hari/luka berat.
Meninggal : tidak memakai kualifikasi luka.
Pindah RS/pulang paksa /kabur
Misalnya : ada orang ditusuk perutnya, dirawat seminggu kemudian
meninggal maka dibuat VeR sementara, VeR lanjutan dan VeR jenazah.
benda tajam. Korban mengalami luka berat (tidak ada harapan untuk sembuh )
VeR lanjutan (jika pasien meninggal sebelum perawatan ) ditemukan luka
tusuk atau luka robek pada perut akibat trauma benda tajam tidak dioperasi korban
meninggal.
VeR lanjutan (jika pasien meninggal dan tidak dilakukan otopsi ditemukan luka
tusuk atau robek pada perut akibat trauma benda tajam. sebab kematian tidak
dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam (otopsi)
VeR lanjutan (jika pasien pindah RS), ditemukan luka tusuk atau luka robek pada
perut akibat trauma benda tajam. Setelah dilakukan perawatan korban belum
lebih lanjut
VeR lanjutan (setelah perawatan selama 2 minggu pasien meninggal dan tidak
dilakukan otopsi ), pada korban ditemukan perdarahan di selaput laba-laba akibat
trauma benda tumpul dan telah dilakukan tindakan operatif serta perawatan
selama 2 minggu lalu korban meninggal. Sebab kematian tidak dapat ditentukan
dalam air.
Ditemukan luka tembak pada jantung dan korban sempat bernafas dalam air.
Kesimpulan : ditemukan kulit pundak kanan mengelupas karena aliran masuk dan
kulit paha kiri mengelupas karena aliran keluar arus listrik. Tidak ada hal-hal yang
menyangkal korban meninggal karena arus listrik
c. Korban kecelakaan dengan patah tulang tengkorak dan laserasi otak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak dan kerusakan otak . korban
meninggal karena patah tulang tengkorak dan kerusakan otak akibat benturan
dengan benda tumpul
d. Pneumonia (+) dan terdapat perdarahan otak akibat dpukuli
Kesimpulan : korban meninggal secara wajar,karena radang paru-paru yang
diperparah atau diperberat dengan kerusakan otak akibat trauma benda tumpul.
e. Exhumation (penggalian jenazah kembali )tinggal tulang kerangka , ada patah
tulang tengkorak.
Kesimpulan : ditemukan patah tulang tengkorak akibat trauma benda tumpul.
Sebab kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam
KEMATIAN
Orang dikatakan meninggal bila terjadi :
Tubuh tidak bergerak
Tidak bernafas
Nadi tidak teraba
Jantung tidak berdenyut
Timbul lebam mayat 15-30 menit setelah meninggal
Kaku mayat > 3 jam
Penurunan suhu tubuh
Pembusukan >24 jam
Menjadi tanah
Jika tidak membusuk terjadi :
Mumifikasi :
Mayat yang dikuburkan digurun pasir (karena penguapan),bisa untuk
identifikasi
Saponifikasi :
Mayat yang tidak membusuk setelah dikubur dalam waktu yang lama karena
mayat dikuburkan didalam tanah yang basah dan memiliki suasana yang basa
Exhumation :
Penggalian kembali jenazah yang telah dikubur
Dilakukan bila : (1) setelah dikubur, dicurigai kematian korban ternyata tidak
wajar (2) atas permintaan keluarga (3) dan bila di atas kuburan akan dibangun
sarana umum (seperti jalan tol, bandara, dll)
Lebam mayat (Livor Mortis/Post Mortem Lividity)
Adalah bintik-bintik berwarna merah kebiruan terjadi 15-30 menit setelah meninggal
Mengapa bisa terjadi lebam mayat:
- Lebam mayat timbul apabila seseorang meninggal, peredaran darahnya berhenti
dan timbul stagnansi kemudian karena gaya gravitasi maka darah mengendap di
tempat yang paling rendah (kecuali bagian tubuh yang tertekan dasar atau tertekan
-
pakaian)
Lebam mayat terjadi disemua organ (paru, hati, kulit, dll), terutama biasanya
dibalik
4 jam setelah orang meninggal akan terjadi hemolisis pigmen darah keluar dan
masuk kejaringan sekitarnya lebam mayat tidak akan hilang bila posisi jenazah
di ubah.
superficialis)
Posisi telungkup dahi, pipi, dagu, dada, perut, dan extensor tungkai
Korban menggantung ujung extremitas dan genitalia externa
Alat tubuh : belakang otak, belakang paru, belakang hati, serta belakang lambung
dibedakan dengan pneumonia/keracunan
Lebam mayat :
-
Lokasi
tempat
Kaku
benturan
Biasanya hilang
Tidak hilang
Negatif
Positif
Bintik darah intravaskuler yang Bintik
darah
ekstra
o Tidak bisa dilakukan bila sudah membusuk dan tinggal tulang, kecuali jika ada fraktur
tulang kelainan yang bisa (biasanya bisa) menyebabkan kematian
Tanda-tanda mati dibunuh :
1. Barang-barang di TKP berantakan
2. Ada senjata tajam (mis pisau) didekat korban
3. Pakaian sobek
4. Ditemukan luka yang tidak bisa dijangkau oleh korban
5. Tidak ada kadaveric spasme
6. Ada luka tangkisan
1.
2.
3.
4.
menghilang
Paru-paru bila di keluarkan dari rongga Paru-paru bila dikeluarkan dari rongga
torax tidak kempis, ditekan keluar buih torax melebar, dan bila di tekan cekung,
tidak keluar
Bila di iris terdengar krepitasi
Kesimpulan :
- Pada korban yang tenggelam di air tawar, paru-paru mengalami edema kering, bila
-
cairan.
Alasanya :
Osmolaritas air laut dalam paru lebih besar daripada cairan tubuh sehingga cairan pada
seluruh jaringan tubuh akan tertarik masuk kedalam paru-paru. Osmolaritas air tawar dalm
paru lebih kecil sehingga cairan pada seluruh jaringan tubuh akan diserap tubuh.
Test untuk mengetahui korban tenggelam
Test getah paru
Caranya : paru-paru diletakkan diatas meja,permukaan paru-paru dibersihkan satu kali
dengan pisau posisi tegak lurus,kemudian di iris sampai alveoli yang paling dekat dengan
pleura (sub pleura) dan di tutup, kemudian objek glass ditempelkan pada alveoli dan
ditutup
dengan
gelas
penutup,diliat
dibawah
mikroskop,akan
didapatkan
Test getah paru (-) : korban meninggal terlebih dahulu baru masuk kedalam air/tidak
sempat bernafas dalam air
Airnya jernih sama dengan air minum
Spasme laring
Vagal refleks
Cadaveric spasme pada korban tenggelam
Sebelum meninggal korban telah menggenggam lumpur artinya korban sempat hidup
didalam air.
Test apung paru
Adalah test untuk membuktikan pembunuhan anak apakah pernah hidup bernafas atau
tidak.
Caranya : ambil organ paru-paru,jantung, thymus dimasukkan kedalam bak berisi air.
Pada paru-paru percobaan dimulai dari paru-paru yang utuh, dipotong perlobus,
dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan jika masih terapung, potong hingga ukuran
terkecil dan diapungkan.
Jika mengapung : bayi pernah hidup, bernafas
Jika tenggelam : bayi belum pernah bernafas
CaOH2+CO2
CaCO3+H2O
BaOH2+CO2
BaCO3+H2O
Kuantitatif :
Grafimetri (penimbangan terhadap endapan yag terjadi)
Volumetri (dengan menitrasi kelebihan larutan basa CaOH2/BaOH2 dengan
konsentrasi tertentu.
Chromatografi gas (kualitatif dan kuantitatif )
Keracunan gas CO2 : darah berwarna hitam
Keracunan gas CO dan HCN (kluwek,pete,gaplek) : cherry red
Alkali dilution test
Test untuk korban mati gas CO
Contohnya : gas lampu, kebakaran
(sifat gas CO: tidak berbau,tidak berwarna,lebih ringan dari udara )
Gunanya : untuk membedakan korban telah meninggal sebelum terbakar atau
memang meninggal karena terbakar.
Cara kerja :
Ambil dua tabung reaksi yang bersih. Pada tabung reaksi I dimasukkan tigas tetes
darah orang normal (sebagai kontrol ) dan pada tabung reaksi II dimasukkan tiga tetes
darah korban. Kemudian keduanya diencerkan dengan aquades sampai volume 15ml
(hingga berwarna pink jernih). Setelah tercampur secara homogen,kedua tabung
reaksi diberi tiga tetes larutan alkali (NaOH 10% atau KOH 10%). Amati perubahan
yang terjadi. Darah normal (tabung reaksi I) segera berubah warna dari merah muda
menjadi coklat kehijauan dalam waktu kurang dari 30 ,karena terbentuknya alkali
hematin. Sedangkan darah korban (tabung reaksi II) perubahan warna seperti diatas
membutuhkan waktu lebih dari 30 ,karena sudah terjadi ikatan CO-HB. HB lebih
mudah mengikat CO dari pada CO2 .
(+) : korban keracunan gas CO, korban sebelum/setelah mati dibunuh menghirup
asap,perokok berat
(-) : korban tidak menghirup asap, spasme laring ,vagal refleks
Emboli lemak
Contoh kasus : seorang anak yang dipukul terus menerus menjadi sesak akhirnya
mati ???
Patah tulang paha mau dioperasi akhiranya meninggal karena sesak
Hal ini terjadi karena emboli lemak ( dilakukan pemeriksaan pada paru-paru) ec.
Fraktur tulang panjang
Lemak terpecah dan terlepas karena kena pukulan pada kulit seluruh punggung
dan patahn ya tulang panjang. Sehingga cairan lemak masuk kedalam pembuluh
darah vena yang robek masuk kevena cava superior atrium
kananventrikel kananarteri pulmonaleDan membuntu di paru-paru
(alveoli)
Korban meninggal karena kapiler paru buntu dan terjadi asphiksia.
Test emboli lemak : organ yang diambil yaitu paru-paru jaringan paru-paru
diambil dan dikeraskan dengan uap zat asam arang cair (frozzensetion) dan
kemudian dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan dicat dengan warna Sudan
III kemudian dikirim ke PA.
Pengiriman PA / pengawetan : paru-paru diberi gas CO kemudian difiksasi
menggunakan dry ice supaya tidak membusuk (jangan mengirim PA dengan
alkohol/formalin karena lemak akan larut)
Emboli udara vena
Terjadi karena vena teriris(biasanya V.jugularis dileher) sehingga udara masuk
ke dalampembuluh darah vena kemudianmenuju ke jantung kanan cab. Arteri
pulmonale ke paru-paru menyebabkan sesak.
Korban meninggal karena kapiler paru buntu oleh udara sehingga terjadi
asphyxia. (jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian antara 100-150 cc).
Otopsi:
Kulit dinding thorax dibuka sternum dipotong pada proc. Xypoideus setinggi ICS
II dibawah costa II supaya V. Brachialis cab V. Clavicula tidak terpotong ambil dan
tusuk
batas organ bagian atas. (digunakan alkohol karena formalin bersifat racun
Untuk pemeriksaan PA diambil organ yang dicurigai dan dimasukkan toples
difiksasi dengan formalin 10% hingga batas organ bagian atas. Jika dikirim :
Ditutup dengan toples, diberi parafin di ikat kemudian diberi label dan di segel
setelah itu dimasukkan kedalam kardus. Kemudian disertakan surat . Permohonan
test PA dan surat berita acara isinya mengenai isi toples yang telah diberi formalin
10% ,disertakan pula contoh formalin 10% sebanyak 10cc dalam botol kecil.
Test DNA
Menggunakan darah,sperma, air mani, cakaran dikulit, rambut, daki / keringat yang
menempel dibaju /jaket, dll.