Anda di halaman 1dari 2

The Dynamic of The Life Cycle Project

Setiap proyek terutama proyek konstruksi pasti memiliki Life Cycle project
atau

Daur

Hidup

Proyek.

Life

Cycle

Project

disusun

bertujuan

untuk

meminimalisir konflik yang terjadi di setiap proyek konstruksi . Konflik yang


terjadi biasanya berupa konflik akibat faktor jadwal, konflik akibat faktor
prioritas, konflik akibat faktor teknis, dan konflik akibat faktor personalitas.
Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi pada proyek, baik manajer
proyek pada konsultan maupun kontraktor umumnya menggunakan pendekatan
confrontation

atau

problem

solving

dan

pendekatan

compromising

atau

negotiating. Khusus untuk konflik yang berkaitan dengan masalah personalitas,


manajer proyek juga mempergunakan pendekatan smoothing sebagai alternatif
lain penyelesaian konflik yang terjadi. Person In Charge yang bertugas atau
berwenang untuk menyelesaikan sebuah konflik adalah manajer proyek. Dalam
tugasnya pada saat pelaksanaan, mereka dibantu oleh para site manager dan
beberapa staf administrasi dan teknik. Konflik Prioritas diselesaikan dengan cara
Forcing dan Compromising, sedangkan konflik Personalitas diselesaikan dengan
cara Smoothing atau Problem Solving. Dan pada tahap Pasca Construction,
konflik yang sering muncul adalah konflik Jadwal, Prioritas dan Personalitas. Para
Project Manager menyelesaikannya dengan cara Problem Solving atau Forcing.
Dalam kontrak Design and Build pada tahap Project Development konflik yang
cukup sering muncul adalah konflik Jadwal dan diselesaikan dengan cara
Compromising.
Berikut ini adalah contoh dari Basic Project Life Cycle Model :
1. Initiating
2. Planning
3. Executing
4. Closing.
Dalam setiap penyusunan Life Cycle project haruslahh berkesinambungan dan
berhubungan dalam setiap tahapan , sehingga dapat membentuk Life Cycle
project Yang Dinamis. Sehingga kita dapat meminimallisir konflik konflik yang
terjadi di setiap proyek konstruksi.

Berikut ini contoh Diagram atau Bagan dari Life Cycle project .

Pada tahap 1 atau penyusunan konsep yang perlu diperhatikan adalah


Mengidentifikasi kebutuhan yaitu dengan menyusun gagasan atau ide. Lalu kita
susun anggaran serta program. Serta mempertimbangkan faktor lain seperti
resiko yang terjadi.
Tahap II yaitu Planning seperti mengembangkan rencana , menyiapkan
dan memilih peralatan, meninjau kembali dana keuangan dan jadwal.
Pada Tahap III yaitu Executing . seperti : Set up Organization, Disin review ,
Kualiti control dan memonitor setiap kelangsungan dan perkembangan.
Pada Tahap IV yaitu Closing , yaitu meningkatkan SDM , meningkatkan
kapasitas dan produktifitas , transfer materials , archive lessons learned. Juga
memberikan Finall report .

Anda mungkin juga menyukai