Anda di halaman 1dari 7

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481

_________________________________________________________________________________
_
Kelestarian alam mulai berubah dan berangsur rusak diakibatkan oleh kebutuhan
manusia yang yak terbatas. Disebabkan oleh kendaraan bermotor, penambangan batu-bara,
eksploitasi hutan, perusakan habitat, pemanasan global, dan faktor-faktor lainnya.
Kerusakan alam semesta ini menjadi masalah yang terus ada. Terutama pemanasan
global yang menjadi isu seluruh dunia beberapa tahun terakhir. Pemanasan global saat ini
sudah terasa oleh manusia di muka Bumi. Naiknya suhu Bumi, iklim yang tak bisa diprediksi,
terancamnya eksistensi flora dan fauna serta habitatnya, mencairnya gletser di Kutub Utara,
dan masih banyak lagi dampak pemanasan global yang telah terjadi dan akan semakin
mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Kita bisa merasakannya sekarang, di kota Bandung. Panas yang begitu teriknya dan
malam yang begitu dinginnya. Ini bukan berarti Bandung kembali seperti dulu lagi.Tetapi,
ada selisih perbedaan suhu siang dan malam hari yang begitu tinggi. Itulah yang
disebabkan oleh pemanasan global.
Pemanasan global terjadi panas Bumi yang tidak bisa dilepaskan karena tebalnya
atmosfir. Sehingga panas dari Bumi dipantulkan kembali oleh atmosfir ke Bumi. Panas yang
dipantulkan mengakibatkan Bumi semakin panas. Inilah yang disebut efek rumah kaca.
Suhu Bumi yang terus naik membutuhkan pendingin, yaitu gletser raksasa di Kutub Utara.
Gletser mencair untuk mengimbangi suhu Bumi yang naik. Tapi itu belum cukup, sehingga
gletser dikhawatirkan makin lama semakin berkurang, semakin banyak jumlah intensitas air
laut di Bumi dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Arsitektur sebagai bagian kebutuhan manusia tentu memiliki andil dalam kerusakan
alam. 45% dari semua penyebab pemanasan global berasal dari arsitektur, tepatnya pada
konstruksinya.
Kerusakan alam telah disadari oleh para arsitek dunia. Dalam dua puluh tahun
terakhir, telah banyak ide dan penemuan baru untuk memerangi kerusakan alam. Salah
satunya dengan mengembangkan konsep arsitektur berkelanjutan.
Konsep ini mengenai kesinambungan antara peradaban manusia dengan alam yang
harus dijaga dan dilestarikan jika manusia ingin tetap bertahan di muka Bumi. Salah satu
prinsip keberlanjutan adalah konservasi dan menerapkan prinsip tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Keberlanjutan juga berarti mampu memprediksi dan mengatasi masalahmasalah yang akan dating di masa depan dan harus mengatur dan menjaga
keanekaragaman biologi dan integritas lingkungan yang berperan untuk menjaga kualitas

__________________________________________________________________________________
1

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_
udara, air, dan lahan. Mendisain bangunan yang beradaptasi dengan lingkungan, yang
mengurangi dampak manusia pada lingkungan.
Disain yang berkelanjutan,menyeimbangkan kebutuhan manusia dengan membawa
potensi alam dan budaya lingkungannya.

Sasaran jangka panjang disain berkelanjutan adalah mengurangi degradasi dan


tingkat konsumsi terhadap sumberdaya alam. Tujuan utmanya ialah mempertinggi
kesadaran akan lingkungan. Maka dalam disain berkelanjutan harus memperhatikan hal
berikut:
-

Menggunakan bangunan sebagai alat pendidikan yang menggambarkan

pentingnya lingkungan terhadap keberlangsungan kehidupan manusia


Menyambung kembali manusia dengan lingkungannya secara spiritual dan

emosional
Meningkatkan kesadaran publik terhadap penggunaan teknologi, barang sisa dan
material yang baik

__________________________________________________________________________________
2

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_
- Membimbing budaya agar meningkatkan
keselarasan terhadap faktor
lingkungan sekitar
Mengulang kembali pemahaman budaya dan sejarah tapak

Arsitektur selalu berhubungan dengan lingkungan yang selalu dibina. Maka harus
memperhatikan potensi alam. Beradaptasi dengan alam, bukan alam beradaptasi dengan
arsitektur.
Faktor alam yang memperngaruhi arsitektur, antrara lain:
1. Iklim
- Menerapkan teknik pengkondisian termal alami. Tidak menjauhkan manusia dari
-

lingkungan luar.
Meneliti iklim, apakah sudah pada batas nyaman, terlalu dingin, atau terlalu
panas untuk melakukan kegiatan. Memperhatikan komponen utama iklim, yakni
temperature, matahari, angin, dan kelembaban, membuat batas nyaman dan

batas ketidaknyamanannya.
2. Temperatur
- Ketika temperatur begitu panas untuk kenyamanan, seperti di Negara Tropis,
maka:
1. Memaksimalkan ventilasi atap
2. Memperbanyak ventilasi
3. Memisahkan ruang dan fungsi dengan jalur sirkulasi angin, sehingga
memberikan tempat teduh dan ventilasi
4. Mengisolasi panas dapur atau fungsi-fungsi yang menghasilkan panas dari
ruang bersama
5. Menyediakan naungan teduh pada area luar
3. Matahari
- Memperhatikan orientasi massa terhadap pergerakan matahari
- Memanfaatkan sinar matahari langsung untuk pencahayaan alami
4. Angin
- Memanfaatkan angin untuk membawa panas dan mengirim udara sejuk ke
5.
-

ruangan
Mengolah tapak dan memanipulasi angin dengan menggunakan vegetasi
Kelembaban
Memperhatikan kondisi kelembaban tapak dan bangunan
Jika terlalu lembab, perbanyak bukaan dan ventilasi, sehingga angin bisa

membawa uap air ke luar bangunan


Jika kurang lembab, gunakan pendinginan uap, dengan membuat kolam atau
tanaman yang dilewati angin sebelum masuk ruangan

Faktor-faktor lain
6. Curah Hujan
- Mengumpulkan air hujan sebagai aset air bersih
- Membuat talang pada bangunan
__________________________________________________________________________________
3

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_
7. Vegetasi
- Memanfaatkan vegetasi sebagai pencipta ruang teduh dan penyaring bising
8. Topografi
- Memikirkan pengolahan lahan dengan baik. Meminimalkan dampak kerusakan
alam.
Selain faktor alam, arsitektur berkelanjutan juga dipengaruhi oleh factor manusianya.
Sehingga bangunan yang berkelanjutan bisa selaras dengan kebudayaan yang ada. Hal ini
bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi arsitektur, material local, memperhatikan
latarbelakang sejarah, etnik, social dan religi.

Disain berkelanjutan yang baik berawal dari pengolahan tapak yang baik,
pengolahan tapak yang berkelanjutan.
Pengolahan tapak berkelanjutan adalah sebuah proses intervensi yang menyangkut
lokasi sirkulasi, struktur, dan utilitas, dan menciptakan nilai-nilai budaya dan alam bagi
makhluk hidup.
Manusia dengan arsitekturnya diharapkan bisa menghargai dan mengerti hubungan
keterkaitan antara tanah, air, tanaman dan habitat yang juga memiliki dampak oleh dan
kepada manusia.
__________________________________________________________________________________
4

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kesehatan dalam arsitektur. Ini merupakan
kebutuhan harus dipenuhi, karena lingkungan kota yang semakin tercemar oleh polusi.
Arsitektur yang sehat memberi kontribusi pada segala aktivitas yang ada di dalamnya.
Sekarang ini sudah bukan jamannya lagi mendesain rumah tinggal yang menutup
seluruh area rumah, bahkan taman-taman dalam rumah. Bila dulu rumah-rumah seringkali
didesain dengan menutup seluruh lahan rumah, barangkali karena menghendaki ruangruang lebih banyak. Sekarang, kehadiran lahan yang masih bisa ditumbuhi tanaman
menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap rumah. Hal ini karena dibutuhkannya penghawaan
alami untuk mengimbangi hidup di perkotaan dengan kulitas udara yang kurang baik.
Material bangunan yang dipakai juga mempengaruhi kesehatan bagi penghuni.
Semakin banyaknya jenis material bangunan, maka kita bisa memilih material yang aman
dan mendukung kesehatan kita. Banyak orang tidak sadar, bahan bangunan sering
mengandung bahan berbahaya yang menimbulkan penyakit seperti kanker, gangguan
pernafasan, penyakit kulit, dan sebagainya.
Secara tidak sadar, bahan bangunan, apalagi yang baru sering mengandung bahan
berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit, terutama bahan bangunan hasil industri,
seperti kayu olahan, particle board, cat tembok, pipa plastik, dan sebagainya. Bahan
bangunan ini dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, gangguan pernafasan,
penyakit kulit dan sebagainya. Tentunya korban paling dirugikan adalah penghuni rumah
karena setiap hari harus berkontak dengan bahan-bahan berbahaya ini, terutama anak kecil.
Berikut ini tabel bahan bangunan berbahaya;
Bahan bangunan/ material

Bahaya/ penyakit yang ditimbulkan

Kayu

Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir

sumber bahaya: penggunaan politur,


melamin (urea formal-dehyde)
Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, Lantai Vilil,

Kanker, pembakaran menguapkan asam

karpet plastik (yang dibuat dari PVC), lem

klorida (mematikan tanaman), penyakit hati,

kontak

ginjal

Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat

Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata

epoksi yang mengandung etylalkohol, epoksi buta, gangguan keseimbangan, selaput


mesin

lendir, eksim pada kulit

Asbes (plafon dan atap)

Asbestose (penyakit paru), kanker

Gas radon (merupakan penguapan dari

Mutagen dan karsinogenik (penyebab

tanah)

kanker)

__________________________________________________________________________________
5

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_

Dengan banyaknya bahan material berbahaya yang mungkin ada disekitar kita tanpa
disadari, bahaya yang muncul selalu mengintai. Inilah sebabnya penghuni rumah baru
seringkali mendapatkan penyakit-penyakit kepala, mual, stress, dan lain-lain yang
disebabkan oleh pencemaran dalam rumah.
Pemilihan bahan bangunan dapat berpengaruh pada kesehatan, karena dari bahan
bangunan, dapat timbul pencemaran udara dan gangguan kesehatan akibat terlepasnya gas
beracun, bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker),
Contoh bahan material yang dapat mengganggu kesehatan:
Finishing cat, finishing kayu olahan, finishing besi, dapat mengandung formaldehyde,
bahan beracun yang dapat mengeluarkan gas beracun yang dapat menimbulkan keracunan,
alergi, memicu asma, penyakit tenggorokan dan pernafasan, serta menimbulkan kanker
(karsinogenik). Karena bahan ini banyak digunakan didalam material untuk rumah tinggal
seperti cat, lem kayu, dan sebagainya, sangat mungkin ini menjadi sumber utama polusi
udara didalam rumah. Saran untuk hal ini, bila rumah baru saja dicat, atau ada furniture
yang baru difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga
bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi
selama 6 - 12 bulan. Sebaiknya ventilasi dalam ruangan dipikirkan dan digunakan dengan
baik agar gas dapat lebih dinetralisir oleh udara segar.
Pada saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan dasar air, yang
lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia organik yang mudah menguap lebih
rendah. Berbagai bahan material rumah tinggal yang baik digunakan sebenarnya tersedia
cukup banyak. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui
industri yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Contoh material bangunan yang sehat
antara lain:
Bahan material dari alam

Batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu,


rumbia, ijuk, alang-alang, logam

Bahan material buatan

bata merah, genteng tanah, kaca, beton,

batako, conblok, kertas


Arsitektur juga memerlukan energi untuk keberlangsungannya dan sebagai
pendukung aktivitas pemakai di dalamnya. Maka saat ini, banyak cara-cara untuk
mengurangi konsumsi energi pada bangunan, yaitu dengan konversi energi.
__________________________________________________________________________________
6

Arsitektur dan Lingkungan/ARS481


_________________________________________________________________________________
_
Prinsip konversi energi ini digunakan pada konsep-konsep arsitektur saat ini, antara
lain: Low-energi Building, Zero energi Building. Efisiensi energi adalah tujuan utama dari
konep tersebut. Mengurangi kebutuhan energi bangunan dan menghasilkan energi dari
bangunan itu sendiri. Banyak teknik-teknik berbeda yang dilakukan arsitek dalam efisiensi
energi bangunan.
Salah satu konversi energi yang sering dilakukan adalah mengubah panas matahari
menjadi listrik dengan photovoltaic. Cara ini sudah banyak digunakan. Sayang, di Indonesia
teknologi ini masih mahal. Sehingga masih sedikit yang menggunakannya.

Dengan tujuan disain berkelanjutan yang besar, dibutuhkan tindakan yang tepat
untuk mengurangi konsumsi energi:
-

Mengidentifikasi ketersediaan, potensi, kelayakan sumber energi yang dapat


diperbaharui, seperti sinar matahari, angin, biogas, dan geothermal untuk

mencukupi kebutuhan energi.


Menerapkan prinsip yang terbaik dan disain arsitektur yang mengurangi
kebutuhan energi dan meminimalkan konsumsi energi utilitas (AC, pemanas air,

pencahayaan)
Menciptakan produksi energi dan menggunakan komponen pengembangan
berkelanjutan. Meluaskan kesadaran hemat energi, menggunakan peralatan
yang efisien, dan sumber energi yang dapat diperbaharui.
Arsitektur adalah proses yang terus bergerak tidak pernah berhenti. Begitu pula

arsitektur berkelanjutan masih akan terus berkembang seiring majunya teknologi dan
peradaban. Mencoba menciptakan lingkungan binaan yang baik bagi manusia dan
lingkungan di sekitarnya.

__________________________________________________________________________________
7

Anda mungkin juga menyukai