan pelvis. Maka dibutuhkan dukungan
pemposisian

eksternal

untuk

mencegah

bentuk

kepala

abnormal, ekstansi leher berlebih, aduksi skapula, retraksi bahu,


rotasi pinggul eksterna dan aduksi yaitu dengan caara dibedong,
diberi bantalan sekitar tubuh, digendong dan diberikan tahanan.
b. Clustering care
Bertujuan untuk memberikan lingkungan yang nyaman dan
terproteksi yang memungkinkan pola tidur yang adekuat dan
memfasilitasi pengembangan otak dan sistem sensorik. Sistem
sensorik

yang berkembang saat REM adalah somastetik

(sentuhan),

kinestetik

(gerakan),

propiosepsi

(posisi),

kemosensori (bau dan rasa), auditori, visi, sosial, hipokampal


(memori). Maka dari itu penting untuk bayi agar tidurnya tidak
terganggu.x
c. Modifikasi stimulus eksterna
Bertujuan untuk mengkaji dan memodifikasi lingkungan
sehingga bayi pematur bisa berespon terhadap lingkungan
sekitarnya dan menununjukkan stabilitas dan stress secara
otonomik, motorik dan sistem yang bertahap. Stress secara
fisiologik diisyratkan dengan perubahan nadi, RR, apnea,
sesnsori,

penurunan

level

O2

pada

darah,

mendengkur,

menggenggam. Stress secara behavioral diisyaratkan dengan


muntah,

menangis,

tersedak,

pandangan

mata

lemah,

jaringan ,meregang, rewel, lidah dijulur-julurkan menguap,


wajah

meringis.

Koping

dalam

mengatasinya

berupa

menghisap jari, meletakkan tangan pada mukanya, meremas


kain disekitarnya atau badannya, menahan tangan atau kakinya.
Modifikasi lingkungan secara eksternal : Lampu redup, lampu
yang berputar, background suara 50db, isolette covers.
Modifikasi lingkungan contohnya yaitu memodifikasi suara
lingkungan, suasana lingkungan, pencahaayaan dan tingkat
kebisingan yaitu kurang lebih 50 db.

RENCANA KEPERAWATAN PADA KOMPLIKASI PREMATURITAS


(Plan of Care)
a. Plan of care hidrosephalus
Rencana keperawatan pada hidrosephalus tergantung pada
ukuran ventrikel , TIK , dan perjalanan penyakit . karena

hidrosephalus memiliki resiko tinggi infeksi dan tingginya


kegagalan dalam pemasangan shunt. tindakan sementara sering
dilakukan sampai bayi siap untuk dilakukan pemasangan bayi .
tindakan shunt bisa menurunkan cairan serebral spinal (CSF) .
lakukan lumbar punctures untuk menganti cairan yang hilang .
b. Plan of care anemia
Strategi dalam terapi anemia pada prematur meliputi
pembatasan

jumlah

darah

yang

hilang

melalui

prosedur

plebotomi dan memberikan nutrisi serta memberikan tranfusi


sel darah merah. Pemberian EPo tidak direkomendasikan karena
dapat meningkatkan risiko retinopati.
c. Plan of care NEC (Necrotizing Enterocolitis)
Manajemen NEC harus berfokus kepada perjalanan penyakit.
Penanganan awal yaitu NPO dan dekompresi GI track. Dilakukan
evaluasi untuk infeksi yang berhubungan dengan penyebab lain
seperti darah, urine,dan Cff, kemudian harus diberikan antibiotik
spektrum luas. Treatment dari hipotensi metabolik asidosis,
hiponatremia, dan tanda gejala syok lainya sangatlah penting.
Bayi dengan NEC biasanya mengalami pemanjangan periode
pemberian nutrisi parenteral dan konstipasi, akces cvp harus
tersedia.
Pembedahan dilakukan ketika ada tanda dari ganggren pada
usus atau ketika pasien mengalami ada eritema andomen
peningkatan distensi abdomen , trombositopenia . laparotomi
dilakukan

untuk

menghilangkan

bagian

dari

usus

untuk

mengembalikan fungsi dari usus .


d. Plan of care retinopati
Penangan ROP bisa dengan menggunakan operasi laser
tetapi jika retina terlepas maka harus dilakukan vitrectomy
(dengan melibatkan pemindahan jaringan luka sehingga retina
dapat terhubung kembali, lensa mata dapat dipindah atau tidak
tergantung dari letak dan jumlah jaringan lukanya.) atau scleral
buckle (dengan cara menempatkan pita silikon pada mata
sehingga memodifikasi bentuk mata dan mendorong retina ke
arah dinding posterior)

PLANNING FOR HOME

Perencanaan di rumah yang rutin dilakukan bayi berisiko tinggi


adalah

pengkajian

yang

detail

evaluasi

rencana

tindakan

keperawatan berikut :
1. Pemeriksaan fisik dan perkembangan neurologi
- HCP sebaiknya mementukan bahwa BB bayi dapat bertambah
-

secara konsisten (15-30 kg/hari)


Masalah medid atau operasi yang membutuhkan perawatan

harus diselesaikan
Member makan bayi harus berhasil tanpa adanya distress
Bayi
dapat
memperlihatkan
kemampuan
untuk
mempertahankan suhu tubuhnya di box bayi selama beberapa

hari
Hasil dari pemeriksaan fisik dan pertimbangan dari riwayat bayi
, ketetntuan rumah sakit usia kehamilan dan berat bayi harus

menentukan apakah bayi sudah dapat dipulangkan kerumah


- Dalam dokumentasi bayi tidak ada data aritmia dan apnea
2. Konsultasi nutrisi
- Orang tua di edukasi pemberiaan asi dan susu formula dan cara
-

mencampurnya serta pemberiaan yang tepat


HCP dapat dipastikan bahwa orang tua familiar dengan nama
dan

intake

kalori

per ons susu

formula

serta tempat

membelinya
Tempat informasi WIC (women , infants , and children food

program ) dan dokumen yang tepat harus disediakan .


Konsultasi laktasi dapat memberikan orang tua mengenai
edukasi pemberian asi dengan pompa payudara dan meberikan

dukungan .
3. Keamanan
- Latihan CPR bayi harus diselesaikan
- Posisi tidur yang aman harus ditinjau
- Perawatan bayi harus ditinjau (seperti

suhu

air

dalam

pemandian bayi, bagaimana cara pemeriksa suhu bati , teknik


-

bulb suction
Tinjau keadaan bayi saat memanggil tenaga kesehatan atau

bawa bayi ke emergency


Berikan demonstrasi pemberiaan obat yang tepat

Tinjau penggunaan dan perawatan alat medis , balutan atau


peralatan pastikan memiliki kursi mobil yang keamanannya

standart
4. Dukungan caregiver
- Semua pertayaan harus dijawab berdasarkan literature
- Orangtua diberikan kesempatan tinggal bersama bayinya
semalam . hal ini dapat memberikan keamanan dalam rutinitas
perawatan dan membolehkan orang tua melakukan perawatan
-

total dan tanggung jawanya .


Tinjau penyakit ;pastikan orang tua mengetahui kapan harus

bawa bayinya kerumah sakit


- Tinjau instruksi dan rangkuman pemulangan dengan orang tua
5. Pencegahan penyakit dengan skrinning bayi baru lahir , imunisasi
dan pendengaranan )
- Pastikan tenaga kesehatan dapat dihubungi dan janji follow up
terjawab
- Imunisasi harus diperbaruhi
- Pemeriksaan Penglihatan dan pendengaran harus lengkap
- Pemeriksaan bayi baru lahir harus lengkap
6. Tindak lanjut perawatan yang di butuhkannya
- Pastikan janji follow up dan terapi terjadwal
- Konfirmasi pertahanan peralatan medis dan suplai yang telah
-

dipesan dan waktu kedatanganya


Jadwal kunjungan rumah jika diperlukan

Anda mungkin juga menyukai