PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan adalah tempat menyajikan inofasi pembelajaran bagi para
pembaca baik dari masyarakat umum maupun bagi para pelajar serta mahasiswa.
Perpustakaan merupakan tempat yang sangat bermanfaat, sehingga dengan
demikian perlulah suatu suasana dan tata letak peralatan (barang) buku-buku yang
menarik sekaligus tempat yang nyaman dan tenang sehingga dapat memberikan
rasa kepuasan bagi masyarakat atau pelajar serta mahasiswa yang membaca di
perpustakaan. Untuk menciptakan suatu suasana yang nyaman bagi pembaca,
maka diperlukan intensitas cahaya yang baik (standar menurut PUIL 2000) guna
memberikan pencahayaan yang baik ketika membaca.
Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan
manusia. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan
ruang. Kualitas penerangan yang tidak memadai ber-efek buruk bagi fungsi
penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja. Sesuai Peraturan
Menteri
B. Tujuan Perencanaan ;
Adapun tujuan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut ;
a.
b.
c.
d.
C. Perumusan Masalah ;
Permasalah yang akan dibahas sebagai berikut ;
a. diagaram pengawatan gedung perpustakaan ,
b. perhitungan bahan instalasi dan uraian teknis pemasangan ,
c. Perkiraan biaya dalam perencanaan ,
d. Menentukan sumber utama dan gardu Distribusi ( Trafo ) , pencatu daya ,
( Genset , Sistem ATS ) dan panel Utama ,
e. Menentukan kuat hantar arus ( KHA ) .
D. Batasan masalah ;
Untuk lebih menfokuskan pembahasaan Perencanaan Instalasi listrik untuk
gedung perpustakaan 6 (enam) lantai ini , maka masalah yang ditangani dari tugas
akhir ini dibatasi pada beberapa rincian sebagai berikut ;
a. Tidak membahas besar intensitas cahaya yang digunakan untuk penerangan
gedung perpustakaan ,
b. Tidak membahas menentukan jumlah titik lampu , sakelar dan kontak yang
digunakan ,
c. Tidak membahas kapasitansi air conditioner ( AC ) ,
d. Tidak membahas system pengamanan pentahanan dan kelistrikan ,
e. Tidak membahas perincian lampu , daya lampu dan ukuran kabel ,
E. Manfaat
Adapun manfaat dari perecanaan ini adalah sebagai berikut ;
a. memberikan kepuasan bagi para pembaca ,
b. meningkatkan kreatifitas mahasiswa ,
c. memberikan suatu infovasi kepada mahasiswa ,
d. sebagai contoh untuk merangcang sebuah gedung khususnya perpustakaan .
F. Metodelogi
Adapun Motodelogi yang digunakan adalah ;
a. metode diskusi dan konsultasi ,
b. metode literatur, yaitu pengumpulan data dari buku buku yang berhubungan
dengan tugas akhir ,
c. Observasi , Peninjauwan langsung ke Set Point bangunan ( Lokasi ) .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Macam-Macam Instalasi
Dalam sistim kelistrikan dikenal dua macam sistim instalasi antara lain :
Instalasi Dalam yaitu instalasi dalam adalah instalasi yang digunakan untuk
pelayanan tenaga listrik yang terpasang di dalam gedunggedung seperti perumahan
yang mendapatkan supplai tenaga listrik dari instalasi jaringan luar.
Adapun jenis instalasi terbagi atas
1. Instalasi Penerangan
2. Instalasi Daya
1. Instalasi Daya
Instalasi daya merupakan instalasi listrik yang menggunakan tenaga listrik
untuk melayani mesin-mesin listrik seperti pada motor-motor listrik, pendingin
ruangan, lift dan lain-lain. Adapun peralatan-peralatan yang digunakan pada instalasi
daya antara lain :
a.
b.
c.
d.
Pengaman ,
Penghantar,
Kontak-kontak ,
Tombol tekan.
2. Instalasi Penerangan
Instalasi penerangan adalah instalasi listrik yang khusus dipergunakan untuk
melayani beban penerangan.Untuk pencahayaan suatu ruangan didasarkan pada
fungsi daripada ruangan tersebut. Kebutuhan peralatan instalasi penerangan antara
lain sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Lampu penerangan ,
Saklar,
Kontak-kontak,
Pipa,
Penghantar,
Pengaman,
Fitting .
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pemasangan instalasi gedung
bertingkat sebagai berikut ;
B. Penghantar
Penghantar adalah bahan yang digunakan untuk menghubungkan suatu titik
ketitik yang lain. Penghantar yang digunakan untuk instalasi listrik adalah berupa
kawat berisolasi atau kabel.Jenis penghantar yang lazim digunakan adalah tembaga
dan aluminium.
1. Kabel Tembaga
Tembaga yang digunakan untuk penghantar pada umumnya tembaga
elektrostatis dengan kemurnian 99,5 %. Tahanan jenis () yang telah
dijadikan standar internasional sama dengan 0,017241 Ohm mm2/m pada
suhu 200 C.
2. Kabel Aluminium
Aluminium untuk beban penghantar harus pula aluminium murni, yaitu
dengan kemurnian sekurang kurangnya 99,5 %, juga dengan tahanan
jenis tidak boleh melebihi 0,028264 Ohm mm 2/m pada suhu 20o C. berat
aluminium jauh lebih ringan dibanding berat tembaga.
3. Rel ( busbar )
Rel mempunyai sifat kaku dan merupakan penghantar pejal yang dibuat
dari berbagai bentuk seperti segi empat, batang, pipa persegi maupun
berongga.Rel dapat dipasang sebagai penghantar tunggal (satu rel perfasa)
atau berbagai penghantar ganda yakni dua rel atau lebih perfasa.
1. NYM boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu atau
ditanam langsung pada plesteran, juga diruang lembab atau basah,
ditempat kerja atau gudang dengan bahaya ledakan atau kebakaran.
2. NYM boleh juga dipasang langsung pada bagian-bagian lain dari ruangan
konstruksi, rangka dan sebagainya, asalkan cara pemasangannya tidak
merusak selubung luar
kabelnya.
3. NYM tidak boleh dipasang langsung dalam tanah.
2. Kabel NYY
Pada prinsipnya susunan kabel NYY sama dengan susunan kabel NYM.
Hanya saja tebal isolasi dan tebal luarnya serta jenis kompon PVC yang digunakan
berbeda. Warna selubung luarnya hitam, uratnya juga dapat berjumlah satu sampai
lima. Kabel NYY banyak digunakan untuk instalasi industri didalam gedung maupun
dialam terbuka, disaluran kabel dan didalam lemari hubung bagi, apabila diperkirakan
tidak ada gangguan mekanis.NYY juga dapat ditanam dalam tanah, asalkan diberi
pelindung secukupnya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis.
3. Kabel NYFGbY
Penghantar ini adalah jenis penghantar/kabel tanah thermoplastic berperisai
yang paling banyak digunakan di Indonesia. Uratnya terdiri dari penghantar tembaga
tanpa lapisan timah putih,dengan isolasi PVC. Jumlah uratnya kebanyakan tiga atau
empat dan kadang-kadang dua.Urat-uratnya ini dibelit menjadi satu, Kemudian diberi
lapisan pembungkus inti dari karet atau plastik lunak, dan perisai kawat baja pipih
berlapis seng.Perisai kawat baja ini didikat dengan spiral pita baja berlapis seng.
Untuk melindungi perisai dari korosi, kabelnya diberi selubung luar PVC
berwarna hitam.Perisai dan kawat baja itu juga berfungsi sebagai pelindung
elektrostatis yang baik, kerena kabel ini kurang fleksibel, kawat baja pipih ini tidak
dapat digunakan perisai kabel ukuran kecil.
I (maks)
KHA (maks)
FK KHA sebenarnya
I maks
1,25 In
In
S/V
FK
FKt FKp
Dimana :
S
3 V ......................................................................... (2)
2. Perhitungan untuk 1
P
I n=
V ln cos .................................................................... (3)
atau
I n=
S
V ln ................................................................................ (4)
Dimana :
In
= Arus nominal
9
VLL
VLN
= Tegangan fasa-netral
Cos
= Faktor daya
Jatuh Tegangan
Yang dimaksud dengan jatuh tegangan atau rugi tegangan adalah tegangan
yang hilang pada penghantar pada saat arus mengalir atau selisih antara tegangan
ujung pengirim dan tegangan ujung penerima.
Makin besar arus dan tahanan pada penghantar, makin besar pula tegangan
yang terjadi.Menurut PUIL 1987 Pasal 412.A.5 susut tegangan antara hubung bagi
utama pada setiap titik beban tidak boleh melebihi 5% dari tegangan pada panel
hubung bagi utama. Jatuh tegangan penghantar dapat dihitung dengan persamaan :
V =I R .................................................................................... (5)
R=
L
A ...................................................................................... (6)
Dimana :
V = Jatuh Tegangan (Volt)
I = Arus Beban (Ampere)
R = Resistansi Penghantar ()
10
11
system silang, dan sebagainya, akan tetapi dalam praktek bengkel sakelar yang
digunakan adalah :
1. Sakelar Tunggal
12
2. Sakelar Tukar
Selain disebut sakelar tukar umumnya disebut juga saklar dua
arah atau saklar hotel atau system pengaturan saklar dua arah
yang memastikan untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian
dari satu pemakai atau dapat dilakukan didua tempat terpisah,
dalam system ini pengaturan saklar tukar lampu penerangan
dihubungkan seri dengan kedua saklar tukar dimana kawat
penghubungnya
penghubung.
bisa
Terminal
disebut
P
dengan
kawat
saklar
penghantar
dua
arah
13
D. Stop Kontak
14
F. Lampu
Lampu merupakan komponen yang mengeluarkan dan memberikan sumber
cahaya untuk penerangan.Jenis lampu yang digunakan untuk praktek bengkel adalah
lampu pijar, lampu TL dan lampu tanda.
1. Lampu Pijar
Lampu pijar merupakan lampu yang menghasilkan cahaya dengan cara
memanaskan serabut pijar (filamen). Serabut pijar adalah kawat logam halus yang
mempunyai hambatan terhadap arus yang mengalir.Didalam serabut pijar inilah
tenaga listrik diubah menjadi panas dan cahaya.
Bola lampu dibuat dari kaca yang jernih, udaranya telah diambil dari bola
sedemikian rupa hingga tinggal menghabiskan bola lampu hampa udara tanpa
terdapat zat asam lagi. Keadaan seperti ini akan mencegah filamen terbakar habis.
15
Jika bola lampu diisi dengan gas argon, maka gas argon itu akan mencegah
filamen menguap. Filamen yang menyala didalam tempat yang diisi gas argon
suhunya menjadi lebih tinggi, sehingga akan lebih banyak menghasilkan cahaya.
Untuk membaurkan cahaya yang kuat dan berpusat pada serabut pijar, banyak lampulampu yang dibuat dari kaca buram seperti kaca putih susu atau kaca berwarna. Jenis
lampu ini biasanya dipilih dengan alasan untuk hiasan, misalnya untuk lampu lantai,
lampu meja, lampu taman, atau lampu dinding
2. Lampu TL
Lampu TL memiliki cahaya yng sejuk dibandingkan lampu pijar sengga digunakan
disebut juga lapu fluorescent atau lampu neon, dari segi cahaya lampu TL sebagai
penerangan untuk kebun hidroponik. Lampu TL terbuat dari kaca dengan bentuk
16
bulat memanjang serta didalamnya terdapat filament dan gas argon atau air raksa dan
elektroda.
G. Pengaman
Pemilihan pengaman yang baik adalah apabila dalam suatu instalasi listrik
terjadi suatu gangguan, maka hanya pengaman yang paling dekat dengan gangguan
itu saja yang bereaksi. Arus nominal dari pengaman tidak boleh melebihi kemampuan
hantar arus dari penghantar dari tempat yang dilindungi, kecuali bila tidak terdapat
pengaman yang mempunyai arus nominal sama dengan kemampuan hantar arus
penghantar, maka dapat digunakan pengaman yang lebih besar atau setingkat.
Adapun pengaman yang digunakan dalam suatu sistem kelistrikan antara lain :
1. Pengaman Lebur ( Fuse)
2. Miniatur Circuit Breaker ( MCB )
3. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
4. No Fuse Breaker (NFB)
5. Thermal Overlay Relay ( TOR )
H. Jadwal kegiatan
Kegiatan
Maret
April
Bulan
Mie
Juni
Juli
Agustus
17
Menyusun
Proposal TA
Seminar TA
Desain
Bangunan
Penulisan
Tugas Akhir
Seminar TA
DAFTAR PUSTAKA
1. Indrra saputra Agus, Analisa perbandingan pengunaan lampu TL dan lampu
hemat energi pada Politeknik Negeri Pontianak, tidak diterbitkan ; Tahun
2011
18
tanggal
tanggal
19