Anda di halaman 1dari 14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat di Bidang Otomotif

Minat secara umum dapat diartikan sebagai suatu keadaan mental yang

menghasilkan respon terarah kepada situasi atau obyek tertentu yang

menyenangkan dan memberikan kepuasan padanya. Dengan demikian minat

dapat menimbulkan kesenangan dan merupakan sikap yang menunjukkan suatu

kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan mental

seseorang (Stamboel dalam Koestiyah, 1993:1). Minat bersangkutan dengan

aktifitas-aktifitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Definisi tentang minat

yang lain dikemukakan Mappiare (1982:62) yaitu minat adalah suatu perangkat

mental yang terdiri atas suatu campuran perasaan, harapan, pendirian, prasangka,

rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu. Minat sangat penting peranannya dalam pendidikan

sebab merupakan sumber motivasi. Minat yang timbul dari setiap individu

tersebut dalam melakukan usahanya.

Berdasarkan pendapat di atas terdapat hal-hal pokok dalam pengertian

minat antara lain, pemusatan perhatian terhadap suatu objek yang disenangi, yang

didasari oleh perasaan, harapan, dan dorongan dari diri individu pada objek yang

disenangi.
7

Karena pentingnya dalam kehidupan individu, minat akan membantu

menyesuaikan pribadi seseorang dan kehidupan sosialnya pada hal-hal yang

diminati. Ada 7 ciri minat yang dikemukakan oleh Hurlock (1990:155):

(a) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.


Minat pada semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan
mental orang yang bersangkutan; (b) Minat bergantung pada kesiapan
belajar. Seseorang tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap
secara fisik dan mental; (c) Minat bergantung pada kesempatan belajar.
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat baik
anak-anak ataupun orang dewasa; (d) Perkembangan minat dimungkinkan
terbatas. Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
membatasi seseorang; (e) Minat dipengaruhi oleh budaya. Budaya/adat
istiadat/tata nilai yang berlaku di masyarakat tertentu mampu menghambat
atau mengembangkan minat seseorang; (f) Minat mempunyai bobot
emosional. Bobot emosional, aspek afektif dari minat menentukan
kekuatannya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan
minat, sedangkan bobot emosional yang menyenangkan menguatkan minat
seseorang; (g) Minat bersifat egosentris. Misal minat seseorang pada
matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kemampuan di bidang
matematika di bangku kuliah merupakan langkah penting menuju
kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia
usaha/perusahaan.

Minat sebagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh beberapa

faktor, baik yang sifatnya dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita, kepuasan,

kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari faktor luarnya minat

sifatnya tidak menetap melainkan dapat berubah sesuai dengan kondisi

lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa kelengkapan sarana dan prasarana,

pergaulan dengan orang tua dan persepsi masyarakat terhadap suatu objek serta

latar belakang sosial budaya (Slameto, 1995).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat dapat dibedakan

menjadi dua yaitu minat yang tumbuh secara alami dan minat yang tumbuh karena
8

proses pembelajaran. Keduanya sulit dipisahkan karena saling berperan dan

mendukung dalam pembentukan minat individu terhadap tune up sepeda motor.

Ada dua aspek yang mendukung minat (Hurlock, 1990:118), yaitu aspek

kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang

dikembangkan individu mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya

aspek kognitif dari minat individu terhadap sekolah. Bila seseorang menganggap

sekolah sebagai tempat mereka belajar mengenai hal-hal yang menimbulkan rasa

ingin tahu orang itu dan sebagai tempat mereka bergaul dengan teman sebaya

yang tidak didapat pada masa pra sekolah. Maka minat mereka terhadap sekolah

akan berbeda bila dibandingkan dengan minat yang didasarkan atas konsep

sekolah yang menekankan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan

kerja keras untuk menghafal pelajaran.

Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek

kognitif minat dinyatakan dalam sikap kegiatan yang ditimbulkan minat. Aspek

afektif berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang lebih

berpengaruh, antara lain orang tua, guru atau teman sebaya. Sebagai contoh,

seorang siswa atau mahasiswa yang mempunyai hubungan yang menyenangkan

dengan para guru atau dosen, biasanya mengembangkan sikap positif terhadap

sekolah. Karena pengalaman sekolahnya yang menyenangkan minat mereka

terhadap sekolah diperkuat. Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan

kepada guru atau dosen dapat dan sering mengarahkan ke sikap yang tidak positif

yang mungkin kelak akan memperlemah minat siswa atau mahasiswa terhadap

sekolah.
9

Kuder (dalam http://qym7882.blogspot.com) mengelompokkan minat

menjadi 10 antara lain: (a) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap

pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan; (b)

Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berkaitan dengan mesin-

mesin atau alat teknis; (c) Minat hitung menghitung, yaitu minat terhadap jabatan

yang berhubungan dengan perhitungan; (d) Minat terhadap pengetahuan, yaitu

minat untuk menemukan fakta-fakta baru dan pemecahan problem; (e) Minat

persuasif, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan

mempengaruhi orang lain; (f) Minat seni, yaitu minat terhadap pekerjaan yang

berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan; (g) Minat literer,

yaitu minat yang berhubungan dengan masalah-masalah membaca dan menulis

berbagai karangan; (h) Minat musik, yaitu minat terhadap masalah-masalah

musik, seperti menonton konser, memainkan alat-alat musik; (i) Minat layanan

sosial, yaitu minat terhadap pekerjaan memantu orang lain; (j) Minat klerikal,

yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan administratif.

Diantara macam-macam minat tersebut, minat mekanis merupakan salah

satu minat yang berhubungan erat dengan keterampilan tune up sepeda motor

karena berkaitan dengan mesin-mesin atau alat teknis.

B. Asal Sekolah (SMU dan SMK)

Menurut PP nomor 29 tahun 1990, pendidikan menengah

adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi pendidikan dasar.

Bentuk satuan pendidikan menengah terdiri atas (1). Sekolah

menengah umum, (2) sekolah menengah kejuruan, (3) sekolah


10

menengah keagamaan, (4) sekolah menengah kedinasan, (5)

sekolah menengah luar biasa. (Kunaryo, 1999:106).

1. Sekolah Menengah Umum (SMU)

Sekolah menengah umum adalah sekolah pada jenjang

pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan

pengetahuan dan peningkatan ketrampilan siswa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, tujuan pembangunan pendidikan adalah:

a) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan SMU dengan cara

memperluas jangkauan dan daya tampung SMU serta memberikan bantuan

biaya pendidikan bagi kelompok masyarakat yang kurang beruntung;

b) Menurunkan disparitas partisipasi pendidikan antara kota dan pedesaaan

dan antar gender;

c) Menurunkan angka putus sekolah siswa SMU terutama untuk kelompok

penduduk miskin;

d) Meningkatkan kesamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi

kelompok yang kurang beruntung termasuk mereka yang tinggal di daerah

terpencil, kaum miskin kota dan daerah bermasalah/korban bencana serta

masyarakat miskin lainnya;

e) Meningkatkan kualitas pendidikan SMU sebagai landasan bagi peserta

didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,

kebutuhan memasuki dunia kerja dan kualitas pendidikan yang sejajar

dengan negara-negara maju.


11

2. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 0490/U/1992, pasal 1 menjelaskan tentang SMK, “Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk kesatuan pendidikan menengah yang

diselenggarakan untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap

profesional.

Tujuan Pendidikan SMK adalah sebagai berikut:

a) Mewujudkan Lembaga Pendidikan Kejuruan yang akuntabel sebagai Pusar

Pembudayaan Kompetensi Berstandar Nasional

b) Mendidik Sumber Daya Manusia yang mempunyai etos kerja dan

kompetensi berstandar internasional

c) Memberikan berbagai layanan Pendidikan Kejuruan yang permeabel dan

fleksibel secara terintegrasi antara jalur dan jenjang pendidikan

d) Memperluas layanan dan pemerataan mutu pendidikan kejuruan

e) Mengangkat keunggulan lokal sebagai modal daya saing bangsa

Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara tujuan pendidikan SMU dan

SMK:

Tabel 2.1 Perbedaan antara Tujuan Pendidikan SMU dan SMK


SMU SMK
Ditujukan untuk siswa yang akan Ditujukan untuk siswa yang mau
melanjutkan ke Perguruan Tinggi bekerja dan akan melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
Kurikulum SMU lebih banyak teori dari Kurikulum SMU lebih banyak praktek
pada praktek dari pada teori
Tamatannya tidak siap kerja dan tidak Tamatannya siap kerja
mandiri
Tempat belajar hanya di sekolah Tempat belajar di sekolah dan dunia
kerja
12

C. Kompetensi

Menurut Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa, 2002:387) mengartikan

kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan

apresiasi yang harus dimiliki seseorang untuk dapat melaksanakan tugas-tugas

sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Kompetensi menurut Arbi dan Syahrun

(1991:135) adalah kualifikasi atau seperangkat kemampuan berupa pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang dituntut untuk jabatan tertentu yang pada

dasarnya bertitik tolak dari analisis tugas dan tanggungjawab yang akan

dilakukan. BSNP (2006) mengartikan kompetensi sebagai pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir

dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan

indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui

pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran

secara kontekstual.

Bedasarkan pengertian di atas maka kompetensi merupakan kemampuan

atau kecakapan yang dimiliki seseorang dalam melakukan sesuatu berkaitan

dengan pola prilaku yang dapat diamati. Kompetensi siswa adalah kemampuan

dan kecakapan yang dimiliki oleh siswa di bidang tertentu untuk melakukan

sesuatu. Kompetensi sebagai sesuatu kumpulan prilaku yang mengandung pola

penampilan yang khas yang menggambarkan pelaksanaan tugas yang relevan.

Dilihat dari artinya pengertian uji sama dengan evaluasi, maka uji

kompetensi sebenarnya adalah proses evaluasi terhadap siswa dengan tujuan

untuk menguji, mengukur atau menilai kompetensi yang dimiliki oleh siswa
13

sesuai dengan bidang dan program keahliannya untuk memenuhi standar yang

diberikan oleh industri atau pekerjaan.

Uji kompetensi dapat diartikan bahwa penilaian yang dilakukan untuk

mengetahui tingkat penguasaan peserta terhadap kemampuan-kemampuan yang

dipersyaratkan, agar dapat dinyatakan ahli atau berwenang melakukan tugas dan

pekerjaan tertentu berdasarkan ketentuan atau standart yang berlaku di lapangan

kerja atau industri, agar yang bersangkutan dapat dinyatakan ahli pada keahlian

tersebut.

Penilaian/ujian akhir kompetensi profesi dirancang untuk memberikan

pengakuan terhadap pencapaian penguasaan satu kompetensi bagi peserta didik

yang telah memenuhi standart. Terhadap hasil penilaian ini dapat dilakukan

verifikasi secara internal maupun eksternal, untuk menjamin bahwa proses dan

hasil penilaian telah dilakukan dengan benar.

D. Tune Up Sepeda Motor


Menurut Boentarto (2003:13), pengerjaan tune up harus berurut.

Tujuannya, agar tidak terjadi pengulangan pekerjaan karena servis komponen

tertentu berpengaruh terhadap komponen yang lain. Urutan pengerjaan tune up

dimulai dari penyetelan saringan udara, platina/CDI, kabel busi, Accu/baterai,

busi, celah katup, saat pengapian, dan penyetelan idle (karburator). Di dalam

pelaksanaan uji kompetensi disertakan penyetelan rantai roda dan rem tromol

belakang karena penyetelan tersebut merupakan penyetelan yang sering dilakukan

oleh bengkel atau dealer.


14

Penyetelan Busi

Busi adalah komponen yang berfungsi untuk memercikkan bunga api di

dalam ruang bakar. Percikan bunga api ini dihasilkan dari tegangan tinggi antar

electrode yang dibangkitkan oleh ignition coil. Temperatur di dalam ruang bakar

dapat mencapai 2500 derajat Celcius dan tekanannya mencapai 50 kg/cm2.

Tekanan serta temperatur yang sangat tinggi tersebut harus mampu ditahan oleh

busi.

Pada intinya, konstruksi busi terdiri dari insulator dan electrode. Electrode

biasanya menggunakan logam yang dilapis dengan nickel, chrome, mangan,

silikon dan lain-lain agar mampu menahan kondisi ekstrim sedangkan

insulatornya berbahan dasar aluminia.

Cara pemeriksaan busi:

a. Lepas busi dan pasang pada cop busi.

b. Periksa kutub-kutub elektroda busi secara visual terhadap keausan, ganti

bila terdapat keausan yang jelas atau isolator rusak.

c. Bersihkan kerak-kerak pada busi dengan sikat kawat/ampelas atau

pembersih khusus.

d. Kutub tengah (positif) harus mempunyai ujung-ujung yang tegak lurus

kutub samping (negatif) harus mempunyai ketebalan yang konstan.

e. Bersihkan sekitar dudukan busi dengan udara bertekanan sebelum

melepas busi dan pastikan tak ada kotoran masuk ke ruang bakar.

f. Periksa besarnya loncatan bunga api busi. Jika warna loncatan bunga api

biru dan besar berarti busi dalam keadaan baik. Bila warna loncatan api

kemerah-merahan dan kecil berarti busi sudah rusak.


15

g. Periksa keadaan elektroda busi. Ukur celah kedua elektrode busi. Celah

elektroda busi standart antara 0,6 mm – 0,7 mm.

0,6-0,7 mm

Gambar 2.1 Celah Kerenggangan Elektroda Busi

Penyetelan Jarak Kerenggangan Katup

Katup/klep/valve adalah komponen berbentuk seperti payung atau

cendawan yang dipasang pada kepala silinder. Katup/katup pada mesin kendaraan

bermotor terdiri atas katup isap dan katup buang. Katup isap adalah katup yag

digunakan untuk membuka dan menutup saluran isap memasukkan campuran

bahan bakar dan udara ke dalam silinder, sedangkan katup buang adalah katup

yang digunakan untuk membuka dan menutup gas sisa pembuangan di dalam

silinder.

Penyetelan celah katup adalah mutlak harus dilakukan terhadap sepeda

motor. Dimaksudkan untuk mempertahankan celah (clearance) antara ujung

batang katup dengan ujung baut penyetel katup agar tetap sesuai standar.

Tujuannya untuk diperoleh unjuk kerja mesin yang optimal.

Cara penyetelan katup:


a. Lepas tutup lubang penyetelan katup

TUTUP LUBANG PENYETEL KATUP

Gambar 2.2 Tutup Lubang Penyetel Katup


16

b. Putar poros engkol berlawanan dengan arah jarum jam dan tepatkan tanda

"F" pada rotor magnet dengan tanda penyesuaian di sebelah kiri dari penutup

bak mesin.

c. Pastikan bahwa tanda "O" pada bubungan sproket tepat dengan tanda

penyesuaian pada kepala silinder

d. Periksalah torak pada titik mati (TMA) pada langkah kompresi dengan

menggerakkan pelatuk.

TANDA PENYESUAI

TANDA "F"

Gambar 2.3 Tanda ”F” pada Magnet

e. Longgarkan mur pengikat (lock nut).

f. Putar sekrup penyetel ke arah meregang secukupnya.

g. Masukkan bilah ukur dengan standart yang ditentukan

h. Penyetelan dianggap benar jika bilah ukur ditarik agak seret

i. Kencangkan kembali mur pengikat bila kerenggangan sudah tepat, dengan

posisi bilah ukur masuh terpasang.

Jarak kerenggangan katup masuk 0,05 + 0,02 mm dan keluar 0,05 + 0,02 mm

Penyetelan Karburator

Karburator merupakan piranti untuk mencampur bahan bakar—dalam hal

ini bensin—dengan udara dalam perbandingan tertentu, sekaligus menguraikan ke

dalam bentuk kabut. Hal ini dimaksudkan agar bahan bakar minyak tersebut

bersifat sangat mudah terbakar dan dapat menghasilkan tekanan ekspansi yang

besar dan cukup ekonomis. Karburator berfungsi mencampur bahan bakar dengan
17

udara dalam ukuran yang tepat (sesuai kebutuhan) untuk kemudian disalurkan ke

dalam ruang pembakaran (silinder) dalam bentuk kabut.

Penyetelan karburator harus dalam keadaan mesin hidup dan telah panas.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Putar sekrup udara searah jarum jam sampai duduk dengan ringan dan

kemudian kembalikan pada posisi sesuai spesifikasi yang diberikan.

Pembukaan awal 2 putaran keluar.

b. Hangatkan mesin sampai pada suhu operasi.

c. Matikan mesin dan pasang tachometer disesuaikan dengan instruksi

penggunaan oleh pabrikan tachometer.

d. Hidupkan mesin dan setel putaran stasioner mesin dengan sekrup penahan

skep. Putaran stasioner 1400 ± 100 rpm.

e. Putar sekrup udara masuk atau keluar secara perlahan sampai tercapai

putaran mesin tertinggi.

f. Ulangi langkah 4 dan 5.

g. Setel kembali putaran stasioner mesin dengan memutar sekrup penahan

skep.

h. Putar gas tangan perlahan-lahan dan periksa apakah kecepatan putaran

mesin naik secara halus. Jika tidak, ulangi langkah d sampai dengan g.

i.

Sekrup
penahan Sekrup
skep Udara
18

Gambar 2.4 Penyetelan Sekrup Udara dan Skrup Penahan Skep


Penyetelan Rantai Penggerak Roda

Rantai penggerak roda adalah peranti untuk meneruskan putaran roda gigi

depan ke gigi roda belakang (sprocket) sehingga roda gigi belakang berputar.

Rantai ini dibuat dari bahan baja yang tidak mudah aus untuk mengurangi

frekuensi penggantian rantai. Di samping itu, rantai terdiri atas sambungan-

sambungan mata rantai yang memungkinkan rantai dapat melingkar dengan baik

pada roda gigi depan dan roda gigi belakang.

Cara menyetel rantai penggerak roda:

a. Ukur lendutan rantai dan bandingkan dengan ketentuan pada buku petunjuk

servisnya. Jarak main bebas 25-35 mm.

b. Jika lendutan rantai lebih besar dari ketentuan berarti rantai terlalu kendor.

Jika lendutan lebih kecil berarti rantai terlalu tegang.

c. Setel ketegangan rantai dengan mengendorkan poros roda belakang.

d. Kendorkan adjuster lock nut (mur selongsong)

e. Putar adjuster lock nut atau adjuster bolt (baut pengunci penyetel rantai) untuk

menyetel ketegangan rantai roda.

f. Pastikan skala kiri dan kanan berada pada posisi yang sama

Mur selongsong
Skala setelan rantai
Penyetel rantai
rantai Baut pengunci penyetel rantai
poros
Gambar 2.5 Penyetelan Rantai Roda Belakang
19

Penyetelan Rem Tromol Belakang

rem merupakan piranti untuk memperlambat atau menghentikan laju sepeda

motor dengan cara menimbulkan gesekan antara sepotong bahan nonmetal dan

permukaan metal yang ikut berputar bersama roda. Biasanya rem yang digunakan

pada sepeda motor adalah tipe tromol (drum brake) dan cakram (disk brake).

Keduanya dioperasikan melalui kaki dan tangan. Selanjutnya untuk meneruskan

gaya yang diberikan oleh tangan dan kaki agar rem bekerja untuk memperlambat

dan menghentikan roda digunakan dua cara, yaitu mekanik dan hidrolik. Rem

tromol adalah termasuk rem mekanik.

Cara menyetel rem tromol roda belakang sebagai berikut:

a. Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung pedal rem. Jarak

main bebas antara 20-30 mm.

b. Jika perlu disetel ulang, putar mur penyetel rem belakang sampai

diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.

c. Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin

lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.

Pin lengan rem

Mur penyetel

Gambar 2.6 Penyetelan Rem Tromol Roda Belakang

Anda mungkin juga menyukai