DIODE SEMIKONDUKTOR
1.1 Bahan Semikonduktor
Bahan semikonduktor adalah bahan yang mempunyai level konduktiviti
(kemampuan menghantarkan arus listrik) diantara bahan konduktor dan isolator.
Kebalikan dari konduktiviti adalah resistansi , yaitu kemampuan menahan arus listrik.
Semakin tinggi level konduktiviti maka semakin rendah level resistansi. Istilah
resistivity (rho, yunani) biasanya digunakan untuk membandingkan level resistansi
material. Resistivity suatu material diukur dalam satuan Ω-m atau Ω-cm.
RA Ω ⋅ cm 2
ρ= = = Ω ⋅ cm
l cm
Elektron
Si bersama
Gambar 1.2
(a) Ikatan Kovalen atom silikon
(b) kristal atom silikon
Si Si Si
Dalam kristal murni silikon dan
germanium, ke-4 elektron valensi ini
Si (a)
terikat pada 4 atom lain yang ada di
dekatnya. Ikatan suatu atom, diperkuat
Si Si
dengan ikatan elektron bersama, disebut
Si Si Si Si
ikatan kovalen (covalent bonding)
Si Si Si Si
(b)
Si Si
Walaupun ikatan kovalen menghasilkan ikatan yang lebih kuat antara elektron
valensi dengan inti atomnya, tapi masih memungkinkan bagi elektron valensi untuk
menyerap cukup energi kinetik dari lingkungannya yang mengakibatkan putusnya ikatan
tersebut. Energi ini bisa berasal dari cahaya dalam bentuk energi photon atau energi
panas dari lingkungan sekitarnya. Akibatnya elektron akan berada dalam kondisi bebas.
Dalam kondisi bebas ini, pergerakan elektron menjadi sensitif terhadap medan listrik
yang diberikan. Pada suhu kamar, ada sekitar 1,5 x 1010 elektron sebagai carrier bebas
dalam 1 cm3 silikon intrinsik.
Intrinsik material adalah semikonduktor yang telah dimurnikan untuk
mengurangi impurities (pengotoran oleh atom lain).
Pada suhu yang sama, germanium memiliki sekitar 2,5 x 1013 elektron bebas.
Jadi pada suhu kamar, germanium adalah konduktor yang lebih baik dibandingkan
silikon. Tapi, dalam kondisi intrinsik, keduanya masih merupakan konduktor yang
buruk.
Meningkatnya jumlah elektron dalam bahan semikonduktor akan meningkatkan
level konduktansinya. Peningkatan ini bisa dilakukan dengan menaikkan suhu
bahan atau dengan melakukan penyinaran pada bahan.
Material Tipe-n
Material ekstrinsik tipe-n diperoleh dengan pemberian atom impurities dengan 5
elektron valensi (pentavalent), seperti antimony, arsenic, dan phosphorus pada kristal
murni silikon atau germanium. Efek dari doping semacam ini ditunjukkan pada gambar
berikut (menggunakan antimony sebagai impurity dalam basis silikon).
Gambar 1.3.
(a) Atom Antimony (Sb) dengan 5
elektron valensi
(b) Impurity antimony dalam material
tipe-n
Si
valensi disebut dengan atom donor.
Ikatan kovalen
(b)
Material Tipe-p
Material tipe-p dibentuk dengan memberikan doping pada kristal silikon ataupun
germanium murni dengan atom impurities yang mempunyai 3 elektron valensi
(trivalent). Elemen yang paling umum digunakan adalah boron, gallium, dan indium.
Efek dari salah satu elemen ini (boron pada basis silikon) ditunjukkan pada gambar 1.4
berikut.
Gambar 1.4.
(a) Atom trivalent (boron)
(b) Material tipe-p
(a) B (5)
Dalam material tipe ini, jumlah elektron
Impurity acceptor
menghasilkan hole tidak cukup untuk membentuk ikatan kovalen.
Si Si Akibatnya, ada satu ikatan yang kekurangan
elektron. Kekurangan ini disebut hole, yang
Si B Si digambarkan sebagai lingkaran putih. Karena
tidak adanya muatan negatif, maka hole
Si Si Si bermuatan positif.
Atom impurity dengan 3 elektron valensi
(b) Boron dalam basis silikon disebut acceptor.
Kalau ada elektron kelima dalam atom donor meninggalkan atom induknya,
maka atom akan menjadi bermuatan positif, dan disebut ion donor. Sebaliknya dalam
material tipe-p, atom yang menerima elektron baru menjadi bermuatan negatif dan
disebut ion acceptor.