Anda di halaman 1dari 16

VISUM ET REPERTUM

dr. Harry Milyantono


Visum et repertum adalah :
Surat keterangan tertulis yang diberikan oleh dokter untuk kepentingan pengadilan
(yustisi) mengenai yang dilihat dan ditemukan pada korban sepanjang pengetahuan yang
sebaik-baiknya dengan mengingat sumpah yang di ucapkan pada waktu menerima
jabatan.
Tujuan visum et repertum :
Sebagai pengganti barang bukti dipengadilan karena luka jejas pada tubuh seseorang yang
hidup maupun mati selalu berubah, pada korban hidup dapat sembuh maupun bertambah
parah sedangkan pada korban meninggal dapat membusuk .
Macam macam visum et repertum :
1. VeR jenazah
2. VeR hidup
a. VeR tetap : setelah pemeriksaan korban boleh pulang dan bisa berkerja lagi.
Disertai dengan kualifikasi luka : tidak ada halangan dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari.
b. VeR sementara : setelah pemeriksaan korban memerlukan perawatan lebih lanjut
dan terhalang untuk bekerja karena belum sembuh. Tidak memuat kualifikasi luka,
guna menahan tersangka.
c. VeR lanjutan : setelah dirawat korban ternyata
Sembuh : kualifikasi luka ada halangan untuk melakukan pekerjaan sehari

hari/luka berat.
Meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.
Pindah RS/pulang paksa /kabur
Misalnya : ada orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian
meninggal maka dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.

3. VeR pengenalan umur


4. VeR penggalian jenazah
5. VeR psikiatri
6. VeR tempat kejadian perkara
7. VeR barang bukti lain
Susunan visum et repertum
1. Pro Justisia
Guna : sebagai pengganti materai untuk menghemat biaya
2. Pendahuluan
Guna : agar tidak terjadi kekeliruan identitas dipengadilan
Isi :
Identitas korban yang diperiksa

Identitas orang yang meminta visum (polisi/penyidik)


Identitas dokter yang meminta visum
Identitas orang yang mengantar korban
Dugaan sebab kematian
3. Pemberitaan
Isi : apa yang dilihat dan ditemukan pada korban dari hasil pemeriksaan.
Syarat menulis pemberitaan yang benar :
Tidak boleh ada singkatan atau simbol
Angka harus ditulis dengan huruf
Diberi garis -------- bila ada sisa agar tidak di isi orang lain
Memakai bahasa yang bisa dimengerti orang banyak / umum
Tidak boleh menulis diagnosa
Boleh ditulis dengan tangan
4. Kesimpulan
Isi : dugaan sebab dan akibat
Guna : untuk mempermudah hakim mengambil keputusan
5. Penutup
Guna : kejujuran sumpah jabatan dalam membuat visum et repertum
Isi : demikian visum et repertum dibuat dengan mengingat sumpah saat menerima
jabatan kemudian di TTD (kalau PNS) demikian visum et repertum ini dibuat
dengan mengingat sumpah saat lulus pendidikan dokter kemudian di TTD (kalau
bukan PNS)
Ketentuan membuat visum et repertum
1) Jenazah harus mati tidak wajar
2) Ada surat permintaan visum dari kepolisian
3) Yang boleh meminta visum :
a. Penyidik/polisi/provos (sebagai barang bukti )
b. Hakim (untuk terdakwa : apakah terdakwa mampu mempertanggung jawabkan
perbuatannya, bila sakit jiwa berarti tidak mampu mempertanggung jawabkan
perbuatannya
4) VeR yang dibuat selambat-lambatnya 21 hari sesuai dengan batas penahanan
tersangka.
5) Surat kematian dibuat dengan disertai penyebab kematian atau dugaan penyebab
kematian.
6) Kalau sudah sembuh korban tidak boleh meminta visum saat sakit karena rahasia
jabatan
7) Polisi tidak boleh meminta visum yang dibuat 1 bulan yang lalu melainkan korban
harus diperiksa lagi dan dibuat visum yang baru, kalau belum puas dibuat rekam
medik.
Dokter menolak membuat VeR jika :
1) Berhubungan dengan keluarganya

2) Memenuhi rahasia jabatan


Dokter boleh membocorkan VeR jika :
1) Permintaan dari keluarga korban
2) Mencegah penularan wabah
3) Menjalankan undang-undang
4) Mengurus surat kematian
5) Sepanjang daya paksa
Contoh kesimpulan VeR hidup
1) VeR tetap ditemukan sperma di vagina dan luka lecet
Kesimpulan : ditemukan tanda-tanda kekerasan akibat benda tumpul, ditemukan
cairan sperma di vagina (prinsipnya tidak boleh mengarah kepemerkosaan)
2) VeR sementara kepala terbentur
Kesimpulan : didapatkan perdarahan pada kepala dan diperlukan perawatan lebih
lanjut.
3) VeR lanjutan ( jika pasien telah sembuh lalu mengalami gangguan jiwa 2 bulan )
Kesimpulan : korban mengalami perdarahan dikepala akibat benturan dengan benda
tumpul , korban mengalami luka berat dan mengalami gangguan jiwa selama 2 bulan
4) VeR sementara

korban tertusuk perutnya,usus jebol


Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut akibat benda tajam dimana korban
perlu prawatan lebih lanjut
5) VeR lanjutan ( pasien dirawat sembuh setelah 2 minggu )
Kesimpulan : didapatkan luka tusuk pada perut setelah dirawat 2 minggu korban dapat
melakukan pekerjaannya. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan sembuh )
6) nyeri pada paha setelah pemeriksaan kemudian pasien pulang.
Kesimpulan : ditemukan luka memear dipaha akibat trauma benda tumpul. Korban
tidak mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
7) VeR hidup

korban tertusuk perutnya atau mengalami luka robek pada


perutnya sampai keluar ususnya
Kesimpulan :
VeR tetap ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma

benda tajam. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan untuk sembuh )
VeR lanjutan (jika pasien meninggal sebelum perawatan ) ditemukan luka
tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam tidak dioperasi korban

meninggal.
VeR lanjutan (jika pasien meninggal dan tidak dilakukan otopsi ditemukan luka
tusuk atau robek pada perut akibat trauma benda tajam. sebab kematian tidak
dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam (otopsi)

VeR lanjutan (jika pasien pindah RS), ditemukan luka tusuk atau luka robek pada
perut akibat trauma benda tajam. Setelah dilakukan perawatan korban belum

sembuh, tetapi korban pindah ke RS lain.


Perhatian : di RS yang baru,harus membuat VeR sementara baru lagi.
VeR lanjutan (jika setelah perawatan 2 minggu sembuh pasien bisa bekerja lagi),
ditemukan luka tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam.
Setelah dirawat 2 minggu pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari,tetapi

luka tidak ada harapan sembuh.


8) VeR hidup , ada korban kecelakaan lalulintas masuk dari IGD dengan epidural
bleeding sudah diterapi dengan trepanasi
Kesimpulan :
VeR sementara , pada korban ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat
trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif dan perlu perawatan

lebih lanjut
VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien meninggal dan tidak
dilakukan otopsi ), pada korban ditemukan perdarahan di selaput laba-laba akibat
trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif serta perawatan
selama 2 minggu lalu korban meninggal. Sebab kematian tidak dapat ditentukan

karena tidk dilakukan pemeriksaan dalam atau otopsi


VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien sembuh), pada korban
ditemukan perdarahan diselaput laba-laba akibat trauma benda tumpul dan telah
dilakukan tindakan operatif serta perawatan selama 2 minggu lalu korban sembuh,
tetapi korban mengalami gangguan akal hambatan dalam melakukan pekerjaan
sehari-hari selama 2 minggu.

Contoh kesimpulan VeR mati


Dilakukan otopsi
a. Luka tembak pada jantung dan test getah paru +
Kesimpulan :
Ditemukan luka tembak pada jantung dan test getah paru + korban meninggal
karena luka tembak pada jantung tetapi korban sempat bernafas/ bertahan

dalam air.
Ditemukan luka tembak pada jantung dan korban sempat bernafas dalam air.

Masing-masing dari kedua hal tersebut bisa menyebabkan kematian.


b. Korban tersengat aliran listrik dan meninggal terdapat luka gosong pada pundak
kanan dan paha kiri.

Kesimpulan : ditemukan kulit pundak kanan mengelupas karena aliran masuk dan
kulit paha kiri mengelupas karena aliran keluar arus listrik. Tidak ada hal-hal yang
menyangkal korban meninggal karena arus listrik
c. Korban kecelakaan dengan patah tulang tengkorak dan laserasi otak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak dan kerusakan otak . korban
meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan otak akibat benturan
dengan benda tumpul
d. Pneumonia (+) dan terdapat perdarahan otak akibat dpukuli
Kesimpulan : korban meninggal secara wajar,karena radang paru-paru yang
diperparah atau diperberat dengan kerusakan otak akibat trauma benda tumpul.
e. Exhumation (penggalian jenazah kembali )tinggal tulang kerangka , ada patah
tulang tengkorak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak akibat trauma benda tumpul.
Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam

(otopsi). Tapi kelainan tersebut diatas dapat menyebabkan kematian.


Tidak dilakukan otopsi
a. Korban dengan hematom didaerah kepala,otopsi tidak dilakukan.
Kesimpulan : ditemukan luka memar dan perdarahan dibawah kulit didaerah
kepala. Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan
pemeriksaan dalam (otopsi).
b. Korban dengan perdarahan keluar dari hidung dan mulut.
Kesimpulan : ditemukan perdarahan keluar dari lubang hidung dan mulut. Sebab
kematian tidak dapat ditentukan,tetapi kelainan tersebut tidak menyebabkan
kematian
c. Korban dengan perdarahan keluar dari hidung,mulut dan telinga
Kesimpulan : ditemukan perdarahan dari lubang hidung,mulut dan telinga.
Biasanya kelainan tersebut menyebabkan kematian.

KEMATIAN
Orang dikatakan meninggal bila terjadi :
Tubuh tidak bergerak
Tidak bernafas
Nadi tidak teraba
Jantung tidak berdenyut
Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal
Kaku mayat > 3 jam
Penurunan suhu tubuh
Pembusukan >24 jam
Menjadi tanah
Jika tidak membusuk terjadi :

Mumifikasi :
Mayat yang dikuburkan digurun pasir (karena penguapan),bisa untuk
identifikasi
Saponifikasi :
Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama karena
mayat dikuburkan didalam tanah yang basah dan memiliki suasana yang basa

sedangkan mayat itu sendiri bersifat asam, bisa untuk identifikasi


Saponifikation (adipocere) :
Terjadi karena adanya proses hidrogenisasi dari asam lemak tak jenuh menjadi
asam lemak jenuh, dan asam lemak jenuh ini bereaksi dengan alkali

membentuk sabun yang tidak larut.


Syarat terjadinya adipocere adalah :
- Tempat harus basah,artinya harus mengandung air
- Tempat harus mengandung alkali
Proses adipocere terjadi dalam waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun.
Lebih cepat terjadi pada bayi dan anak-anak daripada orang dewasa. Sedang
fetus berumur 7 bulan intera uterin tidak pernah akan mengalami

adipocere,oleh karena komposisi lemaknya berbeda


Gejala-gejala yang tampak :
- Tubuh berwarna putih sampai putih kekuningan
- Bila diraba terasa seperti sabun
- Pada pemanasan akan leleh
- Berbau tengik
Kepentingan adipocere untuk kedokteran forensik adalah :
- Untuk kepentingan identifikasi
- Adanya tanda-tanda kekerasan masih dapat ditemukan.
Mummifikasi :
Proses pengeringan dan pengisutan alat-alat tubuh akibat penguapan
Syarat untuk dapat terjadi mummifikasi adalah :
- Suhu udara harus tinggi
- Udara harus kering
- Harus ada aliran udara terus menerus
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1-3 bulan, dan jenazah yang
mengalami mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali
Gejala-gejala yang tampak adalah :
- Tubuh menjadi kurus,kering dan mengkerut
- Warna coklat muda sampai coklat kehitaman
- Kulit melekat erat pada jaringan dibawahnya
- Susunan anatomi alat-alat tubuh masih baik
Kepentingan mummifikasi dari segi kedokteran forensik adalah :
- Untuk identifikasi korban,sebab bentuk wajahnya hampir tidak berubah
- Tanda-tanda kekerasan masih ada
Identifikasi
Mengenal kembali ini siapa

Exhumation :
Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur
Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata tidak
wajar (2) atas permintaan keluarga (3) dan bila di atas kuburan akan dibangun
sarana umum (seperti jalan tol, bandara, dll)
Lebam mayat (Livor Mortis/Post Mortem Lividity)
Adalah bintik-bintik berwarna merah kebiruan terjadi 15-30 menit setelah meninggal
Mengapa bisa terjadi lebam mayat:
- Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya berhenti
dan timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka darah mengendap di
tempat yang paling rendah (kecuali bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan
-

pakaian)
Lebam mayat terjadi disemua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama biasanya

ditemukan didaerah punggung


Bila lebam mayat ditemukan didaerah dada artinya korban setelah mati pernah

dibalik
4 jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis pigmen darah keluar dan
masuk kejaringan sekitarnya lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah
di ubah.

Lebam mayat tidak terjadi jika :


-

Korban meninggal kehabisan darah/perdarahan hebat


Korban berkulit hitam/negro sehingga lebam mayat tidak terlihat

Lokasi lebam mayat :


-

Posisi terlentang kuduk, punggung, pantat, dan flexor tungkai


Pada bagian depan samping leher disebabkan pengosongan yang kurang
sempurna daripada vena-vena superficial (v. Jugularis externa dan v. Colli

superficialis)
Posisi telungkup dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai
Korban menggantung ujung extremitas dan genitalia externa
Alat tubuh : belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang lambung
dibedakan dengan pneumonia/keracunan

Lebam mayat :
-

Keracunan gas CO2 darah berwarna hitam


Keracunan HCN darah berwarna cherry red
Keracunan CO darah berwarna cherry red
Asphiksia berwarna kebiruan
Normal merah bintik kebiruan

Lebam mayat harus dibedakan dengan luka memar :


Lebam Mayat
Luka Memar
Bagian tubuh yang terendah, Di sembarang

Lokasi

kecuali yang tertekan


Ditekan
Pembengkakan
Insisi/diiris

tempat

Kaku

terutama tempat terjadinya

benturan
Biasanya hilang
Tidak hilang
Negatif
Positif
Bintik darah intravaskuler yang Bintik
darah

ekstra

hilang bila dihapus, tidak hilang vaskuler yang tidak hilang


bila lebih dari 4 jam karena bila dihapus
lebam mayat menjadi permanen
terjadinya hemolisis (meresap
kejaringan)
Tanda intravital
Negatif
Positif
mayat (rigor mortis)
Terjadi 3 jam setelah meninggal, muali dari otot-otot sekitar mata (otot yang
paling pendek dan lemah), otot-otot leher, thorax, abdomen dan sampai pada otot-otot
ekstremitas, yang paling lama menjadi kaku adalah otot rahang (otot yang paling kuat).
Ada lebam mayat, tidak didapatkan kaku mayat : >30 menit atau < 3 jam. Ada lebam
mayat, kaku mayat sempurna : >3 jam atau <6 jam. Ada lebam mayat, kaku mayat
sempurna : >6 jam atau >18 jam. Kaku mayat tidak sempurna dan terjadi pembusukan :
>18 jam atau < 24 jam. Kaku mayat 18 jam akan menghilang

Kapan hilangnya kaku mayat:


Kaku mayat mulai meghilang urut-urutan meghilangnya kaku mayat sama seperti
pada waktu timbulnya. Terkecuali otot rahang bawah yang paling akhir menjadi lemas. Fase
ini berlangsung selama 6 jam.
Cara kematian ada 2 macam :
1. Wajar : mati karena sakit, usia tua
2. Tidak wajar : mati karena ruda paksa ( mis: kecelakaan,bunuh diri, pembunuhan)
Tujuan pemeriksaan TKP :
Untuk mncari cara kematian. TKP bisa menentukan apakah terjadi pembunuhan,
kecelakaan, atau bunuh diri.
Menentukn sebab kematian :
Harus dengan otopsi periksa organ yang mengalami kelainan (rusak)
o < 3 hari otopsi harus cepat dilakukan karena organ belum membusuk
o > 3 hari boleh ditunda karena organ sudah membusuk/hampir tidak berubah

o Tidak bisa dilakukan bila sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika ada fraktur
tulang kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan kematian
Tanda-tanda mati dibunuh :
1. Barang-barang di TKP berantakan
2. Ada senjata tajam (mis pisau) didekat korban
3. Pakaian sobek
4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban
5. Tidak ada kadaveric spasme
6. Ada luka tangkisan

Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tembak :


1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan (tulisan tangan orang bermacam-macam untuk
identitas sehingga tidak diketik)
4. Luka tembak bisa dijangkau oleh korban (mis : kepala, mulut, dada, jantung)
5. Luka tembak kontak/tempel
6. Jika mengenai mulut gigi tetap utuh
7. Kalau mengenai dada/perut pakaian disingkap, baju tidak robek
8. Ditemukan senjata dan kadaveric spasme
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka iris :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Pakaian rapi, tidak robek
5. Luka iris bisa dijangkau korban
6. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, makin lama makin dalam
Tanda-tanda bunuh diri dengan luka tusuk :
1. TKP tidak berantakan (rapi)
2. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar
3. Ada surat wasiat yang ditulis tangan
4. Ada senjata yang dipakai
5. Pakaian disingkapkan ditempat luka tusuk
6. Luka tusuk bisa dijangkau korban
7. Ada luka percobaan : luka menggerumbul, searah, ada yang dangkal dan ada yang
dalam
8. Ditemukan kadaveric spasme
9. Tidak terdapat luka tangkisan (perlawanan)
Kadaveric spasme
Sebelum meninggal korban telah menggenggam sesuatu (mis : pisau, pasir, senjata, dll)
Tanda-tanda bunuh diri dengan gantung diri :
1. Ada kursi untuk pijakan
2. Tali serong mengarah ke atas mengikuti garis leher
3. Bisa simpul hidup maupun mati (longgar)
4. TKP tidak berantakan
5. Ada surat wasiat

6. Pintu tertutup dan terkunci dari dalam kamar


7. Ditemukan kadaveric spasme
Warna muka korban gantung diri :
o Seluruhnya pucat : karena arteri dan vena leher terjepit
o Seluruhnya gelap : karena vena terjepit, darah arteri tetep mengalir
Penyebab korban mati gantung diri :
1. Asfiksia
2. Patah tulang leher dan vertebrae cervicalis
3. Pembuluh darah terjepit sehingga darah tidak bisa ke otak
Tanda-tanda mati terkena petir :
1. Terjadi benturan udara (udara meregang)
2. Terlempar akibat tekanan udara
3. Tegangan listrik tinggi
4. Panas
Aborescent marker :
Tanda petaka yang dapat ditemukan pada korban yang terkena petir, didapatkan gambaran
pohon gundul yang disebabkan karena terjadinya vasodilatasi pembuluh darah vena
perifer. Sifatnya tidak permanen/cepat hilang

Faktor yang mempengaruhi seseorang mati terkena listrik :


1. Volatge
2. Arus
3. Tahanan (pengaruhi luka listrik)
4. Lama kontak
5. AC/DC
6. Kebiasaan
7. Kesiapan (kaget ventikrel fibrilasi mati )
Cara kematian karena listik yang paling banyak kecelakaan, pada luka listrik kecil
lebih berbahya dari luka listrik besar, karena tahanan leih besar langsung masuk kedalam
jaringan tubuh (jantung)
Sebab kematian orang kesetrum listrik :
1. Ventrikel vibrilasi
2. Spasme otot pernapasan
3. Paralisis pusat pernapsan
4. Edema paru
5. Hematom
6. Bintik-bintik perdarahan pada otak
Current mark :
Merupakan tanda luka bakar : luka bakar kemerahan bulla gosong
Tidak bisa dibedakan luka bakar karena listrik atau api
Penyebab orang mati tenggelam :

1.
2.
3.
4.

Vagal reflek karena perbedaan suhu


Spasme laring
Asfiksia
Kram

Perbedaan paru-paru korban tenggelam di air tawar dan air laut


Tenggelam di air tawar
Paru-paru odem kering
Paru-paru besar tapi ringan
Batas anterior menutupi jantung
Warna merah pucat dan emfisema

Tenggelam di air laut


Paru-paru odem basah
Paru-paru besar dan berat
Batas anterior menutupi anterior
Warna ungu / kebiruan, permukaan

menghilang
Paru-paru bila di keluarkan dari rongga Paru-paru bila dikeluarkan dari rongga
torax tidak kempis, ditekan keluar buih torax melebar, dan bila di tekan cekung,
tidak keluar
Bila di iris terdengar krepitasi

keluar banyak air


Bila di iris terdengar kripitasi menurun

Kesimpulan :
- Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edema kering, bila
-

dilakukan pemotongan paru-paru terlihat kering dan tidak keluar cairan


Pada korban yang tenggelam di air laut, bila paru-paru diletakan di atas meja akan
melebar dan basah, bila dilakukan pemotongan paru-paru akan mengeluarkan banyak

cairan.
Alasanya :
Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga cairan pada
seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk kedalam paru-paru. Osmolaritas air tawar dalm
paru lebih kecil sehingga cairan pada seluruh jaringan tubuh akan diserap tubuh.
Test untuk mengetahui korban tenggelam
Test getah paru
Caranya : paru-paru diletakkan diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu kali
dengan pisau posisi tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan
pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan pada alveoli dan
ditutup

dengan

gelas

penutup,diliat

dibawah

mikroskop,akan

lumpur,pasir,telur cacing, diatome,alga, dll.


Test getah paru (+) : korban sempat/pernah bernafas dalam air

didapatkan

Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam air/tidak
sempat bernafas dalam air
Airnya jernih sama dengan air minum
Spasme laring
Vagal refleks
Cadaveric spasme pada korban tenggelam
Sebelum meninggal korban telah menggenggam lumpur artinya korban sempat hidup
didalam air.
Test apung paru
Adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas atau
tidak.
Caranya : ambil organ paru-paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air.
Pada paru-paru percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga ukuran
terkecil dan diapungkan.
Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas
Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas

TEKNIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


Cara mengambil gas CO2 dalam sumur :
1. Ambil beberapa botol bersih berkapasitas 1 liter dan kosongkan (ex : botol bir). Ikat
leher dan bagian alas botol masing masing dengan tali cukup panjang
2. Isi botol tersebut dengan air sampai penuh. Turunkan kedalam sumur yang mengandung
gas CO2 dengan posisi tegak (alas botol dibawah dan leher botol diatas ). Jaga air
dalam botol jangan sampai tumpah.
3. Setelah sampai ketempat yang sesuai dengan korban ditemukan meninggal
(kedalamannya),botol tersebut dibalik agar semua air dalam botol tumpah. Yaitu
dengan cara menarik tali yang mengikat alas botol dan mengulur tali yang mengikat
leher botol.
4. Dengan keluarnya seluruh air dan botol menjadi kosong maka botol akan vaccum
sehingga gas CO2 masuk kedalam botol.
5. Setelah botol teriisi gas CO2 maka botol diangkat keatas dengan cara botol dibalik lagi,
seperti posisi semula agar gas CO2 dapat terbawa terus kedalam botol (gas CO2 lebih
berat daripada udara).
6. Setelah sampai diatas, botol segera ditutup rapat, berikan label dan disegel.

Test CO2 ada dua yaitu :


Kualitatif : dengan pemberian larutan Ca(OH)2 yang jernih dan baru dibuat atau larutan
Ba(OH)2 pada botol yang berisis udara yang diambil dari tempat sempel.
Apabila terdapat endapan putih kapur dari CaCO3 atau BaCO3 maka berarti gas CO2
positif

CaOH2+CO2

CaCO3+H2O

BaOH2+CO2

BaCO3+H2O

Kuantitatif :
Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)
Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2 dengan
konsentrasi tertentu.
Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )
Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam
Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red
Alkali dilution test
Test untuk korban mati gas CO
Contohnya : gas lampu, kebakaran
(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )
Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau
memang meninggal karena terbakar.
Cara kerja :
Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas tetes
darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II dimasukkan tiga tetes
darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan aquades sampai volume 15ml
(hingga berwarna pink jernih). Setelah tercampur secara homogen,kedua tabung
reaksi diberi tiga tetes larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan
yang terjadi. Darah normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda
menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30 ,karena terbentuknya alkali
hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna seperti diatas
membutuhkan waktu lebih dari 30 ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB lebih
mudah mengikat CO dari pada CO2 .

(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh menghirup
asap,perokok berat
(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks
Emboli lemak
Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak akhirnya
mati ???
Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak
Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec.
Fraktur tulang panjang
Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh punggung
dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk kedalam pembuluh
darah vena yang robek masuk kevena cava superior atrium
kananventrikel kananarteri pulmonaleDan membuntu di paru-paru
(alveoli)
Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.
Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru jaringan paru-paru
diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzensetion) dan
kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna Sudan
III kemudian dikirim ke PA.
Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi
menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan
alkohol/formalin karena lemak akan larut)
Emboli udara vena
Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk
ke dalampembuluh darah vena kemudianmenuju ke jantung kanan cab. Arteri
pulmonale ke paru-paru menyebabkan sesak.
Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi
asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).
Otopsi:
Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi ICS
II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong ambil dan

gunting pericard dengan posisi Y terbalik dengan pinset tarik ujung-ujung


potongan pericard seperti Y terbalik isi dengan air sampai menggenang

tusuk

atrium kanan,ventrikel kanan,arteri pulmonalis ada gelembung udara positif.


Penyebab emboli udara vena:
1. Luka pada pembuluh balik leher( terutama V.Jugularis)
2. Abortus provocatus criminalis dengan cara penyemprotan.

Emboli udara arteri


1. Otopsi sama dengan emboli udara vena . hanya yang ditusuk atrium kiri,
ventrikel kiri dan aorta
2. Terjadi bila ada luka tembus paru-paruemboli
v pulmonalisatrium kiri ventrikel kiri aorta
Korban meninggal karena udara membuntu otak, ginjal dan jantung sampai terjadi
asfiksi. Penyebab : Luka tusuk/tembus diparu-paru, Artifisial pneumothorax,
Pneumonectomy
Pneumothorax
1. Adanya udara dalam rongga thorax
2. Otopsi : buka kulit dinding thorax dengan potongan huruf I atau Y setelah
terlihat costa tarik potongan costa, tarik potongan kulit hingga membentuk
kantong kemudian isi air sampai menggenangi kemudian tusuk paru-paru diantara
ICS2, test (+) bila ada gelembung udara
3. Pada gas pembusukan ditemukan gelembung udara sedikit.
Test toksikologi dan patologi anatomi (PA)
Disiapkan 3 buah toples, masukkan organ tubuh kedalam 3 buah toples kemudian

disegel (supaya tidak bisa ditukar orang lain)


Toples I
: Di isi organ pparu-paru,jantung,otak,lien,hepar
Toples II
: Di isi GIT
Toples III
: Di isi organ urogenitalia
Untuk pemeriksaan toksikologi setiap toples di fiksasi dengan alkohol 96% hingga

batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin bersifat racun
Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan dimasukkan toples
difiksasi dengan formalin 10% hingga batas organ bagian atas. Jika dikirim :

Ditutup dengan toples, diberi parafin di ikat kemudian diberi label dan di segel
setelah itu dimasukkan kedalam kardus. Kemudian disertakan surat . Permohonan
test PA dan surat berita acara isinya mengenai isi toples yang telah diberi formalin
10% ,disertakan pula contoh formalin 10% sebanyak 10cc dalam botol kecil.
Test DNA
Menggunakan darah,sperma, air mani, cakaran dikulit, rambut, daki / keringat yang
menempel dibaju /jaket, dll.

Anda mungkin juga menyukai