Anda di halaman 1dari 14

Menarche pada Remaja

B4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
e-mail: eirenepaembonan@ymail.com
Pendahuluan
Pada masa-masa awal pubertas, tidak sedikit anak perempuan yang belum bahkan
tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem dan proses reproduksi. Sering kali
saat terjadinya menstruasi pertama atau menarke, remaja tersebut akan menjadi kaget
kemudian panik. Mereka akan mengira bahwa dirinya terkena penyakit mematikan bahkan
tidak sedikit yang menganggap dirinya sedang hamil dan berbagai asumsi lainnya. Hal ini
biasa disebabkan karena kurangnya komunikasi antara si remaja dengan orangtua, terutama
ibu. Dalam proses pubertas, perempuan akan mengalami pendarahan rahim pertama atau
yang disebut menarke, sedangkan pada laki-laki terjadi ejakulasi waktu tidur (mimpi basah).
Proses menstruasi ini melibatkan banyak faktor, mulai dari sistem hormon sampai ke tingkat
gizi perempuan tersebut. Sesuai dengan skenario, seorang anak perempuan berusia 12 tahun
saat bangun tidur kaget karena terdapat bercak merah di pakaian dalamnya, ibunya
menjelaskan bahwa anaknya mulai mendapatkan menstruasi. Maka dari itu untuk mengetahui
secara lengkap dan jelas, penulis akan membahas tentang proses-proses yang mempengaruhi
menstruasi tersebut dari anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan lain sebagainya.
Dewasa ini edukasi tentang organ reproduksi memang sangat penting. Edukasi harus
dilakukan secara jelas dan benar. Untuk itu, peran ibu sangatlah penting untuk melakukan
edukasi ini.
Anamnesis
Dalam dunia kedokteran, terdapat aforisme yang mengatakan bahwa dari 80% kasus,
diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, 10% berdasarkan pemerikasaan fisik dan dan
10% diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan penunjang. Anamnesis adalah langkah
pertama yang harus dilakukan oleh dokter apabila berhadapan dengan pasien. Dengan
melakukan anamnesis, data yang diperlukan dari pasien dapat dikumpulkan. Anamnesis
adalah proses komunikasi antara dokter dengan pasien melalui proses wawancara secara
langsung baik secara verbal maupun non verbal.1
1

Teknik anamnesis yang pertama dilakukan adalah:1


1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menanyakan identitas pasien. Proses ini sangat penting untuk menghindari
kekeliruan yang dapat menyulitkan pasien maupun dokter.
3. Menanyakan keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan pasien dan menentukan
keluhan utama beserta waktunya. Keluhan utama adalah keadaan yang mendorong
pasien untuk datang ke dokter. Keluhan utama harus disertai dengan waktu
terjadinya karena waktu timbulnya keluhan sangat membantu dokter untuk
menentukan diagnosis.
4. Menanyakan riwayat penyakit sekarang atau alur dari awal timbulnya keluhan
sampai datang ke rumah sakit, kapan mulai timbul gejala, sudah berapa lama
gejalanya, timbulnya mendadak atau tidak, adakah gejala lain yang menjadi
penyerta, dan kemudian menanyakan apakah pernah mengonsumsi obat sebelum
datang ke rumah sakit dan keluhan-keluhan penyerta lainnya yang dirasakan
pasien.
5. Menanyakan penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan riwayat
penyakit keluarga biasanya riwayat penyakit menahun seperti alergi, asma, TB,
dan penyakit lainnya.
Pada pasien skenario, selain ditanyakan anamnesis diatas ada beberapa hal-hal tambahan
yang perlu ditanyakan pada saat melakukan anamnesis (menanyakan keluhan dan riwayat
penyakit sekarang) yaitu:1
1. Apakah pasien pernah menderita penyakit berat contohnya tuberculosis atau
mengonsumsi obat-obatan?
2. Apa ada rasa nyeri perut, panggul, pinggang atau bagian kelamin luar?
3. Apa saat miksi ada rasa nyeri?
4. Kapan ditemukannya bercak darah dipakaian dalam?
5. Apa yang dikeluhkan pasien sekarang?
Pemeriksaaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu keterampilan pemeriksaan dasar yang harus
dimiliki oleh seorang dokter dalam mendukung diagnosanya terhadap suatu penyakit.
2

Seorang dokter yang baik, dapat mendiagnosis secara tepat hanya dengan melakukan
pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan laboratorium, khususnya untuk penyakit-penyakit yang
memang tidak membutuhkan pemeriksaan laboratorium.2
1. Pemeriksaan fisik umum
Pada pemeriksaan fisik umum, kita melakukan pemeriksaan fisik pada
umumnya seperti pemeriksaan suhu badan, nadi dan tekanan darah serta
melihat bentuk tubuh pasien.2
2. Pemeriksaan antropometrik
Ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik
yaitu, tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lipat kulit, lingkar lengan atas,
dan panjang lengan.
Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks
massa tubuh atau yang bias disingkat dengan istilah IMT atau BMI (Body
Mass Index) menurut umur, sebagai alat pentyaringan yang efektif untuk
menilai secara cepat status gizi anak. Penggunaan IMT menurut umur
memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah menyediakan suatu referensi
alat screening bagi remaja yang sebelumnya belum tersedia.3
3. Pemeriksaan ginekologi

Pada usia remaja muda, anak perempuan dapat sangat peka terhadap
perubahan-perubahan dalam tubuhnya. Ia sebaiknya aktif berperan dalam
proses anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sebaiknya ia ditanya apakah ia ingin
ibunya hadir bersamanya atau tidak, dan jika tidak, sebaiknya da seseorang
asisten wanita. Penting untuk meyakinkan pasien bahwa mungkin ia merasa
malu atau agak tidak nyaman, tetapi pemeriksaan tersebut tidak akan
menimbulkan rasa sakit dan hiemennya tidak akan rusak. Rencanakan waktu
yang cukup agar pemeriksaan tidah terburu-buru dan setiap tindakan dapat
diterangkan secara penuh.4
Dalam pemeriksaan ginekologi dikenal 3 jenis letak. Letak dimana
pasien berbaring diatas meja ginekologik dengan peyanggah tungkai. Lututnya
diletakkan pada peyangga dan tungkainya dalam keadaan fleksi santai,
3

sehingga penderita berbaring dalam posisi mengangkang. Dengan demikian


dalam penerangan yang memadai, vulva, anus dan sekitarnya tampak jelas,
sehingga pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan spenulum dapat dilakukan.4
Letak miring, pasien diletakkan dipinggir tempat tidur miring
kesebelah kiri, sambi paha dan lututnya ditekuk dan kedua tungkai sejajar,
posisi ini baik untuk pemeriksaan in spekul.4
Letak sims, letak ini hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai
kiri hampir lurus, tungkai kanan ditekuk kearah perut dan lututnya diletakkan
pada alas (tempat tidur), sehingga panggul membuat sudut miring dengan alas,
lengan kiri dibelakang badan dan bahu sejajar dengan alas.4
4. Periksa abdomen
Lakukan inspeksi abdomen untuk melihat jaringan parut, massa,
distensi, striae, distribusi rambut tubuh, hernia. Lakukan palpasi abdomen
untuk mencari massa dan nyeri tekan. Lakukan palpasi khususnya untuk
mencari massa didaerah umbilicus kebawah sampai simfisis kubis. Lakukan
perkusi abdomen untuk mencari massa dan pekak berpindah.5
5. Pemeriksaan genital eksterna
Dalam letak litotomi alat kelamin luar tampak jelas. Dengan inspeksi
perlu diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan dan sebagainya dari genital
eksterna. Apa hymen masih utuh dan normal. Setelah pemeriksaan genital
eksterna, lakukan inspeksi serviks dan vagina dengan spekulum vagina
Huffman-Graves berbilah panjang. Jika pembukaan himen cukup besar, dapat
dilakukan palpasi bimanual dengan satu jari dalam vagina. Jika tidak, uterus
dan ovarium dapat dipalpasi melalui rektum. Setelah pemeriksaan selesai,
bahas temuan yang didapat dengan pasien dan kemukakan setiap masalah
yang ada.5
Tanner Stage
Skala tanner dalah skala perkembangan fisik dari anak-anak, remaja, dan orang
dewasa. Skala ini mendefinisikan pengukuran fisik berdasarkan perkembangan fisik eksternal
berdasarkan karakteristik seks primer dan sekunder, seperti ukuran payudara, alat kelamin,
4

dan perkembangan rambut kelamin. Tanner stage pertama kali didefinisikan oleh James
Tanner.
Tanner stage pada wanita terdiri dari beberapa tahap, diantaranya adalah:6
Tanner stage 1

Tinggi meningkat pada 5-6 cm/tahun

Buah daada mengalami papilla elevasi

Rambut pubis berpigmen di daerah pubis, tidak melebihi dinding arteriol

Tanner stage 2

Tinggi meningkat 7-8 cm/tahun

Papilla teraba dan areola membesar

Rambut pubis halus, panjang, berpigmen dan lurus

Tanner stage 3

Tinggi meningkat 8 cm/tahun

Buah dada meninggi, areola membesar

Rambut pubis kasar, gelap, keriting dan menyebar hingga bagian atas mens pubis

Rambuit aksila berkembang

Timbul jerawat

Tanner stage 4

Tinggi meningkat 7 cm/tahun

Aerola lebih berbentuk dan mengalami payudara perkembangan jaringan

Rambut pubis seperti orang dewasa dan belum menyebar kebagian persimpangan
paha medial serta jumlahnya masih sedikit

Tanner stage 5

Tidak terdapat kenaikan tinggi lebih lanjut setelah usia 16 tahun

Buah dada menyerupai orang dewasa

Rambut pubis menyebar kebagian paha medial dan sudah menyerupai orang
dewasa

Pemeriksaan Penunjang
Apabila dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter belum bisa menegakkan diagnosis
utama, maka dilakukan pemeriksaan penunjang. Adapun jenis pemeriksaan yang perlu
dilakukan hanyalah pemeriksaan rutin. Jika tidak ada keluhan, maka wanita tetap perlu
memeriksa kemungkinan adanya anemia. Bila haid banyak, sering, dan panjang perlu
memeriksakan Hb untuk tahu apakah ada anemia. Pemeriksaan darah rutin ini meliputi:6
a. Pemeriksaan kadar Hb
b. Pemeriksaan LED
c. Pemeriksaan hitung jumlah leukosit
d. Pemeriksaan hitung jenis leukosit
Work Diagnosis
Menarche adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Usia remaja putri pada waktu mengalami
6

menarche bervariasi, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5
tahun. Menarche yang terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox.7
Pada saat pubertas umur sekitar 13-16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel primordial
ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen-hormon terpenting pada wanita. Sebagian
besar menarche berlangsung tanpa diikuti ovulasi pada tahun pertama. Mekanisme ini sangat
penting untuk memberikan kesempatan yang cukup agar tanda-tanda seks sekunder
perempuan berkembang dengan baik.7
Pengeluaran hormon menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama yang di sebut menarche. Selain dipengaruhi hormon
FSH, dan esterogen, menstruasi pertama juga dipengaruhi oleh status gizi anak perempuan.
Menarche akan terjadi bila lemak tubuh sudah mencapai 20-24% atau minimal 17%. Setelah
itu menstruasi akan teratur jika lemak tubuh mencapai 22%.8
Patofisiologis
Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat
berupa kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya pendarahan.
Macam macam gangguan menstruasi adalah:9
1. Premenstrual Tension (ketegangan Prahaid)
Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu
sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang
walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Meningkatnya
kadar estrogen dan menurunnya kadar progesteron didalam darah, yang menyebabkan
gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar estrogen akan menganggu
proses kimis tubuh termasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin
antidapresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali
bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup
dapat mengakibatkan depresi. Keluhannya terdiri dari gangguan emosional berupa
iritabilitas, gelisah, imsonia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa
nyeri pada mammae. Sedang pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan,
gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas.
7

2. Disminorea
Disminorea adalah nyeri haid yang menjelang atau selama haid, sampai
membuat wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan
dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Dikenal adanya
disminorea primer dan sekunder.
Nyeri haid primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan
berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi
rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat
berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi
tubuh menurun.
Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar
kandungan, kelainan kedudukan rahim yang menganggu organ dan jaringan
sekitarnya.
3. Hipermenore

Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu


menstruasi teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak
hingga 6-7 hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang
teratur. Pada hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari
dengan kehilangan darah lebih dari 80ml.
4. Amenore
Amenore bukan suatu penyakit terapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak
adanya haid selama 3 bulan atau lebih, klasifikasi amenore terbagi dua, yang pertama
amenore primer yang terjadi apabila seorang wanita belum pernah mendapat
menstruasi dan tidak boleh didiagnosa sebelum pasien mencapai usia 18 tahun.
Amenore sekunder ialah hilangnya haid selama menarche. Amenore yang normal
hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah
menapause.
8

Etiologi
Menstruasi adalah kondisi dimana seorang wanita mengeluarkan darah dari vaginanya
setiap bulan. Kondisi ini berawal ketika rahim yang telah matang menyiapkan diri untuk
bertemu dengan sel telur (ovum) yang telah dibuahi. Proses terjadinya menstruasi melibatkan
berbagai komponen yang bekerja sinergis. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: 10
1. Sistem saraf pusat
Pada anak-anak panca indra dan emosi belum memberi rangsangan, sampai
berangsur-angsur terjadi perubahan setelah mencapai umur sekitar 12 sampai 16
tahun. Mula-mula anak laki-laki dan perempuan bermain bersama tanpa ada rasa
malu, tetapi menjelang umur makin tua, mengalami perubahan emosi dan rangsangan
panca indra. Rangsangan tersebut dihambat kelanjutannya oleh nukleas Amygdale,
sebagai inhibitor puberitas (penghambat pubertas) sehingga baru akan disalurkan
perlahan-lahan menuju hipotalamus pada umur pubertas. Demikian juga faktor emosi
belum menunjukkan pengaruhnya secara langsung pada hipotalamus sehingga
menarche belum terjadi. Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh
rangsangan dan emosi terhadap hipotalamus, sehingga mengeluarkan sekret (cairan)
neuhormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus
anterior hopifisis.
2. Aksis Hipotalamus-hipofise-ovarial
Hambatan rangsangan panca indra menuju hipotalamus melalui Amygdale dan
rangsangan emosi secara langsung pada hipotalamus makin lama makin berkurang,
sehingga akhirnya mengeluarkan hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH dan LH
untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium. Untuk dapat saling memperngaruhi maka
sistem hipotalamus, hipofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan. Hipofisis
dianggap sebagai mother of gland yang mampu memberikan paratiroid, dan pankreas.
Semua kelenjar tersebut bersama-sama dapat menumbuhkan perkembangan tubuh
wanita menjadi dewasa.
3. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium

Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan
mengalami perubahan dan sebagian besar mengalami oblitrasi menjadi korpus
albikantes. Rangsangan gonadotropin hipofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang
berada disekitar folikel primordial berkembang.
4. Perubahan yang terjadi pada endometrium
Selama pertumbuhan dan perkembangan folikel primordial mengeluarkan
hormon estrogen yang mempengaruhi endometrium ke dalam proses proliferasi sejak
akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi. Korpus rubrum yang segera menjadi korpus
luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang makin lama makin
tinggi kadarnya. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami
rekresi sehingga pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang sampai
berhenti akibat pengeluaran estrogen dan progesteron turun dan berhenti.
Siklus haid adalah jarak antara tanggal meulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Panjang siklus haid yang normal adalah 28 hari ditambahi atau dikurangi 2-3
hari. Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut:10
1. Fase menstruasi
Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan stratum kompakta
dan spongiosa endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai pendarahan. Darah
haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis
atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan ototlisis,
dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjar-kelenjar vulva.
2. Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari keempat menstruasi, luka bekas pelepasan
endometrium sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh
epitel selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis
dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.
3. Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium tumbuh
menjadi setebal 3,5mm. Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium
10

dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan
hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase sekresi
4. Fase sekresi
Fase ini mulai setelah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28.
Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan
mengeluarkan sekret. Sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan
mineral untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada zigot.
Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya mengalami kematian
sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang kemudian
menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vaso dilatasi
pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk
perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang kembali.
Komplikasi
Perdarahan hebat saat menstruasi dapat mengarah pada kondisi medis lain, diantaranya:11
1. Anemia
Menorrhagia sering kali menyebabkan anemia pada wanita menjelang
menopause. Diperkirakan sekitar 10 persen dari wanita usia produktif demam resiko
tinggi terkena anemia. Mayoritas kasus anemia hanya dalam kondisi ringan, tapi
walaupun ringan, anemia dapat menyebabkan kelemahan dan keletihan pada tubuh,
kepala, telinga berdenging dan ketidakseimbangan mental. Anemia yang tidak
mendapat tindakan medis dalam jangka panjang mengarah ke masalah jantung.
2. Infertilisasi
Banyak kondisis terkait ketidaknormalan menstruasi, termasuk perdarahan
hebat, ketidaknormalan ovulasi, endometriosis, adalah mayoritas yang mempunyai
kontribusi pada infertilisasi pada wanita. Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat
mempersulit usaha wanita untuk hamil.
3. Nyeri hebat
Perdarahan berlebihan saat menstruasi seringkali disertai dysmenorrhea (kram
dan nyeri pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi)
11

Penatalaksanaan
Terapi farmakologi, untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan
non-steroid (ibuprofen, naproxen, dan asam mefenamat). Obat anti nonsteroid akan sangat
efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2
menstruasi. Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan
muntah biasanya menghilang jika krannya telah teratasi. Jika terus dirasakan dan menganggu
kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan
progesteron atau diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan
untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin.11
Terapi nonfarmakologi adalah terapi yang bisa dilakukan dalam mengurangi gejala yang
bersifat nonfarmakologi yaitu:11
1. Istirahat yang cukup
2. Olahraga yang teratur (terutama berjalan). Olahraga mampu meningkatkan produksi
endorphin otak yang dapat menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga
mengurangi nyeri
3. Pemijitan, pejitan lembut pada bagian tubuh klien yang nyeri dengan menggunakan
tangan akan menyebabkan relaksasi otot dan memberikan efek sedasi
4. Yoga
5. Orgasme pada aktivitas seksual
6. Kompres hangat di daerah perut. Suhu panas dapat memperingan keluhan. Lakukan
pengompresan dengan handuk panas atau botol air panas pada perut atau punggung
bawah atau mandi dengan air hangat
7. TENS (Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation). Tindakan ini melalui pendekatan
gate control of pain atau gerbang transmisi nyeri yaitu memblok stimulasi nyeri
dengan stimuli kurang nyeri kepada serabut-serabut besar. Stimuli listrik dapat
mengakibatkan opiat dan nonopiat yang menurun.
8. Distraksi pendengaran diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara
burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkonsentrasi pada lirik dan
12

irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama
lagu seperti bergoyang, mengetuk jari atau kaki.
Kesimpulan
Menarche merupakan siklus pertama yang akan dirasakan oleh setiap remaja perempuan pada
umumnya. Pada kasus tersebut anak perempuan mengalami menstruasi pertama atau
menarche. Ada banyak faktor yang mempengaruhi menstruasi pertama pada setiap anak
perempuan diantaranya hormon, gizi, faktor fisologi dan sebagainya. Edukasi dan persiapan
mental pada anak perempuan yang belum mengalami menstruasi pertama sangat penting agar
anak perempuan dapat mengerti perubahan yang terjadi pada fisiknya.

13

Daftar pustaka
1. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir,
bekerja dan menampilkan diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2006.h.213-20.
2. Soeroso A. Seluk beluk pemeriksaan kesehatan. Jakarta: Pustaka Populer Obor;
2001.h.50-1.
3. Ranuh G. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 1995.h.37-42.
4. Benson RC, Pernoll M. Buku saku obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC;
2009.h.14-5.
5. Gleadle J. At glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;
2005.h.33.
6. Idai. Tumbuh kembang anak dan remaja: masa remaja. Jakarta: Sagung seto;
2002.h.140-5.
7. Manuaba IBG, Manuaba C, Manuaba F. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC;
2007.h.78.
8. Wahab AS. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: EGC; 1996.h.77.
9. Morgan G, Hamilton C. Obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC; 2003.h.146-10.
10. Santrock JW. Adolescene. Jakarta: Erlangga; 2003.h.389. Morgan G, Hamilton C.
Obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC; 2003.h.146-10.
11. Asdie AH. Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Jakarta: EGC; 1995.h.307-15.

14

Anda mungkin juga menyukai