Sap Gagal Ginjal Kronis
Sap Gagal Ginjal Kronis
(SAP)
Tema
Sasaran
: Keluarga pasien
Hari/Tanggal
Waktu
: 35 menit
Tempat
1. Tujuan
1.1 Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, keluarga pasien diharapkan dapat
memahami dan melakukan pencegahan serta perawatan pada keluarga yang
mengalami Chronic Kidney Disease (CKD).
1.2 Tujuan Khusus :
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Chronic Kidney Disease (CKD),
diharapkan pasien dan keluarga pasien mampu untuk :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2. Materi
a. Pengertian Chronic Kidney Disease (CKD)
b. Penyebab Chronic Kidney Disease (CKD)
c. Tanda dan gejala Chronic Kidney Disease (CKD)
d. Pengobatan Chronic Kidney Disease (CKD)
e. Komplikasi Chronic Kidney Disease (CKD)
f. Pencegahan Chronic Kidney Disease (CKD)
3. Media
a. Slideshow
b. LCD
c. Leaflet
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
5. Pengorganisasian
a. Pembimbing Akademik
b. Pembimbing Klinik
c. Moderator
d. Penyaji
e. Fasilitator
f. Observer
6. Kegiatan Penyuluhan
N
Komunikator
Komunikan
Pra Interaksi
1
Memberi
salam
memperkenalkan diri
Menjelaskan tema dan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
Mengontrak
Waktu
PJ
5 menit
Moderato
r
waktu
penyuluhan
yang ditawarkan
Inti
1
Mengecek
dengan
persepsi
memberi
peserta Menjawab
pertanyaan pertanyaan
25
Penyaji
menit
Menjelaskan
pengertian Memperhatikan
Penyaji
dan mendengarkan
Menjelaskan
pengobatan
Menjelaskan
komplikasi
Menjelaskan
pencegahan
Tanya jawab
Mengajukan
pertanyaan
Moderato
r
Penutup
11
5 menit
Moderato
r
sebagai evaluasi
12 Menyimpulkan hasil kegiatan Mendengarkan
penyuluhan
13 Menutup
penyuluhan
mengucapkan salam
7. Kriteria Evaluasi
7.1 Evaluasi Struktur
1) Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2) Peserta turut serta dalam kegiatan
7.2 Evaluasi Proses
1) Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
2) Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3) Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji
7.3 Evaluasi Hasil
1) Peserta mampu menjelaskan pengertian Chronic Kidney Disease (CKD)
2) Peserta mampu menjelaskan penyebab Chronic Kidney Disease (CKD)
3) Peserta mampu menjelaskan tanda dan gejala Chronic Kidney Disease
(CKD)
4) Peserta mampu menjelaskan pengobatan Chronic Kidney Disease (CKD)
5) Peserta mampu menjelaskan komplikasi Chronic Kidney Disease (CKD)
6) Peserta mampu menjelaskan pencegahan Chronic Kidney Disease (CKD)
DAFTAR HADIR
Peserta Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
Di Ruang Tunggu Rumah Sakit Petrokimia Gresik
No
Nama
Lampiran Materi
Alamat
Tanda Tangan
1) Pengertian
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan
metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur
ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolit (toksik
uremik) di dalam darah (Muttaqin, 2011).
Sedangkan menurut Smeltzer (2008), gagal ginjal kronis atau penyakit renal
tahap akhir (ERSD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). Ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik
seperti diabetes mellitus; glomerulonefritis kronis; pielonefritis; hipertensi yang
tidak dapat dikontrol; obstruksi traktus urinarius; lesi herideter, seperti penyakit
ginjal polikistik; gangguan vaskuler; infeksi; medikasi; atau agens toksik.
Lingkungan dan agens berbahaya yang mempengaruhi gagal ginjal kronis
mencakup timah, cadmium, merkuri, dan kromium. Dialysis atau transplantasi
ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien.
2) Penyebab
Menurut Muttaqin (2011), banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronik, akan tetapi, apapun sebabnya, respons yang terjadi
adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi klinis yang
memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan dari ginjal dan diluar
ginjal :
1. Penyakit dari ginjal
1) Kista di ginjal: polcystis kidney
2) Penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonefritis
3) Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis
4) Batu ginjal: nefrolitiasis
5) Trauma langsung pada ginjal
6) Keganasan pada ginjal
7) Sumbatan: batu, tumor, penyempitan/striktur.
2. Penyakit umum di luar ginjal
1) Penyakit sistemik: diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi.
2) Dyslipidemia
3) SLE
4) Infeksi: TBC, paru, sifilis, malaria, hepatitis
5) Preeklampsia
6) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)
7) Obat-obatan :
4) Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal dan
homeostasis selama mungkin. Seluruh faktor yang berperan pada gagal ginjal
tahap akhir dan faktor yang dapat dipulihkan (mis. Obstruksi) diidentifikasi dan
ditangani (Smeltzer, 2008).
1. Terapi Pengganti Ginjal (TPG)/ Replacement Renal Teraphy (RRT)
a. Dialysis
Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan
cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu
melaksanankan proses tersebut (Smeltzer, 2008). Menurut Muttaqin
(2008) dialysis dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi gagal ginjal
yand serius, seperti hyperkalemia, pericarditis, dan kejang. Dialysis
memperbaiki abnormalitas biokimia; menyebabkan cairan, protein, dan
natrium dapat dikonsumsi secara bebas; menghilangkan kecenderungan
perdarahan; dan membantu penyembuhan luka.
Menurut Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Penyakit Dalam
(2008) bahwa dialysis dapat diberikan pada pasien gagal ginjal dengan
stadium 5 yaitu GFR < 15 dan jika ada uremia.
Pemberian dialysis juga diklasifikasikan oleh Smeltzer (2008) menurut
waktu pemberiannya yaitu dialysis akut dan dialysis kronik.
1) Dialysis akut
Dialysis akut diperlukan bila kadar kalium yang tinggi atau yang
meningkat (kalium serum > 6 mEq/L), klebihan muatan cairan atau
edema pulmoner yang mengancam, asidosis yang meningkat,
perikarditis atau konfusi berat. Tindakan ini juga digunakan untuk
menghilangkan obat-obat tertentu atau toksin lain (keracunan atau
dosis obat yang berlebihan).
2) Dialysis Kronik
Sedangkan dialysis kronik dibutuhkan pada GGK (penyakit ginjal
stadium terminal) dalam keadaan sebagai berikut : terjadinya tandatanda dan gejala uremia (ureum darah > 200 mg/L) yang mengenai
seluruh sistem tubuh (mual, serta muntah, anoreksia berat,
peningkatan letargi, konfusi mental), kadar kalium serum meningkat
(> 6 mEq/L), muatan cairan berlebih yang tidak responsif terhadap
terapi diuretik serta pembatasan cairan, dan penurunan status
kesehatan yang umum. Disamping itu terdengarnya pericardial
cairan keluar dari darah ke dalam cairan dialisar. Setelah bebera jam,
pasien mengalirkan cairan dialisat yang sudah digunakan dari
abdomen dan mengisi ulang dengan cairan pembersih yang baru untuk
memulai proses kembali. Mengeluarkan cairan yang telah digunakan
dan mengisi cairan baru membutuhkan waktu setengah jam dan hal ini
disebut exchange. Peritoneal dialisis dapat dilakukan di rumah, saat
bekerja, di sekolah atau selama perjalanan. Peritoneal dialisis
merupakan terapi rumahan. Banyak pasien yang memilih terapi ini
merasa diberi fleksibilitas.
Indikasi (Smeltzer, 2008).
a) Pasien yang menjalani
hemodialisis
maintenance
yang
ginjal
yang
sukses
dibandingkan
dialisis
adalah
diuretic
K-sparring
furosemide,
spironolactone.
Pengobatan hyperkalemia tergantung derajat kegawatannya
Gawat : glukonas calcicus intravena (10-20 ml 10% Ca gluconate); glukosa
intravena (25-50 %); insulin 10-20 unit; natrium bikarbonat intravena (25-100
ml 8,4 % NaHCO3); dapat digunakan juga insulin kerja cepat 2 U yang
dicampur dextrose 40% 25 cc, diberikan bolus IV.
Meningkatkan : Furosemid
Ekskresi kalium : K-exchange resin; dialysis
Asidosis menyebabkan keluhan mual, lemah, air-hunger dan drowsiness.
Pengobatan intravena dengan NaHCO3 hanya diberikan pada keadaan
asidosis berat, sedangkan jika tidak gawat dapat diberikan secara per-oral
(PPDT, 2008).
5) Komplikasi
Komplikasi gagal ginjal kronis yang perlu menjadi perhatian perawat dan
memerlukan pendekatan kolaboratif untuk perawatan meliputi :
1. Hiperkalemia akibat penurunan ekskresi, metabolisme asidosis, katabolisme,
dan asupan yang berlebihan (diet, obat-obatan, cairan).
2. Perikarditis pada PD, efusi perikardial, dan tamponade perikardial karena
retensi produk limbah uremic dan dialisis tidak memadai.
3. Hipertensi akibat retensi natrium dan air dan kerusakan sistem reninangiotensin-aldosteron system.
4. Anemia akibat penurunan produksi erythropoietin, penurunan RBC umur,
perdarahan
di
saluran
pencernaan
dari
racun
menjengkelkan
dan
DAFTAR PUSTAKA