Miscarriage
Miscarriage
JOURNAL READING
MISCARRIAGE
Definisi
Definisi dari miscarriage atau spontaneus abortion ini adalah keguguran yang terjadi sebelum
usia kehamilan 20 minggu, biasanya pada 12 minggu pertama (trimester I). Aborsi spontan
ini dibagi menjadi 4 klasifikasi:
1. Threatened abortion (aborsi yang terancam)
Pada aborsi ini terjadi perdarahan pervaginam di 20 minggu pertama kehamilan tanpa ada
dilatasi serviks. 50 % dari aborsi terancam dapat menyebabkan keguguran.
2. Inevitable abortion (aborsi yang pasti terjadi)
Pada aborsi ini terjadi perdarahan pervaginam dan sudah disertai dilatasi serviks, dan
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami keguguran dibanding aborsi
terancam.
3. Incomplete abortion (aborsi tidak tuntas)
Pada aborsi ini terjadi perdarahan, dilatasi serviks, keram, lalu sebagian jaringan keluar dari
uterus tetapi janin dan plasenta masih berada dalam uterus. Incomplete abortion harus
dibedakan dengan missed abortion. Pada missed abortion janin sudah mati tetapi masih
berada di dalam uterus.
4. Complete abortion (aborsi tuntas)
Pada aborsi ini seluruh bagian yang ada di uterus keluar melalui vagina. Sehingga uterus
dalam keadaan kosong.
Penyebab umum aborsi spontan adalah penyakit genetik pada embrio, contohnya
abnormalitas kromosom atau mutasi.
Pemakaian alat konsepsi pada periode fertril atau siklus ovulasi (8-10 hari setelah siklus) bisa
menyebabkan aborsi.
Tiga kali atau lebih keguguran disebut habitual abortion yang terjadi pada wanita yang
mencoba hamil. Penyebab dari aborsi habitual ini diduga 2%-3% karena faktor genetik, tetapi
penyebab sebenarnya masih belum diketahui.
Faktor Resiko
Faktor resiko keguguran bisa terjadi di semua ras, bisa karena pecandu obat-obatan atau
alkohol, lingkungan buruk, racun industri, merokok, malnutrisi, mengkonsumsi kafein
berlebihan dan menggunakan obat-obat NSAID. Riwayat tumor uterus, fibroid, cacat uterus,
serviks yang inkompeten, penyakit tiroid tidak terkontrol, ketidakseimbangan hormon,
penyakit ginjal, infeksi aktif, penyakit kronis (diabetes, polikistik ovari, LES, hipertensi,
sindrom antiphospolipid), maternal fetal, resus inkompetible bisa juga menjadi faktor resiko
keguguran.
Semakin bertambah usia resiko aborsi akan semakin meningkat, besarnya resiko sekitar 15%
pada wanita usia < 35 tahun, 20 %-25% pada wanita 35-39tahun, 35% usia 40-42 tahun dan
50% pada wanita usia diatas 42 tahun.
Insiden dan prevalensi sekitar 10 15% semua kehamilan berakhir dengan aborsi spontan.
Dari presentase itu, wanita-wanita tersebut tidak mengetahui kalau dirinya hamil.
Diagnosis
Riwayat:
-
Pemeriksaan Fisik:
-
8. USG : untuk mengevaluasi dan menentukan kemungkinan aborsi, hamil ektopik, dan
kelainan ginekologi.
Diagnosis Banding
-
Apendiksitis akut
Kanker serviks
Polip serviks
Radang serviks
Kehamilan ektopik
Mola hydatidiform
Sistik ovari
Protruding uterine fibroid
Penyakit von Willebrand
Tatalaksana
1. Untuk komplit aborsi tanpa komplikasi tidak membutuhkan operasi dan pengobatan
khusus, tetapi dibutuhkan follow up untuk infeksi atau kehilangan darah.
2. Untuk aborsi terancam hanya melihat dan menunggu situasi tanpa terapi medikasi
selain istirahat, meningkatkan konsumsi cairan dan suplemen progesteron, meskipun
tidak ada bukti yang mengatakan bahwa terapi hormon berguna.
3. Kalau untuk aborsi inkomplit, inevitable atau missed aborsi yang sebagian konsepsi
masih berada di uterus harus dilakukan pengambilan isi uterus dengan dilakukan
pelebaran dan kuretase. Jika tidak, jaringan yang tertinggal akan menyebabkan infeksi
atau perdarahan yang tertunda. Alternatif dari operasi adalah misoprostol yaitu obat
yang menginduksi aborsi komplit tetapi memiliki banyak komplikasi pada
kebanyakan wanita.
- Wanita yang menderita infeksi setelah keguguran diberikan terapi antibiotik. Pada
pendarahan berat diberikan terapi suplemen Fe atau transfusi darah dan dirawat di
rumah sakit.
- Bila pendarahan berlanjut setelah dilakukan D&C, karena perforasi kapiler darah,
dilakukan elektrokauterisation pada tempat yang terjadi pendarahan dengan
menggunakan laparoskopi atau laparatomi untuk mengakses cavum uteri.
- Wanita dengan Rh negatif diberikan Rho (D) imunoglobulin untuk mencegah
perkembangan antibodi dan komplikasi Rh kedepannya. Terapi psikologi, seperti :
konseling atau psikoterapi diindikasikan untuk menolong, mengatasi kehilangan
kehamilan. Beberapa wanita beruntung mendapakatkan dukungan dari kelompok
wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya.
Prognosis
Diharapkan pemulihan fisik secara lengkap. Mayoritas wanita yang keguguran pada akhirnya
bisa hamil sampai melahirkan.
Komplikasi
Komplikasi bisa berupa infeksi, perdarahan, atau komplikasi dari kuretase dan/atau transfusi
darah. Anemia bisa terjadi karena hilangnya darah dan perdarahan yang cukup parah. DIC
adalah kelainan koagulasi serius juga bisa memperpanjang waktu perdarahan. DIC juga bisa
menyebabkan syok. Wanita yang pernah kuretase mempunyai resiko mengalami sindrom
Asherman, yang dapat mempengaruhi pembuahan kedepannya. Depresi psikologis juga
memperlambat penyembuhan fisik.
Return to work (Pemulihan)
Pertama-tama dibutuhkan banyak duduk bagi wanita setelah keguguran dan menghindari
banyak berdiri. Sampai benar-benar sembuh, pekerjaan berat, terutama yang bersangkutan
mengangkat berat harus dihindari.
Factors Influencing Duration (Penyulit)
Inkomplit atau missed aborsi bisa menyebabkan infeksi atau perdarahan yang lebih lama
dibandingkan aborsi yang tidak menyulitkan.
Depresi parah atau kesedihan berangsur-angsur setelah kehilangan kehamilan dapat
meningkatkan kemungkinan untuk kembali seperti semula.
REFERENSI