Bab 1
Bab 1
STATUS PASIEN
1. PASIEN
1.
a.
b.
c.
Identitas Pasien
Nama/Kelamin/Umur : Tn. R. / Laki-laki / 47 tahun
Pekerjaan/Pendidikan : Swasta (buruh bangunan) / SMA
Alamat
: Rt.33 Talang Bakung
Leher
Thorak
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Anus
membantu
mempercepat
berkurangnya
pembengkakan.
Rendam duduk dengan air hangat yang bersih dapat dilakukan rutin
dua kali sehari selama 10 menit pagi dan sore selama 1 2 minggu,
Menyarankan
kepada
pasien
untuk
menghindari
faktor-faktor
: G1A213033
Jambi,
Mei 2015
R/
Pro :
Umur
Alamat :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sistematik, bila aliran darah vena balik terus terganggu makan dapat menimbulkan
pembesaran vena (varices) yang dimulai pada bagian struktur normal di regio anal,
dengan pembesaran yang melebihi katup vena dimana sfingter anal membantu
pembatasan pembesaran tersebut. Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan
faeces berdarah pada hemoroid interna karena varices terjepit oleh sfingter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal
dan vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anorektal.Arteriola regio
anorektal menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran
(varices) vena anorektal.Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan
tekanan intra abdominal dan aliran darah dari arteriola, pembesaran vena (varices)
akhirnya terpisah dari otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap
pembuluh darah hemoroidalis.Hemoroid interna terjadi pada bagian dalam sfingter
anal, dapat berupa terjepitnya pembuluh darah dan nyeri, ini biasanya sering
menyebabkan pendarahan dalam faeces, jumlah darah yang hilang sedikit tetapi bila
dalam waktu yang lama bisa menyebabkan anemia defisiensi besi. Hemoroid eksterna
terjadi di bagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan, jarang menyebabkan
perdarahan dan nyeri kecuali bila vena ruptur.Jika ada darah beku (trombus) dalam
hemoroid eksternal bisa menimbulkan peradangan dan nyeri hebat.
Patofisiologi gejala hemoroid interna dimana hemoroid interna tidak
menyebabkan sakit pada kulit, karena berada di atas garis dentate dan tidak diinervasi
oleh saraf kulit. Namun, bisa berdarah, prolaps, dan, sebagai akibat dari pengendapan
iritasi ke kulit perianal sensitif, menyebabkan gatal-gatal dan iritasi perianal.
Hemoroid
sfingter
sekitar
Hemoroid.
Hasil
tegangan
ini
menimbulkan
bersamaan. Trombosis eksternal menyebabkan nyeri kulit akut. Gejala ini disebut
sebagai krisis hemoroid akut dan biasanya membutuhkan pengobatan segera.
Hemoroid interna yang paling sering menyebabkan perdarahan yang tidak
nyeri dengan gerakan usus. Yang meliputi kerusakan epitel oleh gerakan usus yang
keras, dan pembuluh darah yang berdarah. Dengan spasme sfingter tekanan elevating
kompleks, vena hemoroid internal yang bisa muncrat.Hemoroid intern menghasilkan
lendir ke jaringan perianal jika prolaps. Lendir ini dengan isi tinja mikroskopis dapat
menyebabkan dermatitis lokal, yang disebut pruritus ani.
Patofisiologi gejala hemoroid ekstern yaitu hemoroid eksterna menyebabkan gejala
dalam 2 cara. Pertama, trombosis akut yang mendasari vena hemoroid ekstern dapat
terjadi. Trombosis akut biasanya berhubungan dengan peristiwa tertentu, seperti
kelelahan fisik, tegang dengan sembelit, serangan diare, atau perubahan dalam diet.
Ini adalah akut, peristiwa yang menyakitkan.
Hasil nyeri dari distensi kulit yang cepat diinervasi oleh bekuan dan edema
sekitarnya. Rasa sakit berlangsung 7-14 hari dan sembuh kembali resolusi trombosis
tersebut. Dengan resolusi ini, anoderm membentang tetap sebagai kelebihan kulit atau
tag kulit. Trombosis eksternl sesekali mengikis kulit di atasnya dan menyebabkan
perdarahan. Kekambuhan terjadi sekitar 40-50% dari waktu, di tempat yang sama
(karena vena yang rusak yang mendasari masih ada). Cukup mengeluarkan bekuan
darah dan meninggalkan vena melemah di tempat, daripada memotong vena dan
mengangkat gumpalan, akan mempengaruhi pasien untuk kambuh.Hemoroid eksterna
juga dapat menyebabkan kesulitan kebersihan, dengan kelebihan, kulit yang
berlebihan tersisa setelah trombosis akut (tag kulit) yang bertanggung jawab atas
masalah ini. Vena hemoroid eksterna ditemukan di bawah kulit perianal jelas tidak
dapat menyebabkan masalah kesehatan, namun, kelebihan kulit di daerah perianal
mekanis dapat mengganggu pembersihan.
Hemoroid intern
Berdarah
Menonjol
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
tetap
Derajat
I
II
III
IV
Reposisi
(-)
Spontan
Manual
Tidak dapat
10
11
2.7 Diagnosis1,2,3
Diagnosis hemoroid ditegakkan berdasarkan anamnesis keluhan klinis dari
hemoroid berdasarkan klasifikasi hemoroid (derajat I sampai dengan derajat IV) dan
pemeriksaan anoskopi/kolonoskopi. Karena hemoroid dapat disebabkan adanya
tumor di dalam abdomen atau usus proksimal, agar lebih teliti sebaiknya selain
memastikan diagnosis hemoroid, dipastikan juga apakah di usus halus atau dikolon
ada kelainan misal tumor, atau colitis.Untuk memastikan kelainan di usus halus
diperlukan pemeriksaan rotgen usus halus atau enteroskopi. Sedangkan untuk
memastikan kelainan di kolon diperlukan pemeriksaan rotgen barium enema atau
kolonoskopi total.
Diagnosis Hemoroid
- Darah di anus
- Prolaps
- Perasaan tak nyaman di anus (pruritus anus)
- Pengeluaran lendir
- Anemia sekunder
- Tampak kelainan khas pada inspeksi
- Gambaran khas pada anoskopi/rektoskopi
2.8 Penatalaksanaan1,2,3,5,6
Penatalaksanaan
hemoroid
terdiri
dari
penatalaksanaan
medis
dan
d. Tindakan bedah: Tindakan ini terdiri dari dua tahap yaitu pertama yang bertujuan
untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dan kedua untuk
mengangkat jaringan yang sudah lanjut.
Penatalaksanaan medis hemoroid ditujukan untuk hemoroid interna derajat I
sampai dengan III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau
pasien menolak operasi.Sedangkan penatalaksanaan bedah ditujukan untuk hemoroid
interna derajat IV dan eksterna, atau semua derajat hemoroid yang tidak respon
terhadap pengobatan medis.
Penatalaksanaan Medis non farmakologis
Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan
minum, perbaiki pola/cara defekasi merupakan pengobatan yang selalu harus ada
dalam setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi disebut bowel
magement program (BMP) yang terdiri dari diet, cairan, serat tambahan, pelican feses
dan perubahan perilaku buang air.Untuk memperbaiki defekasi dianjurkan
menggunakan posisi jongkok (squatting) sewaktu defekasi. Pada posisi jongkok
ternyata sudut anorektal pada orang menjadi lurus ke bawah sehingga hanya
diperlukan usaha yang lebih ringan untuk mendorong tinja ke bawah atau keluar
rectum. Mengedan dan konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid, dan
akan memperparah timbulnya hemoroid, dengan posisi jongkok ini tidak diperlukan
mengedan lebih banyak. Bersamaan dengan program BMP diatas, biasanya juga
dilakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama
10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini maka eksudat yang lengket atau
sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat atau sisa tinja yang lengket dapat
menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan. Pasien diusahakan tidak banyak
duduk atau tidur, banyak bergerak dan banyak jalan. Dengan banyak bergerak pola
defekasi menjadi membaik. Pasien dianjurkan banyak minum 30-40 ml/KgBB/hari
untuk melembekkan tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain buah-buahan,
13
sayur-sayuran, cereal, dan suplementasi serat komersial bila kurang serat dalam
makanannya.
Penatalaksanaan medis farmakologis
1. Obat memperbaiki defekasi: ada dua obat yang diikutkan dalam BMP yaitu
suplemen serat fiber (fiber supplement) dan pelican tinja (stool softener).
Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain vegeta, mulax,
Metamucil. Dalam saluran cerna obat ini bekerja membesarkan volume tinja dan
meningkatkan peristaltik. Efek samping yaitu kentut, kembung, konstipasi, alergi.
Obat kedua laksan atau pencahar yaitu laksadin, dulcolak, mikrolak, merangsang
sekresi mukosa usus halus dan meningkatkan penetrasi cairan dalam tinja.
2. Obat simtomatik: pengobatan bertujuan menghilangkan atau mengurangi keluhan
rasa gatal, nyeri, atau karena kerusakan kulit di daerah anus. Obat pengurang
keluhan seringkali dicampur pelumas (lubricant), vasokontriktor, dan antiseptic
lemah. Contoh antara lain anusol, boraginol N/S, dan faktu. Sediaan berbentuk
suppositoria untuk hemoroid interna, sedangkan sedian ointment/krem untuk
hemoroid eksterna.
3. Obat menghentikan perdarahan: luka disebabkan oleh pecahnya vena hemoroid
yang dindingnya tipis. Yang digunakan untuk pengobatan hemoroid yaitu diosmin
(90%) dan heperidin (10%) dengan nama dagang radium atau daflon.
Penatalaksanaan minimal invasive
1. Skleroterapi
Adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5% fenol
dalam minyak nabati. Penyuntikan diberikan ke dalam submukosa di dalam
jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid intern dengan tujuan
menimbulkan
peradangan
steril
yang
kemudian
menjadi
fibrotik
dan
14
tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan termasuk infeksi,
pristatitis akut jika masuk ke dalam prostat, dan reaksi hipersensitivitas terhadap
obat yang disuntikkan. Terapi suntikan bahan sklerotik bersama nasehat tentang
bahan makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid intern derajat I dan
II.
Gambar 4: Skleroterapi
2. Ligasi dengan gelang karet
Dilakukan pada hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps. Dengan
bantuan anuskop mukosa diatas hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau
dihisap ke dalam tabung ligator khusus. Gelang karet di dorong dari ligator dan
ditempatkan secara rapat di sekeliling mukosa pleksus hemoroidalis tersebut.
Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari. Mukosa bersama gelang
karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada pangkal hemoroid
tersebut. Penyulit adalah timbulnya nyeri karena terkena garis mukokutan dan
infeksi.
15
16
Gambar 7: Hemoroidektomi
5. Tindak bedah lain
Dilatasi anus yang dilakukan dalam anestesi dimaksudkan untuk memutuskan
jaringan ikat yang diduga menyebabkan obstruksi jalan keluar anus atau spasme
yang merupakan faktor penting dalam pembentukan hemoroid. Metode dilatasi
menurut Lord ini kadang disertai dengan penyulit inkontinensia sehingga tidak
dianjurkan.
sebelumnya juga mudah dikenali. Adanya lipatan kulit sentinel pada garis tengah
dorsal, yang disebut umbai kulit, dapat menunjukkan adanya fisura anus.
2.10 Komplikasi1,6
Hemoroid intern yang mengalami prolaps akan menjadi ireponibel, sehingga
tidak dapat terpulihkan oleh karena kongesti yang mengakibatkan udem dan
thrombosis. Keadaan yang agak jarang ini akan dapat berlanjut menjadi thrombosis
melingkar pada hemoroid intern dan hemoroid ekstern secara bersamaan. Keadaan ini
akan mengakibatkan nyeri hebat dan dapat berlanjut menyebabkan nekrosis mukosa
dan kulit yang menutupinya. Emboli septic dapat terjadi melalui system portal dan
dapat menyebabkan abses hati.Anemia dapat terjadi karena perdarahan yang ringan
dan lama. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi
portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah akan
sangat banyak.
2.11 Prognosis4
Kebanyakan hemoroid sembuh secara spontan atau dengan terapi medis
konservatif saja. Namun, komplikasi dapat mencakup trombosis, infeksi sekunder,
abses, dan inkontinensia. Tingkat kekambuhan dengan teknik non-bedah adalah 1050% selama periode 5 tahun, sedangkan untuk hemorrhoidektomi bedah kurang dari
5%. Mengenai komplikasi dari operasi, ahli bedah yang terlatih mengalami
komplikasi dalam waktu kurang dari 5% kasus. Komplikasi termasuk stenosis,
perdarahan, infeksi, kekambuhan, nonhealing luka, dan pembentukan fistula. Retensi
urin secara langsung berkaitan dengan teknik anestesi yang digunakan dan cairan
perioperatif diberikan. Membatasi cairan dan penggunaan rutin anestesi lokal dapat
mengurangi retensi urin menjadi kurang dari 5%.
18
BAB III
ANALISIS KASUS
a. Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar
Tidak ada hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar.
b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga
19
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Jong WD, Sjamsuhidayat R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC; 2005. hal 67275.
2. Simadibrata,M. Hemoroid. Dalam: Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid 1. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI; 2009. hal 395-97.
3. Maingots, Rodney. Maingots Abdominal Operation. 11 th ed. editor Michael J.
Zinner, Stanley W. Ashley. The McGraw-Hill Companies: 2007. P; 676-80.
4. Thornton, SC. Editor: John Geibel. Hemorrhoids Treatment & Management. Last
update Sep 12, 2012. Available at: URL: http://emedicine.medscape.com.
Accesed: June 1, 2013.
21
5. Thornton, SC. Editor: John Geibel. Hemorrhoids. Last update Oct 31, 2011.
Available at: URL: http://emedicine.medscape.com. Accesed: June 1, 2013
6. Acheson GA, Scholefield JH. Management of Haemorrhoids. BMJ.2008. 336: 380383.
Lampiran
22
23