Anda di halaman 1dari 63

SOP PUSKESMAS SIMAN

[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape
{behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENCATATAN DAN PELAPORAN PASIEN TB

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk pencatatan dan pelaporan pasien TB yang disusun dan disajikan untuk memantau
secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB yang dilakukan pada setiap unit Pelayanan Kesehatan sampai ke
Kementerian Kesehatan.
1. Memastikan petugas melakukan pencatatan dan pelaporan Pasien TB sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Memantau secara kohort Perkembangan Pengobatan Pasien TB.

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

- Formulir LPLPO, TB.01, kartu stok, kartu stock induk, SBBK, daftar aset.
- Formulir TB.13. Formulir Aset.
b.

Persiapan pasien

c.

Pelaksanaan

1.Pencatatan dan Pelaporan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan.


2. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Kab/Kota.

3. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Dinas Kesehatan Provinsi.


4. Pencatatan dan pelaporan pada tingkat Pusat.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit
Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
2.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta :
Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PROSEDUR PENGGUNAAN LOGISTIK TB

Pengertian

Penggunaan logistik merupakan pemanfaatan barang sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Logistik program TB
digunakan di semua jenjang untuk mendukung operasional program dimulai dari Unit Pelayanan Kesehatan sampai ke
Kementerian Kesehatan.

Tujuan
1.

Memastikan penggunaan logistik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Uraian
a.

Persiapan alat

1. Surat Perjanjian Pemakaian Barang


2. Surat Penyerahan barang rusak/kadaluarsa
3. Berita Acara penghapusan dan pemusnaan Barang
b.

Persiapan pasien

c.
Prosedur

Pelaksanaan

a.
Perawat membuat surat pemakaian barang yang meliputi pemakaian dan sisa obat yang digunakan untuk
perencanaan kebutuhan OAT
b.
Mencatat dalam kartu stok dan kartu stok induk setiap obat yang dikeluarkan
c.
Mencatat jumlah, tanggal kadaluwarsa dan tanggal penerimaan masing masing OAT kedalam kartu stok
dan kartu stok induk.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004
Referensi

1.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
2.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta :

Penerbit Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENEMUAN SUSPEK TB PARU

Pengertian

Tujuan

Cara / metode menemukan secara cepat dan tepat kasus TB Paru dengan serangkaian kegiatan terdiri dari
penjaringan suspek, diagnosa, penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien.

1.
Mendapatkan/menemukan kasus TB melalui serangkaian kegiatan sehingga segera dapat dilakukan
pengobatan agar sembuh dan tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Persiapan alat
Ruang Pengelola.
Pengelola P2 TB.
Meja, kursi dan kipas angin.
ATK dan buku register.
Buku penderita TB.05 dan TB.06
Pot dahak

b. Persiapan pasien

1.
c.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan cara pengobatan pasien


Pelaksanaan

1.
Penemuan pasien TB secara pasif, dengan penyuluhan aktif dengan melibatkan semua layanan dengan
maksud untuk mempercepat penemuan dan mengurangi keterlambatan pengobatan.
2.
Penemuan secara aktif dapat dilakukan terhadap :
a.
Kelompok khusus tang rentan atau resiko tinggi sakit TB seperti pasien dengan HIV AIDS.
b.
Kelompok yang rentan tertular TB (rumah tahanan), daerah kumuh, keluarga atau kontak pasien TB,
terutama mereka yang dengan TB BTA positif.
c.
Pemeriksaan anak < 5 tahun pada keluarga TB untuk menentukan tindak lanjut apakah perlu pengobatan
TB / pengobatan pencegahan.
d.
Kontak dengan pasien TB resistan obat.
3.
Tahap awal penemuan dilakukan dengan menjaring mereka yang memiliki gejala utama pasien TB paru
adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
4.
Pengelola melalukan anamese dan mencatat mengenai

Berapa lama batuk ?

Berdahak/tidak ?

Dahak bercampur darah/tidak ?

Sesak nafas /tidak ?

Nyeri dada / tidak ?

Kurang nafsu makan/tidak ?

Berat badan menurun / tidak ?

Riwayat kontak dengan penderita TBC ?... dan

Apakah pernah minum obat paru-paru selama kurang dari 1 bulan atau lebih dari 1 bulan ?
5.
Mengisi buku daftar suspek form. TB.06
6.
Pengelola memberi penjelasan mengenai pentingnya pemeriksaan dahak dan cara batuk yang benar untuk
mendapatkan dahak yang kental dan purulen.
7.
Memberikan pot dahak sewaktu kunjungan pertama dan pengambilan dilakukan disamping Puskesmas.
8.
Memeriksa kekentalan, warna dan volume dahak. Dahak yang baik untuk pemeriksaan adalah berwarna
kuning kehijau-hijauan (mukopurulen), kental, dengan volume 3-5ml. Bila volumennya kurang, pengelola harus

meminta agar penderita batuk lagi sampai volumenya mencukupi.


Jika tidak ada dahak keluar, pot dahak dianggap sudah terpakai dan harus
dimusnahkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontaminasi kuman TBC.
9.
Memberikan label pada dinding pot yang memuat nomor identitas sediaan dahak sesuai dengan TB.06
10. Memberikan pot dahak pagi yang sudah diberi label untuk diisi di rumah penderita dan disuruh datang besok
pagi membawa dahak paginya dan kemudian petugas mengambil dahak sewaktu kunjungan kedua.
11. Mengisi form. TB.05, mengirim sediaan ke laboratorium.
12. Menerima jawaban dengan form TB 05, kemudian memasukkan hasil pemeriksaan ke TB 06.
13. Bila hasil pemeriksaan BTA positif, memberikan pengobatan sesuai protap pengobatan TB.
14. Bila hasil pemeriksaan negative, dilakukan pemeriksaan dahak ulang, bila hasilnya tetap negative diberikan
pengobatan dengan antibiotic selama dua minggu.
15. Bila masih tetap batuk dilakukan pemeriksaan rongsen thorax.
16. Bila hasil positif diobati sesuai dengan protap TB.
17. Pasien mendaftar di loket pendaftaran.
18. Buku rawat jalan pasien dibawa ke ruang BP berdasarkan nomor urut
pendaftaran.
19. Pasien disilahkan duduk sambil menunggu namanya di panggil.
20. Penderita masuk di ruang BP.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit Buku
Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan RI (2012). Panduan Pengelolaan Logistik Program Pengendalian Tuberkulosis . Jakarta

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENGOBATAN TB PARU

Pengertian

Tata cara memberikan pengobatan penderita TB Paru sesuai tata laksana pengobatan TB
Nasional.

Tujuan

Untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan


rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis
(OAT).

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

Register rawat jalan


1.
Register TB 05
2.
Register TB 06
3.
FORM TB 01
4.
Form TB 02
5.
Form TB 03

6.

Obat OAT

b.

Persiapan pasien

1.

Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan pada pasien

c.

Pelaksanaan

Pasien yang telah diperiksa dahaknya dipersilahkan masuk ke ruang BP.

Pasien diberi penjelasan sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak di TB 05.

Untuk pasien dengan hasil BTA positif diberikan pengobatan dengan OAT kategori I, dan untuk pasien
dengan BTA negative dan rongsent mendukung diberikan pengobatan dengan kategori III sesuai berat badan
pasien.

Dengan dosis pemberian sesuai tabel sebagai berikut :


Tabel 01. pemberian obat TB paru sesuai BB pasien
Berat Badan

Tahap intensif tiap hari selama


56 hari RHZE (150/75/400/275)

Tahap Lanjutan 3 kali seminggu


selama 16 minggu RH (150 /150)

30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
>71 kg

2 tablet 4 KDT
3 tablet 4 KDT
4 tablet 4 KDT
5 tablet 4 KDT

2 tablet 2 KDT
3 tablet 2 KDT
4 tablet 2 KDT
5 tablet 2 KDT

Setelah pengobatan tahap intensif akhir bulan ke II, dilakukan pemeriksaan BTA, bila hasil negative
dilanjutkan tahap lanjutan, dan bila hasil pemeriksaan BTA positif diberikan sisipan dengan dosis sesuai berat

badan pasien.
Dengan dosis sesuai tabel sebagai berikut :
Tabel 02. Pemberian obat sisipan sesuai BB
Berat Badan

Tahap intensif (150/75/400/275)

30-37 kg
38-54 kg
55-70 kg
>71 kg

2 tablet 4 KDT
3 tablet 4 KDT
4 tablet 4 KDT
5 tablet 4 KDT

Dan bila hasil pemeriksaan pada akhir tahap intensif negative dilanjutkan tahap lanjutan, kemudian
diperiksa dahak ulang pada akhir bulan ke V, bila hasil negative dilanjutkan pengobatannya, dan dilakukan
pemeriksaan ulang pada akhir bulan ke VI atau akhir pengobatan.
Bila hasil pemeriksaan pada bulan ke VI negative dan pada awal pengobatan positif pasien dinyatakan
sembuh.
Dan bila pada akhir pengobatan hasil negative dan pada awal pengobatan negative dengan rongsent positif
pasien dikatakan pengobatan lengkap.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Kementerian Kesehatan RI (2012). Penemuan dan Pengobatan Pasien Tubeckulosis . Jakarta : Penerbit
Buku Kementerian RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PELEPASAN KATETER

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melepas kateter pada pasien

Untuk mengetahui kemampuan melepaskan kateter pada pasien yang telah dipasang kateter dan telah dianggap
sembuh atau dalam batas waktu tertentu

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.
3.
4.
5.

Disposable spuit
Bengkok
Pengalas
Sketsel
Sarung tangan

b.

Persiapan pasien

1.
2.

Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien


Pasang sampiran

c.

Pelaksanaan

1.

Beritahu penderita dab atur posisi dorsal recumbent

2.
Memakai sarung tangan
3.
Tarik isi balon kateter dengan spuit
4.
Tarik kateter perlahan lahan sambil penderita dianjurkan nafas panjang
5.
Untuk penderita lali laki atur penis sesuai anatomi uretranya sebelum ditarik kateternya
6.
Bersihkan meatus uretra dengan kapas savlon
7.
Tampung kateter pada bengkok
8.
Rapikan penderita dan alat alat dibereskan
9.
Lepas sarung tangan
10.
Cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan tempat tidur dengan segala perlengkapan agar siap dipakai

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menyiapkan tempat
tidur agar siap dipakai

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Kasur, bantal dan guling


Laken
Stek laken
Perlak
Selimut
Selimut
Sarung bantal, sarung guling
Waskom berisi larutan clorin 0,5 %
Waskom berisi air bersih
Lap kerja
Troli linen
Over laken (plastik)

b.

Persiapan pasien dan lingkungan

1.

Lingkungan sekitar tempat tidur dirapikan

c.

Pelaksanaan

1.
Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon
2.
Bersihkan tempat tidur dengan menggunakan clorin dan bilas dengan enggunakan air bersih
3.
Letakkan kasur diatas tempat tidur
4.
Pasang laken dengan cara:
5.
Perlak dipasang sekurang kurangnya 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala
6.
Stek laken dipasang diatas perlak dengan tiap sisi-sisinya dimasukkan bersama perlak ke bawah kasur
setegang mungkin
7.
Selimut dilipat empat secara terbalik dan pasang pada kasur bagian kaki, sedangkan bagian atas terbalik
dimasukkan ke bawah kasur sekurang kurangnya 10 cm dan ujung-ujung sisi selimut dimasukkan dibawah kasur
8.
Bantal dimasukkan kedalam sarung, dengan cara sarung bantal bagian ujung di lipat terlebih dahulu ke
arah luar, kemudian bantal baru dimasukkan dan dan tarik ujung sarung bantal yang di lipat tadi. Pastikan
ujung bantal masuk kedalam ujung sarung bantal
9.
Pasang bantal di bagian atas kasur dengan bagian sarung bantal yang terbuka tidak menghadap ke arah
pintu
10. Bila tempat tidur tidak dipakai, tutup dengan menggunakan over laken
11. Alat dirapikan
12. Lepas hand scoon dan cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004
Referensi
1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MELAKUKAN INJEKSI

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan injeksi / suntik yang merupakan tindakan memasukkan
obat kedalam tubuh pasien lewat alat suntik yang dimasukkan kedalam tubuh : sedalam kulit (ic), sedalam
bawah kulit (sc), sedalam otot (im), sampai menembus vena (iv)

Untuk mengetahui kemampuan perawat akan melaksanakan praktek klinik dalam memasukkan obat ke dalam
tubuh pasien dengan menggunakan suntik

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
b.

Persiapan alat
Spuit injeksi sesuai dengan pengguaan
Kapas alkohol
Obat injeksi sesuai perintah dokter
Torniquet
Bantal pengalas
Bak injeksi
Persiapan pasien

1.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dilakukan tindakan tersebut dilakukan

1.

Pelaksanaan injeksi ic

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Isi spuit injeksi dengan obat yang telah ditentukan


Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon
Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan alkohol 70%
Renggangkan permukaan kulit dengan menggunakan tangan kiri
Masukkan jarum pada permukaan kulit dengan sudut 15-29 derajat dengan lubang menghadap ke atas
Masukkan obat pelan-pelan supaya permukaan kulit yang disuntik mengembung
Setelah obat masuk, spuit ditarik dengan cepat
Bekas suntikan tidak boleh di tekan dengan kapas alkohol

2.

Injeksi sc

1.
Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2.
Permukaan kulit di disinfeksi dengan kapas alkohol
3.
Angkat sedikit perukaan kulit dengan tangan kiri
4.
Masukkan jarum ke bawah kulit denga sudut 45 derajat dengan lubang jarum menghadap keatas
5.
Penghisap spuit ditarik, apakah ada darah atau tidak
6.
Bila ada darah obat tidak boleh dimasukkan
7.
Bila tidak ada darah obat dimasukkan perlahan lahan
8.
Setelah obat masuk, spuit ditarik dengan cepat dan bekas jarum di tutup dan ditekan dengan cepat dengan
menggunakan kapas alkohol
3.
1.
2.
3.
4.

Injeksi im
Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
Permukaan kulit sedikit direnggangkan
Masukkan jarum tegak lurus dengan sudut 90 derajat dipermukaan kulit

5.
Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat ada darah atau tidak
6.
Bila ada darah obat jangan di masukkan
7.
Bila tidak ada darah obat di masukkan perlahan lahan
8.
Setelah obat masuk semua, spuit ditarik dengan cepat dan bekas suntikan ditarik dan ditekan dengan kapas
alkohol
4.

Injeksi iv

1.
Isi spuit dengan obat yang telah ditentukan
2.
Tentukan pembuluh darah yang akan di suntik
3.
Lakukan pembendungan darah proksimal dengan menggunakan torniquet
4.
Permukaan kulit di disinfeksi dengan menggunakan kapas alkohol
5.
Pasang pengalas di bagian bawah tempat yang akan di suntik
6.
Jarum di suntikkan dengan sudut 45 derajat dan denga ujung jarum menghadap ke atas
7.
Penghisap spuit ditarik sedikit untuk melihat apakah ada darah atau tidak
8.
Bila tidak ada darah, obat jangan di masukkan
9.
Bila ada darah,obat dimasukkan perlahan lahan
10. Setelah obat masuk semua, jarum di cabut dengan cepat dan bekas tusukan jarum di tutup dengan
menggunakan kapas alkohol

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004
Referensi

1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMASANGAN INFUS

Pengertian

Tujuan
Prosedur

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan cairan infus yang merupakan tindakan memasukkan
cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam waktu yang lama dengan menggunakan infus
set
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam memberi cairan infus
dengan menggunakan infus set
Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Persiapan Alat :
Standart infus
Cairan yang akan diberikan
Infus set
Kapas steril / lidi waten steril
Alkohol 70% dalam botol spray steril
Kasa steril

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
b.

Gunting
Plaster
Pengalas
Bengkok
Tomiquet
Povidon iodine dalam botol spray botol steril
Korentang dalam tempatnya
Handschoen steril
Alat pencukur
IV Catheter
Persiapan pasien & lingkungan

Penderita dan keluarga diberi penjelasan


tindakan yang akan dilakukan
c.

Pelaksanaan

1.
Cuci tangan dengan air mengalir
2.
Siapkan area yang akan dipasang infus
3.
Cukur area bila ada bulu
4.
Periksa ulang cairan yang akan diberikan
5.
Tusukkan slang infus pada botol cairan
6.
Keluarkan udara dari slang infus
7.
Pasang pengalas
8.
Pakai handschoen steril
9.
Pilih dan pastikan vena yang akan ditusuk (utamakan vena bagian distal / sesuai kondisi pasien)
10. Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk dengan menggunakan kapas steril yang diberi povidone
iodine, kemudian ulangi desinfeksi dengan menggunakan kapas steril yang sudah diberi alkohol. Kegiatan
desinfeksi tersebut dilakukan dengan gerakan melingkar keluar sampai diameter 6 8 cm, bila daerah incersi
kotor bisa diulangi 2 3 kali
11. Pasang tomiquet diatas lokasi penusukan
12. Masukkan I.V Catheter pada vena yang telah ditentukan dengan sudut 10 - 30 dengan lubang jarum

menghadap ke atas
13. Setelah I.V Catheter masuk vena, tomiquet dilepas, mandirn ditarik pelan pelan sambil I.V Catheter
didorong masuk sampai pangkalnya
14. Sebelum melepas madirn, tekan ujung vena Catheter dengan jari, lepas madirnnya kemudian disambungkan
ke pangkal I.V Catheter dengan infus set
15. Pemasangan fiksasi :
a.
I.V Catheter bersayap

Letakkan plester dibawah sayap, kemudian lipatkan diatas sayap searah dan sejajar ujung I.V Catheter

Letakkan plester kedua diatas pangkal I.V Catheter dan sayap dengan posisi melintang
b.
I.V Catheter tanpa sayap
Letakkan plester dibawah pangkal I.V Catheter silangkan diatasnya (plester jangan sampai menutuo luka
tusukan I.V Catheter)
Letakkan plester ke 2 dibelakan plester pertama diatas pangkal I.V Catheter
Tutup dengan kasa steril dan dekatkan dengan plester sesuai kebutuhan
16. Tuliskan tanggal pemasangan I.V Catheter pada plester penutup kasa
17. Hitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan
18. Perhatikan reaksi pasien
19. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan
20. Pasien dirapikan
21. Alat alat dibereskan
22. Ganti kasa bila tampak kotor

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004
Referensi
1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC

2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL PERNAFASAN

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung jumlah pernfasan dalam satu menit

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung jumlah
pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien dan kelainan pada fungsi pernafasan

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
b.
1.

Persiapan alat
Arloji tangan dengan menggunakan penunjuk detik
Buku catatan dan alat tulis
Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

c.

Pelaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.

Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon


Menghitung pernafasan selama 1 menit
Mencatat hasil penghitungan pada buku pencatatan tanda-tanda vital
Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan
Perawat membuka hand scoon dan cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL SUHU

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan dalam mengukur suhu badan pasien dengan termometer yang
diletakkan pada ketiak, mulut dan anus

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengetahui suhu
tubuh pasien untuk menentukan tindakan perawatan

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
b.

Persiapan alat
Thermometer
3 buah botol berisi, air sabun, disinfektan dan air
Persiapan pasien

1.
2.

Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


Atur lingkungan sekitar pasien

1.

Pelaksanaan pemeriksaan suhu pada ketiak

1.
2.

Perawat cuci tangan dan memakai hand scoon


Alat-alat di dekatkan dengan pasien

3.
Identifikasi pasien
4.
Jelaskan prosedur tindakan yang dilakukan
5.
Periksa termometer apakah air raksa tepat pada angka dibawah 35 derajat celcius
6.
Atur posisi pasien sesuai dengan kondisi pasien
7.
Buka lengan baju pasien (bila perlu) dan ketiak harus dikeringkan terlebih dahulu
8.
Jepitkan termometer pada ketiak pasien dengan reservoir tepat ditengah ketiak dan lengan pasien
dilipatkan ke dada (awasi dan dampingi khususnya pada penderita tidak sadar dan anak-anak)
9.
Setelah 5-10 menit termometer di angkat dan dibaca kemudian dicatat
10. Bersihkan termometer dengan cara :
a.
Celupkan termometer pada air sabun
b.
Celupkan termometer pada air saflon
c.
Di lap dengan kertas tisu
d.
Masukkan pada botol berisi air bersih dan keringkan
11. Air raksa diturunkan kembali dan termometer diletakkan pada tempatnya
12. Pasien dikembalikan pada posisi semula
13. Alat dibereskan lepas sarung tangan dan cuci tangan
2.

Mengukur suhu pada mulut

1.
Cuci tangan dan memakai hand scoon
2.
Alat-alat didekatkan pada pasien
3.
Identifikasi pasien
4.
Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
5.
Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius
6.
Atur posisi pasien
7.
Instruksikan pasien untuk membuka mulut
8.
Minta pasien untuk mengangkat lidah
9.
Letakkan dengan hati-hati termometer dibawah lidah dibagian tengah
10. Instruksikan pasien untuk menutup mulut dan menjepit termometer dengan bibirnya dan tidak
berbicara selama termometer berada dimulutnya
11. Setelah 3-5 menit ambil termometer dan baca dengan teliti kemudian catat
12. Bersihkan termometer dengan cara:
a.
Celupkan termometer pada botol berisi air sabun
b.
Lap denga potongan tisu
c.
Celupkan termometer pada botol berisi air disinfektan

d.
13.
14.
15.
16.
3.

Celupkan botol berisi air bersih dan keringkan


Air raksa diturunkan kembali
Alat-alat dibersihkan dan dibereskan
Pasien dikembalikan keposisi semula
Lepas hand scoon dan cuci tangan
Mengukur suhu pada rektal

1.
Cuci tangan dan memakai hand scoon
2.
Alat-alat didekatkan pada pasien
3.
Identifikasi pasien
4.
Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
5.
Periksa termometer pada suhu dibawah 35 derajat celcius
6.
Atur posisi pasien dengan tidur miring pada orang dewasa dan telentang pada bayi
7.
Celana dalam atau popok diturunkan sampai kebawah bokongdan tutupi bagian tubuh dengan
menggunakan selimut
8.
Dorong pantat bagian atas sehinggga anus terlihat
9.
Bersihkan anus terlihat
10. Bersihkan anus dengan potongan tisu
11. Masukan termometer kedalam anus secara perlahan dan anjurkan pasien untuk bernafas panjang dan
masukkan sepanjang 3 inci untuk dewasa dan inci untuk bayi sambil mengangkat kaki bayi ke atas
dengan ujung termometer dipegang
12. Setelah 3-5 menit termometer diambil perlahan kemudian di lap dengan tisu dan dibaca kemudian
dicatat
13. Rapikan pasien seperti semula
14. Bersihkan termometer dengan cara:
a.
Celupkan termometer pada botol yang berisi air sabun
b.
Lap dengan tisu
c.
Celupkan pada botol berisi cairan disinfektan atau saflon
d.
Bersihkan dengan air bersih dan keringkan dengan menggunak keryas tisu
15. Bereskan alat-alat
16. Lepas hand scon dan cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih
bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan
Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL TEKANAN DARAH

Pengertian

Tujuan
Prosedur

Suatu kegiatan tang dilaksanakan untuk melakukan pengukuran tekanan darah arteri.
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengukur tekanan
darah pasien.
Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.
3.
b.

Tensimeter
Stetoskope
Buku / catatan
Persiapan pasien & lingkungan

1.
2.

Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.


Atur lingkungan sekitr pasien.

c.

Pelaksanaan

1.
Alat alat didekatkan
2.
Menjelaskan kepada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan dan posisinya diatur sesuai kebutuhan.
3.
Mengatur posisi pasien.
4.
Membuka lengan baju atau digulung.
5.
Letakkan tensimeter sejajar.
6.
Memasang manset tensimeter pada lengan atas 2 3 cm diatas vena cubiti dengan pipa karetnya pada
bagian luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar.
7.
Meraba denyut arteri bracialislalu stetoskope ditempatkan pada daerah tersebut.
8.
Menutup skrup balon karet, pengunci raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.
9.
Membuka skrup balon perlahan lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi
denyutan pertama dan terakhir.
10. Pasien dirapikan.
11. Alat alat dirapikan dan disimpan ditempatnya.
12. Petugas cuci tangan dan hasil dicatat

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGHITUNG TANDA TANDA VITAL NADI

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menghitung denyut nadi dengan meraba :
Ateri radialis pada pergelangan tangan
Arteri brachialis pada siku bagian dalam
Arteri carotis pada leher
Arteri temporalis pada pelipis
Arteri femolaris pada lipat paha
Arteri dorsalis pedis pada kaki
Arteri frontalis pada ubun ubun bayi
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam menghitung
jumlah denyut nadi dalam satu menit.

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.

Arloji / puls teller


Buku catatan

b.

Persiapan pasien & lingkungan

1.
2.

Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan


Atur lingkungan sekitar pasien

c.

Pelaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Cuci tangan
Alat alat didekatkan pada pasien
Identifikasi pasien
Jelaskan prodesur yang akan dilaksanakn
Atur posisi pasien dengan terlentang atau duduk
Anjurkan pasien untuk rileks
Tempelkan 3 jari pada daerah arteri
Hitung denyut nadi selama 1 menit sambil merasakan kedalaman dan keteraturan
Catat hasilnya
Rapikan alat alat
Posisi pasien dikembalikan ke posisi semula
Cuci tangan
Hasilnya dicatat

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih
bahasa, Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan
Standart asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
IRIGASI TELINGA

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk membersihkan telinga dengan air hangat untuk mengeluarkan serumen
atau corpus alenium

Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Membersihkan liang telinga dari kotoran

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
b.
1.
2.

Persiapan alat
Spuit besar
Kom berisi air hangat
Pinset telinga
Bengkok
Kapas dalam tempatnya
Handuk
Perlak dan pengalas
Handuk
Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan

1.
Perawat cuci tangan
2.
Pasien duduk dengan posisi kepala di miringkan sesuai dengan kebutuhan
3.
Alat-alat didekatkan kepada pasien
4.
Kain pengalas dan bengkok diletakkan diatas bahu, dibawah telinga yang akan di bersihkan
5.
Spuit di isi dengan air hangat
6.
Dengan menggunakan tangan kiri perawat daun telinga di tarik ke atas dan sedikit ke belakang. Bengkok di
taruh di bawah telinga
7.
Ujung spuit di taruh di ujung liang telinga dan lakukan penyemprotan dengan hati-hati ke bagian siisi atas
bagian telinga
8.
Penyemprotan dilakukan beberapa kali sampai bersih
9.
Setelah bersih lubang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas yang di pegang dengan menggunakan
pinset telinga dan daerah sekitar telinga di keringkan dengan handuk

10. Pasien dirapikan perawat cuci tangan


11. Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1. Adams. Gl, Boies LR Paparella MM (1989), Fundamental Of Otorhinolaryngology Testbook Of Ear,


Nose and Throat, Philadelphia, Toronto, WB, Saunders Co.
2. Bambang Hermani dan Hartono Abdurahman (2002) Tumor Laring dalam Buku Ajar Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher, Fakultas Kedokteran UI Jakarta.
3. Entjep Hadjar dan Jenny Bashiruddin (2002), Gangguan Keseimbangan dalam Buku Ajar Telinga Hidung
Tenggorok Kepala Leher, Fakultas Kedokteran UI Jakarta.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan obat pada mata dalam bentuk cair

Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Mengobati gangguan mata
2.
Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3.
Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata
4.
Mencegah kekeringan mata

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.
3.
4.

Obat tetes mata


Buku obat
Tupres (kapas)
Penutup mata jika perlu

b.

Persiapan pasien

1.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c.

Pelaksanaan

1.
Perawat cuci tangan
2.
Periksa untuk memastikan nam obat, dosis, waktu pemberian
3.
Identifikasi pasien dengan benar dan tepat
4.
Atur posisi pasien, telentang duduk dengan hiper ekstensi leher
5.
Bersihkan kelopak mata dengan menggunakan kapas steril
6.
Minta pasien untuk melihat langit-langit
7.
Teteskan obat dengan cara :

Tangan kanan di dahi pasien, pegang penetes mata berisi obat +- 1-2 cm diatas sakus konjungtiva dan
tangan kiri tarik kelopak mata ke bawah

Teteskan obat di sakus konjungtiva sesuai dengan ketentuan dari dokter

Anjurkan pasien untuk menutup (berkedip) dengan pelan

Jika tetesan jatuh, usap dengan menggunakan tupres kering dan tekan dengan lembut pada duktus
nasolkrimalis selam 30-60 detik
8.
Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa, Yasmin
Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart asuhan
Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
Ns. Eni Kusyati, S. Kep. (2006) Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium, Keperawatan Dasar, ECG, Jakarta.
Ns. Indriana N, Istiqomah, (2005) Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Evaluasi Keterampilan Praktek
Klinik Keperawatan Program DIII, Akper ST, Carolus, Jakarta.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN SALEP MATA

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memberikan obat mata dalam bentuk salep

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Mengobati gangguan mata
2.
Mendilatasikan pupil pada pemeriksaan struktur internal mata
3.
Melemahkan otot lensa mata pada pengukuran refraksi mata

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.

Salep mata
Buku obat

3.
4.

Tupres (kapas)
Penutup mata bila perlu

b.

Persiapan pasien

1.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c.

Pelaksanaan

1. Perawat cuci tangan


2. Periksa untuk memastikan nam obat, dosis, waktu pemberian
3. Identifikasi pasien dengan benar dan tepat
4. Atur posisi pasien, telentang duduk dengan hiper ekstensi leher
5. Bersihkan kelopak mata dengan menggunakan kapas steril
6. Minta pasien untuk melihat langit-langit

Pgang aplikator salep mata dari dalam keluar dengan menggunakan kapas steril

Pencet tube sehinggga menberika aliran sepanjang tepi dalam kelopak mata

Anjurkan pasien untuk melihat ke bawah

Buka kelopak mata bagian atas

Biarkan pasien memejamkan mata


7.
Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti

NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.
4.
Ns. Eni Kusyati, S. Kep. (2006) Keterampilan Dan Prosedur Laboratorium, Keperawatan Dasar, ECG,
Jakarta.
5.
Ns. Indriana N, Istiqomah, (2005) Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Evaluasi Keterampilan
Praktek Klinik Keperawatan Program DIII, Akper ST, Carolus, Jakarta.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memasukkan obat melalui anus

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Memperoleh efek pengobatan secara lokal maupun sistemik
2.
Melunakkan feces sehingga mudah di keluarkan

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.

Persiapan alat
Supositoria rectal
Jelly pelumas
Sarung tangan steril
Tisu
Bengkok

b.
1.
c.

Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan

1.
Perawat cuci tangan
2.
Siapkan obat sesuai dengan prinsip lima benar
3.
Identifikasi pasien
4.
Menawarkan pasien untuk buang air kecil atau buang air besar
5.
Atur posisi pasien sim kanan atau kiri dengan tungkai bawah fleksi ke depan
6.
Membebaskan pakaian bagian bawah pasien dan di tutup dengan menggunakan selimut mandi
7.
Meletakkan piala ginjal pada bawah anus
8.
Perawat cuci tangan
9.
Buka suppositoria dari kemasan dan beri pelumas pada ujung dar bulatnya. Beri pelumas pada bagian ujung
bulatnya. Beri pelumas padajari telunjuk tangan yang dominan anda
10. Minta klien untuk menarik nafas dalam melalui mulut untuk merileksasikan sfingter ani
11. Regangkan bokong dengan tangan yang tak dominan. Dengan jari telunjuk tersarungi, masukkan supositoria
ke dalam anus, melalui sfingter ani dan mengenai dinding rectal 10 cm pada orang dewasa dan 5 cm pada bayi dan
anak anak
12. Tarik jari dan bersihkan bagian anal
13. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring miring selama 5-10 menit
14. Lepaskan sarung tangan dan masukkan ke dalam bengkok
15. Rapikan pasien dan lingkungannya
16. Cuci tangan
17. Kaji respon pasien
18. Dokumentasikan tindakan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
UJI TOUNIQUET

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk menilai kemampuan siswa dalam melakukan pemeriksaan orang yang
diduga menderita DHF

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Untuk mengetahui adanya perdarahan di bawah kulit

Prosedur

Uraian
a.

Persiapan alat

1.
2.

Tensi meter
Stetoskop

b.

Persiapan pasien

1.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan

c.

Pelaksanaan

1.
2.
3.
4.

Perawat cuci tangan


Periksan tekanan darah pasien dengan menggunakan stetoskop dan tensi meter
Tetapkan tekan sistolik dan diastolik
Tetapkan besarnya kuncian yaitu sistole di tambah dengan diastole di bagi 2

5.
Pertahankan selam 5-10 menit
6.
Catat berapa banyak bintik-bintik di tubuh pasien yaitu pada kulit lengan bawah bagian media pada
sepertiga proksimal (3 jari di bawah mangset)
7.
Lepas mangset dari lengan
8.
Bereskan alat dan rapikan kembali pasien
9.
Cuci tangan dan dokumentasikan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

3.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
4.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
5.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RAWAT LUKA ON STERIL

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk merawat luka on steril

Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1. Menyatukan luka terbuka dengan menggunakan jarum dan benang(Zyde)
2. Mempercepat proses penyembuhan luka
3. Mencegah terjadinya infeksi
Uraian
Persiapan alat

Prosedur

1.
Handschoen
2.
Nald Fuder
3.
Pinset Chirurrgis
4.
Jarum (Needle)
5.
Benang
6.
Gunting
7.
Bengkok
8.
Bak instrument
9.
Perlak
10. Plester
11. Depress
12. Sofratul(kasa steril dengan antibiotik)
13. Providone iodine
14. Doek berlubang
15. Pinset anatomis
16. Spuit
17. Anestetik lokal
18. Kasa steril
19. Plester
20. Kasa gulung

Persiapan pasien
1.
2.
3.

Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur yang akan di lakukan.
Pasang sketsel
Atur posisi klien sesuai dengan kondisi luka

Pelaksanaan
1.
Perawat cuci tangan
2.
Menutup sketsel
3.
Mendekatkan alat ke dekat pasien
4.
Pasang perlak
5.
Dekatkan bengkok
6.
Buka bak instrument
7.
Pakai Handschoen
8.
Desinfeksi kulit/luka dengan depress yang sudah diberi providone iodine
9.
Tutup luka dengan duk berlubang
10. Lakukan anastesi local
11. Cek kondisi yang telah di anestesi, masih nyeri apa tidak
12. Jepit jarum pada nald foder
13. Potong benang secukupnya
14. Pasang benang pada jarum nya
15. Angkat tepi kulit dengan menggunakan pinset chirugis
16. Angkat sisi tepi kulit satunya
17. Tarik ujung jarum dan sisakan benang secukupnya
18. Simpul dengan cara menggulung benang pada ujung nald voder
19. Gunakan simpul pendek dengan satu simpul, lalu benang di potong
20. Berikan jarak masing-masing jahitan 1 cm
21. Lakukan sampai luka tertutup semua
22. Tutup luka dengan Sofratul(kasa steril), kemudian plester/verban
23. Rapikan alat
24. Lepas handschoen
25. Cuci tangan
26. Dokumentasikan(kondisi luka, jumlah jahitan, jenis jahitan, reaksi klien)

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
Asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RAWAT LUKA ON STERIL

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melepas jahitan yang dilakukan pada hari ke 5 7, sesuai dengan
penyembuhan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Mempercepat proses penyembuhan luka
2.
Mencegah terjadinya infeksi akibat adanya corpus Alinum
Uraian
Persiapan alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Prosedur

Bak instrument
Pinset Chirugis
Pinset Anatomis
Gunting Hetting Up
Kasa
Depress
Sofratul
Bengkok
Plester
Gunting verband
Alkohol
Hand Schoen

Persiapan pasien
1.
2.
3.

Pasien diberi tahu tentang prosedur yang akan di lakukan


Pasang sketsel
Atur posisi pasien

Pelaksanaan
1.
2.
3.

Cuci tangan
Tutup sketsel
Posisikan pasien sesuai dengan letak luka

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Pasang perlak
Lepas plester/verband
Pakai Hand schoen
Bersihkan bekas plester dengan depress yang sudah di beri alcohol
Desinfecksi luka
Lepas jahitan satu per satu selang- seling
Jepit simpul jahitan dengan pinset chirugis
Tarik sedikit keatas, kemudian gunting jahitan tepat di bawah simpul yang berdekatan dengan kulit
Bersihkan luka
Tutup luka dengan sofratul
Lepas Handschoen
Plester luka
Rapikan pasien
Rapikan alat
Cuci tangan
Dokumentasikan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
Asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
RAWAT LUKA STERIL

Pengertian

Tujuan

Suatu kegiatan yang dilakukan untuk merawat luka secara steril

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Memberikan rasa aman & nyaman kepada pasien dan orang lain
Uraian
Persiapan alat

Prosedur

Alat steril
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Handschoen
3. Depress
4. Kasa steril
5. Sofratul
6. 3 buah cucing berisi (cairan Ns, providon iodine, alkohol)
Alat on steril
1. Pinset chirugis 2 buah
2. Gunting verband
3. Plester
4. Obat desinfektan pada tempatnya(antiseptic solution)

5. Bengkok
6. Gunting lurus
Persiapan pasien
1. Beri penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien
2. Tutup sketsel, atur posisi pasien
Pelaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Cuci tangan
Alat-alat di dekatkan
Pakai handschoen
Basahi plester dengan depress yang sudah di beri alcohol
Buka plester dengan menggunakan pinset chirugis, buang kedalam bengkok
Pinset yang sudah tidak steril langsung di buang ke bengkok
Bersihkan luka dengan cairan Ns, dari arah luar ke dalam
Observasi luka
Jika ada nanah bersihkan dengan menggunakan providon iodine
Kemudian di beri sofratul
Tutup luka dengan kasa steril
Kemudian plester
Lepas handschoen
Cuci tangan
Dokumentasikan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1. Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2. Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3. Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
Asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
IMMOBILISASI EKSTERMITAS YANG CIDERA DAN PATAH TULANG

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan immobilisasi ekstermitas yang cidera dengan dugaan patah
tulang/dislokasi dengan splint atau bidai

Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam tindakan mencegah
terjadinya pergerakan dari ujungtulang yang patah dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot saraf dan
pembuluh darah dari ekstrimitas yang patah

Prosedur

Uraian

a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Persiapan alat
Bidai sesuai dengan kebutuhan (panjang dan jumlah) berikan pengalas dari kapas
Kasa gulung
Gunting
Kasa steril
Plester
Hand scoon
Bengkok
Bantal
Sampiran

b.

Persiapan pasien

a.
b.

Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di laksanakan pada pasien


Pasang sampiran

c.

Pelaksanaan

1.
Cuci tangan
2.
Pakai hand scoon
3.
Dekatkan alat dengan pasien
4.
Berikan penjelesan pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
5.
Bagian ekstermitas yang cidera harus kelihatan seluruhnya, pakaian harus di lepas, bila mana perlu digunting
6.
Periksa nadi dan fungsi sensorik dan motorik ekstermitas bagian distal dari tempat cidera sebelum
pemasangan bidai
7.
Jika ekstermitas tampak sangat dan nadi tampak tidak ada, coba luruskan dengan tarikan secukupnya, tetapi
bila terasa ada tahanan jangan diteruskan, pasang bidai dlam posisi tersebut dengan melewati 2 sendi
8.
Bila curiga ada dislokasi pasang bantal atas bawah, jangan mencoba untuk diluruskan
9.
Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang keluar dengan kapas steril dan jangan memasukkan
tulang yang keluar tersebut, kemudian pasang kembali bidai dengan melewati 2 buah sendi
10. Periksa nadi dan fungsi sensorik dan motorik ekstermitas bagian distal dari tempat cidera setelah pemasangan
bidai

11.
12.
13.
14.

Bereskan alat-alat dan rapikan pasien


Lepas hand scone
Cuci tangan
Dokumentasikan di lembar penanganan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
IMMOBILISASI EKSTERMITAS YANG CIDERA DAN PATAH TULANG

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan tindakan pengambilan darah dari vena mengguanakan
dissposible spuit

Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam mengambil darah yang
digunakan sebagai sempel atau bahan pemeriksaan laboratorium

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Persiapan alat
Mangkok berisi kapas steril
Alkohol
Disposible spuit
Sarung tangan
Perlak
Torniquet
Botol steril
EDTA
Label nama pasien, no reg, tgl, ruangan, jenis pemeriksaan
Bengkok
Blangko permintaan darah

b.

Persiapan pasien

1.
2.
3.

Berikan penjelasan tentang tindakan yang akan di laksanakan pada pasien


Pasang sampiran
Atur posisi pasien

c.

Pelaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Beri label pada botol steril dan disposible spuit


Atur posisi pasien
Dekatkan alat-alat
Cuci tangan
Pakai hand scone
Pasang alat dibawah tempat yang akan ditusuk
Tentukan pembuluh darah yang akan ditusuk
Pasang torniquet
Oleskan kapas alkohol permukaan kulit vena yang akan ditusuk
Ulang 2-3 kali sampai bersih dan tunggu sampai kering
Lakukan penusukan pada pembuluh darah vena dengan disposible spuit dan jarum menghadap ke atas
Lakukan inspirasi, bila keluar darah berarti penusukan benar
Lakukan penghisapan sesuai dengan yang di butuhkan
Lepas torniquet
Tarik spuit dengan cepat dan tutup bekas luka tusukan tersebut dengan menggunakan kapas alkohol
Beritahu pasien bila tindakan sudah selesai
Rapikan pasien dan bereskan alat-alat
Lepaskan sarung tangan
Lepas hand scone dan cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004
Referensi
1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan Kementrian
Kesehatan RI.

3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENANGANAN PERDARAHAN

Pengertian

Suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk melakukan pencegahan timbulnya perdarahan lebih lanjut

Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Untuk mengontrol perdarahan
2.
Untuk mempertahankan volume darah & sirkulasi yang adequat untuk oksigenasi
3.
Untuk mencegah timbulnya syok

Prosedur

Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Persiapan alat
Kasa steril (ukuran dan jumlah sesuai dengan kebutuhan)
Kasa gulung / perban
Handschoen steril (1 pasang)
Duk steril / under pad steril (1 lembar)
Arteri klem steril dalam tempatnya
Gunting verband
Plester

8.
Hecting set (bila perlu)
9.
Spalk / bidai sesuai ukuran (bila perlu)
10. Skort plastik
11. Neirbeken / bengkok 1 buah
b.

Persiapan pasien

1.
2.

Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan


Pasang sampiran / sketsel

c.

Pelaksanaan

1.
Alat alat didekatkan pada pasien
2.
Beritahu pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan
3.
Pakai skort plastik
4.
Cuci tangan dan pakai hand schoen
5.
Buka pakaian pasien bila menutupi daerah yang mengalami perdarahan dengan gunting dan pasang duk /
underpad steril dibawahnya
6.
Kaji luka dan identifikasi asal luka,apakah dari vena atau arteri
a.
Arteri : lihat apakah keluarnya perdarhan memancr, adanya pulsasi atau denyutan dan warna darah merah
segar
1.
Ambil kasa steril, langsung, tekan pada daerah perdarahan dan lakukan pembebatan
2.
Segera lapor ke dokter bila perdarahan sangat banyak
3.
Siapkan arteri klem han hecting set untuk tindakan dokter bila diperlukan
b.
Vena : darah keluar secara merembes dan warna merah tua
1.
Ambil kasa steril sesuai kebutuhan, lakukan penekanan kemudian balut dengan perban
7. bila perdarahan terdapaat
Pada daerah patah tulang / fraktur
a.
Ambil kasa steril sesuai dengan kebutuhan, langsung tekan pada lokasi perdarahan, kemudian bebat
dengan perban
b.
Setelah itu pasang spalk / bidai anatara dua sendi ekstremitas yang fraktur
8.
Cek nadi pada bagian distal dari cedera, kehangatan, sensoris, capilarry refill test, motorik bila perdarahan
terjadi pada ektremitas

9.
Cek apakah pedarahan sudah berhenti, jika perdarahan masih terus berlangsung, kasa dekat luka yang telah
penuh dengan darah jangan diambil tetapi berikan tambahan kasa steril dan pertahankan tekanan serta
tinggikan ekstremitas yang cedera
10. Lepas handschoen dan skort plastik
11. Rapikan pasien dan rapikan alat alat
12. Cuci tangan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

1.
Potter & Pery (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Alih bahasa,
Yasmin Asih, Edisi 1, Jakarta : penerbit Buku Kedokteran, EGC
2.
Dirjend Yankes (1981). Pedoman Teknis Perawatan Dasar. Jakarta : Sub Direktorat Perawatan
Kementrian Kesehatan RI.
3.
Kelompok Kerja Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar (2010). Instrumen Evaluasi Penerapan Standart
asuhan Keperawatan RSUP Dr. Saiful Anwar, Malang.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


POSISI PRONASI

Pengertian

Tujuan

Prosedur

Memposisikan pasien berbaring di telungkup diatas tempat tidur dengan kepala menoleh kesamping.
Untuk mengetahui kemampuan perawat yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2.
Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3.
Membantu drainage dari lutut sehingga berguna bagi pasien pascaoperasi mulut dan tenggorokan.
Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
a.
1.
2.
3.
b.

Persiapan alat
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan pasien
Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
Gunakan tempat tidur khusus yang dapat diatur.
Pelaksanaan

1.
Tutup pintu, jendela, dan gorden atau sampiran bila pasien dibangsal.
2.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan (menurunkan transmisi mikroorganisme).
3.
Pasien terlentang di pinggir salah satu sisi tempat tidur.
4.
Posisikan kedua lengan dekat dengan tubuh dengan siku lurus dan tangan diatas paha. Miringkan pasien
kearah tengah tempat tidur, kemudian posisikan tengkurap.

a. Memberikan posisi pada pasien sehingga kelurusan tubuh dapat dipertahankan.


5.
Putar kepala pasien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Jika banyak drainage dari mulut, mungkin
pemberian bantal dikontraindikasikan.
a. Hal ini mencegah fleksi lateral leher. Hindari meletakkan bantal dibawah bahu untuk mencegah peningkatan
resiko lordosis lumbal.
6.
Letakkan bantal dibawah dada (mencegah hiperekstensi kurva lumbal,kesulitan pernapasan penekanan
pada payudara wanita).
7.
Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai tumit.
a. Mengurangi fleksi plantar, memfleksikan lutut sehingga memberikan kenyamanan dan mencegah tekanan
yang berlebihan pada patella.
8.
Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralysis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah
(bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
a. Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan di bawah
lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu).
9.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Referensi

Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO


PUSKESMAS SIMAN
Jl. Raya Siman No. 48 Telp. ( 0352 ) 485198 Kode Pos 63471
PONOROGO

an

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


POSISI SUPINASI

Memposisikan pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit elevasi dengan menggunakan bantal.
Untuk mengetahui kemampuan siswa kompetensi keperawatan yang akan melaksanakan praktek klinik dalam :
1.
Untuk pasien pascaoperasi dengan anestesi spinal
2.
Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.
Uraian
a.
1.
2.
3.
4.
5.
b.

Persiapan alat
Tempat tidur
Bantal kecil
Gulungan handuk
Footboard (bantalan kaki)
Sarung tangan (jika diperlukan)
Persiapan pasien

1.
2.
3.

Memberitau pasien tindakan yang akan dilakukan.


Meciptakan lingkungan yang nyaman dan menjaga privasi pasien.
Menggunakan tempat tidur khusus yang dapat diatur.

c.

Pelaksanaan

1.
2.
3.
4.
5.

Tutup pintu, jendela, dan gorden atau sampiran bila pasien dibangsal.
Cuci tangan dan gunakan sarung tangan, jika diperlukan (menurunkan transmisi mikroorganisme).
Baringkan pasien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.
Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu pasien.
Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana.

si

6.
Letakkan bantal dibawah kaki,mulai dari lutut sampai tumit.
7.
Topang telapak kai pasien dengan menggunakan bantalan kaki.
8.
Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralysis ekstremitas atas, elevasikan tangan dan lengan bawah
(bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.
a. (Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberikan kenyamanan. Bantal tidak diletakkan di bawah
lengan atas karena dapat menyebabkan terjadinya fleksi bahu).
9.
Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
10. Dokumentasikan tindakan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Siman

Dr. Zulfita Riyanti


NIP. 19721108 200212 2 004

Ns. Eni Kusyati, S. Kep, dkk. 2006. Keterampilan dan prosedur laboratorium, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai