OLEH :
KADEK AYU ASTRI NOVITASARI, S.Kep
14.901.0951
3. Patofisiologi
-
Geografis
Virus Epstein
Jenis kelamin
Barr
Pekerjaan
Infeksi
Pertumbuhan sel
Gaya hidup
abnormal
Makanan
diawetkan
&
Metastase sel-sel
Karsinoma
- Pertumbuhan
Genetik
Ketidakseimbangan
perkembangan sel-sel
kanker
ke kelenjar
Perangsangan
elektrik zona
nasofaring
nutrisi
kurang
daridi
Benjolan
massa
pada
leher
Menembus
kelenjar
dan
kanker
di
kelenjar
getah
bening
melalui
Leukosit,
Trombosit,
pencetus kemoreseptor
Resiko perubahan membran
Gangguan
pembuluh
sel darah
Kerusakan
pada
kulit
kepal
kebutuhan
bagian
samping
mengenai
otak
dibawahnya
getah
bening
aliran
limfe
Eritrosit
ventrikel
IVtubuh
otak
Gangguan
pendengaran
Penyumbatan
muara
tuba
mukosa
oral
Nyeri
Alopecia
Akut
melekat
Merusak
Indikasi
Mual,
Konstipasi
pada
sel-sel
integritas
kemoterapi
muntah
otot
epitel
dan sulit
kulit
kulit digerakkan
Supresi
Iritasi
Immunosupresi
Resiko
Rangsangan
sumsum
traktus
Infeksi
tulang
GI
Iritasi
Stomatitis
Anoreksia
mukosa
mulut Kelenjar Kerusakan
Penekanan
pada
tuba
eustacius
merah
Gangguan citra
tubuh
4. Klasifikasi
a. Menurut bentuk dan cara tumbuh :
1) Ulseratif
2) Eksofilik
: Tumbuh keluar seperti polip
3) Endofilik
: Tumbuh di bawah mukosa, agar sedikit lebih tinggi dari jaringan
sekitar (creeping tumor)
b. Klasifikasi Histopatologi menurut WHO
1) Tipe WHO 1
a) Karsinoma sel skuamosa (KSS)
rongga nasofaring
Tumor telah keluar dari rongga nasofaring
Tumor telah keluar dari nasofaring dan telah merusak tulang tengkorak
Tx
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Stadium IV
6. Manifestasi Klinis
Simtomatologi ditentukan oleh hubungan anatomi nasofaring terhadap hidung, tuba
eustachii dan dasar tengkorak :
a. Gejala hidung :
1) Gejala hidung :
a) Epistaksis : rapuhnya mukosa hidung sehingga mudah terjadi perdarahan
tumor
dapat
menyebabkan
penyumbatan
muara
tuba
(2x50 mg oral, hari 1 s/d 10); Bleomycin (15 mg IV hari 8). Pada kemoterapi
harus dilakukan control terhadap efek samping fungsi hemopoitik, fungsi ginjal
dan lain-lain.
c. Operasi
: Tindakan operasi berupa di seksi leher radikal, dilakukan jika
masih ada sisa kelenjar pasca radiasi atau adanya kekambuhan kelenjar, dengan
syarat bahwa tumor primer sudah dinyatakan bersih.
10. Komplikasi
Sel-sel kanker dapat ikut mengalir bersama getah bening atau darah, mengenai organ
tubuh yang letaknya jauh dari nasofaring. Yang sering adalah tulang, hati dan paru. Hal ini
merupakan hasil akhir dan prognosis yang buruk. Dalam penelitian lain ditemukan bahwa
karsinoma nasofaring dapat mengadakan metastase jauh, ke paru-paru dan tulang, masingmasing 20%, sedangkan ke hati 10%, otak 4%, dan tiroid 0,4%.
Komplikasi lain yang bisa dialami adalah terjadinya pembesaran kelenjar getah
bening pada leher dan kelumpuhan saraf kranial.
11. Pencegahan
Pemberian vaksinasi pada penduduk yang bertempat tinggal di daerah dengan resiko
tinggi. Memindahkan (migrasi) penduduk dari daerah dengan resiko tinggi ke tempat
lainnya. Penerangan akan kebiasaan hidup yang salah, mengubah cara memasak makanan
untuk mencegah akibat yang timbul daru bahan-bahan berbahaya, penyuluhan mengenai
lingkungan hidup yang tidak sehat, meningkatkan keadaan social/ekonomi dan berbagai
hal yang berkaitan dengan kemungkinan-kemungkinan faktor penyebab. Melakukan tes
serologic IgA-anti VCA dan IgA anti EA secara masal di massa yang akan datang
bermanfaat dalam menemukan karsinoma nasofaring secara lebih dini.
12. Discharge Planning
a. Konsultasikan dengan ahli gizi jenis nutrisi yang dapat diberikan ke penderita
b. Hindari konsumsi alkohol dan merokok
c. Keluarga berkonsultasi dengan dokter tentang penanganan selama di rumah dan
tindakan apa yang harus diberikan
d. Berilah dukungan kepada penderita
e. Istirahat yang cukup dan hindari paparan zat-zat pemicu penyakit bertambah
parah
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Faktor herediter atau riwayat kanker pada keluarga, missal : ibu atau nenek
dengan riwayat kanker payudara
b. Lingkungan yang berpengaruh seperti iritasi bahan kimia, asap sejenis kayu
tertentu
c. Kebiasaan memasak dengan bahan atau bumbu masak tertentu dan kebiasaan
makan-makanan yang terlalu panas serta makanan yang diawetkan (daging, ikan).
d. Golongan social ekonomi yang rendah juga akan menyangkut keadaan
lingkungan dan kebiasaan hidup.
e. Tanda dan gejala :
1) Aktivitas
Kelemahan atau keletihan. Perubahan pada pola istirahat, adanya factor-faktor
yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas
2) Sirkulasi
Akibat metastase tumor terdapat palpitasi, nyeri dada, penurunan tekanan
darah, epistaksis/perdarahan hidung
3) Integritas ego
Faktor stress, masalah tentang perubahan penampilan, menyangkal diagnosis,
perasaan tidak berdaya, kehilangan kontrol, depresi, menarik diri, marah
4) Eliminasi
Perubahan pola defekasi konstipasi, perubahan eliminasi urin, perubahan
bising usus, distensi abdomen
5) Makanan/cairan
Kebiasaan diit buruk (rendah serat, aditif, bahan pengawet), anoreksia,
mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi makanan, perubahan berat badan,
kakeksia, perubahan kelembaban/turgor kulit
6) Neurosensori
Sakit kepala, tinnitus, tuli, diplopia, juling, eksoftalmus
7) Nyeri/kenyamanan
Rasa tidak nyaman di telingasampai rasa nyeri telinga (otalgia), rasa kaku di
daerah leher karena fibrosis jaringan akibat penyinaran
8) Pernapasan
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan
9) Keamanan
Pemajanan
pada
kimia
toksik,
karsinogen,
pemajanan
matahari
3. Rencana Tindakan
a. Diagnosa
: Nyeri akut b/d kompresi/destruksi jaringan saraf
Tujuan
: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam
diharapkan nyeri dapat berkurang/terkontrol dengan kriteria hasil :
1) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
2) Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
3) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
N
O
1
INTERVENSI
RASIONAL
harus
dijelaskan
oleh
pasien.
amat
intervensi
penting
yang
untuk
cocok
dan
memilih
untuk
Observasi
adanya
tanda-tanda
diberikan
nyeri Merupakan indikator/derajat nyeri yang
nonverbal, seperti : ekspresi wajah, posisi tidak langsung yang dialami. Sakit kepala
tubuh,
menarik
3
gelisah,
diri,
tidak
Mengajarkan pasien pengendali nyeri
dan/atau dapat mengubah mekanisme
sensasi nyeri dan mengubah persepsi
nyeri
yang tenang
yang dapat mengurangi nyeri
Berikan penjelasan kepada keluarga dan Pengenalan
segera
meningkatkan
pasien jika nyeri tersebut muncul segera intervensi dini dan dapat menurunkan
beratnya serangan
Analgetik dapat memblok nyeri sehingga
nyeri dapat berkurang
b. Diagnosa
INTERVENSI
RASIONAL
O
1
yang disukai
kemungkinan intervensi
Observasi dan catat masukan makanan Mengawasi masukan kalori atau kualitas
pasien
kekurangan konsumsi makanan
Observasi dan catat kejadian mual/muntah, Gejala GI dapat menunjukkan efek
defisiensi,
menduga
sebelum
dan
sesudah
kemungkinan
infeksi.
yang lembut. Berikan pencuci mulut yang Teknik perawatan mulut khusus mungkin
diencerkan bila mukosa oral luka
7
diperlukan
jaringan
bila
memenuhinya
Kolaborasi dengan
rencana diet
ahli
gizi
kebutuhan
nutrisi
yang
diperlukannya
tentang Membantu dalam membuat rencana diet
untuk memenuhi kebutuhan individual
c. Diagnosa
imunosupresi
Tujuan
: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaanya
3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
4) Jumlah leukosit dalam batas normal
5) Menunjukkan perilaku hidup sehat
N
INTERVENSI
RASIONAL
O
1
selanjutnya
Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi Membatasi
bila memungkinkan
bakteri/infeksi.
pemajanan
terhadap
Perlindungan
isolasi
4
5
prosedur/perawatan luka
bakteri
Berikan perawatan kulit, perianal, oral Menurunkan
dengan cermat
kulit/jaringan dan infeksi
Dorong perubahan posisi/ambulasi yang Meningkatkan ventilasi semua segmen
risiko
kerusakan
untuk
mempermudah
10
benar
Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas Membedakan
sesuai indikasi
adanya
infeksi,
11
Berikan
antiseptik
topikal,
sistemik
d.
jam diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas kulit, dengan kriteria hasil :
1) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperature,
hidrasi, pigmentasi)
2) Tidak ada luka/lesi pada kulit
3) Perfusi jaringan baik
4) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
5) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
N
O
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau masukan cairan atau hidrasi kulit Mendeteksi adanya dehidrasi atau hidrasi
dan membran mukosa
yang berlebihan yang mempengaruhi
sirkulasi dan integritas jaringan pada
tingkat seluler
Menandakan
buruk/kerusakan
menimbulkan
dekubitus/infeksi
Jaringan
edema
rusak/robek
area
sirkulasi
yang
dapat
pembentukan
lebih
cenderung
terbatas/pembentukan edema
5
jam diharapkan klien mampu menerima kondisi tubuhnya, dengan kriteria hasil :
1) Body image positif
2) Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
3) Mendeskripsikan secara aktual perubahan fungsi tubuh
4) Mempertahankan interaksi sosial
N
O
INTERVENSI
RASIONAL
Akui kesulitan pasien yang mungkin Memvalidasi realita perasaan pasien dan
dialami. Berikan
informasi
bahwa memberikan izin, untuk tindakan apapun
konseling sering perlu dan penting dalam perlu untuk mengatasi apa yang terjadi
proses adaptasi
Evaluasi struktur pendukung yang ada dan Membantu merencanakan perawatan saat
digunakan oleh pasien/orang terdekat
di rumah sakit serta setelah pulang
Berikan
dukungan
emosi
untuk Meskipun
beberapa
pasien
pasien/orang
terdekat
selama
tes beradaptasi/menyesuaikan diri dengan
diagnostik dan fase pengobatan
efek kanker atau efek samping terapi :
banyak memerlukan dukungan tambahan
selama periode ini
Kolaborasi :
Kelompok pendukung biasanya sangat
Rujuk pasien/orang terdekat pada program menguntungkan baik untuk pasien/orang
kelompok pendukung (bila ada)
terdekat, memberikan kontak dengan
pasien lain dengan kanker pada berbagai
tingkatan pengobatan dan/atau pemulihan
Kolaborasi :
Mungkin perlu untuk memulai dan
Rujuk pada konseling profesional bila mempertahankan struktur psikososial
diindikasikan
positif
bila
sistem
pendukung
pasien/orang terdekat terganggu
f.
jam diharapkan klien dapat BAB secara normal (1x), dengan kriteria hasil :
1) Mempertahankan bentuk feses lunak, setiap 1-3 hari
2) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau masukan dan haluaran serta berat Ketidakadekuatan masukan cairan dapat
badan
menimbulkan konstipasi
Pastikan diet yang tepat : hindari makanan Stimulan GI yang dapat meningkatkan
yang tinggi lemak (mis; mentega, makanan motilitas/frekuensi defekasi
gorengan, kacang).
Kolaborasi :
Ketidakseimbangan elektrolit mungkin
Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai akibat dari/pemberat untuk mengubah
indikasi, mis : elektrolit
fungsi GI
Kolaborasi :
Berikan cairan IV
usus
10
Kolaborasi :
Penggunaan profilaktif dapat mencegah
Pelunak feses, laksatif, enema sesuai komplikasi lanjut pada beberapa pasien
indikasi
(dengan pola defekasi buruk sebelum
pengobatan atau penurunan motilitas)
4. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang telah dibuat
5. Evaluasi
No
Dx
1
2
3
EVALUASI
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
perawatan alami
Body image positif
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendeskripsikan secara aktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
Mempertahankan bentuk feses lunak, setiap 1-3 hari
Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
Feses lunak dan berbentuk
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, M. G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Efiati, Nurbaiti, Jenny, Ratna. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan, Kepala dan Leher edisi ke 6. Jakarta : FKUI.
Nurarif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
& NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : MedAction.
Smeltzer Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed. 8. Jakarta : EGC.