Anda di halaman 1dari 20

PERANAN KEDOKTERAN NUKLIR

PADA PEMANTUAN PASIEN DENGAN PENYAKIT


KAWASAKI
OLEH:
R E Z A P RA M AY U D H A

PEMBIMBING :
A. H U S S E I N S . K A R T A M I H A R D J A , D R . , S P K N , M H . K E S

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN NUKLIR DAN PENCITRAAN MOLEKULER

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJDJARAN
BANDUNG

2014

PENDAHULUAN

Sindrom Kawasaki pertama kali diperkenalkan


pada tahun 1967 oleh Dr. Tomisaku Kawasaki
Sindrom Kawasaki adalah sindrom vaskulitik febril
akut pada masa kanak-kanak awal.

Kelainan ini juga disebut sindrom nodus


limfa mukokutaneus dan periarteritis
nodosa.

Definisi
Penyakit Kawasaki didefinisikan sebagai suatu
penyakit inflamasi sistemik pada anak yang
menyebabkan aneurisma arteri koroner, infark
miokardium, dan kematian mendadak.
Definisi lain menyebutkan penyakit Kawasaki
adalah vaskulitis akut yang dapat sembuh
sendiri,
tetapi
yang
belum
diketahui
penyebabnya dengan predileksi pada arteri
koroner bayi dan anak.

EPIDEMIOLOGI

Penyebab utama kelainan jantung dapatan di seluruh dunia,


khususnya di negara maju.

Insidensi penyakit Kawasaki ini meningkat pada beberapa tahun


terakhir, dapat mengenai seluruh etnik dan ras di dunia, tetapi
tingginya insidensi pada ras Asia menunjukkan predisposisi genetik
seta interaksinya dengan lingkungan.
Di Jepang insidensi penyakit ini sebanyak 218,6 per 100.000 pada
anak berusia 04 tahun,3sementara data di Indonesia
menunjukkan perkiraan insidensi penyakit Kawasaki adalah 6.000
kasus per tahun, tetapi yang terdiagnosis kurang dari 100 kasus
per tahun

Penyakit ini mengenai anak laki-laki dengan perbandingan 3:2

Etilogi
Penyebab sindrom Kawasaki masih belum
diketahui

FAKTOR RESIKO
Umur. Anak dibawah umur 5 tahun
memiliki
resiko
tertinggi
terkena
sindrom Kawasaki.

Jenis Kelamin.Anak laki-laki sedikit


lebih
beresiko
terkena
sindrom
Kawasaki.
Ras. Anak-anak keturunan Asia, seperti
Jepang atau Korea, memiliki resiko lebih
tinggi terhadap sindrom Kawasaki.

MANIFESTASI KLINIS

GEJALA KLINIS

GEJALA KLINIS

DIAGNOSIS DAN EVALUASI

PENATALAKSANAAN
Gamaglobulin.
Pemberian gamaglobulin secara intravena dapat menurunkan resiko masalah arteri
koronarius. Di masa lalu, IVIG diberikan sebagai dosis rendah selama 4 hari (400 mg / kg
/ hari), namun studi baru telah menunjukkan bahwa dosis tunggal yang tinggi lebih
efektif. Dalam prakteknya saat ini, dosisnya adalah 2 g / kg secara intravena dalam
waktu 10-12 jam.

Aspirin
Sebagian besar ahli menggunakan dosis tinggi aspirin untuk jangka waktu bervariasi,
diikuti dengan dosis rendah aspirin untuk efek antiplatelet nya. Aspirin dosis tinggi (80100 mg / kg / hari secara oral dibagi dalam 4 dosis) diberikan pada fase akut untuk efek
anti-inflamasi. Hal ini berlanjut sampai hari ke-14 penyakit atau sampai pasien telah
afebris untuk 48-72 jam.

Setelah pasien tetap afebris untuk 48-72 jam, dosis rendah aspirin
dimulai untuk aktivitas antiplatelet nya. Dosisnya adalah 3-5 mg / kg /
hari untuk total 6-8 minggu selama pasien tidak menunjukkan bukti
kelainan koroner

PERANAN KEDOKTERAN NUKLIR

TI
Myocardial
Perfusion
Scintigraphy

TC labled
Tc-99m
sestamibi dan
Tc-99m
tetrofosmin

201

Penyakit
KAWASAKI

Positron
Emission
Tomography
(PET)

TI MYOCARDIAL PERFUSION
SCINTIGRAPHY
201

Lesi dari iskemik miorkard dapat ditentukan


dengan menggunakan 201TI dan mengambil
gambar setelahnya untuk melihat redistribusi
pada area dengan perfusi yang kurang bagus.
Gambar Redistribusi dianggap sangat berguna
dalam memprediksi kejadian jantung karena
lesi arteri koroner berhubungan dengan
penyakit Kawasaki.

MYOCARDIA PERFUSION IMAGING WITH THALLIUM (201TI)

TC LABLED
TC-99M SESTAMIBI DAN TC-99M
TETROFOSMIN
TC labled perfusi miokard seperti Tc-99m
sestamibi dan Tc-99m tetrofosmin telah
berkembang sebagai alternatif dari
penggunaan 201TI untuk sidik perfusi
miokard.
Keuntungan dari Technetium-99m (99mTc)
adalah menggunakan dosis radiasi yang lebih
rendah dibandingkan dengan Thallium. Agenagen tersebut memberikan resolusi tinggi dan
pencitraan dengan paparan rendah
dikarenakan waktu paruhnya yang pendek.

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY


(PET) - 18F-FDG
Evaluasi kuantitaif dari cadangan perfusi
miokard dapat dievaluasi dengan
menggunakan (O-15)-water atau (N-13)amonia
PET
Cadangan perfusi miokard yang rendah dan
fungsi endotel yang buruk ditemukan pada
pasien dengan aneurisma koroner
Evaluasi metabolisme glukosa dengan
menggunakan (F-18)-FDG PET dapat
memberikan evaluasi yang tepat dari
viabilitas miokardium yang mengalami infark.

KESIMPULAN
Penyakit ini awalanya diperkirakan benigna dan dapat sembuh
sendiri
(self-limited).
Akan
tetapi,
laporan
berikutnya
menunjukkan hampir 2% pasien dengan sindrom Kawasaki
meninggal karena penyakit ini.

Dengan penanganan tepat dan cepat, prognosis bagus.


Komplikasi kardiovaskular yang serius dapat terjadi jika
pengobatan dengan imunoglobulin intravena (IVIG)
tertunda.
Peranan Kedokteran Nuklir dalam Penyakit Kawasaki
sangat penting sebagai contoh Myocardial perfusion
imaging (MPI) dapat digunakan sebagai modalitas untuk
memonitor efek kardiovaskular yang ditimbulkan dari
penyakit kawasaki

Anda mungkin juga menyukai