Anda di halaman 1dari 52

7.

Umum
Instalasi pengolahan air (IPA) adalah suatu alat untuk mengolah air baku

yang berupa air sungai, danau, waduk saluran irigasi menjadi air bersih sehingga
dapat langsung dikonsumsi.
Prinsip kerja dari Instalasi pengolahan air (IPA) :

Dilakukan Aerasi (Type Cascade) dengan sistem gravitasi untuk


meningkatkan kadar

DO sebelum dilakukan pengolahan dengan

menggunakan Saringan Pasir Lambat (SPL).

Air diolah dengan menggunakan Saringan Pasir Lambat (SPL) lalu


dibubuhi kaporit dengan dosis yang sudah ditentukan.

Setelah pembubuhan kaporit dapat dikonsumsi karena memenuhi standar


air minum Departemen Kesehatan.
Lingkup pekerjaan Instalasi Pengolahan Air (IPA) meliputi pengadaan,

pembuatan, pemasangan, termasuk angkutan ke lokasi uji coba serta


commissioning

peralatan.

Termasuk

pula

training

dan manual

operasi

pemeliharaan dari paket IPA.


Suatu sistem IPA secara umum terdiri dari :
1. Bangunan intake dan perlengkapannya yang meliputi :
-

Pompa air baku jenis non clogging centrifugal dengan debit 0.3
m3/dtk dengan head 105.716 meter dengan menggunakan 3 pompa air .

Pipa Galvanis Iron Pipe (GIP).

Kabel power untuk pompa air baku.

Panel listrik intake type indoor.

2. Instalasi pengolahan air (IPA) sesuai dengan spesifikasi terdiri dari :


-

Bangunan IPA adalah kontruksi beton bertulang kedap air.

Pondasi instalasi.

Peralatan pembubuh kimia lengkap, tangki bahan kima, dan


perpipaannya.

Bordes dan tangga.


VII-1

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 2

3. Pompa untuk air bersih, jenis sentrifugal self priming dilengkapi dengan
pipa suction, manifold, check valves, gate valves, manometer dan pipa
distribusi.
4. Generating set lengkap dengan panel dan tangki bahan bakar harian.
5. Panel listrik induk.
6. Reservoir.
7. Peralatan laboratorium sesuai spesifikasi.
8. Rumah operasi yang terdiri atas ruang pompa, ruang genset, ruang bahan
kimia dan gudang.
7.1.1

Bangunan Intake
Bangunan intake yang digunakan adalah Intake Tower, untuk menangkap

air saat kondisi minimum. Air akan dipompa ke bak pengumpul dan selanjutnya
masuk ke bangunan Aerasi.
7.1.2

Bangunan Pengolahan Air Minum


Bangunan pengolahan air minum dibuat kontruksi beton kedap air.

Permukaan luar dicat dengan warna biru.


7.1.3

Aerasi

Proses Aerasi adalah dengan sistem hidrolis (gravitasi).

Tipe Aerasi yang digunakan adalah Cascade Type dengan dilakukan


sebanyak 3 step.

7.1.4

Unit Saringan Pasir Lambat/Slow Sand Filter


Proses filtrasi adalah dengan sistem filtrasi lambat jenis media penyaring
adalah media tunggal.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 3

Kecepatan filtrasi adalah 3 m/jam.

Ketebalan media penyaring baik yang bersifat media tunggal adalah 1,0
meter dipakai media tunggal (pasir silica), maka ukuran efektif (ES) media
berkisar antara 0,021 0,084 mm dengan koefisien keseragaman (UC) 2.

7.1.5

Proses desinfeksi
Proses desinfeksi adalah dengan kaporit yang diinjeksikan ke dalam pipa

setelah outlet dari filtrasi menuju ke reservoir penampung.


7.1.6

Peralatan pelengkap
Peralatan pelengkap dalam sistem ini dimaksudkan sebagai kelengkapan

yang harus diadakan sehingga sistem utama (instalasi) dapat bekerja dengan baik
dan kelengkapankelengkapan lain yang memudahkan pengendalian operasi,
perawatan, suku cadang dan lain lain.

Alat ukur
Alat ukur yang harus termasuk dalam instalasi pengolahan air adalah:
1. Alat ukur debit air baku V-notch.
2. Alat ukur debit air bersih dengan water meter.
Seluruh alat ukur tersebut diatas adalah dengan sistem pembacaan langsung.

Peralatan pembubuhan
Peralatan elektro mekanis diantaranya pompa pembubuh (dosing pump bahan
kimia yang digunakan adalah jenis sifon tanpa menggunakan peralatan
mekanis.

Bak pelarut bahan kimia


Bak pelarut bahan kimia didesain dengan kebutuhan 24 jam pada kapasitas
proses maksimum dan pembubuhan zat kimia maksimum (Maximum plant
flow dan maximum dose level).

Pipa dan Valve


Pipa baja yang digunakan dicoating dengan cat apoxy dan galvanis.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 4

Setiap pipa dan peralatannya seperti gate valve, check valve dan sebagainya
akan sesuai dengan standar SII/SNI, ISO atau yang sama.
Untuk penggunaan pengaliran larutan bahan kimia dipakai pipa PVC atau
sejenisnya.

Bordes dan Tangga


Instalasi pengolahan air akan dilengkapi dengan bordes dan tangga
untukoperasinya dan pemeliharaan. Tangga bordes terbuat dari baja yang dicat
anti korosif untuk karat.

Reservoir (bak penampung air bersih)


1. Volume reservoir adalah 1719,3 m3.
2. Bak penampung air bersih berfungsi untuk menampung air yang telah
diolah setelah melewati saringan pasir lambat (filter) dan selanjutnya
dipompakan ke jaringan distribusi.
3. Bak penampung air bersih terletak separuh tertanam didalam tanah dengan
kontruksi beton bertulang.
4. Diatas reservoir pada inlet dipasang tangki pembubuh desinfektan yang
dapat mendesinfeksi air bersih yang masuk kedalam reservoir.

Peralatan laboratorium
Instalasi pengolahan air dilengkapi dengan peralatan laboratorium sebagai
berikut:
1. Jar test terdiri dari:
-

Beaker glass 100 ml 6 buah

Pengeduk dengan system shaft

2. Test Kit A
-

Alkalinity / kesadahan air

CO2

Unsur unsur organic

Chlorine

pH

Nitrit / ammonia

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 5

Besi

Imhoff cone

Tabung tabung reaksi secukupnya

Gelas ukur

Botol / gelas untuk mencampur zat kimia.

7.2 Spesifikasi Teknis Pompa dan Perlengkapannya


7.2.1

Umum

a. Setiap pompa dan peralatannya yang dipasang adalah 100% baru dan
disertai dengan sertifikat pengetesan dari pabrik.
b. Pompa akan mampu dioperasikan secara terus menerus (Heavy Duty Type).
c. Pompa mempunyai efisiensi 75 80 %.
7.2.2

Spesifikasi Teknis Pompa Untuk Air baku

a. Pompa air baku berjenis submersible atau non clogging atau sentrifugal.
b. Pompa air baku mempunyai head 105.176 meter mempunyai impeller
tunggal (single stage).
c. Material / bahan untuk pompa air baku :
- Impeller

: Bronze, stainless steel, high crome steel, cast iron steel.

- Shaft: Stainless steel


d. Bearing pompa menggunakan pelumas/lubrication air.
- Motor listrik diatas 555 HP cara startingnya dengan system soft start.
7.2.3

Perlengkapan Pompa yang Akan Turut Disupply

a. 1 Pressure gauge 0,5 kg/cm2


b. Kabel khusus pompa submersible dengan ukuran sesuai dengan daya motor
pompa yang dipasang dan bila memerlukan penyambungan dalam air
maka harus memakai isolasi khusus.
7.2.4

Spesifikasi Pompa Untuk Air Bersih

a. Pompa air bersih berjenis pompa sentrifugal horizontal self priming

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 6

b. Pompa air bersih dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing
dari cast iron dan impeller adalah dan bronze/stainless steel.
c. Ball bearing / pelumasannya dengan gemuk
d. Putaran
7.2.5

: Maks 1500 rpm

Perlengkapan Pipa Air Bersih

Float level control valve dan pressure switch

Reducer, gate valve, non return valve, fleksible joint, air valve, riser
pipe, untuk pipa discharge.

Pressure gauge 0 10 kg/cm2 lengkap dengan valve

Fitting pipa termasuk steel bend, untuk pipa discharge dan support
kabel.

Kabel dan alat sambungannya dari motor kepanel pompa

7.3 Perlengkapan Listrik


7.3.1

Panel Induk
Terletak dipower house dan tenaga listrik yang diperoleh dari diesel genset

dan dimonitor distribusinya melalui panel induk, dilairkan ke

Panel pompa baku

Panel pompa air bersih

Box lampu penerangan luar

Box lampu penerangan dalam

Panel induk ini dilengkapi dengan automatic tripping device untuk under voltage,
resetting dilakukan dengan manual panel ini free standing box yang berisi bus bar.
7.3.2

Panel Pompa Air Baku


Masing masing terletak dibangunan pelengkap dan berisi :

a. Ampere meter
b. Volt meter
c. Relay
d. On/off switch

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 7

e. Lampu indicator untuk run, ready dan trip.


f. Pump starter
g. Fuse
h. 20 watt heater
7.3.3

Panel Penerangan Dalam


Penerangan untuk dadalam bangunan pelangkap berupa lighting fixture

sebagai berikut:

Lampu lampu

Stop kontak

7.3.4

Panel Penerangan Luar


Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih

serta intake disediakan lampu dengan tiang lampu. Masing masing lampu dibuat
dari steel pipe sebanyak 2 buah.
Lampu yang dipasang adalah jenis lampu yang tahan terhadap pengaruh
panas dan hujan.
7.3.5

Kabel Kabel
Kabel yang digunakan sesuai dengan standar SII, dan pemasangannya

dilindungi dengan conduit. Untuk kabel yang terpasang dalam air adalah jenis
submarine.
7.4 Meter Air
Bulkmeter adalah dry dial dengan penggerak kopling magnetic serta
dirancang untuk pemakaian didaerah tropis. Cara sambungan dengan flange pda
kedua sisi ujungnya dan dilengkapi dengan starainer. Pembacaan langsung dengan
angka pembacaan 6 digit.
7.5 Bangunan Operasi
Bangunan operasi terdiri dari laboratorium, gudang bahan kimia, ruang
genset, ruang pompa, ruang operator, kamar mandi dan WC dilengkapi dengan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 8

septic tank. Lantai bangunan terbuat dari beton tumbuk dengan perbandingan 1
semen berbanding 3 kerikil daan 5 pasir. Atap terbuat dari seng atau asbes

gelombang. Dinding terbuat dari batu atau batako ataupun bahan


bangunan lain yang biasa dipakai instalasi. Kerangka atap dan kuda kuda dari
kayu/papan kamper atau bahan lain yang biasa dipakai dilokasi instalasi.
7.6 Pondasi
Yang dimaksud dengan pondasi adalah pondasi bangunan, mesin dan
peralatan. Pondasi dibuat dengan K 175 atau campuran perbandingan 1 semen
berbanding 2 kerikil dan 3 pasir.
7.7 Perpipaan
7.7.1

Umum
Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada

gambar rencana untuk memasang:


-

Sistem pipa distribusi air bersih untuk gedung tersebut

Sistem pembuangan air kotor

Pelengkap pelengkap air


Jenis pipa yang dipakai adalah:

Pipa bahan kimia adalah dari bahan Polyvinil Cloride (PVC).

Pipa penghubung intake dan bak prasedimentasi adalah pipa jenis


fleksible joint.

Semua pipa penghubung adalah dari bahan baja.

Semua pipa dan fittingnya akan mengikuti standar berikut :


-

Pipa PVC : SII 0344

Pipa ACP

: SII 0191

Pipa Baja

: AWWA C 200

Pipa CI

: SII

Fitting Baja : AWWA C 208

Fitting PVC: SII 0950 84

Fitting CI

: SII 0598 81

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 9

Kran

Pipa GSP

: SII 07878 83
: SII 0161 83, kelas medium

Kontraktor harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan daan


pemasangan seluruh sistem sampai pada pengetesan sehingga semua sistem
bekerja sesuai dengan rencana.
7.7.2

Material
Pipa pipa baja galvanized
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapannya harus dari jenis yang
disetujui serta standar yang berlaku.

7.7.3

Pipa pipa PVC


Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa pipa PVC daari jenis yang
disetujui serta dari standar yang berlaku.

7.7.4

Material material Pelengkap


Material material pelengkap seperti wesrafel dsb, harus disesuaikan.
Semua jenis dan merek dari perlengkapan harus sudah disetujui Direksi.
Semua unit perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan
sambungn yang kaku dan kuat dikerjakan oleh tenaga tenaga ahli.

7.7.5

Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan

ketentuan seperti tersebut diabawah ini:


-

Pipa pipa air harus dipasang bebas dari kantong kantong udara dan
lurus lurus.

Seluruh panjang pipa harus dipakai apabila perlu kecuali jika panjang
yang trpasang lebih kecil daripada panjang pipa.

Pipa yang ditempatkan diatas tanah sedapat mungkin harus didukung


secara merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus
bersih atau bebas dari batu besar atau bahan bahan yang dapat merusak
pipa.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 10

Pipa dan sambungannya harus dilaksanakan dengan seksama untuk


menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor atau Lumpur yang akan masuk kedalam pipa.

Ujung ujung pipa yang terbuka kadang kadang harus ditutup selama
jangka waktu pelaksanaan untuk menghindarkan kotoran atau Lumpur
yang akan masuk kedaalam pipa.

Test yang akan menguji apakah seluruh sistem telah bekerja dengan
baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian pekerjaan akhir.

7.8 Pekerjaan Tanah


7.8.1

Lingkup Kerja
Bagian ini meliputi pembuangan dan penimbunan kembali lapis atas (top

soil), semua pekerjaan penggalian dan penimbunan termasuk penggalian untuk


pekerjaan jalan, saluran air hujan dan gorong-gorong, pembuangan tanah
kelebihan atau material-material lain yang tidak dikehendaki keluar proyek serta
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan itu yang disesuaikan dengan
gambar-gambar dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Semua

penggalian

dan

pekerjaan

tanah

yang

diperlukan

harus

dilaksanakan menurut kontrak dan semua hal-hal yang bersangkutan dengan


tersebut, harus dilaksanakan sesuai dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk
yang diberikan disini.
Syarat-syarat dan petunjuk yang diberikan disini harus diterapkan, kecuali
bilamana syarat dan petunjuk tersebut dirubah secara tertulis oleh Direksi untuk
bagian-bagian pekerjaan tertentu.
7.8.2

Pembersihan
Semua daerah disekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang

ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon,


sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dipindahkan
dari tempat kerja atau dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 11

yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dipindahkan, sedang pohonpohon yang disepanjang jalan tetap dibiarkan disuatu tempat selama tidak
mengganggu, dan/atau ditunjuk ditempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi
disepanjang tepi jalan atau batas tanah (Right Of Way) dan tetap menjadi milik
Employer. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dan
tempat-tempat pekerjaan-pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Direksi
Pekerjaan. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang tidak
berguna dan peralatan dikumpulkan. Kontraktor diminta untuk memulai
pembersihan jauh sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan
lainnya, sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau
disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi tanda
gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila disebabkan oleh
suatu hal Kontraktor harus melakukan penebangan, maka Kontraktor harus
meminta izin/petunjuk terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan.
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat buat penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa puing, reruntuhan-reruntuhan,
sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk
ini adalah tanggung jawab Kontraktor.
7.8.3
-

Penggalian
Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan
pada batas 10 cm sebelum kedalaman yang ditetapkan/diinginkan
pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan dengan tangan.

Galian Tanah untuk pembentukan dasar badan jalan harus


disesuaikan kedalamannya dengan peil rencana pada gambar bestek dan
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.

Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang


ditentukan maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang
akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan pengisi tersebut dapat

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 12

berupa tanah urug, pasir padat atau beton tumpuk. Biaya-biaya


tambahan akibat dari penggalian yang lebih ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan


dibuat langsung diatas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus
dikerjakan

dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman/kemiringan yang


ditentukan dan bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan harus disiram dan
dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu
bidang (dasar/dinding) yang padat dan kokoh.

Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak


sesuai untuk dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi Pekerjaan Lapisan
tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang
sesuai serta dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.

Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata


dan kokoh. Untuk itu, bila dasar pondasi rencana berada pada kondisi
tidak pada lapisan keras/batuan, maka penggalian harus ditunda minimal
20 cm sebelum mencapai batas galian yang ditentukan, kecuali pekerjaan
dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja) dapat dikerjakan seluruhnya
segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang ditentukan. Tanah
pondasi yang menjadi berlumpur karena apapun harus segera diperbaiki
dan mengeluarkan lumput tersebut dan mengganti/mengisi kembali
dengan bahan yang ditentukan Direksi Pekerjaan dan dipadatkan baik lapis
demi lapis Q = 15 cm.

Bila dipandang perlu Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan


untuk melengkapi lobang galian yang akan/sedang dibuat, dengan turap
penahan untuk mencegah longsor yang mungkin terjadi. Turap turap ini
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja
cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi untuk penggunaan
jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Kontraktor dari

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 13

akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua pekerjaan


penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Bila diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus
cukup kokoh dan rapat untuk masuknya air. Pompa harus disediakan
secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
-

Lapisan keras batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus


dibersihkan dari tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas.
Celah-celah dan

retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan


adukan pondasi nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat
langsung dikerjakan diatas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan
tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

7.8.4
1)

Pondasi Bangunan
Dasar dari sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus
selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang dikehendaki
dan jika dikehendaki Direksi Pekerjaan tempat tersebut harus dibasahi
dengan air dan ditumbuk atau digilas dengan alat yang cocok dengan
maksud supaya terbentuk suatu pondasi yang kuat. Jika waktu penggalian
material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan,
galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan
material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis
yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm.

2)

Jika tanah pondasi asli (Natural Foundation) terganggu atau


longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian-penggalian kontraktor, ia
harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika
Direksi Pekerjaan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti
dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 14

3)

Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian


bentuk bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak
cocok untuk pondasi menurut ketentuan Direksi Pekerjaan, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barangbarang

4)

yang tidak cocok

tersebut dan mengisinya kembali dengan

menumbuknya atau mengilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih
15 cm.

7.8.5

Tanah Tanah Longsoran


Tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan

digambar atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan material-material yang
mungkin longsor kedaerah galian, disepanjang garis galian, harus dipindahkan
oleh Kontraktor menurut cara yang disetujui. Lereng-lereng tersebut harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang
mungkin akan longsor diluar batas-batas penggalian seperti itu perlu untuk
mencegah kerusakan pada pekerjaan.
7.8.6
1)

Bahan-bahan Hasil Galian


Diharapkan
dimaksudkan

akan

bahwa
cocok

semua
untuk

bahan-bahan
dipakai

dari

dalam

galian

yang

pembangunan-

pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat


dikerjakan, semua bahan-bahan harus diletakkan langsung dari penggalian
ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan, kecuali jika bahan
tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditetapkan ditempat
yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana
ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan semua bahan-bahan yang telah
direncanakan untuk digunakan dalam penanggulangan harus dilaksanakan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 15

agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang
cocok sebelum dan selama penggalian.
2)

Seluruh bahan timbunan disekitar bangunan-bangunan yang berada


pada lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan
pembayarannya untuk bangunan, dan berada dibawah permukaan tanah
asli dinyatakan sebagai timbunan kembali atau timbunan kembali yang
dipadatkan

3)

(Compacted Back Fill) dan semua timbunan atau timbunan


kembali disekitar bangunan dan diatas permukaan tanah asli harus
dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali
ada

ketentuan yang lain pada gambar-gambar atau disebut lain pada syaratsyarat.
4)

Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak


mencukupi untuk pembuatan tanggul, bendung pengelak, penimbunan
kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera
didalam gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan maka yang baik dapat
diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5)

Bahan hasil galian yang mengandung akar-akar, humus, dan bahanbahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan galian yang tidak
diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan
lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan ditempat
penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan
saluran-saluran drainase, jalan air, muara serta pembuangan yang
merembes yang terletak pada atau diluar jalan yang diperintahkan untuk
ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncanakan oleh
Direksi Pekerjaan, tempat penimbunan (Spoil Bank) yang berbatasan
dengan tanggul-tanggul saluran harus bersambungan kecuali untuk celahcelah (Gaps) dengan selang-selang yang pantas untuk Drainage seperti

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 16

yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan. Semua


tempat penimbunan dan daerah pembuangan dan dirapikan menurut garisgaris teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut
petunjuk-petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
7.8.7

Material untuk Timbunan


Material timbunan kecuali ditentukan lain, harus dari bahan galian

pekerjaan ini. Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada tanah yang
cukup baik dari hasil galian untuk keperluan timbunan. Hasil galian setempat
dipakai untuk timbunan asalkan sesuai dengan spesifikasi. Ini merupakan
tanggung jawab dari Kontraktor didalam penempatan dan pemadatannya.
Timbunan digunakan untuk timbunan kolam-kolam pengolahan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan. Timbunan terdiri dari
tanah lempung untuk bagian luar dan lanau dari hasil galian untuk bagian dari
timbunan.
7.8.8

Material dari Luar


Material dari galian setempat yang dipakai untuk timbunan tidak cukup

sehingga diperlukan tambahan material yang didatangkan dari luar. Kontraktor


harus mencari sumber dari material yang dibutuhkan, mendapatkan dengan
memberi contoh 100 kg kepada Direksi Pekerjaan untuk diperiksa dan harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Persetujuan dari
contoh tersebut tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor terhadap pekerjaan
tersebut. Contoh tanah dan test yang dilaksanakan untuk menentukan data dan
permeabilitas dari tanah lapangan. Test kepadatan dan permeabilitas sesuai ASTM
atau BS standar atau yang setara.
Jenis material timbunan yang digunakan untuk timbunan kolam-kolam
pengolahan limbah terdiri dari lempungan berbatu atau lempung berpasir bebas
dari bahan organik atau bahan lainnya yang merugikan. Material tersebut harus
kedap air dan tidak peka terhadap pemuaian dan penyusutan.
Syarat-syarat dari material yang didatangkan dari luar mengikuti kriteria
sebagai berikut :

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 17

Ukuran partikel maks

: maks = 75 mm

Liquid limit (LL)

: 30 % LL 70 %

Indeks Plastisitas

: 15 % IP 40 %

Ayakan No.
3"
2"
10
-

7.8.9

Partikel
75 mm
50 mm
2,0 mm
0,06 mm
0,02 mm

% Lewat
100
94 - 100
80 - 100
30 - 55
15 - 25

Type
Batu
Batu
Pasir
Lanau
lempung

Pengupasan Lapisan Tanah


Lapisan tanah bagian harus dikupas tidak lebih dari 150 mm, dan

diletakkan sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Tanah hasil pengupasan

tersebut kemungkinan dapat digunakan sebagai timbunan dengan


persetujuan dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.
7.8.10 Pelaksanaan Timbunan
-

Timbunan harus disebarkan didalam satu jalur yang lurus.


Timbunan hanya disebarkan pada permukaan yang benar dan telah
diinspeksi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Timbunan harus disebarkan lapis per lapis dengan bulldozer


atau dengan metode lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Selama penyebaran, semua bahan seperti sampah atau batubatu yang lebih besar dari ukuran yang ditentukan harus dipindahkan dari
daerah yang akan ditimbun.

Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menjamin adanya


buruh, peralatan dan bahan timbunan yang cukup sesuai kebutuhan.

Bahan organik tidak diinginkan dipakai sebagai timbunan


dan bahan timbunan tidak boleh dicampur dengan bahan yang
mengandung organik.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 18

Peralatan pemadatan harus sesuai dengan jenis material


yang dipakai sebagai timbunan. Kontraktor harus membuat metode
pemadatan secara detail, dan minimum 6 lintasan yang diperlukan untuk
pemadatan.

Pemadatan timbunan yang diletakkan lapis berlapis dengan


ketebalan maksimum 150 mm sebelum pemadatan. Setiap lapis dipadatkan
dengan sekurang-kurangnya mencapai 95 % dari maksimum drydensty
laboratorium sesuai yang ditentukan dalam ASTM test B-1557 atau
modified AASHO.

Pengujian moisture content optimum dari bahan timbunan


harus ditentukan dilapangan dan dilaboratorium.

7.8.11 Pekerjaan Parit parit Pipa


Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan penggalian parit terdapat pasangan
batu, bongkahan atau rintangan lain, maka kontraktor harus menggali rintangan
tersebut sampai 20 cm dibawah dasar parit serta disetiap sisi pipa dan
perlengkapannya,kemudian mengisi kembali pasir dan memadatkannya sampai
ketinggian yang diperlukan.
Pipa pipa tidak boleh diturunkan kedalam sebelum parit mempunyai
kedalaman yang telah ditentukan. Kedalaman minimal galian untuk pipa retikulasi
adalah 0,80 meter, pipa sambungan rumah sebelum meteran 0,60 meter dan
sesudahnya 0,40 meter.
Panjang parit yang digali harus disesuaikan dengan pipa pipa yang
dipasang sesuai dengan gambar gambar rencana. Lebar parit cukup untuk
meletakan pipa dan menyambungkannya dengan baik dan timbunan harus
ditetapkan dan dimanmatkan seperti yang disyaaratkan.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 19

Galian harus dibuat dengan lebar ekstra diperlukan, seperti untuk


memasukan penyanggapenyangga, penguatanpenguatan galian dan peralatan
peralatan pipa.
7.8.12 Bahan bahan Galian
Kontraktor harus membuat persiapanpersiapan sendiri untuk menampung
sementara bahan bahan galian yang diperlukan untuk menimbun kembali parit
parit, termasuk pekerjaan dua kali.
Penimbunan sementara bahan bahan galian, tidak boleh mengganggu
lalulintas umum, kecuali direksi/tenaga ahli memberi keputusan lain, bahan galian
yang tidak diperlukan lagi atau tidak dapat digunakan sebagai bahan timbunan
atau keperluan lain dipekerjaan, menjadi milik kontraktor yang berkewajiban
penuh atas pengangkutan dari lapangan ketempat pembuangan akhir.
Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang
disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui, seperti yang telah
disyaratkan oleh direksi/Tenaga ahli.

7.8.13 Urugan
Urugan atau penimbunan kembali paritparit, harus dilakukan sebagai
gambargambar rencana dan spesifikasinya, serta disebutkan dalam pekerjaan
tanah.
Penimbunan keliling paritparit harus mencapai ketebalan 30 cm, sebelum
uji coba hidrolis dilaksanakan, tetapi sambungansambungan harus tetap
kelihatan. Penimbunan kembali harus diselesaikan secepatnya setelah diadakan uji
coba, kecuali Direksi/Tenaga Ahli membuat keputusan lain.
7.8.14 Bahan bahan Urugan
Semua bahan bahan urugan / timbunan harus bebas dari batuan, sampah
atau bahan lainnya yang menurut Direksi/Tenaga ahli tidak sesuai dengan bahan
urugan.
1.

Bahan dari Galian Tanah

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 20

Jika jenis bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan


maupun gambar, kontraktor dapat menimbun dengan bahan galian
meliputi bahan bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau
bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut direksi/tenaga ahli
dapat dipakai sebagai bahan urugan.
2.

Bahan dari Pasir dan Kerikil


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun, harus berasal dari pasir
aloam, dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari kotoran atau
bahan bahan lain yang menurut direksi/tenaga ahli dapat dianggap tidak
dikehendaki. Lempung yang terdapat pada pasir tidak boleh melebihi 10 %
dari berat keseluruhan.

7.8.15 Pengerasan Jalan dan Trotoar


Kontraktor setelah menumbun kembali parit parit menurut persyaratan
persyaratan, harus mengembalikan permukaan jalan dan trotoar kedalam keadaan
seperti semula. Pengeluaran untuk pekerjaan ini dianggap telah termasuk dalam
biaya satuan penggalian dan penimbunan.
7.8.16 Pemadatan
Semua material harus dipadatkan lapis demi lapis segera mungkin setelah
ditumpahkan. Tebal dari tiap lapisan yang dipadatkan harus sesuai dengan jenis
alat pemadat yang digunakan dan tidak boleh melebihi dari tebal maksimum dari
lapisan paadart yang ditetapkan untuk masing masing jenis alat.
Dalam hal suatu pondasi akan diletakan diatas tanah urugan, maka tanah
urugan tersebut harus mencapai 95 % dari berat isi kering maksimum yang
didapat dari BS 1377 test No. 13 (4,5 kg rammer) atau A > A > S > H > O
standard.
7.9

Pekerjaan Beton

7.9.1

Umum

7.9.1.1

Lingkup Pekerjaan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 21

(1)

Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan


dan saluran yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan untuk semua
maksud yang berhubungan dan sebagaimana diminta oleh Direksi harus
terdiri dari bahan-bahan yang diperinci disini dan harus dicampur dengan
perbandingan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut
disini.

(2)

Setiap syarat dan ketentuan tidak termaktub disini sesuai dengan Standar
Indonesia untuk beton NI-2 PBI 1971.

7.9.1.2 Bahan
(1)

Semua Portland harus dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang ditetapkan dalam semen Portland.

(2)

Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan yang ditetapkan tentang besi beton.

(3)

Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton,


spesi/mortar dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh
Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat yang sudah diterangkan.

(4)

Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuanketentuan didepan.

7.9.1.3 Kelas Mutu Beton


(1)

Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
dan PBI-1971, menurut tabel dibawah ini.
PENGAWASAN TERHADAP

KLS

MUTU

bm
kg/cm2

bm
S=46kg/cm2

KATEGORI
DARI BANGUNAN
(TUJUAN)

KUALITAS
AGREGAT

KEKUATAN
TEKANAN

BO

NON
STRUKTURAL

Periksaan
dengan mata

Tidak ada
pengujian

BI

STRUKTURAL

K 125

125

200

STRUKTURAL

K 175

175

250

STRUKTURAL

K>225

>225

300

STRUKTURAL

Periksaan
dengan teliti
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan
Pengujian mendetail
dengan analisa ayakan

Tidak ada
pengujian
Pengujian akan
diadakan
Pengujian akan
diadakan
Pengujian akan
diadakan

II

III

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 22

Jika tidak ditentukan lain, yang diartikan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang berisi
15 cm ( 0,06) pada umur 28 hari.
7.10.2

Pencampuran dan Pengecoran

7.10.2.1 Komposisi/Campuran Beton


(1)

Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah., air;
semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaikbaiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

(2)

Untuk beton mutu B campuran yang biasa untuk pekerjaan non


structural dipakai perbandingan dari semen Portland, terhadap pasir dan
agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:8. Banyaknya semen untuk tiap m3
sedikitnya harus 225 kg.

(1)

Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen


Portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan
perbandingan volume 1:1,5:2,5 atau banyaknya semen untuk tiap m 3 beton
minimum harus sampai 325 kg.

(2)

Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus


dipakai campuran yang direncanakan (Design Mix). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaan campuran yang.

(3)

memenuhi

kekuatan

karakteristik

yang

diisyaratkan.

Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling tidak harus 325 kg.
(4)

Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II-derajat K125 dan


untuk kelas II-derajat K 175 beton harus berada dalam batas yang telah
ditentukan diatas dan kontraktor harus memperoleh derajat yang patut, bila
perlu akan dites oleh Direksi Pekerjaan, dengan mengkombinasikan
ukuran agregat yang proporsional agar didapat derajat yang patut.

(5)

Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang


dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari
waktu selama berjalannya pekerjaan , demikian juga pemeriksaan terhadap

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 23

agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air
semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlau banyak.
Faktor air semen dari beton (Tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui
0,60 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian beton dilakukan Direksi
Pekerjaan dan perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan, awet
atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan kompensasi
disebabkan perubahan yang demikian.
7.10.2.2 Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor

harus

meneyediakanperalatan

dan

perlengkapan

yang

mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah


masing-masing bahan pembentukan beton, yang harus mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan.

7.10.2.3 Mengaduk
(1)

Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk


dalam mesin pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable
Continuous Mixer

(2)

selama sedikitnya1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk


air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan
ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.
Direksi berwenang menambah waktu pengadukan jika gagal mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 24

konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan


mencampur.

Pengadukan

yang

berlebih-lebihan

(lamanya)

tidak

diperkenankan.
(3)

Pencampuran dengan tangan diizinkan jika pada lokasi-lokasi


tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin digunakan menurut pendapat
Direksi Pekerjaan. Untuk mempermudah pencampuran ini kontraktor akan
membuat beton massif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata
dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.

Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak
kurang dari 4,5 oC. Bila suhu beton antara 27 oC dan 32 oC, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila lebih dari 32 oC,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, misalnya mendinginkan
agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu,
mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32 oC.
Pengecoran
(1)

Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, penyokong dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

(2)

Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat


pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.

(3)

Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika


ditutup dengan beton baru atau adukan; dibersihkan dengan cara-cara yang
disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air
dengan tekanan udara sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan
pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 25

beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan


Construction Joints sebelum beton baru dicor.
(4)

Cara-cara dan alat yang digunakan untuk pengangkatan beton harus


sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan
kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

(5)

Beton dicor hanya pada waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya


yang ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setara ada ditempat kerja.
Permukaan Construction Joints harus dilapisi penutup yang terbuat dari
adukan semen (air pasta semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortar
harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton
yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

(6)

Beton harus segera dicor pada adukan yang baru. Dalam


pengecoran beton pada Construction Joints yang telah terbentuk,
penjagaan khusus harus dijalankan dengan pembobokan dan peralatan
dengan memakai alat-alat yang cocok.

(7)

Tidak diperkenankan pencampuran/pemotongan kembali beton.


Beton yang sudah mengeras harus dibuang dan tidak dibayar untuk
pekerjaan itu. Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton
jangan terlalu jauh.

(8)

Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (Joints),


semua penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan

(9)

umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi Pekerjaan


berhak mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal
lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.

(10)

Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras. Selama


hujan air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang
dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tidak boleh
terputus sebelum bagian tersebut selesai.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 26

(11)

Ember-ember/backet beton yang dipakai harus sanggup menuang


dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat
campuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan
kapasitas sedikitnya 0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

(12)

Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak


ada ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan
oleh Direksi.

(13)

Setiap

lapisan

beton

harus

dipadatkan

sampai

kepadatan

maksimum yang mungkin, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil


dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang
dilekatkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali
beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Semua beton
harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 7000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam
beton.

7.11.3

Pembukaan Cetakan dan Pemeliharaan

7.11.3.1 Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


(1)

Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus


dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru
dibuka cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk dinilai kualitas

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 27

(2)

pengecorannya, beton yang hasilnya banyak keropos sampai


tulangan terlihat, harus mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk
Direksi.

(3)

Umumnya, diperlukan waktu min. 2hari sebelum cetakan dibuka


untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya dan tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran.

7.11.3.2 Perawatan (Curing)


(1)

Semua beton harus dirawat (Cured) dengan air. Direksi berhak


menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan.

(2)

Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus-menerus


(segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui
yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan
dalam perawatan harus memenuhi spesifikasi.

7.11.3.3 Perlindungan (Protection)


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi
terhadap sinar matahari langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
7.11.3.4 Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
(1)

Penyempurnaan permukaan beton harus dilaksanakan oleh tukang


yang ahli dan disaksikan oleh Direksi. Permukaan beton akan diuji/ditest
oleh

(2)

Direksi jika perlu. Ketidakteraturan digolongkan sebagai


sekonyong-konyong (Abrupt) atau lambat laun (Gradual).

(3)

Offset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan


yang salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 28

pada cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai
ketidakteraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan
pengukuran langsung. Semua ketidakteraturan lainnya dapat dianggapkan
(4)

senagai ketidakteraturan yang gradual dan akan diperiksa oleh


Direksi.

Sebelum

menerima

pekerjaannya,

Kontraktor

harus

membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan


kotoran lainnya.
7.11.3.5 Perbaikan Permukaan Beton
(1)

Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak tercetak


menurut gambar atau permukaan tidak rata atau keropos, ternyata ada
permukaan yang rusak, hal ini dianggap tidak sesuai spesifikasi.
Ketidaksesuaiannya akan mendapat penilaian tersendiri yang akan
diberikan oleh Direksi dan kalau Direksi memerintahkan untuk dibongkar
maka beton harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijinnya untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang
telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

(2)

Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah


yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang
karena keropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan oleh pengaruh
sambung-sambungan cetakan, dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan
bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gerinda. Semua lubang harus terusmenerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.

(3)

Jika menurut pendapat Direksi hal-hal yang tidak sempurna pada


bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga
dengan penambalan saja tidak memuaskan, Kontraktor diwajibkan untuk
menutup

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 29

seluruh dinding (dengan spesi plester), sesuai dengan instruksi dari


Direksi.
(4)

Cacat lubang-lubang tempat cukilan dari sarang kerikil atau


keropos kecil yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortar
tambalan yang kering yang disusun dari satu bagian semen Portland
dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang tidak
susut, yang disetujui Direksi, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan
dengan air yang

(5)

cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan


melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan
ditekan dengan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus
dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang cocok.

7.11.3.6 Pengukuran dan Pembayaran


Semua beton dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus
tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk bagian-bagian yang sesuai dimana beton dipergunakan. Harga satuan yang
ditawarkan untuk pekerjaan semacam itu harus mencakup air, pasir dan
kerikil/batu pecah, bahan penambah (Admixture), non-shrink compound, cetakancetakan, minyak cetakan, pengolahan pencampuran, pemeliharaan temperatur,
pengangkutan, persiapan untuk pengecoran, pengecoran, pembukaan cetakancetakan, perawatan (Curing), perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan
permukaan beton, serta semua pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan dan
keperluan yang tercakup disini.
7.11.4

Pengetesan Beton

7.11.4.1 Percobaan-Percobaan Pendahuluan


Sebelum pekerjaan beton dimulai Kontraktor wajib mengadakan
percobaan pendahuluan untuk meguji apakah bahan yang dipakai serta campuran
yang direncanakan dapat dicapai kekuatan serta mutu yang disyaratkan.Bahan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 30

serta campuran yang mencapai mutu beton yang disyaratkan dipakai standar bagi
pelaksanaan dan setiap kali akan diadakan percobaan pendahuluan juga.
Jika tidak ditentukan lain oleh direksi jumlah benda uji adalah 20 buah
yang dapat diambilkan dari beton-beton yang dicor pada tarif permulaan
pekerjaan seperti untuk bagian-bagian konstruksi non structural ataupun yang
direncanakan dengan mutu BI (yang ditegaskan dalam gambar).
Kalau jumlah benda uji tidak mungkin diambil sebanyak itu maka harus
diambil sedemikian rupa secara random dan dengan perhitungan statistik yang
sesuai. Pemeriksaan benda-benda uji dapat dilaksanakan pada umur beton yang
kurang dari 28 hari dengan memperlihatkan perbandingan kekuatan beton pada
berbagai umur seperti dibawah ini :
Umur beton
(hari)
PC biasa
PC dengan kekuatan
awal yang tinggi

14

21

28

0.4

0.65

0.8

0.95

0.5

0.75

0.9

0.95

7.11.4.2 Pemeriksaan Mutu Beton dan Mutu Pelaksanaan


Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinue
dengan mengambil dan memeriksa benda-benda uji.
Untuk pekerjaan beton dengan masing-masing mutu beton lebih besar dari
60 m3 maka harus dibuat 1 benda uji untuk 5 m 3 beton dengan minimum 1 benda
uji tiap hari serta untuk tahap permulaan 1 benda uji untuk 3m3 agar segera
terkumpul 20 benda uji. Mutu beton dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi
syarat-syarat berikut :
(1)

Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksaan


benda uji berturut-turut kurang dari bk.

(2)

Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda


uji berturut-turut terjadi kurang dari ( bk + 0,82 Sr).

(3)

Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil


pemeriksaan benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3 Sr.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 31

(4)

bk = bm 1,64 s

Dimana :

bk = tekanan beton karakteristik


bm = tekanan rata-rata benda uji
s

= deviasi standar

Sr

= deviasi standar rencana

Apabila salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka Kontraktor wajib
menyelidikinya sebab-sebab dari penyimpangan serta melaporkan hasilnya kepada
Direksi disertai usul-usul mengenai perbaikan-perbaikan selanjutnya dan
pengecoran beton harus segera dihentikan.
Pada pekerjaan beton dengan jumlah dari masing-masing mutu beton
kurang dari 60 m3 dipakai konstruksi sebagai berikut :
(1)

Internal pengambilan benda uji kira-kira sama. Apabila disebabkan


alasan tertentu pengumpulan 20 benda uji tidak dapat tercapai maka
Direksi dapat mempertimbangkan lain dan pengambilan benda uj boleh
kurang dari 20 buah asal pengambilan dilakukan pada interval waktu yang
kira-kira sama sehingga randominasi dapat dicapai dengan baik.

(2)

Apabila yang terkumpul kurang dari 20 maka beton dianggap


memenuhi syarat apabila nilai rata-rata dari setiap 4 hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut lebih besar ( bk + 0,82 Sr). Agar dalam waktu
singkat sudah ada gambaran tentang mutu beton maka dianjurkan untuk
membuat benda uji untuk diperiksa pada umur 3 dan 7 hari. Tetapi
penilaian mutu beton tetap pada umur 28 hari.
Tindakan yang diambil bila dari pemeriksaan benda uji tidak memenuhi

syarat:
(1)

Jika pengecoran belum selesai maka pengecoran harus dihentikan


dan dalam waktu singkat diadakan percobaan non destruktif pada bagian
konstruksi yang dianggap meragukan. Untuk itu dapat dilakukan
pengujian dangan concrete tester atau mengambil benda uji dari bagian

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 32

konstruksi (pada tempat-tempat yang tidak terlalu banyak mempengaruhi


kekuatan konstruksi dan harus dibawah pengawasan seorang ahli).

Mutu beton dianggap memenuhi syarat dan pengecoran bias dilanjutkan


apabila kekuatan tekan beton karakteristik minimal sama dengan 80 % dari
nilai kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan.
(2)

Apabila tidak dipenuhi persyaratan diatas maka dapat diambil


percobaan pembebanan langsung dan dianggap memenuhi syarat dan
pengecoran bisa dilanjutkan bila kekuatan beton karakteristik minimal
sama dengan 70 % dari nilai yang disyaratkan.

(3)

Apabila syarat-syarat diatas masih belum terpenuhi maka harus


dicari pemecahan, misal dengan memberikan kekuatan-kekuatan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Apabila tidak bias dilaksanakan demikian,
baru bagian konstruksi yang meragukan tersebut dibongkar.

(4)

Semua biaya yang dikeluarkan harus ditanggung oleh Kontraktor


karena hal tersebut dianggap disebabkan oleh kesalahan Kontraktor.

7.11.4.3 Pembuatan Benda Uji


Benda uji dibuat dengan bentuk kubus (15 cm atau 20 cm) atau silinder
diameter 15 cm hingga 30 cm dan perbandingan kekuatan tekan dapat dilihat
sebagai berikut :
Benda Uji
Kubus 15 x 15 x 15 cm
Kubus 20 x 20 x 20 cm
Silinder 15 x 30 cm

Perbandingan Kekuatan Tekan


1
0.95
0.83

Pada benda uji kubus kubus, harus dibuat dengan mempunyai dua dinding
yang berhadapan dan dapat terdiri dari plat baja, kaca dan sebagainya yang
permukaannya rata (kayu tidak boleh dipakai). Cetakan diolesi sebelumnya
dengan vaselin, lemak atau minyak agar mudah dilepas dari betonnya. Kemudian
diletakkan diatas bidang alas rata yang tidak menyerap air.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 33

Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan
dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebalnya dan masing-masing lapis ditusuk 10
kali dengan tongkat baja diameter 16 mm dengan ujung yang dibulatkan.

Pada adukan beton yang kental cetakan harus diberi sambungan tambahan
keatas kemudian adukan diisikan sekaligus. Selanjutnya adukan dipadatkan sesuai
dengan cara pelaksanaannya nanti.
Jarum penggetar harus dimasukkan sentries tanpa menyentuh dasar
cetakan. Kubus-kubus uji yang baru saja dicetak harus disimpan ditempat yang
bebas dari getaran dan ditutupi dengan karung basah selama minimal 24 jam dan
setelah catakannya dilepas maka harus diberi tanda dan disimpan pada tempat
yang mempunyai suhu sama dengan udara luar.
Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang yang rata dan tekanan
berangsur-angsur dinaikkan dengan kecepatan 6-4 kg/cm2 tiap detik. Sebagai
beban hancur dari kubus beban tertinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji
tersebut tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui 3 % pada setiap
pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.
7.12

Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

7.12.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana.
Apabila ada kekurangan dalam gambar tersebut, maka kontraktor harus meminta
perstujuan direksi untuk menetapkan.
Standar
Semua pekerjaan pasangan harus memenuhi standar sebagai berikut:

Peraturan umum untuk bahan bangunan di Indonesia NI 3

Syarat syarat untuk kapur bahan bangunan NI 7

Peraturan semen Portland Indonesia NI 8

Peraturan bata merah bangunan Indonesia NI 10

Undang Undang dan Peraturan Pemerinth di bidang perumahan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 34

Bahan bahan
a) Semen Portland
Semen yang dipakai kualitasnya sama seperti dipakai pada pekerjaan beton
dan secara umum harus memenuhi syarat syarat yang tercantum
peraturan semen Portland Indonesia NI 8.
b) Pasir
Pasir untuk pasangan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Butiran pasir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan


dengan tangan

Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5%

Warna larutan pada pengujian dengan 3% Natrium Hidroksida,


akibat adanya zat zat organic, tidak boleh lebih tua warnanya dari
larutan normal.

Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih Natrium


sulfat tidak boleh lebih dari 10%

Butir butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm

c) Batu Alam
Pada umumnya pemasangan batu bias dipakai batu bulat (dari gunung),
batu belah dan batu kerang asalkan harus memenuhi persyaratn sebagai
berikut:

Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya

Bukan batu yang mudah lapuk

Batu harus sebagian besar berwarna utih atau kuning, tanpa garis
kelapukan, mempunyai kekuatan yang tinggi serta bidang patahnya
harus mempunyai kepadatan dan warna putih yang merata.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 35

d) Bata Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat melalui proses pembakaran,
dapat digunakan produksi local dengan ukuran nominal 6 x 12 x 24 24 cm
dan ukuran diusahakan tidak jauh menyimpang. Bata meerah yang dipakai
harus bata kualitas nomor satu, berwarna merah, tanpa cacat atau

mengandung kotoran. Bata merah harus mempunyai daya tekan ultimate


30 kg/cm2.
e) Air
Untuk keperluan membuat aadukan air yang disyaratkan sama seperti
pekerjaan beton.
f) Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi
7.12.1 Adukan
a) Mencampur
Mencampur harus dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran,
mempunyai alas yang keras dan rata, tidak menyerap air.
b) Komposisi
Persyaratan komposisi adukan adalah sebagai berikut:
No
1
2
3

Tipe Adukan
M1
M2
M3

Komposisi Adukan
1Pc : 1Kpr : 6Psr atau 1Pc : 3Psr
1Pc : 2Psr
1Pc : 4Psr

Keterangan
Pc
Semen
Psr
Pasir
Kpr
Kapur

7.12.2 Blok blok Beton


a) Tipe dari Blok blok
Blok blok beton tersebut harus bersih, tidak retaak atau cacat lain yang
dapat mengurangi mutu dari blok blok beton tersebut.
b) Campuran Adukan
Kalau blok beton tersebut dibuat sendiri, campurannya harus terdiri dari 1
bagian semen, 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan, tegangan tekan
minimum dari blok tidak boleh kecil dari 30 kg/cm2 pada umur 40 hari.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 36

c) Perawatan blok beton


Blok blok beton yang baru dibuat, harus dilindungi dari matahari dan
dirawat minimal 10 hari dengan jalan membasahi atau menutup dengan
karung basah.

i. Pemasangan Bata Merah


a) Mortar
Semua penembokan yang diletakan diatas balok pondasi beton sampai 20
cm, diatas bidang lantai harus dipakai mortar tipe M2.
b) Pemasangan
Penembokan harus dipilih dan dipasang dengan ukuran seperti gambar
rencana, juga mengenai tinggi dan tebalnya. Pasangan bata merah dan
Lain nyaharus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm antara bata merah
yang satu dengan yang lainnya.
c) Mengorek
Semua hubungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar daya pelekat
antar mortar pelesteran dan tembok dapat bekerja dengan baik.
ii. Pasangan Batu
a) Umum
Batu batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus
keras dengan ukukran yang sesuai dan tidak lapuk atau retak retak.
b) Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya, kalau tidak
disyaratkan lain bisa dipakai campuran M3.
7.13 Pekerjaan Ferrocemen
7.13.1 Bahan bahan
a) Semen

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 37

Semen yang digunakan adalah semen Portland yang memenuhi syarat


menurut peraturan Portland Indonesia NI 8 1972. semen yang
digunakan harus dari satu pabrik.
b) Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir beton yang bersih, berbutir tajam dank
eras. Sebelum digunakan pasir diayak dahulu sehingga butir butir kasar
dapat dipisahkan. Pasir laut tidak boleh dipergunakan dalam pekerjaan ini.
c) Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah besi beton dengan mutu U. 24, bersih,
tidak berkarat, dan bebas dari minyak.
d) Kawat Ayam
Kawat ayam harus berkualitas baik.
e) Air yang digunakan untuk membuat campuran adukan/perekat harus bersih,
bebas dari minyak.
7.13.2 Perakitan Tulangan
a) Tulang Dasar Bak
Tulang yang digunakan adalah diameter 6 mm dan 8 mm. tulangan
diameter 8 mm berjumlah 2 batang dipasang saling tegak lurus pada
tengah tengah dasar bak. Tulangan diameter 6 mm dipasang bersilangan
setiap jarak 20 cm. semua tulangan ditekuk tegak lurus sehingga menjadi
tulangan dinding vertikal. Dan semua tulangan diikat kuat dengan kawat
ayam.
b) Tulang Dinding dan Penutup Bak
Tulang dinding terdiri dari tulang vertikal dan tulang horizontal.
Tulangan vertikal adalah kelanjutan dari tulang dasar, sedangkan tulangan
horizontal adalah tulangan dengan diameter 6 mm yang dibuat melingkar
dan dipasang setiap 18 cm. kecuali tulangan yang paling bawah dan paling
atas berdiameter 8 mm.
c) Kawat ayam

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 38

Kawat ayam dipasang satu lapis pada semua permukaan dan diikat kuat
pada tulangan dengan kawat beton.
7.13.3 Pekerjaan Plesteran

Perekat atau adukan dibuat dalam bak kayu dengan ukuran yang
cukup.

Semen dan pasir dicampur dahulu dengan perbandingan 1 : 2 dalam


keadaan kering sehingga merata, kemudian dicampur air diaduk haingga
didapat campuran yang plastis.

Pekerjaan plesteran harus dari lantai dengan tebal 5 cm, dinding


bagian dalam dengan tebal 2 cm, dinding bagian luar dengan tebal 2 cm
dan penutup.

Setelah pekerjaan plester selesai, semua permukaan diperhalus


dengan adukan semen.

7.14 Pekerjaan Baja


7.14.1 Uraian
Pekerjaan ini akan terdiri dari struktur baja dan bagian baja dari struktur
baja komposit, dilaksanakan dengan penyesuaian yang mendekati arah,
kelandaian dan dimensi yang diperlihatkan pada Gambar atau yang ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini akan meliputi pelaksanaan baru dengan
lengkap dan pelebaran serta perbaikan dari struktur yang ada. Pekerjaan akan
meliputi penyediaan, pembuatan, pemasangan dan pengecatan dari logam
pelaksanaan sebagaimana diperlukan dalam Spesifikasi ini atau sebagaimana yang
diperlihatkan pada Gambar. Logam pelaksanaan akan termasuk struktur baja, paku
keling, pengelasan, baja khusus dan campuran, elektroda metalik (logam) dan
penempaan dan pengecoran baja. Pekerjaan ini harus juga terdiri dari setiap
pelaksanaan logam tambahan yang tidak terkecuali disediakan, semua sesuai
dengan Spesifikasi dan dengan Gambar.
7.14.2 Toleransi Dimensial

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 39

a)

Diameter Lubang
Lubang pada bagian utama

b)

+ 1,2 mm 0,4 mm

Lubang pada bagian sekunder :

+ 1,8 mm 0,4 mm

Alignment Lubang
Bagian utama, ditempatkan di bengkel

0,4 mm

Bagian Sekunder, ditempatkan di lapangan

0,6 mm

i.

Gelagar
Lendutan Balik : penyimpangan dari lendutan balik (camber) yang
ditentukan 0,2 mm per meter panjang balok atau 6 mm, dipilih yang
lebih kecil.
Penyimpangan lateral dari garis lurus antara pusat-pusat perletakan 0,1 mm
per meter panjang balok sampai suatu maksimum sebesar 3 mm.
Penyimpangan lateral antara sumbu badan dan sumbu flens dalam gelagar
susun: maksimum 3 mm.
Kombinasi lengkungan dan kemiringan dari flens pada gelagar atau balok
yang diatas akan ditentukan dengan pengukuran keseimbangan pada ujung
flens dari suatu garis tegak lurus terhadap bidang badan melalui
perpotongan sumbu badan dengan permukaan luar dari pelat flens.
Keseimbangan ini tidak akan melebihi 1/200 dari lebar keseluruhan flens
atau 3 mm dipilih yang lebih besar.
Ketidakrataan dari landasan atau perletakan :
Untuk ditempatkan pada grouting

: maksimum 3,0 mm

Untuk ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm


Penyimpangan maksimum dari kedalaman yang ditentukan untuk balok dan
gelagar yang dilas, diukur pada sumbu badan, harus sebagaimana berikut
ini:

d)

Untuk kedalaman hingga 900 mm

: 3 mm

Untuk kedalaman di atas 900 hingga 1,8 meter

: 5 mm

Untuk kedalaman di atas 1,8 meter

: + 8 mm

Batang Desak Panjang (Strut)

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 40

Penyimpangan maksimum dari kelurusan, termasuk dari flens-flens


tersendiri ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih yang lebih besar.
e)

Pekerjaan Yang Dikerjakan Dengan Mesin


Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus dalam suatu
penyimpangan dari 0,25 mm untuk permukaan yang dipahat pada suatu sisi
persegi dari 0,5 m.

f)

Panjang
Penyimpangan lateral pada garis lurus adalah 1 mm per meter panjang.

g)

Kerataan Permukaan
Permukaan perletakan yang dikerjakan dengan mesin harus menghasilkan
kerataan yang memuaskan Direksi dengan penyimpanan maksimum yang

diperkenankan sebesar 0,25 mm pada setiap bidang bujur sangkar dengan


sisi 0,5 m.
7.14.3 Pengajuan dan Persetujuan
a)

Kontraktor harus mengajukan laporan pengujian pabrik yang


menunjukkan kadar kimia dan pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang
digunakan dalam pekerjaan. Jika ini tidak tersedia maka Direksi Pekerjaan
harus

b)

memerintahkan Kontraktor untuk melaksanakan pada sebuah


lembaga pengujian yang disetujui, pengujian yang diperlukan untuk
menetapkan mutu dan sifat lain dari baja. Hal ini harus diajukan dengan
atau sesuai dengan sertifikat pabrik.

c)

3 (tiga) salinan dari semua Gambar Kerja terinci yang disiapkan


oleh atau atas nama Kontraktor harus diajukan kepada Direksi Pekerjaan
untuk persetujuannya. Persetujuan ini tidak mutlak membebaskan
Kontraktor dari tanggung jawab pekerjaan menurut Kontrak tersebut.

d)

Kontraktor harus mengajukan program dan metode pelaksanaan


yang diusulkan termasuk semua Gambar Kerja dan rencana yang
diperlukan untuk pekerjaan sementara. Data yang diajukan harus

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 41

sebagaimana diperlukan dan meliputi tanggal-tanggal untuk kunjungan


bengkel, penyerahan dan pemasangan, penunjang sementara dan
pemasangan turap untuk gelagar selama pemasangan, rincian sambungan
dan penghubung, pengalihan lalu lintas pada atau jauh dari jembatan yang
ada dan setiap keterangan yang berhubungan lainnya untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut.
e)

Kontraktor harus memberikan Direksi Pekerjaan secara tertulis


sekurang-kurangnya 24 jam sebelum ia bermaksud untuk memulai
pembongkaran struktur yang ada pemasangan pekerjaan yang baru.

7.14.3 Penyimpanan dan Perlindungan Bahan-bahan


Pekerjaan baja baik dilapangan pabrik dan ditempat kerja, harus disusun di
atas blok, rak atau pelat sedemikian rupa sehingga tidak berhubungan dengan
tanah dan dengan suatu cara yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bila pekerjaan
baja disusun dalam beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk semua
tingkat harus berada dalam beberapa tingkat atau lapis, maka penyangga untuk
semua tingkat harus berada dalam satu garis.
Bahan-bahan harus dilindungi dari pengkaratan dan kerusakan lainnya dan
harus tetap bebas dari kotoran, minyak, lemak, dan bahan-bahan asing lainnya.
Permukaan yang akan dicat harus dilindungi dengan seksama baik di bengkel
pabrik maupun dilapangan. Uliran untuk penyetelan harus dilindungi dari
kerusakan.
7.14.5 Bahan-bahan
1)

Baja Struktur
Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar, baja karbon untuk pelaksanaan
paku keling, baut atau dilas harus sesuai dengan persyaratan AASHTO
M183M-90 : Structural Steel. Baja ini harus mempunyai suatu tegangan
leleh minimum sebesar 250 N/mm2 dan suatu tegangan tarik sampai putus
minimum sebesar 400 N/mm2. Mutu dari baja, dan data yang berhubungan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 42

lainnya harus ditandai dengan jelas pada unit-unit yang menunjukkan


identifikasi selama fabrikasi dan pemasangan.
2)

Baut, Mur dan Ring


a.

Baut dan mur harus sesuai dengan persyaratan dari ASTM


A 307 Grade A, mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segienam
(hexagonal).

b.

Baut, mur dan ring harus merupakan baja karbon yang


dikerjakan secara panas dan sesuai dengan AASHTO M164-90 dengan
tegangan leleh minimum 560 N/mm2 dan suatu penguluran
(elongation) panjangan minimum 12 %.

c. Baut dan mur harus ditandai untuk diidentifikasi sebagaimana


ditetakan dalam AASHTO M164M-90. ukuran baut harus sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar.

3)

Penghubung Geser Pasak Yang Dilas


Penghubung geser pasak harus sesuai dengan persyaratan AASHTO
M169-83 : Steel Bars, Carbon, Cold Finished, Standard Quality. Grade
1015, 1018 atau 1020, baik baja semi-killed maupun fully killed.

4)

Bahan-bahan untuk Keperluan Pengelasan


Bahan-bahan untuk keperluan pengelasan yang digunakan dalam
pengelasan busur logam dari kelas baja yang mengikuti persyaratan
AASHTO M183-90, harus mengikuti persyaratan ASTM A233.

5)

Sertifikat
Semua bahan baku atau proses pencetakan yang dipasok untuk pekerjaan
harus, bilamana diminta oleh Direksi Pekerjaan, disertai sertifikat dari
pabrik pembuatannya yang menyatakan bahwa bahan tersebut telah di
produksi sesuai dengan formula standar dan memenuhi semua ketentuan
dalam pengendalian mutu dari pabrik. Sertifikat harus menunjukkan
semua hasil pengujian sifat-sifat fisik dari bahan baku, dan diserahkan ke
Direksi Pekerjaan tanpa biaya tambahan.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 43

Ketentuan ini harus digunakan, tetapi tidak terbatas pada produk-produk


yang dirol atau bagian-bagian, baut, bahan dan pembuatan landasan
(bearing) jembatan dan galvanisasi.
7.14.6 Pelaksanaan
i.

Perakitan Bengkel
Bilamana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan unit-unit harus dirakit di
bengkel pembuatan sebelum penyerahan ke tempat kerja.

ii.

Sambungan Baut (selain daripada Baut Geser


Tegangan Tinggi)
Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban percobaan harus
mempunyai mur tunggal yang mengunci sendiri. Ring serong harus
digunakan dimana bidang kontrak mempunyai sudut lebih daripada 1 : 20
sehubungan dengan suatu bidang tegak lurus terhadap sumbu baut. Baut
harus mempunyai ukuran panjang sedemikian hingga dapat diperpanjang
seluruhnya melalui penyetelan mur tetapi tidak melebihi 6 diameter baut
tanpa kerusakan pada uliran. Suatu snap harus digunakan untuk
mencegah kerusakan kepala baut.
Kepala baut dan mur harus dikencangkan dengan rapat pada pekerjaan
dengan tenaga manusia yang menggunakan sebuah kunci yang cocok
dengan panjang tidak kurang dari 38 cm, untuk baut harus diketuk dengan
sebuah palu, sementara mur dikencangkan Uliran pada baut putar harus
seluruhnya di luar lubang baut. Ring harus digunakan kecuali ditentukan
lain.

iii.

Baut Geser Tegangan Tinggi


a)

Umum
Kemiringan permukaan dari bagian yang dibuat untuk bidang kontak
dengan kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20 terhadap
suatu bidang tegak lurus pada sumbu baut. Bagian yang dilepas harus

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 44

dipasang rapat satu sama lain bila dirakit degan gasket atau setiap
bahan-bahan yang dapat didesak lainnya.
Bila dirakit, maka semua permukaan sambungan, termasuk yang
kepala baut, mur atau ring harus bebas dari kerak pabrik dan harus
juga bebas dari serpihan kotoran dan bahan-bahan asing lainnya. Cat
diperkenankan dalam sambungan jenis bidang kontak.
b)

Penyelesaian Permukaan Bidang Kontak


Permukaan bidang kontak dan daerah yang dekat sekitar bagian baja
harus dibersihkan dari semua karat, kerak pabrik, cat, lemak, pernis
atau bahan-bahan asing lainnya. Setiap serpihan atau kerusakan lain
yang akan mengganggu dudukan kuat dari bagian-bagian atau akan
mencampuri perkembangan dari pergeseran antara bagian tersebut
harus dihilangkan. Permukaan bidang kontak harus disempurnakan
dengan suatu kekasaran yang sesuai. Tidak ada sambungan akan
dibuat sampai permukaan yang akan dihubungkan telah diperiksa
dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

c)

Baut Tarik
Perhatian khusus harus diberikan pada perbedaan ketebalan pelat dari
bagian yang ditempatkan untuk menjamin bahwa tidak ada
perlengkungan terjadi dan bahwa logam dasar dan pelat sambung
berada dalam kontak. Alat pengencang baik kunci putar maupun
mekanis, sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus
digunakan untuk mengencangkan baut-baut.
Setiap peralatan yang digunakan dalam pengencangan baut harus
dikalibrasi secara teratur hingga dapat diterima oleh ketentuan
Direksi Pekerjaan. Nilai torsi yang diberikan pemasok harus
disahkan sebelum setiap baut digunakan dalam pekerjaan.
Pengencangan dapat dilaksanakan baik dengan metode putar bagian
atau metode torsi sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

iv.

Laporan Tugas Akhir

Pengelasan

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 45

Prosedur pengelasan untuk las di bengkel dan di tempat kerja, termasuk


keterangan mengenai persiapan tepi paduan harus diajukan, secara tertulis,
untuk persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan. Tidak
ada prosedur pengelasan yang disetujui atau rincian yang terlihat pada
Gambar, akan dibuat tanpa persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Metode pembuatan setiap alat pelengkap sementara harus disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Setiap pelengkap sementara harus diperbaiki hingga
diterima oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana diperlukan perbaikan las, maka
dilakukan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Permukaan las yang terlihat
harus dibersihkan dari residu kerak. Semua percikan las harus dihilangkan
dan permukaan yang terkena harus dibalut dan dibersihkan. Untuk
memungkinkan ketebalan lebar las sepenuhnya yang harus disediakan
pada ujung sambungan las tumbuk, maka bagian perpanjangan pelat runon dan run-off harus digunakan.

v.

Pengangkutan
Setiap bagian harus dicat atau ditandai dengan suatu tanda pemasangan
untuk identifikasi dan suatu diagram pemasangan harus dilengkapi oleh
Kontraktor dengan tanda-tanda pemasangan yang terlihat padanya.
Bagian struktur harus dibebani dengan suatu cara yang sedemikian hingga
dapat diangkut dan dibongkar pada tujuannya tanpa mengalami deformasi,
atau kerusakan lainnya yang berlebihan. Baut dengan suatu ukuran
panjang dan diameter dan mur lepas atau ring dari setiap ukuran harus
dikemas secara terpisah. Pin, bagian kecil dan kemasan, baut, ring dan mur
harus diangkut dalam kotak, krat atau kubah, tetapi berat kotor dari setiap
kemasan tidak boleh melebihi 150 kg. Suatu daftar dan uraian dari bahanbahan tersebut harus ditandai secara sederhana pada bagian luar dari setiap
kemasan pengangkutan.

vi.

Laporan Tugas Akhir

Pengecatan dan galvanisasi

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 46

Semua komponen Gelagar Baja Komposit termasuk balok, pelat, baut,


ring, diafragma dan sejenisnya harus dicelup dengan galvanisasi secara
panas sesuai dengan ASTM A123-89.
vii.Peralatan dan Perancah
Kontraktor harus menyediakan setiap perancah, termasuk turap sementara,
semua alat-alat, mesin dan peralatan termasuk pin pelebar dan baut
penyetel, yang diperlukan untuk penanganan dari pekerjaan ini. Perancah
dan turap sementara harus dirancang, dibangun dan dipelihara secara layak
untuk membawa setiap pemasangan yang dilaksanakan dan gaya-gaya
permanen.
viii.Pembongkaran Perancah dan Struktur Yang Ada
Kontraktor akan membongkar sebagian atau seluruhnya dari setiap
struktur yang seperti terlihat pada Gambar atau sebagaimana diarahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Bahan-bahan yang dibongkar atau diselamatkan
harus ditangani secara sangat hati-hati untuk menghindari kerusakan dan
harus

dibersihkan

serta

dipindahkan

untuk

ditumpukkan

seperti

diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.


Bahan-bahan yang dibongkar dan tidak akan diselamatkan atau digunakan
dalam pekerjaan harus dikeluarkan dari tempat kerja untuk dibuang. Bila
suatu struktur yang ada akan dibangun kembali, maka harus dibongkar
tanpa kerusakan yang berarti dan bagian pasangan ditandai serta ditimbun
dengan hati-hati.
ix.

Perakitan Pekerjaan Baja


a)

Komponen Fabrikasi dari Kontraktor


Bagian-bagian harus dirakit secara seksama seperti terlihat pada
rancangan dan setiap tanda yang berpasangan harus diikuti. Bahanbahan harus dikerjakan dengan hati-hati sehingga tidak ada bagianbagian yang bengkok, patah atau rusak. Penggunaan palu yang dapat
melukai atau mengubah bagian-bagian tidak boleh dilakukan.
Permukaan bidang kontak dan permukaan yang akan berada dalam
hubungan permanen harus dibersihkan sebelum bagian-bagian

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 47

tersebut dirakit. Kecuali dipasang dengan metode kantilever, maka


bentangan rangka harus dipasang dengan suatu cara sedemikian
hingga memberikan pada rangka rangka tersebut anti-lendutan
yang layak. Setiap pemblokkan sementara harus tinggal ditempat
hingga sambungan kabel tarik sepenuhnya dibalut dan semua
hubungan rangka lainnya telah diberi pin dan baut.
Baut permanen dalam sambungan tiang dari bagian tekan tidak boleh
ditekan masuk atau dikencangkan hingga bentangan berayun.
Sambungan tiang dan hubungan lapangan harus mempunyai separuh
dari lubang diisi dengan baut dan pin pasangan silindris (setengah
baut dan setengah pin) sebelum pembuatan dengan baut tegangan
tinggi. Sambungan tiang dan hubungan yang menyangga lalu-lintas
selama pemasangan harus mempunyai lubang diisi sebanyak - nya.
b)

Komponen Yang disediakan Pemilik


Komponen yang disediakan oleh pemilik harus dipasang dengan
hati-hati dan teliti sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang
disediakan pabrik pembuatnya.

7.15

Pekerjaan Kayu

7.15.1 Kayu atau Kayu Bangunan


Untuk pekerjaan kayu atau kayu bangunan ini bahwa lingkup pekerjaan
yaitu menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan
hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain : balok, kolom, lantai,
atap dan kusen pintu dan jendela.
Untuk kayu atau kayu bangunan tersebut, diperlukan jenis kayu yang akan
dipakai yaitu :
1)

Bila tidak ditentukan lain maka semua kayu yang digunakan harus
kayu dengan mutu baik sesuai dengan PPKI. Semua kayu harus bebas dari
getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak bengkok dan

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 48

sebagainya, dan harus sudah mengalami proses pengeringan udara minimum


3 bulan.
2)

Kadar air dari semua kayu dipakai untuk pekerjaan halus harus
lebih kecil dari 20 %. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada
saat penyimpanan, pengerjaan maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

3)

Macam kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini


dapat dilihat dalam gambar detail dan Rencana Anggaran Biaya.

4)

Segera setelah kayu diterima ditempat pekerjaan, maka kayu-kayu ditumpuk


agar tidak menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui oleh Direksi.
Penumpukkan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak menyebabkan
perubahan bentuk. Kayu-kayu tersebut menjadi rusak atau tidak sesuai untuk
dgunakan lagi, maka kayu tersebut akan ditolak dan harus diganti oleh
pemborong atas tanggungannya.

5)

Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan. Ukuranukuran yang penyimpangan harus disesuaikan dari petunjuk dari Direksi.

6)

Persiapan, penyambungan dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus


sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian tertentu atau arah tertentu

7)

tidak boleh mempengaruhi kekuatan dan bentuk akhir dari pekerjaan


dan tidak merusak bahan.

8)

Bidang pintu dan Panil Penutup dinding :


a. Bahan yang digunakan untuk panil penutup dinding adalah papan kayu
sedangkan bahan yang digunakan untuk pintu adalah plywood, dengan
jenis Teak Plywood dengan muka berkualitas baik untuk tampak. Tiap
lembar Plywood yang digunakan harus mempunyai tanda/cap dari pabrik
yang dikenal.
b. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasi sesuai dengan NI 5.
c. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan harus
diletakkan pada tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 49

9)

Peraturan Pengawetan dan kekeringan kayu harus sesuai dengan


persyaratan yang berlaku yaitu Seluruh bahan kayu harus diawetkan
dengan sistem Hicksons Timber Preservation dengan Tanaliti CU
116/diffusol CA Concentratex atau cara-cara lain pengawetan kayu yang
diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi Pengawas.

10)

Sebelum kayu dipesan untuk dikerjakan terlebih dahulu mengajukan


contoh kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

7.15.2 Pengukuran dan Pembayaran


1. Harga satuan yang ditawarkan pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan
(Bill of Quantities) untuk jenis pekerjaan yaitu lantai, kolom, atap, dan
dinding atau jenis pekerjaan lain, maka harga tersebut harus meliputi harga
pembelian

kayu,

pengangkutan,

pembongkaran,

penyimpanan,

penempatan pada tempat dari pemakaian terakhir.


2. Semua biaya untuk mendapatkan bahan tersebut diatas termasuk angkutan
dan penyimpanan harus dimasukkan dalam harga satuan, yang

ditawarkan dalam Bill of Quantities untuk jenis-jenis pekerjaan yang sesuai,


dimana bahan-bahan tersebut akan digunakan.
7.16

Pekerjaan Kaca dan Pengecatan

7.16.1 Pemasangan Kaca


a. Material
Material yang harus dipakai dalam produksi pabrik yang terkenal dan
mempunyai tebal 3 mm atau 5 mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk
Direksi. Kaca-kaca yang akan dipasang mati ataupun tidak, bagian yang
tajam

harus

dikelilingi

kaca

tersebut

serta

kepada

kedua

sisi

permukaannya. Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kacakaca dengan rangka kayu halus yang bermutu tinggi dari supplier yang
disetujui.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 50

b. Pemasangan Kaca pada Rangka Kayu


Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus
dibersihkan, dipaku dan dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum
pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih dari ukuran sebenarnya dan
dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai sekrup yang
sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali
dengan memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.
c. Pemasangan Rangka pada Rangka Logam
Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan
mengurangi ukuran bersih 1 mm pada keempat sisinya, kemudian baru
disisipkan dan dipasang pada rangka.
d. Pembersihan dan Perbaikan
Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan
diganti atau diperbaiki kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.

7.16.2 Pengecatan
a. Material dan Ketentuan Umum
Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan pedoman yang diberikan
oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan
pada tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna
serta kekentalannya sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada
saat dipakai.
b. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin.
Untuk pekerjaan besi sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru.
Sedang untuk finishing digunakan dari jenis synthetic resin yang khusus

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 51

diperuntukkan untu jenis pekerjaan besi untuk pekerjaan besi pada


reservoir-reservoir air hot deep galvanishing. Cat-cat yang dipergunakan
untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam dari jenis emulsion paint
yang terdiri dari alkyd resin.
c. Daftar Bahan
Pemborong melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai dan mengajukan kepada direksi pekerjaan
semua material yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan dan
dikoreksi.
d. Pemilihan warna
Semua warna ditentukan bersama-sama dari contoh-contoh yang diberikan
supplier.
e. Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus
dibersihkan dari kotoran dan debu. Semua permukaan yang akn dicat
harus dihaluskn terlebih dahulu dengan peralatan serta cara yang biasa
digunakan.
Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan
cara memotong, menambal atau dengan cara lain yang disetujui. Lubanglubang kecil harus diperbaiki dengan dicat atau tempat untuk menutupnya.
Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup dulu dengan kayu yang keras,
dipotong dan diratakan dengan permukaan disekitarnya sampai halus.
Setelah

pekerjaan

pembersihan

dari

baja

dilaksanakan,

semua

permukaannya harus dicat dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 3035 mikron.
Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxi-point segera setelah
pembersihan dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer. Tebal
dari setiap pengecatan adalah 50 mikron dan diberikan dua lapis. Sebelum
lapisan dicat tersebut diberikan suatu pekerjaan besi harus diperiksa dan
harus bersih dari segala kotoran. Pengecatan harus diperiksa setelah 24
jam dari pengecatan pertama.

Laporan Tugas Akhir

SPESIFIKASI TEKNIK
VII- 52

f. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari :

Pengecatan kayu
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan mengkilat.

Vernis kayu
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan
permukaan mengkilat.

Besi yang dilapisi dengan Epoxy


Dua lapis Opoxemuel yang dicampur dulu dengan Upox Hardener
dengan perbandingan tebalnya 40 micron.

Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua
lapis cat emulsion untuk sebelah dalam dan tiga lapis untuk permukaan
sebelah luar.

Laporan Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai