Method
Method
ABSTRAK
SIMULASI METODE ELEMEN HINGGA UNTUK MENGHITUNG TERMAL STRESS
PADA BAHAN STRUKTUR YANG TERKOROSI. Penelitian dilakukan dengan memodelkan proses
timbulnya stress pada lapisan oksida saat didinginkan. Bahan Struktur yang terkorosi yang digunakan
adalah Paduan Aluminium. Lapisan oksida tersebut terbentuk pada saat Paduan Aluminium teroksidasi
pada temperatur tinggi. Pemodelan dilakukan menggunakan metode elemen hingga yang terkemas dalam
paket program ANSYS. Diasumsikan bahwa substrate metal ( Paduan Al ) bersifat ideal-elastic-plastic,
sedangkan lapisan oksida bersifat pure elastic. Pengaruh cacat diabaikan sehingga pemodelan tidak
memperhitungkan ketergantungan stress pada lapisan oksida terhadap proses pendinginan. Metode
Elemen Hingga adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan distribusi residual
stress, disamping alat-alat ukur berteknologi tinggi di laboratorium. Tujuan makalah ini adalah mencari
pengaruh: variasi ketebalan scale dan substrate , kontur atau relief permukaan substrate dan scale
terhadap distribusi dan magnitude thermal stress pada Aluminium yang terkorosi ini. Hasil simulasi
model matematik ini diharapkan juga dapat membantu menjelaskan fenomena - fenomena fisis dan / atau
hasil pengukuran dilaboratorium.
ABSTRACT
FINITE ELEMENT METHOD SIMULATION WITH THERMAL STRESS
ACCOUNTED TO STRUCTURE MATERIAL CORROSION. Experiments do with modelling
process to raise stress from layer oxide at moment cooling. Structure material corrosion to use with
aluminum subtracts. The layer oxides was formed to moment oxidation subtract with high temperature.
The modelling is done to use Finite Element Method in ANSYS. The assuming that metal substrate
property ideal-elastic-plastic and layer oxide property pure elastic. The influence is broken neglected so
that modelling wasnt account dependent stress to oxide layer front cooling process. Finite Element
Method there are other can use to approximation residual stress distribution, by the side of measure tools
high technology at laboratory. This paper was solved to influence variation thick scale, and substrate,
surface substrate contour and scale until with distribution and magnitude thermal stress for aluminum
corrosion. The result simulation mathematic model that it is to be hope can help to explain phenomena
phi sis and/ or results laboratory measured.
189
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
PENDAHULUAN
Pada penelitian ini bahan struktur (substrate) yang kami pilih adalah Paduan
Aluminium (Al). Proses korosi pada permukaan bahan ini dipercepat (accelerated)
dengan cara memanaskan bahan tersebut sampai suhu 1200 oC. Ketebalan lapisan
korosi (scale), Al2O3 (alumida), bergantung pada lamanya waktu pemanasan. Setelah
dicapai ketebalan yang diinginkan bahan struktur yang terkorosi didinginkan secara
perlahan sampai temperatur ruang (20 oC). Sebelum proses pendinginan, thermal
stress dan strain adalah nol. Pada proses pendinginan sampai stabil pada temperatur
ruang akan timbul thermal strain yang secara langsung akan menimbulkan thermal
stress yang berbeda pada kedua bahan tersebut. Perbedaan koefisien muai antara
subtrate dan lapisan oxida menimbulkan stress yang berbeda . Kedua bahan terikat
secara adhesif. Untuk menyederhanakan pemodelan kami asumsikan bahwa beban
thermal stress dan strain masih berada pada daerah elastis pada kedua bahan tersebut,
dan ikatan adhesi keduanya adalah ikatan ideal yang tidak akan terlepas oleh beban
thermal stress dan strain. Metoda elemen hingga yang digunakan untuk mencari
distribusi thermal stress. Tujuan makalah ini adalah mencari pengaruh: (i) variasi
ketebalan scale dan substrate dan (ii) kontur atau relief permukaan substrate dan scale
terhadap distribusi dan magnitude thermal stress pada Aluminium yang terkorosi ini.
1. Skenario variasi ketebalan scale dan substrate
190
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
( kt T
x
x
)+
T
h(T T f ) + tQ ''' ]dxdy = 0
kt
y y
(1)
191
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
R=
di mana: h
T
Tf
Q
R
( kt T
x
x
)+
T
kt
h(T Ta ) + tQ ''' ]dxdy = 0
y y
(2)
(3)
(4)
= Koefisien kekakuan
= Fungsi suhu
= Fungsi Beban
Ke = Kexx + Ke yy + Kecv + KecvB
f e = f ecv + f ecvB + f eq + f eQ
o = [T T
0]
(5)
192
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
f e0 = B T D 0 tA
(6)
(7)
a1
a 2
a = = K 1 f = Pergeseran
an
(8)
= B a e = Regangan
(9)
Untuk plane stress , harga modulus elastisitas dapat dituliskan sebagai berikut;
D=
E
1 2
0
0
1
0
2
(10)
= D( o )
(11)
193
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
GLOBAL
1
518.17
MAXIMUM VALUES
NODE
1
50
8
VALUE 16.752 .23661E-04 2572.7
194
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
SY
SZ
SXY
248
-3796.3
47
415.77
211
-3034.6
241
2101.1
242
4144.5
GLOBAL
249
3006.7
195
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
Gambar 3a. stress Von Meisis pada skenario relief permukaan substrate dan scale
***** POST1 NODAL STRESS LISTING *****
LOAD STEP= 2 SUBSTEP= 10
TIME= 600.00 LOAD CASE= 0
NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 2
THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN ROTATED GLOBAL
COORDINATES,
WHICH INCLUDE RIGID BODY ROTATION EFFECTS
NODE SX
SY
SZ
SXY
MINIMUM VALUES
NODE
1655
1655
VALUE -8493.8 -3167.1
63
103
218.24 -1392.6
MAXIMUM VALUES
NODE
1666
1102
VALUE 5001.5 982.35
1666
1138
5015.8 2015.7
196
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
3b. Skenario relief permukaan substrate dan scale dengan bentuk dibawah ini
Gambar 3b. stress Von Meisis .pada skenario relief permukaan substrate dan scale
***** POST1 NODAL STRESS LISTING *****
LOAD STEP= 2 SUBSTEP= 10
TIME= 600.00 LOAD CASE= 0
NODAL RESULTS ARE FOR MATERIAL 2
THE FOLLOWING X,Y,Z VALUES ARE IN ROTATED
COORDINATES,
WHICH INCLUDE RIGID BODY ROTATION EFFECTS
NODE SX
SY
SZ
GLOBAL
SXY
MINIMUM VALUES
NODE
412
472
VALUE -7250.0 -987.04
330
280.04
404
-1130.7
MAXIMUM VALUES
NODE
422
405
VALUE 5058.5 1759.6
422
5088.7
426
863.56
197
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
KESIMPULAN
Perbedaan koefisien muai antara subtrate dan lapisan oxida menimbulkan stress
yang berbeda . Kedua bahan terikat secara adhesif. Untuk menyederhanakan
pemodelan di asumsikan bahwa beban thermal stress dan strain masih berada pada
daerah elastis pada kedua bahan tersebut, dan ikatan adhesi keduanya adalah ikatan
ideal yang tidak akan terlepas oleh beban thermal stress dan strain.
Untuk benda yang berbentuk segi empat stress terbesar terjadi pada pinggiran
sebelah kanan antara material 1 dan material 2 sebesar 2572 M.Pa. (gambar 1)
Skenario relief permukaan scale besar tegangan (stress) sebesar 4144.5 M.Pa.
(gambar 2).
Skenario relief permukaan substrate dan scale tegangan (stress ) yang terjadi
dilekukan antara material 1 dan 2 yang besarnya bervariasi.
Besar tegangan (stress) pada gambar 3a sebesar 5015.8 M.Pa kearah sumbu z
(SZ) dan gambar 3b sebesar 5088.7 M.Pa kearah sumbu z (SZ)
Hasil pengukuran tegangan (stress) yang berbentuk segi empat pada oxide
secara laboratorium sebesar 2800 ( 3000) M Pa
Validasi pengukuran secara simulasi mendekati hasil pengukuran secara laboratorium
Dari beberapa simulasi diperoleh tegangan yang terjadi tergantung pada
ketebalan antara subtrate dan lapisan oxide dan bentuk benda yang di uji.
198
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVI, Agustus 2005 (189-199)
DAFTAR PUSTAKA
199