Anda di halaman 1dari 16

TUGAS SISTEM BAHAN BAKAR

Sistem Bahan Bakar Motor Diesel Pada PEUGEOT 307


Dosen Pengampu: Rabiman, S.Pd.

Oleh :
NAMA : AHMAD RIADI
NIM

: 10006036

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA
TAMAN SISWA YOGYAKARTA

2013

1.1.

Latar belakang
Sejak Robert Bosch berhasil membuat pompa injeksi pada motor diesel

putaran tinggi (1922 _ 1927), maka dimulailah percobaan-percobaan untuk


menerapkan pompa injeksi tersebut pada motor bensin. Keberadaan Euro Emission
Regulation diprediksi akan mengubah teknologi otomotif di Indonesia. Pengaruh
yang paling besar adalah pada mesin, yaitu pengaturan pasokan bahan bakar minyak
(BBM), bukaan katup, dan kontrol udara. Untuk mengejar standar emisi gas buang
Euro IV, pabrikan mobil mengembangkan mesin dieselberteknologi canggih. Mesin
ini memakai sistem injeksi bahan bakar bertekanan tinggi yang mampu meningkatkan
proses pembakaran, sehingga gas buang pun menjadi ramah lingkungan. Seiring
dengan itu, kualitas material logam nozzel injector mengalami peningkatan pula.
Pasalnya, standar emisi Euro IV memerlukan tekanan bahan bakar 1.600 bar - 1.800
bar atau kira-kira 23.200 psi hingga 26.100 psi. Tentunya pada tekanan ini, baja
standar tidak akan tahan lama pada suhu tinggi. Baja akan mengalami kelelahan metal
atau metal fatigue yang berdampak pada tidak optimalnya kinerja mesin diesel.
Pembakaran yang sempurna membutuhkan kompresi udara sebanyak-banyaknya,
disisi lain membutuhkan tekanan penyemprotan bahan bakar yang tinggi dengan
timing (saat membuka dan lamanya) penyemprotan yang tepat. Pada sistim
konvensional hal tersebut diatas diatur secara mekanis dalam pompa injeksi dengan
governornya dan injektor yang menginjeksikan bahan bakar. Perkembangan teknologi
telah dapat memperbaharui sistem konvensional dengan sistem yang elektronik yang
lebih menjamin keakuratan untuk mendapatkan daya mesin yang optimum,
pemakaian bahan bakar yang hemat serta tingkat emisi yang rendah. Pengaturan
penginjeksian yang sangat akaurat menjamin proses pembakaran lebih sempurna
dengan tingkat emsi yang lebih rendah dibanding sistim yang konvensional.
Dengan semakin tingginya tuntutan efisiensi kinerja mesin diesel sudah mulai
menyamai mesin bensin. Kini mesin diesel tidak hanya memiliki torsi yang besar
dan hemat bahan bakar, namun juga mempunyai akselerasi yang cukup prima.

Mesin diesel pun tidak hanya dipakai oleh kendaraan truk besar, tetapi
dipergunakan pula sebagai penggerak sedan kelas mewah
1.2.

Kajian Tentang Sistem Bahan Bakar Motor Diesel Pada Mobil

PEUGEOT 307
1. Jenis Sistem Bahan Bakar Yang Di Gunakan
Sistem Injeksi Common Rail (PEUGEOT 307)
Common rail direct fuel injection adalah varian sistim direct injection yang
modern pada diesel engines. Tekanan injeksi yang dihasilkan mencapai highpressure (1000+ bar) yang didistribusikan secara individual melalui solenoid
valve, yang dikontrol oleh cams pada camshaft. Generasi ketiga common rail saat
ini. menggunakan piezoelectric injectors untuk meningkatkan akurasi injeksinya,
dengan tekanan bahan bakar mencapai 180 MPa/1800 bar, diesel common rail
system yang dikembangkan ini telah mencapai BME Euro 6. Generasi ketiga
Common Rail dikembangkan oleh Bosch yang menghasilkan engine lebih clean,
lebih economic, lebih bertenaga dan lebih lembut. Saat ini common rail system
telah menjadi sebuah revolusi teknologi pada diesel engine technology. Robert
Bosch GmbH, Delphi Automotive Systems, Denso Corporation dan Siemens VDO
merupakan supplier utama untuk modern common rail systems ini beberapa car
makers menyebut common rail engines dengan beberapa nama. Hampir semua
European automakers telah mengaplikasikan common rail diesels ini untuk produk
mereka tidak terkecuali untuk commercial vehicles. Beberapa Japanese
manufacturers, seperti Isuzu, Toyota, Nissan dan kini Honda, telah pula
mengembangkan common rail diesel engines, bahkan Indian companies pula telah
sukses megimplementasikan technology ini. Salah satu sistim injeksi common rail
yang telah diaplikasikan pada kendaraan bermotor adalah yang digunakan oleh
Mercedes Benz (DaimlerChrysler) untuk kendaraan model 202.133/193 yang lebih
popular di Indonesia dengan Mercedes Benz C-200.
2. Komponen Sistem Bahan Bakar Common Rail (PEUGEOT 307)

a.

Tangki Bahan Bakar (fuel tank)


Tangki bahan bakar (fuel tank) berfungsi untuk menyimpan bahan
bakar, terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat.
Dalam tangki bahan bakar terdapat fuel sender gauge yang berfungsi untuk
menunjukkan jumlah bahan bakar yang ada dalam tangki dan juga separator
yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara
tiba-tiba atau bila berjalan di jalan yang tidak rata. Fuel inlet ditempatkan 2
3 mm dari bagian dasar tangki, ini dimaksudkan untuk mencegah ikut

terhisapnya kotoran dan air.


b. Pemanas awal bahan bakar
Digunakan untuk memastikan bahwa bahan bakar tidak mendapat gangguan
saat musim dingin atau terjadi perbedaan suhu yang sangat ekstrim mencapai
25 0C. Fungsinya memansakan bahan bakar menggunakan air pendingin motor
dan dinding blok motor.
c. Saringan bahan bakar
Fungsinya adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada
bahan bakar dengan mengalirkan bahan bakar dari luar saringan menuju
saringan bahan bakar. Bentuk filter bahan bakar terbuat dari elemen kertas
dengan rata-rata lubang pori-porinya adalah 5m. Dalam filter bahan bakar
terdapat. Saringan bahan bakar , Saluran masuk ke saringan bahan bakar ,
Saluran keluar dari saringan bahan bakar.
d. Pompa Pembagi
Berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan bahan bakar ke pompa
tekanan tinggi. Pompa pembagi bahan bakar (delivery pump ) mengisap bahan
bakar dari tangki melalui pemanans bahan bakar dan saringan bahan bakar dan
masuk kepompa kemudian terus melewati elektromagnetic katup shutoff terus
menuju pompa tekanan tinggi Tekanan bahan bakar saat motor distater sekitar
0.5 bar. Tekanan bahan bakar saat putaran stationer tercapai sekitar 2.5 0.5 bar
dan ini dicontrol oleh katup yang terdapat pada pompa pengirimnan bahan
bakar (delivery pump).

e. Shutoff electric valve (katup penutup elektrik)


Berfungsi sebagai penutup dan pembuka saluran bahan bakar pada saat
digunakan. Saat katup shutoff tidak dialiri aliran listrik, bahan bakar masuk ke
pompa tegangan tinggi. Ketika selenoid armature dialiri oleh listrik,maka katup
bola tertutup. Bahan bakar disuplai oleh pompa pembagi (delivery pump)
melalui katup pembatas tekanan dan kembali ke sisi isap.
f.

Pendingin bahan bakar


Bahan bakar yang panas datang dari katup pengatur tekanan melalui saluran
masuk terus ke pendingin bahan bakar dan masuk keruang yang basar, panas
diambil oleh permukaan Honeycomb-shaped. Bahan bakar terus melewati
saluran balik dan kembali ketangki melalui pipa. Pada waktu yang bersarnaan,
bahan bakar yang berada di ruang pendingin dipisah dari bahan bakar. Air
pendingin menglir ke saluran masuk melalui pendingin bahan bakar dan keluar
lagi melalui saluran balik Sehingga tetap menjamin tersedianya kondisi bahan
bakar yang dingin pada saat melalui pompa tekanan tinggi. Pendinginan lewat
melalui slang dari blok motor ke termostat pada penurunan temperatur
pendinginan. Dari penurunan temperatur sekitar 80oC, termostat membuka dan
pendinginan mengalir melalui penurunan temperatur pendinginan . Pendinginan
diturunkan sampai sekitar 20 0Cdan kemudian mengalir keluar ke pendinginan
bahan bakar , selanjutnya panas bahan bakar diredam dan terus keluar kejalur
utama pendinginan. Sebagai hasilnya temperatur bahan bakar diturunkan sekitar
40 0C.

g. Pompa tekanan tinggi


Berfungsi memberikan tekanan yang cukup tinggi pada rail. Pompa tekanan
tinggi merupakan pompa piston radial dengan tiga piston masing-masing
pengaturan sudut 120 membangun tekanan tinggi. Pompa tekanan tinggi diputar
kira-kira 1,3 kali putaran poros nok. Saat tekanan rendah bahan bakar dialirkan
oleh pompa pembagi melalui saluran masuk bahan bakar ke katup throttle jika
ada udara yang masuk bersama bahan bakar melalui pembatas (Restrictor ) ke
saluran pengembali . Katup throttle membuka pada saat tekanan sekitar 0,4 bar

oleh tekanan balik pada pegas dan bahan bakar masuk ke saluran masuk bahan
bakar melalui sepanjang jalur ke masing-masing piston. Poros pengerak dengan
poros eksentris mendorong piston naik turun melawan pegas piston pada ketiga
element pompa. Kebocoran bahan bakar dari piston mengalir melalui saluran
pengembali dan ke pendinginan bahan bakar terus ke tangki bahan bakar. Bahan
bakar mengalir pada katup throttle seperti aliran balik. Saluran pembatas pada
katup hanya dibuat sebagai saluran ventilasi untuk jalur tekanan rendah. Saat
tekanan tinggi pengisian pada piston didorong kebawah oleh pegas piston.
Bahan bakar dialirkan oleh pompa pembagi kesepanjang jalur saluran
pengisian, melewati plat katup dan pegas katup kedalam silinder. Katup bola
mencegah saluran balik tekanan tinggi dari penampungannya. Membangun
tekanan tinggi pada pompa tekanan tinggi dilakukan oleh Piston saat didorong
keatas oleh nok poros eksentris dan bahan bakar dikopresikan. Plat katup
menutup volume aliran ke saluran pengisian bahan bakar. Jika tekanan bahan
bakar naik dialam silinder yang mana berada didalam jalur tekanan tinggi ,
katup bola mdr.Dbuka dan bahan bakar dipompakan kasaluran tekakan tinggi.
h. Rail
Merupakan penampung bahan bakar bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh
pompa tekanan tingggi, yang terdapat pada saluran tekanan tinggi, yang
dihubungkan pada sisi intake manifold dengan pipa-pipa injector. Rail
digunakan sebagai penyimpanan tekanan tinggi. Katup pengatur tekanan ,
sensor tekanan, pipa tekanan tinggi dan pipa saluran balik menyatu dengannya.
Rail berhubungan dengan semua nozel yang siap memberikan bahan bakar
bertekanan tinggi ke nozzle. Volume pada rail dan pipa-pipanya sekitar 35 cm3.
Dalam rail terjadi peredaman gelombang bahan bakar dimana jumlah bahan
bakar yang tersimpan sebagai peredam gelombang tekanan yang terjadi dari
hasil tekanan bahan bakar melalui pompa tekanan tinggi yang tiba-tiba, ini
terjadi selama penyemprotan bahan bakar pada nozel. Ini merubah atomnisasi

bahan bakar pada nozel di injektor dan keakuratan pengukuran jumlah


penyemprotan bahan bakar.
i. Nozzle (injector)
Berfungsi sebagai pengabut bahan bakar, sehingga bahan bakar mudah
bercampur dengan udara dan sehingga memudahkan terjadinya proses
pembakaran. Besarnya jumlah injeksi bahan bakar tergantung dari lamanya
pengendalian selenoid, lamanya membuka dan menutup jarum nozzle, aliran
bahan bakar pada nozzle, membukanya jarum nozlle dan tekanan rail.
j. Pengatur tekanan bahan bakar
Pengaturan tekanan bahan bakar digunakan untuk menjaga agar bahan
bakar yang disupply tetap memiliki tekanan yang cukup, sehingga system
bahan bakar tetap dapat mensupply bahan bakar yang dibutuhkan oleh engine
k. Katup pengatur tekanan bahan bakar
Katup pengontrol tekanan bahan bakar yang terletak dibagian belakang rai
merupakan komponen yang berperan mengontrol tekanan bahan bakar pada rail
dan mempertahankan tekanan pada rail yang diatur kontrol unit motor. Tekanan
tinggi yang berada di dalam rail lebih besar dari tekanan pengisian katup bola
duduk diposisinya pada katup pengatur tekanan. Besarnya tekannan pada rail
diatur oleh katup pengatur tekanan dengan membangun medan magnet (a)
untuk menyesuaikan tekanan sesuai data dengan cara pengaturan arus lisrik.
Sehingga medan magnet akan menarik katup bola menjauhi dudukannya .
Tekanan pada rail akan berubah-berubah sebagai hasil dari pengurangan bahan
bakar saat katup bola membuka. Jumlah arus yang diberikan dikendalikan olek
kontrol unit CDI . Pengaturan pengembalian bahan bakar sepanjang aliran
pengembalian ke dalam tanki bahan bakar. Saat arus listrik tidak diberikan
katup pengatur tekan tertutup, sebab kekuatan pegas akan menekan katup bola
keposisi dudukannya (posisi semula). Saat kendaraan jalan,katup pengatur
tekanan secara terus menerus membuka, saat kendaraan di stater, posisi katup
pengatur tekan ditahan pada posisi menutup sebagai hasil dari tekanan pegas.

Saat kendaraan jalan medan magnet yang terjadi pada coil akan melawan pegas
sehingga menarik katup bola dan terjadi pembocoran bahan bakar.
l. Sensor tekanan
Sensor tekanan rail berperan untuk memberikan imfomasi tekanan rail
kepada kontrol unit motor. Tekanan pada sistim bahan bakar yang tidak tetap
merobah posisi diaphram seabagai hasilnya tahanan elektrik juga berobah dan
perobahan ini merupakan signal yang diberikan ke kontrol unit. Sensor tekanan
rail mengukur tekanan rail dan memberikan tegangan signal akurat ke kontrol
unit . Katup pengatur tekanan dikendalikan sesuai pengaturan putaran oleh
kontrol unit sampai tekanan pada rail tercapai.
m. Sensor temperatur air pendingin
Sensor ini memiliki peran untuk mendeteksi temperatur air pendingin dan
mengirimkannya ke kontrol unit. Sensor ini memiliki konstruksi rumah plastik
dengan tahanan NTC, konektor 2 pin. Pin 1 dan 2 disambungkan ke kontrol
unit. NTC maksudnya adalah Negative Temperature Coefficient, dengan kata
lain jika temperatur air pendingin naik tahanannya menjadi turun. Konektor
kabel dimasukan ke rumah sensor kemudian didalamnya terdapat O-ring
sebagai perapat. Bagian ini dilengkapi pula oleh kawat pengunci. Tahana NTC
menyatu dengan sensor temperatur air yang merobah tahanan elektriknya akibat
perubahan temperatur air.
n. Sensor temperatur udara masuk
Bagian ini berperan untuk meraba temperatur udara masuk dan
mengirimkan inpormasinya berupa signal ke kontrol unit. Signal yang diterima
digunakan untuk mengkakulasi masa udara. Penghitungan dilakukan untuk
mengatur jurnlah penyemprotan bahan bakar, membatasi asap, mengontrol
tekanan pada intake manifold, mengontrol EGR (exhaus gas recirculation ), dan
mematikan EGR sesuai yang di prograrnkan pada kontrol unit.

o. Crankshaft sensor
Putaran poros engkol dan putaran motor dideteksi berdasarkan hubungan
dengan gigi yang bolong. antara sensor poros engkol gigi increment pada fly
wheel di las menjadi satu. Ketika poros engkol berputar, terjadi perubahan
tegangan yang dibangkitkan pada sensor poros engkol oleh gigi increment.
Ketika ini telah dilakukan, permukaan gigi yang paling depan membangkitkan
pulsa tegangan positip dan pada permukaan gigi bagian lakang membangkitkan
pulsa tegangan negatif. Jarak dari positip ke negatif sama dengan lebarnya gigi
increment. Dua gap gigi yang hilang tidak membangkitkan puIsa tegangan pada
sensor poros engkol. Hal ini kemudian dianalisa oleh kontrol unit sebagai TDC
silinder no. 1
p. Half effect cam shaft sensor
Pendeteksian posisi poros nok maksudnya adalah mendeteksi segmen pada
poros nok, kontrol unit mengetahui posisi TDC silinder dari signal yang
diberikan oleh sensor Hafl poros engkol . Waktu penyemprotan nozel
disinkronkan antara signal dari sensor hall poros nok dengan signal sensor
poros engkol . Sensor hall poros nok telah diberi signal tegangan 11 - 14 V
("high"). Jika segment Sproket gear poros nok berhadapan dengan sensor hall
poros nok, signal tegangan drop 0 V ( low). Signal 0 V ini digunakan untuk
mengetahui TDC pengapian pada silinder No. 1. Jika tidak ada signal yang
diterima dari sensor hall poros engkol TDC pengapian pada silinder no.1
tergantung penentuannya secara acak oleh kontroI unit . Jarak antara sensor hall
poros nok dengan segmen sproket poros nok exhaust tidak dapat dirubah.
q. Pressure sensor
Sensor ini terletak pada bagian engine compartemen yang dihubungkan
dengan slang vacuum ke saluran intake manifold (pembagi pengisian udara).
Bagian ini berperan untuk mendeteksi intake manifold dan mengirim signalnya
ke kontrol unit. Apabila tekanan pada intake manifol berubah, maka membran
akan merubah nilai tahanan pada piezo resistor yang terdapat pada intake
manifold akan berubah. Informasi ini digunakan oleh kontrol unit sebaga

informasi awal sesuai tekanan pada intake manifold yang akan digunakan
sebagai pembatas jumlah penyemprotan saat beban penuh, EGR, menghitung
jumlah masa udara, membentuk nilai pengganti jika sensor HFM ada kesalahan
atau kerusakan
r. Pressure sensor
Sensor ini terletak pada bagian engine compartemen yang dihubungkan
dengan slang vacuum ke saluran intake manifold (pembagi pengisian udara).
Bagian ini berperan untuk mendeteksi intake manifold dan mengirim signalnya
ke kontrol unit. Apabila tekanan pada intake manifol berubah, maka membran
akan merubah nilai tahanan pada piezo resistor yang terdapat pada intake
manifold akan berubah. Informasi ini digunakan oleh kontrol unit sebaga
informasi awal sesuai tekanan pada intake manifold yang akan digunakan
sebagai pembatas jumlah penyemprotan saat beban penuh, EGR, menghitung
jumlah masa udara, membentuk nilai pengganti jika sensor HFM ada kesalahan
atau kerusakan.
3. Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Diesel Common Rail (PEUGEOT 307)
Salah satu sistim injeksi common rail yang telah diaplikasikan pada kendaraan
bermotor adalah yang digunakan oleh peugeot 307. Skema sistim aliran bahan
bakarnya seperti tampak pada gambar berikut :

a) Jalur tekanan rendah


Tugas memberikan supply bahan bakar dari tangki sampai ke pompa
tekanan tinggi (19) yang telah disring, dengan jumlah dan tekanan yang cukup
pada semua kondisi kerja motor. Fungsi ketika motor distart atau hidup, bahan
bakar mengalir ke pompa tekanan tinggi (19) melalui komponen tangki bahan
bakar (80), pemanas bahan bakar (60), saringan bahan bakar (70), pompa
pengiriman bahan bakar (primer pump) dan katup shutoff elektronik (Y75).
Pembatasan tekanan bahan bakar dibatasi oleh katup yang terdapat pada pompa
pengiriman bahan bakar (primer pump). Katup ini akan terbuka apabila tekanan
pompa primer mencapai 3.5 bar, dengan cara menekan pegas katup dan
kelebihan tekanan bahan bakar dialirkan kebagian sebelah lain dalam pompa
primer. Pembocoran bahan bakar dari pompa tekanan tinggi serta pengaliran
bahan bakar oleh katup pengatur tekanan dan nozzle dialirkan melalui pipa
pengembali, dari pipa pengembali tersebut kemudian dialirkan ke pendingin
bahan bakar. Hasil dari sirkulasi ini menyebabkan bahan bakar selalu tersedia
dalam kondisi yang cukup dingin untuk pompa tekanan tinggi.

b) Jalur tekanan tinggi


Tugas menyimpan dan mengatur tekanan bahan bakar sesuai kebutuhan
penyernprotan Pompa tekanan tinggi (19) memompakan bahan bakar kedalam
rail (21) sesuai dengan putaran motor. Bahan bakar dialirkan sepanjang pipa
tekanan tinggi kemasing-masing injektor (Y76). Tekanan bahan bakar di dalam
rail diatur dengan merubah ukuran saluran pengeluaran dari rail. Sensor tekanan
rail (B4/6) mengukur jurnlah tekanan dan kemudian besar tekanan ini
dikirimkan ke kontrol unit berupa signal tegangan. Kontrol unit CDI (N3/9)
kemudian memberikan arus listrik ke katup mengontrol tekanan (Y74) sesuai
data. Komponen jalur tekanan tinggi terdiri dari : Pornpa tekanan tinggi (19),
Pipa jalur tekanan tinggi (19/1), Konektor jalur kembali (19/16), Rail (21), Pipa
jalur kembali pada nozel (51/6), Sensor tekanan tinggi (B4/6), Aliran bahan
bakar tekanan tinggi (D), Katup pengatur tekanan tinggi (Y74), Nozel silinder
No. 1, Nozel silinder No.2, Nozel silinder No.3, Nozel silinder No.4.
4. Perawatan dan Perbaikan Sistem Bahan Bakar (PEUGEOT 307)
a) Perawatan pada Pompa Injeksi
Hampir semua pompa injeksi dilengkapi dengan sistem pelumasan oli.
Ada tipe pompa injeksi dengan pelumasan terpisah dengan oli mesin, ada juga
yang menjadi satu dengan oli mesin.

Lakukan pemeriksaan terhadap ketinggian oli pelumas sesuai petunjuk

produsen kendaraan.
Lakukan penggantian oli pelumas jika kendaraaan sudah mencapai jarak

tempuh yang ditentukan oleh produsen kendaraan atau minyak pelumas.


Gunakan minyak pelumas sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
produsen kendaraan.
Ketika pompa injeksi memerlukan perbaikan, maka selesai perbaikan harus

dilakukan kalibrasi. Kalibrasi ini bertujuan untuk menyetel/menyesuaikan aliran

(debit) bahan bakar yang siap diinjeksikan agar sesuai dengan kapasitas mesin
yang menggunakannya.
b) Perawatan Pada Timing Injeksi
Pemeriksaan/Penyetelan
Saat penginjeksian bahan bakar merupakan salah satu faktor
penting dalam mesin diesel. Kesalahan penyetelan dapat mengakibatkan
efisiensi pembakaran berkurang dan konsumsi bahan bakar akan meningkat
seiring dengan meningkatnya asap gas buang. Saat penginjeksian ini bisa
berubah apabila pompa injeksi selesai diganti dan keausan pada roda gigi
atau timing belt. Pemeriksaan timing injeksi bisa dilakukan dengan dua
cara, sebagai berikut.
Pemeriksaan statis,
Pada saat pemasangan pompa injeksi, lakukan kegiatan berikut ini.

Tempatkan pompa injeksi yang baru pada mesin. Pastikan tanda pada

pompa lurus dengan tanda pada mesin.


Keluarkan udara dari dalam sistem bahan bakar.
Lepaskan pipa injeksi silinder nomor 1, lalu pasang pipa pemeriksaan

(inspection pipe) pada penahan delivery valve nomor 1.


Putar mesin secra manual sehingga bahan bakar keluar dari pipa

pemeriksaan.
Bersihkan sisa bahan bakar yang keluar dari ujung pipa pemeriksaan
sehingga permukaan bahan bakar rata dengan tepi pipa . Putar mesin secra

manual sehingga bahan bakar keluar dari pipa pemeriksaan.


Bersihkan sisa bahan bakar yang keluar dari ujung pipa pemeriksaan

sehingga permukaan
bahan bakar rata dengan tepi pipa.
Putar poros engkol pelan-pelan sehingga permukaan bahan bakar pada
pipa pemeriksaan mulai menonjol keluar . Pada saat ini, jika tanda timing

pada puley tepat pada tanda timing berarti penyetelan sudah tepat.
Jika belum tepat, majukan atau mundurkan saat injeksi dengan cara pompa
injeksi dimiringkan kearah mendekati atau menjauhi mesin.

Pemeriksaaan Dinamik,
pada saat mesin hidup, digunakan strobo light atau timing light. Kemudian

lakukan kegiatan berikut ini.


Hidupkan mesin, jaga putaran idling mesin sesuai dengan spesifikasi.
Hidupkan timing light, dan arahkan cahayanya ke tanda timing di puley

atau di roda gila.


Apabila tanda timing dipuley tepat dengan tanda di mesin berarti timing

injeksi sudah benar.


Apabila tanda timing tidak tepat maka harus merubah posisi pompa injeksi

hingga tanda timing tepat.


c) Perawatan Pada Noozle
Gunakan nozzle tester untuk memeriksa tekanan awal nozzle. Spesifikasi
besarnya tekanan awal dapat dilihat pada buku manualnya. Apabila
tekanannozzle di atas atau di bawah tekanan spesifikasinya, nozzle harus

disetel atau diganti.


periksa kondisi pengabutan.

Jika

kondisi

pengabutan

tidak

baik, nozzle harus distel atau diganti.


d) Perawatan pada Katup Pengiriman (Delivery Valve)
Kerusakan katup ini biasanya disebabkan oleh keausan pada dudukan katup
atau katup pembebasan (relief valve) yang mengakibatkan bahan bakar tidak
bisa cut-off pada setiap akhir penginjeksian. Hal ini menyebabkan karbon
menempel (carbon adhesion) pada ujung noozle sehingga bentuk semprotan
yang tidak benar. Bahan bakar yang diinjeksikan tidak terbakar seluruhnya
dan mengakibatkan terjadinya asap hitam dan peningkatan temperatur gas
buang. Kerusakan pada koponen ini tidak bisa diatasi dengan penyetelan atau
perbaikan. Sebaiknya dilakukan penggantian komponen lengkap (assembly).
5. Troble Shooting
N

Kerusakan

Penyebab

o
1

Konsumsi bahan bakar meningkat

Saringa
kotor

solusi
udara Bersihkan, ganti

Tenaga mesin kurang

Saringan

udara Bersihkan, ganti

Asap hitam pada gas buang,

kotor
Saringan

udara Bersihkan, ganti

Asap hitam, temperatur gas buang


tinggi
Asap tebal

5
6

Mesin tersendat-sendat

kotor
Injrktor kotor

ganti

Injektor kotor

Jangan

gunakan

solar biasa
Filter bahan bakar Bersihkan
kotor

Daftar pustaka
1. http://pajerosportindonesia.blogspot.com/2012/12/merawat-mesin-dieselcommon-rail-system.html
2. http://blog.uny.ac.id/zainalarifin/files/2012/08/Diesel-Commonrail1.pdf
3. http://blog.uny.ac.id/zainalarifin/files/2012/08/Teknologi-Motor-Diesel.pdf

Anda mungkin juga menyukai