agama yang pernah kita lakukan. Karena semua masalah muncul PASTI
karena kita melanggar ajaran agama. Tapi, merenung ini agak sulit. Tidak
mudah orang menemukan dan menyadari kesalahan-kesalahannya
sendiri. Maka, satu-satunya cara carilah orang yang bisa memberikan
nasehat!! Tanyakanlah mengapa masalah demi masalah muncul dan
datang tak habis-habisnya, kemudian duduk, diam dan dengarkan orang
yang menasehati kita. Jangan pernah membantah nasehat!! Membantah
nasehat adalah ciri orang bodoh.
Orang yang diminta nasehat harus orang yang tepat: yang bersih hatinya,
lurus hidupnya, jernih pandangannya, taat agamanya, satu kata antara
hati dan perbuatannya, bisa menguasai hawa nafsunya dan ini yang
penting: tidak mencari uang dari nasehatnya. Juga, penting dicatat, bukan
orang (termasuk kiayi atau ahli hikmah) yang memberikan resep-resep
instan agar masalah cepat selesai, yang hanya memberi bacaan-bacaan
tertentu, tapi yang bisa menguraikan kesalahan-kesalahan kita,
membeberkan kesalahan-kesalahan kita yang semua menjadi penyebab
yang tidak disadari (hijab ruhani) munculnya masalah-masalah dalam diri
kita, lahir maupun batin. Tanpa canggung dan rasa kasihan, ia harus
membongkar kesalahan-kesahalan kita agar kita menyadari diri.
Mencari orang seperti itu memang agak sulit, karena bukan ulama/kiayi
biasa, tapi bisa bila ada kemauan. Malas atau membayangkan sulit
mencarinya adalah penghalang pertama dari kesembuhan. Cara untuk
menemukan orang seperti itu adalah dengan menghidupkan kepekaan
hati atau qalbu kita: siapakah dalam lingkungan pergaulan kita, atau yang
pernah kita kenal atau kita dengar memiliki atau paling dekat dengan
sifat-sifat yang disebutkan di atas. Kuburkanlah status sosial kita saat
mencari orang seperti itu, jauhkanlah kesombongan karena kesembuhan
tak akan datang selama masih ada gengsi, sombong dan keangkuhan.
Semakin mampu kita menguburkan egosime dan kesombongan, semakin
rendah memandang diri sendiri, semakin merasa diri penuh dengan
kelemahan dan kekurangan bahkan kehinaan, Insya Allah, antena kita
makin kuat untuk menangkap sinyal dimana orang yang layak
memberikan nasehat itu berada. Orang yang tepat itu tak selalu
berhubungan dengan ketenaran, usia, sebutan ulama, kiayi, ustadz dan
sebagainya. Tapi orang yang tulus, tawadhu, ikhlas, ilmunya tinggi dan
tidak ingin terkenal. Orang seperti ini jarang, tapi sekali lagi, ada dan bisa
ditemukan.
Bila sudah menemukan, datangi lalu pintalah nasehatnya. Tanyakanlah
mengapa kita selalu banyak masalah. Tanyakanlah mengapa kita
terpuruk, mengapa kita jatuh, mengapa kita sering stres, mengapa sering
tertipu, mengapa usaha selalu gagal, mengapa sulit mencari jodoh,
mengapa dengan istri/suami sering ribut, mengapa suami/istri selingkuh,
mengapa anak-anak kita kelakuan rusak dan membangkang dst.
Tanyakanlah kesalahan dan keburukan apa yang kita lakukan. Ketika
nasehat
diberikan,
praktekkanlah
rumus
3D: duduk,
diam,
dengarkan! Hanya itu yang patut kita lakukan saat mendengarkan