Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

WOUND MANAGEMENT

Oleh:
Wahyuni Utami
Pembimbing:
dr. H. Syahril Badar, M.Kes
dr. Cici
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS TALANG BAKUNG
2015

IDENTITAS
PASIEN

Nama/Kelamin/Umur : Ny.A /Perempuan/


39 tahun
Pekerjaan/Pendidikan : IRT / SMA
Alamat
: Rt.33 Eka Jaya, Sentosa 10

Latar belakang sosial ekonomi-demografilingkungan keluarga

Status Perkawinan
: Kawin
Jumlah anak atau saudara: Mempunyai satu orang anak
Status ekonomi keluarga : Menengah
Riwayat KB
:-

Latar belakang sosial ekonomi-demografilingkungan keluarga

Kondisi Rumah :

Pasien tinggal dirumah permanen bertiga


bersama anak dan istri.
1 ruang tamu dan 2 kamar tidur.
Terdapat 4 jendela kaca.
Ventilasi dirumah pasien ini termasuk cukup.
Jendela rumah sering dibuka.
Dibagian rumah bagian belakang terdapat
dapur tertata dengan rapi.
Terdapat kamar mandi.
Dirumah pasien PDAM dan PLN.

Latar belakang sosial ekonomi-demografilingkungan keluarga

Kondisi Lingkungan keluarga:

Pasien dirumah tinggal bertiga


bersama istri dan anaknya. Hubungan
di dalam rumah baik-baik saja.

Aspek psikologis di keluarga


:
Hubungan dengan istri dan anakanaknya baik.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat penyakit DM (-)

Riwayat penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit yang sama (-)

ANAMNESIS

Keluhan utama :
Os datang dengan keluhan luka di bagian muka, tungkai,
dan kaki akibat kecelakaan lalu lintas.

Riwayat penyakit sekarang:


Beberapa saat sebelum masuk puskesmas os mengalami
kecelakaan di depan Puskesmas Talang Bakung.
Os menjemput anaknya di sekolahan dengan
motornya.
Motor Os keserempet mobil ketika mobil tersebut ingin
mendahuluinya.
Os tidak menggunakan helm
Os terjatuh tengkurap nyelungsup.
Os tidak menyadari lagi apa yang terjadi.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum :
Baik
Kesadaran
:
Apatis
Tanda vital
: TD :
120/80 mmHg, Nadi :
80x/I, RR 20x/I,
T : 36,5C
Kepala
:
Normocephal, edema
(-).
Mata : CA (-/-), SI
(-/-) pupil isokor (+/
+), reflek cahaya (+/
+), edema palpebra
dekstra.

Telinga : Tidak nyeri, tidak bengkak,


darah (-)
Hidung : Simetris, lendir (-/-) Cairan
(-/+) darah.
Mulut
: Bibir kering (-), sianosis
(-), darah (+) 20 CC, bibir atas
terbelah sedikit (+), vulnus laceratum
panjangnya 1 cm, gigi I1 ,I2 retak.
Tenggorok
: T1-T1, warna merah
muda, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
Leher
: Pembesaran KGB (-),
kaku kuduk (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Thorak
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan
dinding dada simetris
kiri dan kanan, retraksi
(-)
Palpasi : Stem
fremitus sama antara kiri
dan kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : vesikuler
+/+, wheezing -/-, rhonki
-/-

Cor
Inspeksi
: Ictus cordis tidak
terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba
Perkusi
: Batas jantung
dalam batas normal
Auskultasi
: BJ I/II Reguler,
murmur (-), gallop (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :
Inspeksi :
Datar, sikatriks
(-)
Palpasi :
Supel, nyeri
tekan (-)
Perkusi :
Timpani
Auskultasi :
Bising usus (+)
normal

Ektremitas :
- Vulnus excoriation di lutut kiri,
ukuran 3 x 1 cm, vulnus
laceratum di lutut kanan ukuran
4 x 2 x 0,2 cm.
- di punggung kaki kanan juga
terdapat vulnus excoriation
ukuran 1 x 1 cm, vulnus
laceratum ukuran 10 x 2 x 0,1
cm dan vulnus laceratum bentuk
lingkaran ukuran diameter 2
cm.
- Di setiap luka terdapat pasir
pasir yang menutupinya.

Laboratorium dan usulan pemeriksaan


(-)
Usulan Pemeriksaan :
Darah rutin

Diagnosi
s Kerja

Vulnus laceratum et
excoriation et causa
kecelakaan lalu
lintas.

MANAJEMEN

Promotif

Memberitahu keluarga pasien apa yang terjadi dengan pasien.


Cara perawatan luka.
Komplikasi yang mungkin terjadi terhadap lukanya dan
robekan di mulut bagian atas.
Faktor risiko terjadinya kecelakaan.
Menggunakan helm setiap berkendaraan motor.
Mematuhi aturan lalulintas.
Fokus ketika sedang mengendarai kendaraan.

MANAJEMEN

Preventif
Menggunakan helm.
Fokus ketika berkendaraan.
Mematuhi aturan lalu lintas.

KURATIF

Non farmakologis
Istirahat yang cukup
Minum obat secara teratur
Cara perawatan luka
Farmakologis
Membersihkan luka dan seluruh pasir-pasir yang menempel sampai dengan
larutan NaCl 0,9% sampai bersih.
Setelah luka bersih diberikan antiseptik povidon iodin di atas luka.
Luka dibiarkan terbuka.
Luka robek pada bibir atas seharusnya di jahit namun os menolak.
Darah yang mengalir dari hidung kiri di tampon dengan kasa steril yang
telah diberikan efineprin.
Lalu, os dirujuk ke RS. RP

KURATIF

Pengobatan Tradisional
(-)
Rehabilitataif
Kontrol ulang setelah pasien sembuh.
Latih pasien untuk berjalan.
Edukasi pasien untuk tidak trauma
berkendaraan.

Tinjauan Pustaka >< Manajemen Luka


Tahapannya:
evaluasi luka,
tindakan antiseptik,
pembersihan luka,
penjahitan luka,
penutupan luka,
pembalutan,
pemberian antibiotik dan
pengangkatan jahitan

Pembersihan Luka
Yg perlu diperhatikan adalah pemilihan cairan pencuci
dan teknik pencucian luka
Normal Saline (NaCL 0,9%)
Pada tahap ini, dilakukan debridement sekaligus
Penjahitan Luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi
serta berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer,
sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau
tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per
sekundam atau per tertiam.

Analisis Kasus
Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan
lingkungan sekitar.
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan
hubungan keluarga
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan
dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
Tidak ada hubungan
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit pada pasien ini.
kurang fokusnya pasien ketika mengendarai
motor.
pengendara mobil tidak berhati-hati dalam
berkendaraan.

Analisis untuk mengurangi paparan atau


memutuskan rantai penularan dengan faktor risiko

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai