Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN UMUM
2.1.

LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH


PT. Semen Gresik terletak di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten

Tuban, Propinsi Jawa Timur. Sedangkan lokasi penambangan batugamping terletak di


Desa Sumberarum, dan Desa Pongpongan, dengan letak

geografi pada garis meridian

0651 - 0653 LS dan nadir 11151 - 11154 BT.


Lokasi daerah penambangan batugamping terletak sekitar 15 km sebelah barat
daya Kota Tuban, dan termasuk ke dalam wilayah Desa Temandang, Kecamatan
Merakurak dan Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek. Kedua desa ini dapat dicapai
dengan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dari tiga jurusan, masing-masing
dari Tuban ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV sejauh 15 km, atau
dari Jenu ke Montong lewat Kerek melalui jalan aspal kelas IV sejauh 10 km, ataupun
dari Glondong menuju Merakurak lewat Sumberarum melalui jalan aspal kelas IV dan
V sejauh 11 km. (gambar 2.1.)
2.2.

KEADAAN GEOLOGI 9)

2.2.1

Morfologi
Secara umum pada daerah penambangan batugamping terdapat dua satuan

morfologi, yaitu :
a) Satuan morfologi dataran rendah, dengan ketinggian 5m 30m diatas
permukaan laut. Morfologi daerah ini terbentuk oleh endapan alluvial yang
terdiri dari lumpur lanau dan lempung berwarna coklat kekuningan.
b) Satuan morfologi perbukitan, dengan ketinggian antara 30m 110m diatas
permukaan laut. Daerah ini merupakan perbukitan yang landai dengan topografi
miring ke utara dengan kemiringan 3-5. Morfologi daerah ini dibentuk oleh
satuan batugamping berterumbu. Lembah-lembah sungai kering banyak
dijumpai dengan rata-rata arah utara-selatan dan sejajar satu sama lain.

Gambar 2.1.
Peta Kesampaian Lokasi PT. United Tractor Semen Gresik9)
2.2.2. Stratigrafi
Menurut Van Bemmelen (1949), yang telah mengadakan pengamatan terhadap
singkapan batuan terdapat dua satuan batuan, yaitu :
a) Satuan Batugamping Formasi Paciran
Batugamping yang tergolong formasi paciran ini berumur pliosen. Secara
fisik batuan ini dapat dibedakan menjadi satuan batugamping keras dan
lunak.
Batugamping keras merupakan batugamping terumbu yang bersifat kompak,
kristalin, berwarna putih sampai coklat kekuningan, mengandung fosil koral,
foraminifera, dan moluska. Pada umumnya batugamping ini berongga-

rongga dan banyak didapatkan retakan-retakan yang telah terisi oleh kalsit.
Batugamping ini meruapakan 80 % dari seluruh cadangan batugamping.
Batugamping lunak terdapat di bagian Barat Daya daerah penambangan.
Batugamping ini berwarna putih sampai coklat kekuningan, rapuh sampai
getas, mengandung fosil koral, foraminifera, dan moluska. Batugamping
keras berselingan dengan batugamping lunak.
b) Satuan Endapan Alluvial
Satuan endapan alluvial yang terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil ini
menempati daerah morfologi datar dan terletak di atas batugamping formasi
paciran. Satuan endapan alluvial ini berumur Holosen-Resen.
2.2.3. Struktur Geologi
Struktur geologi yang terdapat di daerah ini termasuk ke dalam cekungan
Rembang bagian Timur Cekungan ini telah mengalami perlipatan sehingga
menyebabkan terbentuknya sesar dan kekar. Kenampakan struktur geologi ini
terdiri dari sesar normal yang terdapat di kali Pongpongan dengan arah umum
Timur Laut sampai Barat Daya dan di beberapa tempat terlihat adanya kekar
dengan jurus N 260 E N 315 E dan sudut kemiringan antara 60 - 70.
Endapan batugamping di daerah ini miring kearah utara dengan jurus sebesar N
235 E N 250 E, dan kemiringan 5 - 10.
2.3.

IKLIM DAN CURAH HUJAN


Iklim di daerah penambangan batugamping PT. Semen Gresik yang terletak di

Kecamatan Kerek sama dengan iklim di daerah Indonesia lainnya, yaitu jenis iklim
tropis yang terdiri dari dua musim. Musim hujan mulai dari bulan November sampai
April, sedangkan untuk musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan Oktober.

Gambar

2.2.

Stratigrafi Daerah Temandang9)


2.4.

KARAKTERISTIK BATUGAMPING
Batugamping merupakan salah satu mineral industri yang mempunyai sifat fisik

dan kimia tertentu. Berdasarkan hasil informasi dari literature dan ineternet, diperoleh
hasil :
2.4.1. Sifat Fisik dan Mekanik Batugamping

Warna

Putih, kuning, coklat kehitamhitaman

Kilap

Tanah

Gores

Putih

Kemagnetan

Non Magnetik

Kekerasan

2 3,5 Skala Mosh

Bobot isi lepas

1,25 ton/m3

Bobot isi insitu (lunak keras)

1,80 ton/m3

Bobot isi insitu (keras)

2,35 ton/m3

Faktor pengembangan
(swell factor)

0,75

Kuat tekan

14,91 21, 68 Mpa

Kuat tarik

1,4 2,1 Mpa

Kuat geser

1,47 6,86 Mpa

Kohesi

0,55 0,85 Mpa

2.4.2. Sifat Kimia batugamping


Berdasarkan hasil analisa kimia, batugamping didaerah penambangan dapat
dibedakan menjadi :
1) Batugamping dengan kadar CaO 50% - 56%, termasuk batugamping
berkadar tinggi.
2) Batugamping dengan kadar CaO 46% - 50%, termasuk batugamping
berkadar sedang.
3) Batugamping dengan kadar CaO 45 %, termasuk batugamping berkadar
rendah.
Mutu batugamping berkadar tinggi dan sedang memenuhi persyaratan sebagai
bahan baku semen, sedangkan batugamping berkadar rendah dengan kadar MgO
lebih dari 5 %, tidak memenuhi persyaratan sebagai bahan baku semen.

2.5.

KEGIATAN PENAMBANGAN BATUGAMPING


Kegiatan penambangan batugamping di PT. United Tractor Semen Gresik

dilakukan dengan sistem jenjang dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :


2.5.1. Kegiatan Persiapan
Sebelum dilakukan tahap pembongkaran maka pada areal yang masih banyak
ditumbuhi semak belukar dilakukan pembersihan lahan dengan menggunakan alat
bulldozer dengan type D 115. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup dilakukan
dengan penggaruan lapisan tanah penutup di kuari Tuban yang mempunyai ketebalan
yaitu 0,1 m 0,5 m.
2.5.2. Kegiatan Pembongkaran
Kegiatan pembongkaran batugamping, dilakukan dengan menggunakan metode
pemboran dan peledakan, seperti berikut :
a) Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk menyediakan lubang tembak untuk
keperluan peledakan. Pemboran dilakukan dengan menggunakan tiga unit
Crawler Rock Drill (CRD) Type ROC F7 dan dua unit Crawler Rock Drill
(CRD) Type ROC 642 merk Atlas Copco. Sedangkan jenis mata bor yang
digunakan adalah Bottom Bit dengan diameter 3,5 inchi. Pola pemboran
yang diterapkan adalah pola selang-seling (Staggered Pattern) dengan
burden 2,5 meter dan spasi 3 meter.
b) Peledakan
Peledakan yang diterapkan adalah metode peledakan listrik. Peledakan
menggunakan metode listrik, dilakukan secara beruntun setiap barisnya dan
serentak untuk satu baris dengan menggunakan MS delay detonator.
Peralatan peledakan yang digunakan :

Blasting Machine merk Nippon Kayakun type T-500, dengan kapasitas


sambungan 500 detonator dalam sekali peledakan.

Blasting Ohm Meter merk Nippon Kayakun type S-200, yang mampu
untuk mengontrol rangkaian peledakan sebanyak 200 detonator.

ANFO mixer merk Aresco dengan kapasitas Amonium Nitrat 4500 kg


dan kapasitas solar 200 liter.

Peralatan-peralatan lainnya, separti cangkul, ember dan bambu, tang,


pisau.

Perlengkapan peledakan yang dipakai :

Bahan peledak jenis ANFO, dengan perbandingan Amonium Nitrat dan


Fuel Oil adalah 94,5% : 5,5%.

Powergell jenis Magnum 3151 buatan PT. Dahana (Persero).

Detonator yang digunakan adalah jenis Half Second Delay (HSD),


buatan India dengan waktu tunda 0,5 detik.
Sedangkan hasil peledakan yang masih berupa bongkah (boulder),
dihancurkan dengan menggunakan Rock Breaker type PC 200 6,
sebanyak tiga unit

2.5.3. Kegiatan Pemuatan


Alat muat yang digunakan untuk memuat batugamping setelah terbongkar
menggunakan alat muat merk Komatsu jenis Hydraulic Excavator Backhoe PC
650 dengan kapasitas munjung 3,8 m3 sebanyak satu unit dan Hydraulic
Excavator Backhoe PC 200 dengan kapasitas 1,1 m 3 sebanyak 5 unit serta PC
400 dengan kapasitas munjung 2,1 m3 sebanyak tiga unit.
2.5.4. Kegiatan Pengangkutan
Alat angkut yang digunakan untuk mengangkut batugamping dari lokasi
penambangan ke lokasi stock yard dari masing-masing unit peremuk (crusher)
adalah alat angkut jenis Rear Dump Truck Nissan Diesel type CWB 520 HDN
dengan kapasitas 20 ton sebanyak 33 unit.
2.5.5. Kegiatan Peremukan
Proses peremukan dilakukan dengan memperkecil ukuran material hasil
peledakan sehingga sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, alat peremuk yang
digunakan adalah jenis Non Clog Hammer Mill dengan kapasitas maximum 700
ton/jam.
2.6. FRAGMENTASI BATUAN

Fragmentasi hasil peledakan merupakan salah satu petunjuk untuk dapat


mengetahui keberhasilan dari suatu peledakan selain powder factor. Karena apabila
dalam suatu peledakan, powder factor tercapai tetapi tidak menghasilkan ukuran
fragmentasi yang diinginkan, maka peledakan tersebut belum bisa dikatakan berhasil.
Sehingga keseragaman material hasil peledakan lebih disukai daripada material yang
banyak tetapi berukuran bongkah.
Pada kegiatan peledakan yang dilakukan oleh PT. United Tractor Semen Gresik,
ukuran fragmentasi hasil peledakan ditentukan oleh kapasitas mulut crusher dan juga
kemampuan alat muat untuk memuat material hasil peledakan tersebut. Untuk itu PT.
Semen Gresik mengharapkan fragmentasi batuan hasil peledakan berukuran kurang dari
80 cm, agar lebih mudah dalam kegiatan peremukan.
2.7. SASARAN PRODUKSI
Pada tahun 2008 ini PT. Semen Gresik berencana memproduksi terak sebesar
7.850.000 ton, untuk itu dibutuhkan bahan baku utama yaitu batugamping sebesar
10.650.000 ton. Kebutuhan batugamping sebesar itu didasarkan pada perhitungan
dengan memperhitungkan faktor kehilangan selama proses produksi.

Anda mungkin juga menyukai