Anda di halaman 1dari 2

Assalamualaikum wr.

Wb
Salah sejahtera bagi kita semua, pertama-pertama ibu guru dan teman-teman yang saya
hormati, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa karena
berkat-Nya kita masih diberi kesehatan dan dapat berkumpul disini.
Hadirin sekalian, untuk pertama kalinya setelah krisis ekonomi terbesar di sejarah negara
ini, rupiah indonesia mencapai 12800 rupiah per US dollar. Hal ini karena krisis yang
berkepanjangan di eropa, resesi ekonomi Amerika serikat pada tahun 2008 dan kestabilan
politik yang mengurangi kegiatan ekonomi asing di Indonesia. Hal ini berdampak pada
naikknya harga bahan pokok baik itu makanan atau keperluan sehari-hari yang kita
gunakan berasal dari produk asing.
Hadirin sekalian, pernahkah anda membayangkan mengenai produk yang anda gunakan
setiap harinya, kita bangun tidur melihat telepon genggam kita, apakah itu produk dari
negeri sendiri, lalu anda mandi menggunakan sabun, pasta gigi dan sikat gigi, apakah itu
produk dari negeri kita sendiri, lalu saat kita menggunakan alat transportasi baik itu
umum maupun pribadi, apakah itu produk dari negeri kita sendiri? Lalu kita
menggunakan alat tulis kantor untuk keperluan belajar kita, sekali lagi apakah itu
produk/barang dari negeri kita sendiri?
Saya yakin bahwa jawabannya adalah tidak, dari kita bangun tidur hingga kita mulai tidur
produk asing, lalu mengapa kita tidak menggunakan produk dalam negeri, bukankah ada
iklan yang mengatakan cintailah ploduk-ploduk indonesia, tetapi seolah dalam telinga
kita iklan itu mengatakn cintailah ploduk-ploduk indochina!. Sampai kapan produk dari
negara kita kalah dengan negeri asing.
Hadirin sekalian, pernahkan kita heran mengapa produk luar masih lebih murah dari
produk kita? Hal ini karena permintaan dan penawaran dari barang-barang tersebut
berbanding lurus sehingga menghasilkan harga kesetimbangan yang sangat rendah, faktor
lain juga karena pemerintah luar sana mempedulikan ekonomi mikro, menengah dan
mikro. Sedangkan negara kita kurang peduli terhadap ekonomi mikro dan menengah,
melainkan masih condong dengan ekonomi makro yang secara jangka pendek
menguntungkan dan secara jangka panjang membunuh nilai tukar rupiah dan dan nafkah
para pelaku ekonomi mikro.
Hadirin sekalian, pasar global mulai mendekat ke indonesia. Menurut saya pribadi dan
banyak ahli ekonomi mengatakan bahwa Indonesia belum siap menghadapi pasar
global,karena para pelaku ekonomi mikro dan menengah akan terbebani, mereka akan
kalah saing dengan produk asing di modal maupun kualitas barang.
Oleh karena itu, saya mengajak hadirin untuk berganti halauan ke produk dalam negeri,
mungkin anda berfikir bahwa produk dalam negeri lebih mahal dibanding luar, jika kita
tetap berfikir demikian, bagaimana permintaan barang itu akan naik, bagaimana kualitas
barang tersebut meningkat jika tidak ada pembelinya, bagaimana produk-produk
Indonesia siap menghadapi pasar global jika tidak ada suntikan modal?

Dengan demikian, harga kesetimbangan akan menunjukkan angka yang kecil, karena
efektivitas produk sangat tinggi dan akan menguntungkan para pedagang, negara dan
seluruh masyarakat. Karena nilai tukar rupiah akan menguat, oleh karena itu saya
menghimbau kepada para hadirin semuanya, cintailah produk-produk indonesia.

Anda mungkin juga menyukai