Bab IV
Bab IV
Umum
Instalasi pengolahan air (IPA) adalah suatu alat untuk mengolah air baku
yang berupa air sungai, danau, waduk saluran irigasi menjadi air bersih sehingga
dapat langsung dikonsumsi.
Prinsip kerja dari Instalasi pengolahan air (IPA) :
peralatan.
Termasuk
pula
training
dan manual
operasi
Pompa air baku jenis non clogging centrifugal dengan debit 0.3
m3/dtk dengan head 105.716 meter dengan menggunakan 3 pompa air .
Pondasi instalasi.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 2
3. Pompa untuk air bersih, jenis sentrifugal self priming dilengkapi dengan
pipa suction, manifold, check valves, gate valves, manometer dan pipa
distribusi.
4. Generating set lengkap dengan panel dan tangki bahan bakar harian.
5. Panel listrik induk.
6. Reservoir.
7. Peralatan laboratorium sesuai spesifikasi.
8. Rumah operasi yang terdiri atas ruang pompa, ruang genset, ruang bahan
kimia dan gudang.
7.1.1
Bangunan Intake
Bangunan intake yang digunakan adalah Intake Tower, untuk menangkap
air saat kondisi minimum. Air akan dipompa ke bak pengumpul dan selanjutnya
masuk ke bangunan Aerasi.
7.1.2
Aerasi
7.1.4
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 3
Ketebalan media penyaring baik yang bersifat media tunggal adalah 1,0
meter dipakai media tunggal (pasir silica), maka ukuran efektif (ES) media
berkisar antara 0,021 0,084 mm dengan koefisien keseragaman (UC) 2.
7.1.5
Proses desinfeksi
Proses desinfeksi adalah dengan kaporit yang diinjeksikan ke dalam pipa
Peralatan pelengkap
Peralatan pelengkap dalam sistem ini dimaksudkan sebagai kelengkapan
yang harus diadakan sehingga sistem utama (instalasi) dapat bekerja dengan baik
dan kelengkapankelengkapan lain yang memudahkan pengendalian operasi,
perawatan, suku cadang dan lain lain.
Alat ukur
Alat ukur yang harus termasuk dalam instalasi pengolahan air adalah:
1. Alat ukur debit air baku V-notch.
2. Alat ukur debit air bersih dengan water meter.
Seluruh alat ukur tersebut diatas adalah dengan sistem pembacaan langsung.
Peralatan pembubuhan
Peralatan elektro mekanis diantaranya pompa pembubuh (dosing pump bahan
kimia yang digunakan adalah jenis sifon tanpa menggunakan peralatan
mekanis.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 4
Setiap pipa dan peralatannya seperti gate valve, check valve dan sebagainya
akan sesuai dengan standar SII/SNI, ISO atau yang sama.
Untuk penggunaan pengaliran larutan bahan kimia dipakai pipa PVC atau
sejenisnya.
Peralatan laboratorium
Instalasi pengolahan air dilengkapi dengan peralatan laboratorium sebagai
berikut:
1. Jar test terdiri dari:
-
2. Test Kit A
-
CO2
Chlorine
pH
Nitrit / ammonia
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 5
Besi
Imhoff cone
Gelas ukur
Umum
a. Setiap pompa dan peralatannya yang dipasang adalah 100% baru dan
disertai dengan sertifikat pengetesan dari pabrik.
b. Pompa akan mampu dioperasikan secara terus menerus (Heavy Duty Type).
c. Pompa mempunyai efisiensi 75 80 %.
7.2.2
a. Pompa air baku berjenis submersible atau non clogging atau sentrifugal.
b. Pompa air baku mempunyai head 105.176 meter mempunyai impeller
tunggal (single stage).
c. Material / bahan untuk pompa air baku :
- Impeller
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 6
b. Pompa air bersih dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing
dari cast iron dan impeller adalah dan bronze/stainless steel.
c. Ball bearing / pelumasannya dengan gemuk
d. Putaran
7.2.5
Reducer, gate valve, non return valve, fleksible joint, air valve, riser
pipe, untuk pipa discharge.
Fitting pipa termasuk steel bend, untuk pipa discharge dan support
kabel.
Panel Induk
Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari diesel genset
Panel induk ini dilengkapi dengan automatic tripping device untuk under voltage,
resetting dilakukan dengan manual panel ini free standing box yang berisi bus bar.
7.3.2
a. Ampere meter
b. Volt meter
c. Relay
d. On/off switch
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 7
sebagai berikut:
Lampu lampu
Stop kontak
7.3.4
serta intake disediakan lampu dengan tiang lampu. Masing masing lampu dibuat
dari steel pipe sebanyak 2 buah.
Lampu yang dipasang adalah jenis lampu yang tahan terhadap pengaruh
panas dan hujan.
7.3.5
Kabel Kabel
Kabel yang digunakan sesuai dengan standar SII, dan pemasangannya
dilindungi dengan conduit. Untuk kabel yang terpasang dalam air adalah jenis
submarine.
7.4 Meter Air
Bulkmeter adalah dry dial dengan penggerak kopling magnetic serta
dirancang untuk pemakaian didaerah tropis. Cara sambungan dengan flange pda
kedua sisi ujungnya dan dilengkapi dengan starainer. Pembacaan langsung dengan
angka pembacaan 6 digit.
7.5 Bangunan Operasi
Bangunan operasi terdiri dari laboratorium, gudang bahan kimia, ruang
genset, ruang pompa, ruang operator, kamar mandi dan WC dilengkapi dengan
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 8
septic tank. Lantai bangunan terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan 1
semen berbanding 3 kerikil daan 5 pasir. Atap terbuat dari seng atau asbes
Umum
Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada
Pipa ACP
: SII 0191
Pipa Baja
: AWWA C 200
Pipa CI
: SII
Fitting CI
: SII 0598 81
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 9
Kran
Pipa GSP
: SII 07878 83
: SII 0161 83, kelas medium
Material
Pipa pipa baja galvanized
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapannya harus dari jenis yang
disetujui serta standar yang berlaku.
7.7.3
7.7.4
7.7.5
Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan
Pipa pipa air harus dipasang bebas dari kantong kantong udara dan
lurus lurus.
Seluruh panjang pipa harus dipakai apabila perlu kecuali jika panjang
yang trpasang lebih kecil daripada panjang pipa.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 10
Ujung ujung pipa yang terbuka kadang kadang harus ditutup selama
jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau Lumpur
yang akan masuk kedaalam pipa.
Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah bekerja dengan
baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.
Lingkup Kerja
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top
penggalian
dan
pekerjaan
tanah
yang
diperlukan
harus
Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 11
yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dipindahkan, sedang pohonpohon yang disepanjang jalan tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak
mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi
disepanjang tepi jalan atau batas tanah (Right Of Way) dan tetap menjadi milik
Employer. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dan
tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak
berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai
pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan
lainnya, sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau
disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi tanda
gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh
suatu hal Kontraktor harus melakukan penebangan, maka Kontraktor harus
meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan,
sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk
ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
7.8.3
-
Penggalian
Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan
pada batas 10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan
pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan dengan tangan.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 12
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 13
7.8.4
1)
Pondasi Bangunan
Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus
selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang dikehendaki
dan jika dikehendaki Direksi Pekerjaan tempat tersebut harus dibasahi
dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan
maksud supaya terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian
material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan,
galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan
material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis
yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.
2)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 14
3)
4)
menumbuknya atau mengilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih
15 cm.
7.8.5
digambar atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang
mungkin longsor kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan
oleh Kontraktor menurut cara yang disetujui. Lereng-lereng tersebut harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang
mungkin akan longsor diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk
mencegah kerusakan pada pekerjaan.
7.8.6
1)
akan
bahwa
cocok
semua
untuk
bahan-bahan
dipakai
dari
dalam
galian
yang
pembangunan-
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 15
agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
2)
3)
ketentuan yang lain pada gambar-gambar atau disebut lain pada syaratsyarat.
4)
5)
Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahanbahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak
diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan
lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat
penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan
saluran-saluran drainase, jalan air, muara serta pembuangan yang
merembes yang terletak pada atau diluar jalan yang diperintahkan untuk
ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh
Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan
dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk celahcelah (Gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 16
pekerjaan ini. Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang
cukup baik dari hasil galian untuk keperluan timbunan. Hasil galian setempat
dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini merupakan
tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya.
Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari
tanah lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari
timbunan.
7.8.8
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 17
: maks = 75 mm
: 30 % LL 70 %
Indeks Plastisitas
: 15 % IP 40 %
Ayakan No.
3"
2"
10
-
7.8.9
Partikel
75 mm
50 mm
2,0 mm
0,06 mm
0,02 mm
% Lewat
100
94 - 100
80 - 100
30 - 55
15 - 25
Type
Batu
Batu
Pasir
Lanau
lempung
Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batubatu yang lebih besar dari ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari
daerah yang akan ditimbun.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 18
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 19
7.8.13 Urugan
Urugan atau penimbunan kembali paritparit, harus dilakukan sebagai
gambargambar rencana dan spesifikasinya, serta disebutkan dalam pekerjaan
tanah.
Penimbunan keliling paritparit harus mencapai ketebalan 30 cm, sebelum
uji coba hidrolis dilaksanakan, tetapi sambungansambungan harus tetap
kelihatan. Penimbunan kembali harus diselesaikan secepatnya setelah diadakan uji
coba, kecuali Direksi/Tenaga Ahli membuat keputusan lain.
7.8.14 Bahan bahan Urugan
Semua bahan bahan urugan / timbunan harus bebas dari batuan, sampah
atau bahan lainnya yang menurut Direksi/Tenaga ahli tidak sesuai dengan bahan
urugan.
1.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 20
Pekerjaan Beton
7.9.1
Umum
7.9.1.1
Lingkup Pekerjaan
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 21
(1)
(2)
Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.
7.9.1.2 Bahan
(1)
Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam semen Portland.
(2)
Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang ditetapkan tentang besi beton.
(3)
(4)
Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan didepan.
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
dan PBI-1971, menurut tabel dibawah ini.
PENGAWASAN TERHADAP
KLS
MUTU
bm
kg/cm2
bm
S=46kg/cm2
KATEGORI
DARI BANGUNAN
(TUJUAN)
KUALITAS
AGREGAT
KEKUATAN
TEKANAN
BO
NON
STRUKTURAL
Periksaan
dengan mata
Tidak ada
pengujian
BI
STRUKTURAL
K 125
125
200
STRUKTURAL
K 175
175
250
STRUKTURAL
K>225
>225
300
STRUKTURAL
Periksaan
dengan teliti
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan
Tidak ada
pengujian
Pengujian akan
diadakan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian akan
diadakan
II
III
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 22
Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi
15 cm ( 0,06) pada umur 28 hari.
7.10.2
Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaikbaiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
(2)
(1)
(2)
(3)
memenuhi
kekuatan
karakteristik
yang
diisyaratkan.
Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.
(4)
(5)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 23
agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air
semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak.
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui
0,60 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi
Pekerjaan dan perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet
atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi
disebabkan perubahan yang demikian.
7.10.2.2 Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor
harus
meneyediakanperalatan
dan
perlengkapan
yang
7.10.2.3 Mengaduk
(1)
(2)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 24
Pengadukan
yang
berlebih-lebihan
(lamanya)
tidak
diperkenankan.
(3)
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak
kurang dari 4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan
agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu,
mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 oC.
Pengecoran
(1)
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
(2)
(3)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 25
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 26
(11)
(12)
(13)
Setiap
lapisan
beton
harus
dipadatkan
sampai
kepadatan
7.11.3
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 27
(2)
(3)
(2)
(2)
(3)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 28
pada cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai
ketidakteraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan
pengukuran langsung. Semua ketidakteraturan lainnya dapat dianggapkan
(4)
Sebelum
menerima
pekerjaannya,
Kontraktor
harus
(2)
(3)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 29
(5)
Pengetesan Beton
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 30
serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar bagi
pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah
yang dapat diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan
pekerjaan seperti untuk bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang
direncanakan dengan mutu BI (yang ditegaskan dalam gambar).
Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus
diambil sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang
sesuai. Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang
kurang dari 28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada
berbagai umur seperti dibawah ini :
Umur beton
(hari)
PC biasa
PC dengan kekuatan
awal yang tinggi
14
21
28
0.4
0.65
0.8
0.95
0.5
0.75
0.9
0.95
(2)
(3)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 31
(4)
bk = bm 1,64 s
Dimana :
= deviasi standar
Sr
Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib
menyelidikinya sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada
Direksi disertai usul-usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan
pengecoran beton harus segera dihentikan.
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton
kurang dari 60 m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :
(1)
(2)
syarat:
(1)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 32
(3)
(4)
Pada benda uji kubus kubus, harus dibuat dengan mempunyai dua dinding
yang berhadapan dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang
permukaannya rata (kayu tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya
dengan vaselin, lemak atau minyak agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian
diletakkan diatas bidang alas rata yang tidak menyerap air.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 33
Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan
dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10
kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.
Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan
keatas kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai
dengan cara pelaksanaannya nanti.
Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar
cetakan. Kubus-kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang
bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan
setelah catakannya dilepas maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat
yang mempunyai suhu sama dengan udara luar.
Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan
berangsur-angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai
beban hancur dari kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji
tersebut tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui 3 % pada setiap
pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.
7.12
7.12.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana.
Apabila ada kekurangan dalam gambar tersebut, maka kontraktor harus meminta
perstujuan direksi untuk menetapkan.
Standar
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut:
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 34
Bahan bahan
a) Semen Portland
Semen yang dipakai kualitasnya sama seperti dipakai pada pekerjaan beton
dan secara umum harus memenuhi syarat syarat yang tercantum
peraturan semen Portland Indonesia NI 8.
b) Pasir
Pasir untuk pasangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
c) Batu Alam
Pada umumnya pemasangan batu bias dipakai batu bulat (dari gunung),
batu belah dan batu kerang asalkan harus memenuhi persyaratn sebagai
berikut:
Batu harus sebagian besar berwarna utih atau kuning, tanpa garis
kelapukan, mempunyai kekuatan yang tinggi serta bidang patahnya
harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 35
d) Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran,
dapat digunakan produksi local dengan ukuran nominal 6 x 12 x 24 24 cm
dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Bata meerah yang dipakai
harus bata kualitas nomor satu, berwarna merah, tanpa cacat atau
Tipe Adukan
M1
M2
M3
Komposisi Adukan
1Pc : 1Kpr : 6Psr atau 1Pc : 3Psr
1Pc : 2Psr
1Pc : 4Psr
Keterangan
Pc
Semen
Psr
Pasir
Kpr
Kapur
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 36
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 37
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 38
Kawat ayam dipasang satu lapis pada semua permukaan dan diikat kuat
pada tulangan dengan kawat beton.
7.13.3 Pekerjaan Plesteran
Perekat atau adukan dibuat dalam bak kayu dengan ukuran yang
cukup.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 39
a)
Diameter Lubang
Lubang pada bagian utama
b)
+ 1,2 mm 0,4 mm
+ 1,8 mm 0,4 mm
Alignment Lubang
Bagian utama, ditempatkan di bengkel
0,4 mm
0,6 mm
i.
Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang
ditentukan 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm, dipilih yang
lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm
per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar
susun: maksimum 3 mm.
Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok
yang diatas akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung
flens dari suatu garis tegak lurus terhadap bidang badan melalui
perpotongan sumbu badan dengan permukaan luar dari pelat flens.
Keseimbangan ini tidak akan melebihi 1/200 dari lebar keseluruhan flens
atau 3 mm dipilih yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau perletakan :
Untuk ditempatkan pada grouting
: maksimum 3,0 mm
d)
: 3 mm
: 5 mm
: + 8 mm
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 40
f)
Panjang
Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.
g)
Kerataan Permukaan
Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus menghasilkan
kerataan yang memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum yang
b)
c)
d)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 41
Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan
paku keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO
M183M-90 : Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan
leleh minimum sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus
minimum sebesar 400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 42
b.
3)
4)
5)
Sertifikat
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan
harus, bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari
pabrik pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di
produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan
dalam pengendalian mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan
semua hasil pengujian sifat-sifat fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke
Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 43
Perakitan Bengkel
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan unit-unit harus dirakit di
bengkel pembuatan sebelum penyerahan ke tempat kerja.
ii.
iii.
Umum
Kemiringan permukaan dari bagian yang dibuat untuk bidang kontak
dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20 terhadap
suatu bidang tegak lurus pada sumbu baut. Bagian yang dilepas harus
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 44
dipasang rapat satu sama lain bila dirakit degan gasket atau setiap
bahan-bahan yang dapat didesak lainnya.
Bila dirakit, maka semua permukaan sambungan, termasuk yang
kepala baut, mur atau ring harus bebas dari kerak pabrik dan harus
juga bebas dari serpihan kotoran dan bahan-bahan asing lainnya. Cat
diperkenankan dalam sambungan jenis bidang kontak.
b)
c)
Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan pada perbedaan ketebalan pelat dari
bagian yang ditempatkan untuk menjamin bahwa tidak ada
perlengkungan terjadi dan bahwa logam dasar dan pelat sambung
berada dalam kontak. Alat pengencang baik kunci putar maupun
mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus
digunakan untuk mengencangkan baut-baut.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengencangan baut harus
dikalibrasi secara teratur hingga dapat diterima oleh ketentuan
Direksi Pekerjaan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus
disahkan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan metode putar bagian
atau metode torsi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
iv.
Pengelasan
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 45
v.
Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan
untuk identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh
Kontraktor dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga
dapat diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi,
atau kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran
panjang dan diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus
dikemas secara terpisah. Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur
harus diangkut dalam kotak, krat atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap
kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Suatu daftar dan uraian dari bahanbahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap
kemasan pengangkutan.
vi.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 46
dibersihkan
serta
dipindahkan
untuk
ditumpukkan
seperti
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 47
7.15
Pekerjaan Kayu
Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus
kayu dengan mutu baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari
getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 48
Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus
lebih kecil dari 20 %. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada
saat penyimpanan, pengerjaan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
3)
4)
5)
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan. Ukuranukuran yang penyimpangan harus disesuaikan dari petunjuk dari Direksi.
6)
7)
8)
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 49
9)
10)
kayu,
pengangkutan,
pembongkaran,
penyimpanan,
harus
dikelilingi
kaca
tersebut
serta
kepada
kedua
sisi
permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kacakaca dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang
disetujui.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 50
7.16.2 Pengecatan
a. Material dan Ketentuan Umum
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan
pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna
serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada
saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin.
Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru.
Sedang untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin yang khusus
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 51
pekerjaan
pembersihan
dari
baja
dilaksanakan,
semua
permukaannya harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 3035 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer. Tebal
dari setiap pengecatan adalah 50 mikron dan diberikan dua lapis. Sebelum
lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan besi harus diperiksa dan
harus bersih dari segala kotoran. Pengecatan harus diperiksa setelah 24
jam dari pengecatan pertama.
SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 52
f. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari :
Pengecatan kayu
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan mengkilat.
Vernis kayu
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan mengkilat.
Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua
lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dan tiga lapis untuk permukaan
sebelah luar.