Pengertian Ulumul Qur'an 6
Pengertian Ulumul Qur'an 6
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan makalah ini, marilah kita mengenal lebih jauh mengenai Ulumul
Quran dan faedah-faedahnya.
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
perantara malaikat Jibril sebagai mujizat. Al-Quran adalah sumber ilmu bagi kaum
muslimin yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.
Artinya : Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
(Q.S. An-Nahl : 89).
Mempelajari isi Al-Quran akan menambah perbendaharaan baru, memperluas
pandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui
hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya
yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya.
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan bahwa
setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-Quran. Lebih dari
itu, ada orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-Quran
dengan bantuan terjemahnya, sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang
Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan Al-Quran. Maka dari itu, untuk
dapat mengetahui isi kandungan Al-Quran diperlukanlah ilmu yang mempelajari
bagaimana tata cara menafsiri Al-Quran yaitu Ulumul Quran dan juga terdapat
faedah-faedahnya. Dengan adanya pembahasan ini, kita sebagai generasi islam
supaya lebih mengenal Al-Quran, karena tak kenal maka tak sayang.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian ulumul Quran ?
2. Apa saja ruang linkup pembahasan ulumul Quran ?
3. Apa saja cabang cabang (pokok bahasan) ulumul Quran?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian ulumul Quran
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pembahasan ulumul Quran
3. Untuk mengetahui cabang cabang (pokok bahasan) ulumul Quran
BAB II
PEMBAHASAN
1. A.
kata Ulumul Quran berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu
Ulum dan Al-Quran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu yang
berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada kata Al-Quran telah
memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang
berhubungan dengan Al-Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Quran
maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya.
Adapun definisi ulum al quan secara istilah, para ulama memberikan redaksi
yang berbeda beda, sebagimna dijelaskan berikut ini :
1. Menurut Manna Al-Qaththan
Ilmu yang mencangkup pembahasan pembahasan yang berkaitan dengan AlQuran dari sisi informasi tentang asbab an-nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Quran),
kodifikasi dan tertib penulisan Al-Quran, ayat-ayat yang diturunkan di mekkah dan
ayat-ayat yang diturunkan di madinah, dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan
Al-Quran.
2. Menurut Az-Zarqani
beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran, dari sisi turun, urutan
penulisan, kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan
penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal
lain.
3. Menurut Abu Syahbah
sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan
Al-Quran, mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara
membaca, penafsiran, kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai
pembahasan-pembahasan lain.
Walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda, ketiga definisi di atas memiliki
maksud yang sama. Sehingga ketiga ulama tersebut sepakat bahwa ulumul quran
adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan Al-Quran.
sebagian mufassir.
k. Ilmu Badai Al-Quran
Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Quran dari sudut
kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketinggian balaghahnya.
l. Ilmu Ijaz Al-Quran
Ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan kandungan ayat-ayat Al-Quran
sehingga dapat membungkam para sastrawan Arab.
m. Ilmu Tanasub Ayat Al-Quran
Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan ayat yang
didepan dan yang dibelakangnya.
n. Ilmu Aqsam Al-Quran
Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan yang terdapat dalam
Al-Quran.
o. Ilmu Amtsal Al-Quran
Ilmu ini menerangkan maskud perumpamaan-perumpamaan yang dikemukan AlQuran.
p. Ilmu Jidal Al-Quran
Ilmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-Quran
yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak bersedia menerima kebenaran
dari Tuhan.
q. Ilmu Adab Tilawah Al-Quran
Ilmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika membaca
Al-Quran.
1. D.
Pada fase sebelum kodifikasi, Ulumul Al-Quran kurang lebih sudah merupakan
benih yang kemunculannya sangat dirasakan semenjak Nabi masih ada. Hal itu
ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk mempelajari Al-Qurandengan
sungguh-sungguh. Terlebih lagi, diantara mereka sebaimana yang diceritakan oleh
Abu Abdurrahman As-Sulami, ada kebiasaan untuk tidak berpindah kepada ayat
lain, sebelum benar-benar dapat memahami dan mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya. Mereka mempelajari sekaligus mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya. Dan itulah sebabnya mengapa Ibnu Umar memerlukan waktu
delapan tahun hanya untuk menghafal surah Al-Baqarah.
1. Fase Kodifikasi
Pada fase sebelum kodifikasi Ulumul Al-Quran juga ilmu-ilmu lainnya sebelum
dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Saatu-satunya yang sudah
dikodifikasikan saat itu hanyalah Al-Quran, fenomena it uterus berlangsung sampai
ketika Ali bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Dauli untuk menulis ilmu
nahwu. Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu
agama dan bahasa Arab. Pengodifikasian itu semakin marak dan meluas ketika
islam berada pada tangan pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Abbasiah pada
periode-periode awal pemerintahannya.
1. Perkembangan Ulumul Al-Quran Abad II H.
Tentang masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai sejak permulaan abad II
H. para ulama memberikan prioritas atas penyusunan tafsir sebab tafsir merupakan
induk Ulumul Al-Quran. Di antara ulama abad II H. yang menyusun tafsir adalah:
Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu
Asbab An-Nuzul
Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu Nasikh Wa AlMansukh, Ilmu Qiraat, dan Fadhail Al-Quran
Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu Makki wa
Al-Madani
Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab Al-Hawi
Fi Ulum Al-Quran
Abu Bakar As-Sijistani (w.330 H.) yang menyusun kitab Gharib Al-Quran
Abu bakar Muhammad bin Al-Qasim Al-Anbari (w. 328 H.) yang menyusun
kitab Ajaib Ulum Al-Quran
Abu Al-Hasan Al-Asyari (w. 324 H.) yang menyusun kitab Al-Mukhtazan fi
Ulum Al-Quran
Abu Muhammad Al-Qassab Muhammad bin Ali Al-Kurkhi (w. 360 H.) yang
menyusun kitab Nukat Al-Quran Ad-Dallah Ala Al-Bayan fi Anwa Al-Ulum
Wa Al-Ahkam Al-Munbiah An Ikhtilaf Al-Anam
Muhammad bin Ali Al-Adfawi (w. 388 H.) yang menyusun kitab Al-Istighna fi
Ulum Al-Quran (20 jilid)
1. 4.
Pada abad V H. mulai disusun Ilmu Irab Al-Quran dalam satu kitab. Di samping itu,
penulisan kitab kitab Ulum Al-Quran masih terus dilakukan oleh ulama masa ini.
Di antara ulama ulama yang berjasa dalam pengembangan Ulum Al-Quran pada
masa ini adalah :
Ali bin Ibrahim bin Said al-Hufi (w. 430 H.), selain mempelopori penyusunan
Irab Al-Quran, ia pun menyusun kitab Al-Burhan fiUlum Al-Quran.
Abu Amr Ad-Dani (w. 444 H.) yang menyusun kitab At-Taisir fi Qiraat AsSabi dan kitab Al-Muhkam fi An-Naqth
Abu Al-Qasim bin Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H.) yang menyusun
kitab Mubhamat Al-Quran
Ibn Al-jauzi (w. 597 H.) yang menyusun kitab Funun Al-Afnan fi Ajaib AlQuran dan kitab Al-Mujtaba fi Ulum Tataallaq bi Al-Quran.
Ibn Abd As-Salam yang terkenal dengan nama Al-Izz (w. 660 H.) yang
mempelopori penulisan ilmu Majaz Al-Quran dalam satu kitab
Abu Syamah (w. 655 H.) yang menyusun kitab Al-Mursyid Al-Wajiz fi Ulum AlQuran Tataallaq bi Al-Quran Al-Aziz.
Ibn Al-Qayyim (w. 752 H.) yang menyusun ilmu Aqsam Al-Quran
Najmuddin ath-Thufi (w. 716 H.) yang menyusun Ilmu Hujaj Al-Quran atau
Ilmu Jadal Al-Quran
Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyah Al-Harrani (w. 728 H.) yang menyusun
kitab Ushul Al-Tafsir
Jalaluddin Al-Bulqni (w. 824 H.) yang menyusun kitab Mawaki Al-Ulum min
Mawaqi al-Nujum.
Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiyaji (w. 879 H.) yang menyusun kitab AtTaisir fi Qawaid At-Tafsir
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Ulumul Quran
adalah kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Quran yang
mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan dan
perkembangan Ulumul Quran menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses
secara bertahap dan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi
Al-Quran dari segi keberadaan dan pemahamannya. Jadi, Al-Quran adalah
pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra yang tinggi. Kitab
suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-Quran
diturunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan karya tulis ini kami persembahkan. Harapan kami
dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa
agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk
mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan langkah awal untuk
membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang bijak
sekaligus intelek. Serta dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh
para pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca,
khususnya dari dewan guru yang telah membimbing kami. Apabila ada kekurangan
dalam penyusunan karya tulis ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.