Pokok bahasan
Hari / tanggal
Waktu
: 18.30 WIB
Tempat
: Rumah warga RW 5
Sasaran
: Warga RW 5
A. Tujuan
1. Tujuan Instruktusional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan warga RW 5 dapat memahami tentang
penyakit DBD
2. Tujuan Instruktusional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, warga RW 5 mampu:
a. Menjelaskan pengertian DBD
b. Mengetahui penyebab DBD
c. Mengetahui tanda dan gejala DBD
d. Mengetahui cara penularan DBD
e. Mengetahui cara pencegahan DBD
f. Cara Menangani DBD
B. Sumber
Meadow, Sir Roy Simen. 2002. LectusNotes: Pediatrika. Jakarta: PTGelora Aksara
Pratama
Notoadmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Karel, Mella S. 2005. Menjadi Dokter Anak di rumah. Jakarta: Puspa Swara
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
D. Materi
1. Pengertian DBD
2. Penyebab (etiologi) DBD
3. Tanda dan gejala DBD
4. Cara Pertolongan pertama DBD
5. Tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti
6. Cara pencegahan DBD
E. Pelaksanaan
No
Tahap/waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Audience
Pembukaan
1. Memberikan salam
2. Memperkenalkan diri
5 menit
3. Menjelaskan
maksud
dan
tujuan
4. Melakukan kontrak waktu
2
Isi
1. Menjelaskan
1. Menjawab salam
2. Memperhatikan
dan
menyimak
3. Memperhatikan
dan
menyimak
4. Menjawab pertanyaan
pengertian
DBD
2. Menjelaskan penyebab DBD
3. Menjelaskan tanda dan gejala
15 menit
DBD
4. Menjelaskan cara penularan
DBD
5. Menjelaskan
Memperhatikan dan
mendengarkan
cara
pencegahan DBD
6. Menjelaskan dampak /bahaya
3
DBD
1. Memberikan
Penutup
10 menit
pada
peserta
untuk bertanya
2. Melakukan evaluasi dengan
memberikan
pertanyaan
2. Audience
pertanyaan
secara lisan
3. Mengucapkan terima kasih
3. Memperhatikan
4. Kontrak
pertemuan 4. Memperhatikan
berikutnya
5. Salam penutup
F. Media
1. Flipchart (Lembar balik)
2. Leaflet
G. Kriteria Evaluasi
1. Apa pengertian DBD?
2. Apa penyebab DBD?
3. Apa tanda dan gejala DBD?
4. Cara Pertolongan pertama DBD?
A
5. Cara penularan
DBD? B
6. Bagaimana cara pencegahan DBD?
D
H. Setting Tempat
5. Menjawab salam
menjawab
Keterangan :
A : Moderator
B : Penyampai materi
D : Peserta
I. Materi
Terlampir
DBD
A. Pengertian
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Sri Rejeki H
Hadinegoro, 2005: 15).
Penyakit ini adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh 4 serotipe
virus Dengue dan ditandai dengan empat gejala klinis utama yaitu demam yang
tinggi, manifestasi perdarahan,hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi
sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran
plasma yang dapat menyebabkan kematian (Soegeng Soegijanto, 2002: 45).
B. Etiologi
Penyebab dari penyakit demam berdarah adalah virus Dengue jenis arbovirus
dengan 4 serotipenya yaitu D1, D2, D3 dan D4. Virus ini memerlukan perantara untuk
bisa masuk ke tubuh manusia. Perantara/vektor virus ini adalah nyamuk Aedes
aegypti atau Aedes albopictus. Sosok kedua jenis Aedes ini hampir serupa, namun
yang banyak menularkan demam berdarah adalah Aedes aegypti. Badan nyamuk ini
lebih kecil dari nyamuk rumah. Karakteristik nyamuk jenis ini adalah pada badan dan
tungkai nyamuk terdapat belang hitam dan putih. Nyamuk betina menghisap darah
agar bisa memperoleh protein unutuk mematangkan telurnya, sampai dibuahi oleh
nyamuk jantan. Nyamuk mendapat virus demam berdarah dari pasien Demam
Berdarah Dengue, demam Dengue, maupun orang yang tidak tampak sakit namun
dalam aliran darahnya terdapat virus Dengue (karier). Pada saat nyamuk menggigit
orang tersebut, virus dengue akan terbawa masuk bersama darah yang dihisapnya ke
dalam tubuh nyamuk nyamuk itu. Virus dalam tubuh nyamuk tersebut akan
berkembang biak tanpa nyamuk itu menjadi sakit demam berdarah. Dalam tempo 7
hari, virus dengue sudah tersebar di seluruh bagian tubuh nyamuk termasuk di
kelenjar air liurnya. Jika nyamuk ini menggigit orang lain, virus dengue akan turut
berpindah bersama air liur nyamuk ke dalam tubuh orang tersebut. Sifat gigitan
nyamuk yang dirasakan manusia tidaklah berbeda dengan gigitan nyamuk lainnya.
Artinya, tidak lebih sakit, tidak lebih gatal, tidak juga lebih meninggalkan bekas yang
istimewa (Erik Tapan,2004: 84).
C. Tanda dan gejala DBD
1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus
berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan
pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
2. Tanda-tanda perdarahan
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa
uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih
manifestasi perdarahan sebagai berikut: Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan
konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri.
Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan, dapat dinilai sebagai
presumptif test (dugaan keras) oleh karena uji Tourniquest positif pada hari-hari
pertama demam terdapat pada sebagian besar penderita DBD. Namun uji
Tourniquet positif dapt juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam
chikungunya), infeksi bakteri (thypus abdominalis) dan lain-lain. Petekie
merupakan tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul
pada hari-hari pertama demam. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang
ditemukan, sedangkan perdarahan gastrointestinal biasanya menyertai renjatan.
Kadang-kadang dijumpai pula perdarahan konjungtiva serta hematuri.
3. Pembesaran hati (hepatomegali)
Kulit terasa dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki
Penderita menjadi gelisah
Sianosis di sekitar mulut
Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang Sebab
renjatan: karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke daerah ekstra
vaskuler melalui kapiler yang terganggu.
5. Trombositopeni
Jumlah trombosit 100.000/l biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7sakit,
pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlahtrombosit
dalam batas normal menurun. Pemeriksaan dilakukan pada saat pasiendiduga
menderita DBD, bila normal maka diulang tiga hari sampai suhu turun.
6. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
Meningkatnya nilai hematokrit (Ht) 20% menggambarkan hemokonsentrasi
selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator yang peka terjadinya perembesan
plasma, sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. Pada
umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit (Depkes RI,
2005: 2).
D. Cara penularan DBD
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan
sumber penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Virus denguedalam
darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut
digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk dalam
lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di
berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira1
minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus ini akan tetap
berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes
aegypti yang telah menghisap virus dengue ini menjadi penular (infektif)
Seperti tempayan, bak mandi, dan tempat penempungan air bersih yang
memungkinkan tempat berkembang biak nyamuk, hendaknya ditutup rapat-rapat.
3. Menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya 1 minggu sekali
Seperti bak mandi, tempayan, dan tempat penampungan air bersih,hendaknya
dikuras maksimal 1minggu sekali.
4. Mengubur Barang-barang bekas
Barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti ban bekas, kalengkaleng bekas, plastik bekas, tempurung kelapa (Depkes RI, 1995: 15).
5. Membuang sampah pada tempatnya atau membakarnya
Seperti plastik bekas air mineral, potongan bambu, tempurung kelapa dan lainlain, yang dapat menampung air hujan hendaknya dibuang di tempat sampah dan
segeralah membakarnya.
6. Tidak menggantung pakaian
Faktor risiko tertular penyakit demam berdarah adalah rumah atau lingkungan
dengan baju atau pakaian bergantungan yang disukai nyamuk untuk beristirahat
(Dinkes Jateng, 2004: 5).
7. Memakai kelambu
Orang yang tinggal di daerah endemis dan sedang wabah demam berdarah
sebaiknya waktu tidur memakai kelambu. Terutama waktu tidur siang hari, karena
nyamuk Aedes aegypti menggigit pada siang hari.
8. Memakai lotion anti nyamuk
Pada waktu tidur lengan dan kaki dibaluri minyak sereh atau minyak anti nyamuk
agar terhindar dari gigitan nyamuk Aedes aegypti (Handrawan Nadesul, 1998:
32).
9.
3. Segera bawa penderita ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk
penanganan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2006. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinkes Jateng.
Erik Tapan. 2004. Flu, HFMD, Diare pada Pelancong, Malaria, Demam
Berdarah, dan Tifus. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Soegeng Soegijanto. 2002. Ilmu Penyakit Anak: Diagnosa & Penatalaksanaan.
Jakarta: Salemba Medika.
Sri Rejeki H Hadinegoro dkk. 2005. Demam Berdarah Dengue. FKUI: Jakarta.