BAB VIII
APLIKASI ONLINE LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN
JARAK JAUH
A. P E N G E R T I A N O N L I N E L E A R N I N G
Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan
adalah berkaitan dengan kualitas pendidikan, khususnya kualitas
pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat
dilakukan untuk peningkatan kualitas tersebut adalah mengembangkan
pembelajaran yang berorientasi pada pembelajar. Pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajar dapat dilakukan dengan membangun sistem
pembelajaran yang memungkinkan pembelajar memiliki kemampuan
untuk belajar lebih menarik, interaktif, dan bervariasi. Pembelajar harus
mampu memiliki kompetensi yang berguna bagi masa depannya. Seiring
dengan perkembangan teknologi berikut infrastruktur penunjangnya,
upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui
pemanfaatan teknologi tersebut dalam suatu sistem yang dikenal dengan
online learning. Online learning merupakan suatu sistem yang dapat
memfasilitasi pembelajar belajar lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, pembelajar dapat
belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu.
Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam
bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak.
117
118
in networks that are tied together so that many users can share their
vast resources (Williams, 1999). Pengertian online learning meliputi
119
B.
12 0
hanyalah pulsa lokal. Tidak ada pengaruh jarak atau jauh-dekatnya orang
yang dihubungi (komunikan). Cukup membayar biaya pulsa telepon
lokal di samping biaya langganan bulanan kepada Online Learning
Service Provider (ISP), maka berbagai informasi atau dokumen yang perlu
dikomunikasikan dapat terkirimkan dengan sangat cepat. Manakala
dokumen yang akan dikirimkan cukup banyak, maka dokumen tersebut
dapat disiapkan secara cermat terlebih dahulu dan kemudian dikirimkan
sebagai lampiran e-mail (attachment). Dengan demikian, kemungkinan
kesalahan penyampaian informasi dapat dihindarkan.
Sedangkan komunikasi melalui facsimile (fax), prosesnya memang samasama berlangsung sangat cepat. Informasi atau dokumen yang akan
dikirimkan telah dipersiapkan terlebih dahulu. Perbedaannya adalah
bahwa semakin jauh jarak tujuan pengiriman fax, maka semakin besar
pula biaya yang harus dibayar. Biaya pengiriman ini akan semakin besar
lagi manakala semakin banyak jumlah lembar dokumen yang akan
dikirimkan lewat fax. Sekalipun demikian, masih belum atau tidak ada
jaminan mengenai kualitas penerimaan dokumen yang dikirimkan,
karena adakalanya terjadi gangguan dalam penerimaan, seperti misalnya
tidak semua lembar dokumen secara utuh (lengkap) diterima di tempat
tujuan, di samping kualitas teks-nya ada kalanya juga tidak jelas atau
mengalami distorsi. Komunikasi yang diuraikan di atas masih bersifat dari
seorang kepada seorang yang lain (one-to-one communication). Dengan
memanfaatkan teknologi online learning, maka komunikasi dari seorang
kepada banyak orang (one-to-many communication) dapat dilakukan secara
simultan/bersamaan, yaitu misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list,
atau chatting.
2.
121
12 2
C . K E D U D U K A N O N L I N E L E A R N I N G
Karakteristik atau potensi online learning dipandang sudah memadai
sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
melalui online learning. Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi
online learning di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen,
komplemen, dan substitusi.
1.
Fungsi Tambahan
Fungsi Pelengkap
123
Fungsi Pengganti
12 4
D. K O M P O N E N D E S A I N O N L I N E L E A R N I N G
Salah satu kegiatan awal dalam pengembangan online learning adalah
membuat desain. Desain tidak dapat dibuat secara instant namun perlu
pengkajian dan penelaahan yang komprehensif. Untuk itu diperlukan
prinsip-prinsip dalam proses desain itu. Desain yang dibuat akan
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses online learning
yaitu pengajar, pembelajar, pengembang dan termasuk penentu kebijakan
untuk membuat aturan dan penguatan desain yang sudah ada.
Desain online learning memiliki 5 komponen, yang meliputi:
1.
Silabus
125
Materi Pembelajaran
Pada komponen ini tersaji materi pembelajaran pokok yang dapat diakses
oleh pembelajar baik berupa materi pembelajaran inti maupun materi
pembelajaran tambahan (suplemen) atau materi pengayaan (enrichment).
Materi disajikan dalam bentuk full teks atau materi pembelajaran yang
disajikan secara lengkap maupun materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk pokok-pokoknya saja. Dalam pengemasan materi pembelajaran ini
dapat melibatkan software yang lain, misalnya PowerPoint. Dalam software
ini materi pembelajaran yang disajikan hanya pokok-pokoknya, sedangkan
uraiannya ada pada penyaji dan interpretasi pembelajar.
4.
Calender
Site Map
Site map adalah peta program. Jika pembelajar akan menjelajah program
online ini dapat melihat sebelumnya peta program. Terdapat peta
kedudukan model atau materi pembelajaran. Apa yang perlu dipelajari
oleh pembelajar, termasuk urutan dan ruang lingkup materi pembelajaran
yang perlu dipelajari oleh pembelajar. Hal ini mempermudah pembelajar
untuk belajar lebih efektif dan efisien. Site map dapat juga disajikan dalam
bentuk visual yaitu flow chart, sehingga lebih mudah.
Sedangkan Lance J. Richards, dkk. mengemukakan beberapa komponen
dalam desain online learning yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
jarak jauh online atau berbasis web, yaitu:
12 6
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
127
E. S T R AT E G I P E M B E L A JA R A N O N L I N E
INTERAKTIF YANG TEPAT (USING
INTERACTIVE TEACHING AND LEARNING
STRATEGIES)
Ada anggapan bahwa pembelajaran jarak jauh tidak membuat
pembelajaran menjadi interaktif berbeda dengan pembelajaran secara
tatap muka langsung (face to face). Shearer (2003) mengungkapkan bahwa
pembelajaran jarak jauh justru sebenarnya memberikan kontribusi secara
kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Interaksi pada pembelajaran
tatap muka/face to face sebenarnya terbatas, yaitu antara pengajar
dengan pembelajar saja, namun pada pembelajaran jarak jauh interaksi
pembelajaran lebih menyebar. Interaksi akan terjadi antara pembelajar
dengan pembelajar, pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan
lingkungan, atau pembelajar dengan media. Menurut Linder dan Murphy
(2001) interaksi tersebut terjadi karena adanya dukungan alat (tool) yaitu
e-learning yang meliputi web statis dan dinamis, grup diskusi, e-mail,
chatting, instant messaging, video streaming, animation, aplikasi sharring,
dan video conferencing. Pembelajaran jarak jauh online dapat mengaktifkan
pembelajar yaitu pembelajar berinteraksi secara aktif untuk menggunakan
komputer, aktivitas fisik dan mental akan terjadi secara intensif misalnya
dop and drag, input data, pencarian data yang dibutuhkan, menyusun
materi pembelajaran dan lain-lain.
Berikut adalah contoh strategi pembelajaran online learning yang juga bisa
diterapkan dalam pembelajaran jarak jauh, dengan strategi pembelajaran
yang menimbulkan kebermaknaan meaningful learning yang diadaptasi
dari Bonk dan Dennen (2003). Aktivitas pembelajaran yang bertujuan
untuk terjadinya pembelajaran bermakna dapat dilihat pada tahapan
berikut ini:
1. Ice breaker dan Opener. Kegiatan ini tujuannya mengkondisikan
pembelajar untuk fokus pada pembelajaran. Ice breaker artinya
memecahkan es, yang mengandung makna bahwa pembelajar
terkadang berada pada situasi jenuh, tidak perhatian, tidak fokus atau
tidak bergairah dalam belajar. Pengajar perlu melakukan tindakan
dengan memberikan treatment berupa tindakan untuk membuat
pembelajar aktif, sedikit permainan, memperlihatkan sesuatu yang
menarik pembelajar. Dalam pembelajaran online juga diperlukan,
dalam hal ini pembelajar ditayangkan beberapa gambar, atau aktivitas
yang membuat perhatian terfokus dan siap untuk belajar.
12 8
F . P R I N S I P B E L A J A R O R A N G D E W A S A D A L A M
PEMBELAJARAN ONLINE
Dalam paradigma online learning, pembelajar memiliki posisi yang sangat
penting. Michele Moore (1989) mendeskripsikan tiga interaksi dalam
129
13 0
yang siap untuk kegiatan belajar, terlebih jika mereka mengetahui secara
detail manfaat apa yang dapat diperoleh dari belajar tersebut. Pembelajar
cenderung untuk mengeliminasi setiap hambatan-hambatan yang ia temui
dalam mempelajari sesuatu, dan terus berupaya untuk memecahkannya
sendiri.
131
G. P E N G G U N A A N S T R AT E G I P E N I L A I A N YA N G
OTENTIK (USE AUTHENTIC STRATEGIES)
Dalam pembelajaran jarak jauh untuk menilai hasil belajar yang melibatkan
penggunaan online learning direkomendasikan tiga cara evaluasi yang
disingkat dengan 3P, yaitu paper atau kertas, project atau hasil pekerjaan
berupa produk, dan portofolio yaitu kumpulan hasil pekerjaan. Pada
pembelajaran konvensional penilaian menggunakan pengukuran
(asessment measure). Pembelajaran online juga dapat menggunakan cara
tersebut, yaitu dengan sistem online assesment atau online quiz. Secara
teknis pengajar menyediakan sejumlah tes yang tersimpan dalam server.
Pembelajar mengambil salah satu paket ujian, sedangkan pembelajar
lainnya akan memperoleh soal yang berbeda karena soal diatur secara
random. Jika pembelajar mengulangi memanggil soal yang sama, maka
tidak akan memperoleh paket soal yang persis sama namun akan diberikan
yang sedikit berbeda, karena dirandom tadi.
Penilaian dalam model advance methode online learning, para pembelajar
melengkapi beberapa poin berikut ini:
1. Tema/topik
pembelajaran/peserta
(audience):
Pembelajar
menggunakan desain sistem pembelajaran dengan memilih topik dan
tema pembelajaran yang sesuai dengan interes pembelajar.
2. Pembelajar mengembangkan desain pembelajaran sendiri. Penggunaan
model konstruktivis mempengaruhi pada desain model pembelajaran.
Pembelajar membuat peta konsep sendiri dengan menganalisis materi
pembelajaran dan komponen dari sistematika desain pembelajaran.
13 2