Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

PEKAN EKOLOGI MANUSIA (PEM)


PENGELOLAAN MUTU SUSU SAPI DI PETERNAKAN
KANSAS DESA SITU UDIK BOGOR
Oleh :
Kelompok 8
Astri Sekar D
Faiza Harsah
Khoirunnisa
Ulil Amriyatul R
Reni Rayendra P
Kiki Sundari I
Intan Caesari
Marwiyah
Maratus Sholihah
Nanda Hardian

I14124002
I14124014
I14124018
I14124019
I14124030
I14124031
I14124034
I14124038
I14124049
I14124053

Pembimbing :
Heru Purwandari SP, M.Si

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Kegunaan..........................................................................................................2
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL............................................................3
2.1 Tinjauan Pustaka...............................................................................................3
Susu dan Keamanan Pangan.................................................................................3
Sifat Fisik Air Susu...............................................................................................4
Pemeriksaan Kualitas Susu..................................................................................4
Konsep Ekologi POET.........................................................................................6
2.2 Kerangka Konseptual........................................................................................6
BAB III METODOLOGI....................................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Observasi............................................................................7
3.2 Strategi Observasi Lapang................................................................................7
3.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data..........................................................7
BAB IV GAMBARAN UMUM KPS BOGOR DAN KANSAS........................8
4.1 Lokasi KPS Bogor............................................................................................8
4.2 Struktur Organisasi KPS Bogor........................................................................8
BAB V ASPEK PRODUKSI SUSU SAPI.........................................................10
5.1 Penanganan Sapi.............................................................................................11
5.2 Pemeliharaan Peralatan untuk Pemerahan......................................................12
5.3 Pemeliharaan Kandang Sapi...........................................................................12
5.4 Produksi dan Penjualan Hasil Ternak.............................................................14
BAB VI ASPEK DISTRIBUSI...........................................................................15
6.1 Distribusi Susu Sapi dari Peternakan Kansas.................................................15
6.2 Persiapan Distribusi Susu di GKPS................................................................15
6.3 Peta Distribusi dari GKPS...............................................................................16
6.4 Analisis Jarak Pengiriman Susu Sapi dari GKPS ke Pabrik Susu...................16
KESIMPULAN.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsumsi produk pangan segar telah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat sehari-hari. Definisi produk pangan segar menurut PP No.28 Tahun
2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan adalah pangan yang belum
mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung, dan atau yang dapat
menjadi bahan baku pengolahan. Menurut sumbernya, produk pangan segar
dibedakan menjadi dua kelompok utama, yaitu produk hewani dan nabati.
Salah satu contoh produk pangan segar yang akan dianalisis adalah produk
pangan segar hewani berupa susu sapi murni. Sapi merupakan hewan herbivora
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan yang kaya akan zat gizi yaitu
protein. Sapi selain dimanfaatkan sumber pangan daging, juga dapat dimanfaat
susunya. Menurut Hadiwiyoto (1983), sapi perah merupakan salah satu jenis
ternak yang populasinya tersebar luas di seluruh Indonesia, terutama pada daerah
yang produksi pertaniannya dapat mendukung perkembangan sapi perah.
Susu sapi termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang
dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan.
Sebagai bahan makanan/ minuman air susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi,
karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti
kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B, dan Riboflavin yang tinggi. Komposisinya
yang mudah dicerna dengan kandungan protein, mineral dan vitamin yang tinggi,
menjadikan susu sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel yang dapat diatur
kadar lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen.
Kandungan susu sapi yang kaya akan sumber zat gizi, vitamin dan mineral
menyebabkan susu sapi mudah mengalami kerusakan (perishable food). Sebagian
besar produk pangan segar dalam kondisi penyimpanan normal akan mengalami
reaksi-reaksi atau perubahan sehingga produk tersebut tak dapat dipakai lagi.
Pembusukan produk pangan dapat diartikan sebagai setiap perubahan dari produk
yang masih segar maupun setelah diolah, dimana perubahan sifat-sifat kimiawi,
fisik, atau organoleptik dari produk tersebut mengakibatkan penolakan oleh
konsumen. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan susu mudah mengalami
kerusakan diantaranya disebabkan oleh adanya mikroorganisme sehingga terjadi
perubahan berupa perubahan fisik. Kerusakan susu yang terjadi selain akibat
mikroorganisme juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti selama penanganan
susu mulai dari pemerahan susu, pendistribusian hingga pengolahanya. Laporan
ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengelolaan dan mutu susu sapi di
peternakan sapi Kansas Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Bogor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penanganan sapi perah dalam menjaga mutu dan kualitas susu
sapi segar. Adakah perbedaan dalam pemberian pakan sapi terhadap jumlah
susu yang dihasilkan
2. Bagaimana penggunaan dan pemeliharaan alat yang dipergunakan dalam pasca
panen (pemerahan) dan pendistribusian susu sapi.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas susu sapi
1

4. Apakah susu sapi yang sampai pada distributor untuk diolah masih layak
dikonsumsi atau tidak (dilihat dari jarak atau lamanya proses pendistribusian
serta alat atau kemasan yang digunakan saat pendistribusian).
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pekan Ekologi Manusia dengan topik Pengelolaan
Kualitas Susu Sapi di Peternakan Desa Situ Udik, yaitu:
1. Mengetahui cara penangan sapi perah yang berkaitan dalam penjagaan mutu
dan kualitas susu sapi segar.
2. Mengetahui pengaruh proses serta alat yang digunakan dalam pemerahan susu
sapi terhadap kualitas susu sapi.
3. Mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kualitas susu sapi.
4. Mengetahui kelayakan susu setelah didistribusikan kepada distributor untuk
diolah (dilihat dari jarak atau lamanya proses pendistribusian serta alat atau
kemasan yang digunakan saat pendistribusian).
1.4 Kegunaan
Kegunaan dari pekan ekologi manusia ini adalah untuk mengasah
kepedulian dan kreatifitas mahasiswa serta memperkenalkan kepada mahasiswa
lainnya khususnya tentang keamanan pangan pada susu sapi.

18

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Tinjauan Pustaka


Susu dan Keamanan Pangan
Susu adalah cairan berwarna putih disekresikan oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi
bagi anaknya. Susu digunakan untuk pertumbuhan anak yang baru lahir dan
dimanfaatkan bagi manusia sebagai bahan makanan yang baik untuk diminum
dalam keadaan segar, maupun setelah menjadi produk olahan susu (Julmiaty
2002). Susu merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung zat-zat
makanan yang penting bagi manusia, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin
dan mineral. Susu mempunyai sifat perishable, yaitu mudah mengalami kerusakan
karena merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Susu dapat dikonsumsi, maka harus memenuhi persyaratan keamanan
pangan karena merupakan media pertumbuhan yang baik bagi mikroba serta
mudah terkontaminasi oleh bakteri pathogen dari lingkungan (peralatan
pemerahan, operator sapi), residu pestisida, logam berat, dan aflatoksin dari pakan
yang diberikan kepada ternak, serta residu antibiotika saat pengobatan penyakit.
Kandungan mikroba yang tinggi menyebabkan susu cepat rusak (Fardiaz 1992),
demikian pula jika susu mengandung residu antibiotika. Adanya residu antibiotika
dalam susu telah dilaporkan oleh Sudarwanto pada tahun 1990, residu ini dapat
menyebabkan terjadinya resistensi mikroba terhadap antibiotika dalam kesehatan
manusia (Tollefson dan Miller 2000).
Kondisi zat gizi yang tinggi pada susu memberi peluang yang baik bagi
pertumbuhan mikroba (bakteri, kapang, khamir). Pertumbuhan mikroba dapat
merusak dan merubah mutu dan keamanan pangan susu yang ditandai oleh
perubahan rasa, aroma, warna, dan penampakan (konsistensi). Oleh karena itu
susu perlu mendapat penanganan yang cepat antara lain melalui pasteurisasi
(pemanasan susu dengan suhu dan waktu tertentu untuk membunuh mikroba
pathogen), atau introduksi senyawa thiosianat dan hidrogen peroksida jika tidak
tersedia pendingin susu untuk memaksimalkan kerja laktoperoksidase (enzim
yang secara alamiah terdapat dalam susu dan bersifat bakteriostatis). Namun
penggunaan senyawa tersebut di Indonesia masih dikaji terutama mengenai
efektivitas dan control residunya. Dalam bidang persusuan, pemerintah telah
memiliki beberapa Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengenai
cooling unit SNI 02-0280-1997, mengenai tangki susu SNI 02-0209-1987, dan
mengenai kamar susu SNI 02-0210-1987, dan mengenai batas maksimum
cemaran mikroba dan residu dalam makanan asal hewan (susu) SNI 01-3141-1998
dan SNI 01-6366-2000.

Sifat Fisik Air Susu


Faktor yang mempengaruhi sifat fisik susu segar adalah komposisi dan
perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen yang dikandungnya
baik yang disebabkan karena kerusakan maupun karena proses perubahan
(Mohammad 2008).
Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung
dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk
warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan.
Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula
lemak dan partikel koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning
adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu
maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.
Pemeriksaan Kualitas Susu
Pemeriksaan kualitas air susu di Indonesia dilakukan tidak hanya terhadap
air susu, tetapi juga terhadap perusahaan-perusahaan peternakan sapi perah, jadi
tempat-tempat produk susu. Pengawasan perusahaan tersebut dibagi dalam
pengawasan mengenai peralatan perusahaan (ember, milk can, kandang, dan sapisapi) serta pengawasan terhadap pemeliharaannya.
Pada pemeriksaan air susu harus diperhatikan dua hal yaitu:
1. Keadaan air susu
2. Susunan air susu
Keadaan air susu dikatakan menyingkir, bila air susu kotor, mengandung
kuman-kuman yang tidak ditemukan didalam air susu normal, air susu mulai
busuk. Susunan air susu dikatakan menyingkir, bila air susu dicampur dengan
bahan-bahan yang biasanya tidak ditemukan pada air susu yang normal atau bila
air susu tidak memenuhi syarat-syarat minimal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air susu
1. Keadaan kandang
Kandang yang baik harus memenuhi syarat-syarat diantaranya letak
kandang harus bebas dari kandang babi, ayam dan ternak lainnya. Hal ini
maksudnya untuk menjaga flavour (rasa dan bau), karena air susu mudah sekali
menyerap bau. Konstruksi kandang yang baik adalah dari papan atau beton.
Ventilasi kandang harus baik, agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Harus ada tempat penimbunan kotoran dan terletak jauh dari kandang.
2. Keadaan kamar susu
Kamar susu berfungsi untuk menyimpan air susu sementara sebelum dibawa
ke pusat pengumpulan susu (milk colecting centre) atau kekonsumen. Sebaiknya
kamar susu terhindar dari bau kandang yang tidak enak, dan ukuran kamar susu
tidak perlu terlalu luas tetapi bersih.

18
4

3. Kesehatan pemeliharaan sapi


Kesehatan pemeliharaan sapi dapat mempengaruhi kualitas air susu sapi.
Bila pekerja/pemelihara sapi menderita TBC atau typus, maka penyakit tersebut
akan menular melalui air susu kepada konsumen air susu lainnya.
4. Cara pemberian pakan sapi
Pemberian pakan sapi sebaiknya dilakukan tidak pada waktu pemerahan
susu, karena aroma dari pakan ternak dapat diserap oleh air susu.
5. Persiapan sapi yang akan diperah
Sebelum sapi diperah, sebaiknya disekitar lipat paha sapi dibersihkan.
Ambingnya dilap dengan kain yang dibasah basahi air panas. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kontaminasi dan menstimulir memancarnya air susu sapi.
6. Persiapan pemerah
Sebelum memerah air susu, tangan pemerah harus dicuci bersih, begitu pula
alat-alat yang digunakan pemerah pada saat memerah air susu. Jumlah kuman
yang dapat terkoreksi adalah 150 200 ribu/ml air susu.
7. Bentuk dari ember
Ember yang digunakan pada waktu pemerahan adalah ember khusus,
dimana ember tersebut agak tertutup, hanya diberi lubang sedikit.
8. Pemindahan air susu dari kandang
Setelah memerah, air susu dibawa ke kamar susu. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari agar air susu tersebut tidak berbau sapi ataupun kotoran.
9. Penyaringan air susu
Untuk menghilangkan kotoran-kotoran dari air susu, sebaiknya air susu
disaring dengan menggunakan saringan yang memakai filter kapas atau kain biasa
yang dicuci dan direbus setiap kali habis dipakai.
10. Cara pendinginan air susu
Sebaiknya setelah diperah, air susu langsung didinginkan. Hal ini
dimaksudkan agar dapat menghambat dan mengurangi perkembangan kuman. Air
susu sebaiknya didinginkan maximum 70C dan minimum 40C.
11. Cara pencucian alat-alat
Untuk memperoleh alat-alat yang bersih, cucilah alat-alat dengan air dingin
atau hangat supaya sisa-sisa susu hilang. Kemudian cuci dengan air sabun yang
hangat, disikat dan dibilas. Alat-alat tersebut kemudian direndam dengan air
mendidih selama 2 3 menit atau diuapkan selama 30 detik.
12. Pengawasan terhadap lalat
Pengawasan terhadap lalat perlu sekali dilakukan. Hal ini dimaksud selain
untuk mengurangi jumlah kuman, juga untuk menjaga agar sapi tidak gelisah. Bila
pengawasan terhadap lalat dilaksanakan sebaik mungkin, setidak-tidaknya jumlah
kuman akan dapat ditekan (Saleh 2004).
5

Konsep Ekologi POET


Menurut Micklin dan Poston (1998), ekologi manusia adalah bidang studi
yang memfokuskan diri pada hubungan interaksional dari empat komponen
penting ekosistem manusia, yaitu Population, Organization, Environment,
Technology. Population menjelaskan tentang jumlah kepadatan dan mobilitas
penduduk, bentuk/jenis aktivitas sesuai gender, usia, dan lapisan sosial, serta
bagaimana sistem pencarian nafkah penduduk bagi penghidupannya. Organization
menjelaskan tentang segala macam bentuk organisasi sosial, kelembgaan
pertanian, dan lainnya, pola pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungannya,
sistem nilai kultural terhadap lingkungan, serta kerjasama, ketegangan, dan
konflik yang berlangsung. Environment menjelaskan tentang sumberdaya alam,
mekanisme pemanfaatan sumberdaya alam, manajemen sistem, dan mekanisme
konservasi sumberdaya alam. Teknologi menjelaskan tentang bentuk dan aplikasi
teknologi yang digunakan.
2.2 Kerangka Konseptual
Peternakan Sapi

Susu Sapi

Pengelolaan Mutu

Pemberian pakan

Segar

Konsentrat

Mutu baik

Hygienitas

Pendistribusian

Kebersihan
Kandang dan
Alat pemerahan

Koperasi

Mutu kurang

Gambar 1 Kerangka konseptual pengelolaan mutu susu sapi di peternakan Kansas


Desa Situ Udik Bogor
Variabel yang diamati yaitu pengelolaan peternakan sapi khususnya yang
berhubungan dengan pengelolaan mutu dan keamanan pangan pada susu sapi
yang dihasilkan. Pengelolaan mutu dilakukan karena susu sapi bersifat perisable
food atau mudah mengalami kerusakan. Susu sapi banyak dikonsumsi oleh
manusia, dikarenakan mudah mengalami kerusakan perlu diperhatikan keamanan
pangan agar aman dikonsumsi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu
hasil dari susu sapi yaitu berasal dari jenis pakan yang diberikan, higienitas
kandang dan alat pemerahan, serta pendistribusian.
18
6

BAB III METODOLOGI


3.1 Waktu dan Tempat Observasi
Pengamatan dilakukan pada hari Senin, 13 Mei 2013 di Peternakan Susu
Sapi kansas yang berlokasi pada Jl. KH. Abdul Hamid Km.04 Kansas Desa Situ
Udik Kec. Cibungbulang Bogor. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan
secara sengaja (purposive) berdasarkan beberapa pertimbangan bahwa: (1)
Rentannya keamanan susu sapi segar dan olahannya yang bersifat perishable food
(2) Kemudahan dalam mengakses tempat penelitian, (3) tempat peternakan yang
berskala kecil sehingga bisa mempermudah dalam pengamatan.
3.2 Strategi Observasi Lapang
Pendekatan yang digunakan dalam observasi adalah pendekatan kualitatif
dengan cara mewawancarai subyek penelitian yaitu informan. Penentuan
informan dilakukan secara sengaja dengan memilih pihak-pihak yang terlibat
langsung dalam pengelolaan mutu sapi di peternakan Kansas Desa Situ Udik.
3.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Informasi dan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara terhadap narasumber, serta
melakukan pengamatan langsung di peternakan kansas Desa Situ udik. Data
sekunder diperoleh dari literatur tentang hal yang berkaitan dengan pengelolaan
mutu susu sapi. Setelah data-data terkumpul, data diolah menggunakan tabulasi
silang. Data yang telah terkumpul yang diperoleh melalui wawancara serta
pengamatan langsung tentang pengelolaan mutu susu sapi yaitu tentang sifat fisik
susu sapi serta faktor yang mempengaruhi kualitas susu sapi kemudian diolah.
Hasil analisis kemudian di tuliskan dalam bentuk kesimpulan.

BAB IV
GAMBARAN UMUM KPS BOGOR DAN KANSAS
4.1 Lokasi KPS Bogor
Koperasi produksi susu dan usaha peternakan (KPS) Bogor pada dasarnya
terbagi menjadi dua wilayah, yaitu wilayah luar kunak dan wilayah kunak.
Wilayah luar kunak adalah wilayah operasional dimana penduduk yang beternak
sapi perah yang termasuk kedalam keanggotaan KPS Bogor terletak menyebar di
seluruh kawasan Bogor, Depok, dan sekitarnya. Kantor KPS Bogor terletak di
Jalan Baru Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor. Dalam area
seluas 4.480 m2, KPS Bogor terbagi kedalam beberapa unit bangunan diantaranya
bangunan kantor administrasi umum, ruang rapat atau ruang pertemuan, ruang
produksi pakan ternak, gudang makanan ternak, gudang makanan ternak, ruang
chilling unit atau penampungan susu, ruang peternak, laboratorium, pos satpam,
mushola, dapur, toilet dan tempat parkir.
4.2 Struktur Organisasi KPS Bogor
Struktur organisasi KPS Bogor sama dengan KPS Kansas, berdasarkan SK.
Pengurus KPS-Bogor No.465/KPS/X/2002 tanggal 31 Oktober 2002, terdapat
struktur organisasi KPS Bogor tahun 2002-2003. Berdasarkan struktur organisasi
tersebut, kekuasaan tertinggi terdapat pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang
diadakan setiap setahun sekali. Pengurus adalah perwakilan anggota koperasi
yang dipilih melalui rapat anggota. Pengurus memiliki tugas untuk mengelola
koperasi dan kegiatan usaha lainnya. Susunan pengurus KPS-Bogor Periode 20092013 :
-

Ketua
: I Made Soewecha
Sekretaris : Wahyanto, SE, MM
Manajer : Bintarso
Kegiatan pelaksanaan tugas koperasi akan diawasi oleh suatu komite
pengawas. Fungsi dari pengawas adalah sebagai pengontrol kegiatan pengurus
agar sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan pada rapat
anggota. Susunan pengawas KPS-Bogor Periode 2009-2013 :
- Ketua : Drs. Purwanto
- Anggota : Deden Irianto, SE
- Anggota : Agus Zaenudin

18
9

RAPAT

B. PENG. KUNAK

PENGURUS

PENGAWAS

KONSULTAN
KOOR. USAHA

PNG

Keterangan :
1. Unit Pelayanan Susu Murni dan Pelayanan Teknis Peternakan (Peternakan)
2. Unit Usaha Pakan Ternak
3. Unit Usaha Susu Olahan
4. Unit Serba Usaha (USP, Waserda)
5. Bagian Kunak
6. Bagian Adm. Umum dan Keuangan
Gambar 2 Struktur Organisasi KPS Bogor

10

BAB V ASPEK PRODUKSI SUSU SAPI


Susu sapi merupakan bahan pangan yang sering dikonsumsi dan kaya akan
zat gizi terutama kalsium. Namun, susu sapi juga termasuk ke dalam perishable
food (bahan pangan yang mudah rusak) sehingga diperlukan penanganan yang
khusus agar mutu atau kualitas susu tersebut terjaga dengan baik. Susu sapi
dengan kualitas yang baik dapat terlihat salah satunya dari proses pemerahan di
peternakan.
Observasi lapang yang dilakukan di peternakan Kansas, desa Situ Udik,
yaitu tentang keamanan pangan pada susu sapi. Metode yang dilakukan dalam
pengamatan tersebut dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif (mewawancarai
subyek penelitian yaitu informan). Data yang telah diperoleh tersebut dianalisis
menggunakan metode POET (Population, Organization, Environment dan
Technology).

Gambar 3 Bagan analisis konsep POET


Jumlah penduduk semakin meningkat seiring berjalannya waktu.
Pertambahan yang terus menerus mengakibatkan semakin tinggi pula sumber
daya alam yang dibutuhkan untuk memenuhi kelangsungan hidup, baik itu
sandang, pangan maupun papan. Susu sapi menjadi salah satu bahan pangan yang
dibutuhkan oleh masyarakat luas. Agar masyarakat yang semakin banyak ini
tercukupi kebutuhan akan susu sapi, maka diterapkan suatu teknologi yang dapat
menghasilkan produk susu jauh lebih banyak lagi. Salah satu teknologi yang
diterapkan oleh peternakan susu sapi Kansas yaitu pemberian makan berupa
konsentrat yang terbukti dapat menghasilkan susu sapi lebih banyak diproduksi
oleh sapi perah.
Kualitas susu sapi harus terjaga agar tidak menimbulkan efek negatif dalam
tubuh. Kualitas tersebut dijaga baik oleh para pemerah susu sapi dan dipantau
langsung oleh GKPS. GKPS merupakan organisasi yang berada diantara peternak
sapi. Koperasi ini berperan dalam pemberian pinjaman untuk modal usaha. Fungsi
utama dari koperasi ini yaitu meneliti kualitas susu sapi yang dihasilkan oleh
peternak-peternak serta mendistribusikannya kepada masyarakat luas.
10
18
11

Adanya peternakan sapi Kansas dalam lingkungan memberikan efek yang


cukup baik dalam penanganan limbah kotorannya. Kotoran sapi diolah
sedemikian rupa menjadi pupuk yang digunakan sendiri oleh pemilik. Dengan
penanganan limbah yang tepat, lingkungan di sekitarnya tidak menimbulkan efek
negatik. Sebaliknya, lingkungan disekitar peternakan tersebut memiliki tanah
yang subur.
5.1 Penanganan Sapi
Peternakan Kansas termasuk ke dalam peternakan skala kecil dimana ratarata sapi yang dimiliki oleh peternak kurang dari 20 ekor. Selain itu, peralatan
yang digunakan pada peternakan tersebut masih berbasis tradisional, tidak
menggunakan mesin namun menggunakan tenaga manusia. Kandang sapi
dibangun di atas tanah 8 x 6 meter. Material pada kandang terbuat dari tembok
setinggi satu meter dengan atap berupa genteng. Bagian lantai terbuat dari semen,
selain itu lantai dilengkapi dengan saluran pembuangan kotoran sapi. Saluran
pembuangan kotoran sapi tersebut berada di bagian tengah kandang sehingga
membagi kandang ke dalam dua sisi, yaitu sisi kanan dan sisi kiri. Kotoran
dibuang ke penampungan khusus yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai pupuk
tanaman. Antar sapi tidak diberi sekat namun diberi jarak antara sapi satu dengan
sapi lainnya, kecuali untuk anak sapi dipisahkan sesuai dengan umurnya.
Sapi sebelum diperah, terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan air
yang sudah tertampung pada bak besar. Air ditampung pada jam 5 pagi yang
berasal dari air keran. Air tersebut bisa dipakai untuk memandikan sapi pada
waktu pagi dan sore hari. Sapi dimandikan tidak menggunakan selang yang
disemprotkan pada badan sapi, tapi menggunakan ember sambil disikat oleh
petugas. Setelah sapi bersih, sapi siap untuk diperah. Sapi yang siap diperah akan
disiram terlebih dahulu pada bagian paha serta ambing susunya. Petugas yang
akan memerah susu sapi membersihkan tangannya dan dilanjutkan dengan
pengolesan mentega putih ke bagian tangannya dan ambing sapi tersebut.
Menurut Sholeh (2004), sebelum sapi diperah, sebaiknya disekitar lipat paha
sapi dibersihkan. Ambingnya dilap dengan kain yang dibasah basahi air panas.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi dan menstimulir memancarnya
air susu sapi. Menurut Aak (1995), petugas pemerah mencuci tangan dengan
diterjen atau air sabun kemudian dikeringkan dengan kain lap. Ambing sapi
diolesi minyak kelapa untuk melicinkan sehingga memudahkan proses pemerahan
dan sapi tidak merasakan sakit.
Pemerahan susu sapi dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari dan sore
hari. Hasil susu yang diperoleh untuk satu kali pemerahan terhadap satu sapi
sebanyak 6 sampai 8 liter. Menurut Sudono (1999), semakin sering sapi diperah,
hasil susu akan naik dan meningkatkan produksi susu, namun hal ini juga
dipengaruhi olah kemampuan sapi untuk berproduksi, pakan yang diberikan dan
manajemen yang dilakukan oleh peternak. Pada umumnya sapi diperah dua kali
sehari, pada pagi dan sore hari.
Kegiatan pemerahan sapi dilakukan sehari dua kali pada waktu pagi dan
sore hari. Setiap satu kali pemerahan, satu ekor sapi bisa menghasilkan susu
sebanyak 6-8 liter. Hasil dari pemerahan susu sapi ditampung di milkcan

12

berukuran kecil. Setelah penuh, susu akan dipindahkan ke milkcan besar berbahan
stainless steel yang atasnya diberi saringan. Fungsi dari saringan tersebut yaitu
agar susu sapi terbebas dari buih atau material lainnya.
Pakan sapi diberikan setelah proses pemerahan. Pakan sapi yang diberikan
berupa konsentrat yang ditambahkan dengan ampas tahu. Setelah satu jam
pemberian konsentrat dan ampas tahu, sapi tersebut diberikan kembali pakan
segar berupa rumput sebanyak 2 karung (untuk 12 ekor sapi). Peraturan dari
peternakan tersebut, bahwa makan sapi diberikan 10 jam sebelum proses
pemerahan agar kuantitas susu sapi dapat dicapai.
Menurut Sudono dan Setiawan (2003), pemberian pakan sangat berpengaruh
terhadap kesehatan sapi. Pemberian pakan harus sesuai dengan bobot badan sapi,
hal ini dapat mempengaruhi terhadap kadar lemak susu dan produksi susu sapi.
Pemberian pakan yang banyak mengandung hijauan akan menyebabkan kadar
lemak susu sapi tinggi dan pemberian pakan yang mengandung konsentrat akan
menyebabkan kadar lemak susu rendah.
5.2 Pemeliharaan Peralatan untuk Pemerahan
Alat yang dipakai selama pemerahan adalah milkcan kecil berbahan
stainless steel dengan kapasitas 10 liter. Alat ini digunakan untuk menampung
susu hasil dari pemerahan sapi. Miklkcan tersebut sebelumnya dibersihkan
terlebih dahulu dengan cara dibilas dengan air bersih. Air tersebut berasal dari
keran yang ada didalam tempat penampungan air.
Susu yang telah diperas kemudian dikumpulkan kedalam wadah milkcan
dengan ukuran yang lebih besar berbahan stainless steel dengan volume 40 liter.
Diatas wadah dirigen susu tersebut diberi saringan plastik yang digunakan untuk
menyaring susu sebelum dimasukkan kedalam wadah tersebut.
Fungsi dari saringan tersebut yaitu agar susu sapi terbebas dari buih atau
material lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas dari susu sapi yang didapat.
Saringan yang telah selesai dipakai dicuci bersih kemudian direndam di air
hangat. Wadah dirigen susu atau yang biasa disebut dengan milkcan yang
berfungsi untuk menampung dan menyimpan sementara susu hasil pemerahan
untuk segera dikirim ke koperasi maupun ke Industri Pengolahan Susu yang jarak
dan waktu tempuhnya tidak lebih dari 2 jam dari proses pemerahan. Milkcan yang
biasa digunakan berbahan stailess steel atau alumunium berpenutup rapat.
5.3 Pemeliharaan Kandang Sapi
T

Sapi yang terdapat


di peternakanA Kansas Desa Situ eUdik berjumlah 12 ekor
e
l
m
sapi perah. Sapi tersebut
berada di dalam
kandang yangm berukuran 8x6 meter.
ir
p
p dan lantai dari semen.
Kandang sapi tersebut
terdapat atap yang
terbuat
dari seng
a
a
Sapi tidak diberi sekat
tetapi diberi jarak
antara sapi yangat satu dengan sapi yang
n
t
lain. Denah kandang sapi disajikan pada Gambar 4.

12

p
a
k
a
n
s
a
p
i

a
i kotoran sapi
Penampungan
r
+
k
o
t
o
r
a
n

p
a
k
a
n
s
a
p
i

18

13

Pempungan
air

Gambar 4 Denah kandang sapi peternakan Kansas


Posisi sapi yaitu 6 ekor sapi menghadap depan dan 6 ekor sapi bersebrangan
dengan sapi di depannya. Tengah-tengah kandang (50 cm) terdapat jalur untuk
aliran pembuangan kotoran sapi. Kandang sapi terdapat tempat penampungan air
dan tempat pakan sapi. Tempat penampungan air yaitu untuk menampung air agar
memudahkan petugas memandikan sapi dan membersihkan kandang dari kotorankotoran sapi. Sapi dimandikan dengan cara menyiram sapi dengan menggunakan
ember. Kandang sapi dibersihkan sebelum sapi diperah dengan cara menyiram
lantai menggunakan ember untuk mengambil air dari tempat penampungan air.
Setelah kandang disiram, lalu sapi dimandikan, dan barulah sapi dapat diperah.
Namun jika sapi mengeluarkan kotoran, maka pada saat itu juga kotoran sapi
diserok dengan menggunakan serokan khusus yang disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5 Alat serok kotoran sapi


Serokan sapi tersebut cukup sederhana yaitu terbuat dari kayu untuk
menyerok kotoran sapi. Kotoran sapi yang diserok itu kemudian dialirkan ke
ujung kandang yang di bawahnya terdapat tempat penampungan khusus untuk
kotoran sapi. Kotoran sapi yang tertampung tersebut dapat dijual untuk dijadikan
pupuk.

14

5.4 Produksi dan Penjualan Hasil Ternak


Susu sapi segar merupakan hasil produksi utama yang dihasilkan oleh para
peternak. Produktivitas susu yang dihasilkan oleh para peternak adalah sebesar
9,73 liter per hari. Dalam sehari KPS dapat menerima setoran susu dari para
peternak hingga 9.500 liter per hari. Selain menghasilkan susu sapi segar, sekitar
sepuluh persen peternak menghasilkan susu olahan sendiri seperti yoghurt untuk
dijual seperti eceran langsung ke masyarakat di sekitar Kansas. Untuk susu segar,
para peternak langsung menjualnya ke KPS. Fungsi pemasaran susu dilakukan
oleh KPS. KPS melakukan pengumpulan susu dari berbagai peternak, kemudian
menyimpan susu tersebut disebuah chilling unit agar kualitas susu terjaga yang
kemudian akan disalurkan ke industri pengolahan susu (IPS) seperti PT. Indomilk
dan pabrik-pabrik susu seperti Cimory.

14

18

15

BAB VI
ASPEK DISTRIBUSI
6.1 Distribusi Susu Sapi dari Peternakan Kansas
Hasil susu sapi yang telah diperah, dibawa untuk dikumpulkan di GKPS
(Gabungan Koperasi Peternakan Susu Sapi). Cara pendistribusian susu sapi dari
peternakan menuju koperasi yaitu dengan menggunakan sepeda motor dengan
cara milkcan diikat dengan tali tambang secara kuat pada jok motor bagian
belakang. Pendistribusian susu sapi dari peternakan menuju koperasi dilakukan 2
kali dalam sehari yaitu setelah selesai diperah dan ditampung dalam milkcan susu
tersebut langsung disetorkan ke koperasi yang berjarak 1 km dari peternakan dan
membutuhkan waktu pendistribusian dari peternakan menuju koperasi yaitu
selama 15 menit. Dalam satu kali penyetoran banyaknya susu sapi yaitu sebanyak
1 (satu) milkcan yaitu sebanyak 40 liter satu kali kirim, jadi dalam waktu satu hari
peternakan tersebut mengirimkan susu sapi sebanyak 80 liter/ hari dari 12 ekor
sapi perah.
Saat susu sapi dari peternakan disetorkan pada koperasi, susu sapi langsung
ditimbang berapa banyaknya, kemudian disaring ke wadah penyaringan khusus,
setelah itu diambil sampel susu tersebut untuk diuji kadar susu nya, apabila sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh koperasi, susu tersebut
langsung dimasukkan kedalam lemari pendingin untuk disterilkan, setelah steril
susu sapi tersebut kemudian dimasukkan ke tangki truk khusus susu sapi, untuk
siap didistribusikan kepada pelanggan-pelanggan susu sapi kansas yaitu pabrikpabrik susu sapi disekitar Jabodetabek.
6.2 Persiapan Distribusi Susu di GKPS
Susu sapi yang telah dikumpul di GKPS lalu didistribusikan kepada
pelanggan-pelanggan dari koperasi tersebut. Sebelum didistribusikan ke
pelanggan-pelanggan tersebut, susu sapi diperiksa dahulu kelayakan sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan. Sebelum diuji kelayakkannya susu sapi tersebut
harus bebas dari residu anti biotik yaitu susu sapi yang disetorkan ke koperasi
harus dipisahkan secara terpisah antara sapi yang diobati dengan antibiotik, sapi
dalam pengobatan mastitis, dan sapi yang baru masuk dari luar kawasan kansas
hal ini bertujuan agar susu sapi tersebut tidak terkontaminasi agar tidak terjadi hal
yang disebabkan oleh kontaminasi satu tetes susu sapi residu antibiotik/ masa
penyembuhan/ masa peremajaan merusak pendistribusian satu tangki truk susu
sapi.
Setelah dipisahkan antara susu sapi segar dengan susu sapi dengan kriteria
yang harus dipisahkan kemudian dilakukan kriteria persyaratan pendistribusian
lainnya dimana setiap satu milkcan dengan kapasitas 40 liter akan diambil terlebih
dahulu sampelnya untuk diukur pH dan berat jenis susu menggunakan alat khusus.
Jika telah sesuai dengan kriteria, makan susu akan disaring menggunakan saringan
kain lalu dimasukkan ke dalam mesin pendingin untuk disterilkan. Jika susu telah
steril, makan susu tersebut dimasukkan ke dalam tangki truk khusus dan
didistribusikan ke pabrik susu.

16

6.3 Peta Distribusi dari GKPS


Susu sapi kansas didistribusikan oleh GKPS menggunakan truk-truk
berkapasitas 2000 liter. Pendistribusian tersebut dilakukan 1 kali sehari sekali
yaitu setelah para peternak susu sapi menyetorkan perahan susu sapinya yang
kedua kali yaitu perahan susu sapi pada sore hari. Pendistribusian susu sapi itu
disekitar wilayah tersebut yaitu pabrik-pabrik susu atau perusahan minuman
olahan suhu sekitar jabodetabek salah satu konsumen susu sapi kansas adalah
perusahaan cimory, dimana susu sapi kansas digunakan sebagai bahan dasar
olahan produk mereka untuk diolah menjadi susu UHT, yoghurt, maupun
dijadikan sebagai bahan pembuatan keju. Peta pendistibusian susu sapi kansas
dapat dilihat pada Gambar 6.
GKPS

Perusahaan
Cimory

PT. Indomilk

Lokasi : Cipayung-Puncak
Produksi : Susu UHT, Olahan
susu sapi (yoghurt,
dan keju

Industri Pengolahan
Susu (IPS)

Lokasi : Jadobetabek (JakartaBogor-Tangerang-Bekasi)


Produksi : Susu UHT, Olahan
susu sapi (yoghurt,
dan keju

Lokasi : Cibubur, Jakarta


Produksi : Susu UHT, Olahan susu
sapi (yoghurt, dan keju

Gambar 6 Peta Pendistribusian Susu Sapi Kansas


6.4 Analisis Jarak Pengiriman Susu Sapi dari GKPS ke Pabrik Susu
Pendistribusian susu sapi kansas meliputi wilayah sekitar susu sapi kansas
yaitu didistribusikan ke Jabodetabek (Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi).
Jarak pendistribusian tersebut diambil dengan cara memperhatikan aspek-aspek
tertentu salah satunya untuk menjaga kualitas susu sapi hingga ke pabrik-pabrik
susu tersebut. Pada proses pendistribusiannya menggunakan truk dengan tangki
susu sapi khusus berkapasitas 2000 Liter, jarak koperasi ke tempat tujuan
memakan waktu + 1-4 jam yaitu disekitar Jabodetabek agar daya tahan susu
tersebut masih terjaga dengan baik, di tangki truk tersebut dilengkapi dengan alat
pendingin untuk pengatur suhu susu tersebut agar susu tersebut tetap steril dan
tetap fresh sampai ke tempat tujuan.

16

18
17

KESIMPULAN
Penanganan sapi perah di Kansas dilakukan mulai dari proses pemandian,
pembersihan paha dan ambing sapi sebelum dilakukan proses pemerahan,
pemberian makan setelah pemerahan dan pembersihan kandang yang dilakukan
setiap hari. Hal ini dilakukan agar susu sapi yang dihasilkan berkualitas baik. Pada
proses pemerahan digunakan alat-alat penunjang seperti milkcan berukuran besar
dan milkcan berukuran kecil yang terbuat dari stainless steel. Milkcan yang kecil
digunakan sebagai wadah tadahan susu yang diperas sedangkan milkan besar
digunakan untung menampung semua susu hasil perahan. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi mutu hasil dari susu sapi yaitu berasal dari jenis pakan yang
diberikan, higienitas kandang dan alat pemerahan, serta pendistribusian. Proses
pendistribusian dilakukan setiap hari oleh GKPS. Susu ditampung dalam tanki
pendistribusian yang telah dilengkapi dengan alat pendingin agar tidak
mempengaruhi kualitas susu atau penurunan mutu dan kualitas susu sapi.

18

DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Kanisius.
Badan Standarisasi Nasional. 1998. Metoda pengujian susu segar. SNI 01-27821998.
Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi pengolahan pangan lanjut. Bogor: Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Hadiwiyoto S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Yogyakarta:
Liberty.
Julmiaty. 2002. Perbandingan Kualitas Fisik Susu Pasteurisasi Konvensional
Dan Mikroware Dengan Lama Penyimpanan Yang Berbeda. Skripsi.
Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Micklin M, Poston Jr D L. 1998. Continuities In Sociological Human Ecology.
New York and London: Plenum Press.
Mohammad M. 2008. Jumlah Total Bakteri Dan Kualitas Fisik Susu Segar Hasil
Pengawetan Dengan Metode Laktoperoksidase Sistem. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Pramono H. 2012. Konsumsi Susu Orang Indonesia. [Terhubung berkala]
http://surabaya.tribunnews.com/m/index.php/2012/05/23/konsumsi-susuorang-indonesia-masih-rendah (24 Mei 2013).
Saleh E. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak (jurnal).
http://padmanaba.web.id/file/jurnal%20susu%20%281%29.pdf. (21 April
2013).
Sudono A. 1999. Ilmu Produksi Ternak Perah. Diktat Kuliah Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sudono AR dan Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Depok:
Agromedia Pustaka.
Tollefson L, M.A. Miller. 2000. Antibiotic use in food animals: Controlling the
human health impact. J of AOAC 83 (2): 245-254.

18

18

19

Anda mungkin juga menyukai