Case Report Obgyn Inversio
Case Report Obgyn Inversio
a.
b.
c.
d.
II.
Identitas
Nama
: Ny. SN
Usia
: 32 tahun
Alamat
: Kp. Cipedung 1/5 Gajah Meka
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Anamnesis
KU
: Perdarahan dari jalan lahir
P1A0 datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam SMRS.
Keluhan
GDS 40gr%
Diagnosis
Tetap
Terapi
Minum air gula
IVFD D10%+D40%
4 flaqon
Lain-lain lanjut
GDS 152gr%
Tetap
menit kemudian
VFD Martos
20
gtt/menit
Pukul 13.30
GDS 40gr%
Tetap
Pukul 17.30
Pukul 21.00
GDS 47gr%
Sesak (+)
Tetap
Tetap
GDS 81 gr%
Kemungkinan CRF
martos = 2:1
Lasix 2x2 amp (iv)
Ksr 1x1 (po)
Ambroxol
2x
(tablet)
Cefotaxime 2x1 gr
(iv)
Cek
ulang
GDS,
Ur/Kr, SADT, Ro
Thorax,
semakin Tetap + CRF
pasang
kateter
IVFD D10%
Pukul 22.00
Pasien
T :150/90
lemah
N : 92
GDS 81 gr%
R :28
Tanggal 10/06/14
Ur 152,7, Kr 6, 57
Lemas (+), sesak Tetap
Diet
T : 140.90
(+)
1600kkal
N : 96
IVFD
R : 28
500cc/12 jam
S :35,5
muntah
Lasix 3x2amp
berkeringat
(-)
BAK
lunak
Ksr 1x1
DM
D5%
Ambroxol 3x1
Captopril (stop)
Valsartan 1x80 mg
Cefotaxime 2x1 gr
(iv)
Biiknat 3x1
PA 1X 5mg
Aspilet 1x70mg
Ranitidine
2x1amp
(iv)
Periksa, urin rutin,
Na, K, as.urat , Ur,
Kr,
profil
lipid,
thorax PA
Pro konsul dr.dinny
Sp.PD
GDS 40
D10
DM
Tanggal 11/06/2014
500cc/6 jam
Diet lunak
T : 120/80
1600kkal
N ; 80
IVFD
R : 20
5x berisi makanan
500cc/12 jam
S : 36
dan cairan
Lasix 3x2amp
Ksr 1x1
jam 06.00-08.00
Ambroxol 3x1
D5%
Captopril (stop)
Valsartan 1x80 mg
Cefotaxime 2x1 gr
(iv)
Biiknat 3x1
PA 1X 5mg
Aspilet 1x70mg
Ranitidine
2x1amp
(iv)\
Calor 3x1 (po)
Amiovioval 3x1 (po)
X.
Pembahasan
1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah benar?
Ya sudah tepat karena sesuai dengan gejala dan tanda klinis pada pasien
tersebut. Pasien memiliki gejala-gejala hipoglikemi akibat pengggunaan obat
antidiabetik yaitu lemas badan, berkeringat dingin, pusing. Hasil pemeriksaan
gula darag sewaktu menunjukan penurunan kadar gula darah.
Sedangkan untuk diagnosis CHF ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada anamnesis didapatkan pasien merasa sesak nafas
dirasakan terutama pada aktivitas ringan dn tidak hilang dengan istirahat (dyspnea
deffort)). Pasien tidur dengan 2 bantal sehari (ortopnea), sulit tidur akhir-akhir ini
karena sesak, dulu sering terbangun malam karena sesak (paroxysmal mocturnal
dyspnea). Pasien merasa cepat lelah jika beraktivitas. Sesak nafas tidak disertai
mengi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan JVP 5+2 cm, adanya
pelebaran pada batas kiri jantung pasien, dan adanya pitting udem pada kedua
tungkai. Gejal-gejala tersebut merupakan gejala khas dari gagal jantung kongestif.
Diagnosa pneumonia pada pasien ini berdasarkan adanya batuk produktif,
pada pemeriksaan fisik adanya rhonki basah kasar pada pemeriksaan paru, namun
sayangnya hasil foto thoraks pada pasien ini belum ada jadi tidak dapat
mengetahui gambaran dari foto thoraks. Pneumonia pada pasien ini dipikirkan
didaoatkan dari lingkungan (community-acquired-pneumonia). Hal ini dapat
memperberat sesak nafas pasien.
Diagnosa gagal ginjal kronik didapatkan berdasarkan anamnesis pasien
lemas badan, pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva yang anemis tetapi
tekanan darah pasien tinggi, pada pemeriksaan ureum kreatinin meningkat. Hal
tersebut merupakan gejala dan tanda dari gagal ginjal kronik.