Anda di halaman 1dari 10

LEMBARAN DAERAH

PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI


NOMOR : 96

TAHUN : 1992

SERI : D NO. 93

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI


NOMOR 11 TAHUN 1991
TENTANG
PENYUSUNAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KEUANGAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I BALI,
Menimbang : a.

bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
1991 tentangPenyusunan Anggaran Penerimaan
dan Pengeluaran Keuangan Desa, dan dicabut
serta dinyatakan tidak berlaku lagi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1982,
maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Ting-kat
I Bali Nomor 04 Tahun 1984 tentang Penyu-sunan
Anggaran
Penerimaan
dan
Pengeluaran
Keuangan Desayangpenyusunannya didasarkan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3
Tahun 1982 perlu dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku ;

b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada


huruf a, maka dipandang perlu mengatur kembali Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa;
c. bahwa pengaturan kembali Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan
Desa sebagaimana dimaksud huruf b, maka dipandang perlu ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali tentang
Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Pengeluran Keuangan Desa.
Mengingat :

l. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang


Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor
38 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037);
2; Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang

3;

4;
5;
6;
7.

Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali,


Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1958 Nomor 115; Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1649);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1979 Nomor 56; Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3153);
Peraturan MenteriDalamNegeri Nomor 14 Tahun
1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah ;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
1981 tentang Pembentukan Lembaga Musyawarah Desa ;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun
1981 tentang Keputusan Desa ;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun
1982 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan
Desa, Pengurusan dan Pengawasannya ;

8; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun


1982 tentang Pungutan Desa ;

9; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun


1982 tentang Kedudukan dan Kedudukan Keuangan Kepala Desa, Sekretaris Desa, KepalaKepala Urusan dan Kepala-Kepala Dusun ;

10; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun


1991 tentang Penyusunan Anggaran Penerimaan
dan Pengeluaran Keuangan Desa ;
11; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali
Nomor 09 Tahun 1981 tentang Pembentukan
Lembaga Musyawarah Desa (Lembaran Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Bah" Tahun 1982 Nomor
20 Seri D Nomor 20) ;

12; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali


Nomor 10 Tahun 1981 tentang Keputusan Desa
(Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Bali Tahun 1982 Nomor 21 Seri D Nomor 21);

13; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali


Nomor 02 Tahun 1984 tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa, Pengurusan dan
Pengawasannya (Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Bali Tahun 1984 Nomor 113
Seri D Nomor 112);

14; Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali

Nomor 03 Tahun 1984 tentang Pungutan Desa


(Lembaran Daerah Propinsi Daerah Tingkat I
Bali Tahun 1984 Nomor 114 Seri D Nomor 113);
Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah
Tingkat I Bali

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH


TINGKAT I BALI TENTANG PENYUSUNAN
ANGGARAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
KEUANGAN DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya
kesatuan masyarafcat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia ;
b. Lembaga
Musyawarah
Desa
adalah
lembaga
permusyawaratan/permufakatan yang keanggotaannya terdiri atas
Kepala-kepala
Dusun,
Pimpinan
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan. Pemuka-pemuka Masyarakat di Desa yang
ber-sangkutan ;
c. Keputusan Desa adalah semua keputusan-keputusan yang
telah
ditetapkan
oleh
Kepala
Desa
setelah
dimusyawarahkan/dimufakatkan dengan Lembaga Musyawarah
Desa serta telah mendapatkan pengesahan dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II;
d. Tahun Anggaran Desa adalah sama dengan Tahun Anggaran Negara,
yaitu 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya ;
e. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan
penghasilan bagi Desa yangbersangkutan;

sumber

f. Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Ke-uangan Desa yang


selanjutnya disebut Anggaran Desa, adalah rencana operasional
tahunan dari program umum pemerintahan dan pembangunan Desa
yang dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka-angka rupiah,
disatu pihak mengandung perkiraan target penerimaan dan dilain
pihak mengandung perkiraan batas tertinggi penge-luaran
keuangan Desa.

BAB II
PENYUSUNAN ANGGABAN DESA
Bagian Pertama
Penetapan Anggaran Desa
Pasal 2
Setiap menjelang awal Tahun Anggaran baru Bupati/ Walikotaraadya
Kepala Daerah Tingkat II mem-berikan pedoman penyusunan
Anggaran Desakepada Pemerintah Desa.
Pasal 3
1; Anggaran Desa ditetapkan setiap Tahun Anggaran dengan
Keputusan Desa.
2; Keputusan Desa tentang Anggaran Desa terlebih dahulu
dimusyawarahkan oleh Kepala Desa dengan Lembaga
Musyawarah Desa.
Bagian Kedua
Bentuk dan Susunan Anggaran Desa
Pasal 4
1; Anggaran Desa terdiri dari bagian Penerimaan dan bagian
Pengeluaran.
2; Bagian Pengeluaran terdiri dari Pengeluaran Rutin dan
Pengeluaran Pembangunan.
Pasal 5
Bentuk dan Susunan Keputusan Desa berikut lam-pirannya
sebagaimana dimaksud pasal 3, sebagai-mana tercantum dalam
lampiran I Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Pengesahan Anggaran Desa
Pasal 6
1;

Keputusan Desa mengenai Anggaraii Desa harus segara


ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tingkat
II dan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setalah
ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2;

Pengesahan terhadap Keputusan Desa dimaksud ayat (1)


dituangkan dalam Keputusan Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah
menerima Keputusan Desa, yang bentuk dan susunannya
sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan daerah
ini.

3;

Keputusan Desa mengenai Anggaran Desa berlaku setelah


mendapatkan pengesahan dari Bupati/Walikotamadya Kepala
Daerah Tingkat II.

4;

Dalam hal Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II


menolak terhadap Keputusan Desa mengenai Anggaran Desa

sebagian atau seluruhnya harus disertai penjelasan yang


merupakan petunjuk penyempurnaannya.
Pasal 7
Apabila Anggaran Desa sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3)
setelah 1 (satu) bulan belum mendapatkan pengesahan
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, maka Anggaran
Desa tersebut dianggap telah disahkan.
Bagian Keempat
Perubahan Anggaran Desa
Pasal 8
1; Apabilaterjadiperubahanpenerimaandanpengeluaran Anggaran
Desa yang telah memperoleh pengesahan karena adanya
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II harus dilakukan
Perubahan Anggaran dengan penetapan Keputusan Desa.
2; Penetapan Keputusan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/ Kotamadya Daerah Tingkat II ditetapkan.
3; Apabila terjadi perubahan sepanjang tidak menyangkut
perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II harus segera diajukan
kepada Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui
Camat untuk mendapat pengesahan.
Pasal 9
Bentuk, isi dan susunan Keputusan Desa tentang Perubahan
Anggaran Desa sebagaimana dimaksud Pasal 8, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III Peraturan Daerah ini.
Pasal 10
1; Pengesahan Keputusan Desa tentang Perubahan Anggaran Desa
dilakukan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.
2; Pengesahan terhadap Keputusan Desa sebagaimana dimaksud
ayat (1) dituangkan dalam Keputusan Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II yang bentuk dan susunannya sebagai
mana tercantum dalam lampiran II Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima
Perhitungan Anggaran Desa
Pasal 11

1; Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun

anggaran tertentu, Kepala Desa wajib menetapkan Keputusan


Desa mengenai perhitungan Anggaran Desa.

2; Keputusan Desa sebagaimana dimaksud ay at (1), selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah ditetapkan sudah diterima oleh
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui Camat
untuk mendapat pengesahan.

Pasal 12
Bentuk dan susunan Keputusan Desa tentang perhitungan Anggaran
Desa berikut lampiran-lampiran-nya sebagaimana dimaksud pasal 11,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Daerah ini.
BAB III
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
Bagian Eesatu
Penerimaan
Pasal 13
(1) Penerimaan Desaterdiri atas 6 (enam) pos dengan
kode anggaran sebagai berikut:

11;
12;
13;
14;

Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu.


Pendapatan Asli Desa.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

1-5.Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah


Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II.
1.6. Lain-lain pendapatan yang sah.
(2) Setiap pos terdiri dari ayat-ayat.

Pasal 14
1; Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagaimana
dimaksud pasal 13 ayat (1) adalah sisa perhitungan anggaran
tahun lalu yang merupakanpenerimaan tahun anggaran
berikutnya.
2; Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (1),
terdiri dari:
a. hasil dari kekayaan Desa yang terdiri dari Tanah Kas Desa
dan Tanah lain milik Desa, pemandian umum yang diurus
oleh Desa, Pasar Desa, obyek-obyek rekreasi yang diu
rus Desa, bangunan milik Desa dan Iain-lain kekayaan milik
Desa ;
b. hasil dari swadaya dan partisipasi masyara-

3;

4;

(5)

(6)

kat Desa ;
c. hasil dari gotong-royong masyarakat Desa ;
d. hasil dari pungutan Desa;
e. hasil Iain-lain dari usaha Desa yang sah antara lain usaha dari ekonomi Desa dan lumbung Desa, yang berasal dari Bantuan Pembangunan Desa.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada pasal 13 ayat (1) meliputi sumbangan berupa dana ganjaran,
Bantuan Inpres, Bantuan khusus Presiden dan Sumbang
an Bantuan lainnya.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah Propinsi Daerah
Tingkat I Bali sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (1), terdiri
dari:
a. penyisihan sebagian penerimaan Pendapatan
Asli Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali;
b. penyisihan penerimaan Pajak Bumi dan Ba
ngunan bagian Propinsi Daerah Tingkat I
Bali;
c. sumbangan dan Bantuan lainnya.
Sumbangan
dan
Bantuan
dari
Pemerintah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II sebagaimana
dimaksud pasal 13 ayat (1), terdiri dari :
a. penyisihan penerimaan pajak dan retribusi
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II;
b. penyisihan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan bagian Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II ;
c. sumbangan dan Bantuan lainnya.
Lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud pasal 13
ayat (1), adalah pendapatan-pendapatan yang berasal dari
sumbangan dan atau bantuan dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pasal 15
Sumber penerimaan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 13 ayat (1),
dimanfaatkan
sepenuhnya
untuk
kepentingan
penyelenggaraaanpemerintahan, pelak-sanaan pembangunan dan
pelayanan masyarakat di Desa yang bersangkutan.
Bagian Kedua Pengeluaran
Pasal 16
(1) a. Bagian pengeluaran rutin sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat
(2), terdiri atas 6 (enam) pos dengan kode anggaran sebagai
berikut:
2R.1 Belanja pegawai.
2R.2 Belanja barang.

2R.3 Belanja pemeliharaan.


2R.4 Biaya perjalanan dinas.
2R.5 Belanja lain-lain.
2R.6 Pengeluaran tidak tersangka.
b. Bagian pengeluaran pembangunan sebagaimana dimaksud
pasal 4 ayat (2) terdiri atas 6
(enam) pos dengan kode anggaran sebagai berikut:
2P.1 Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan.
2P.2 Pembangunan prasarana produksi.
2P.3 Pembangunan prasaranaperhubungan.
2P.4 Pembangunan prasarana pemasaran.
2P.5 Pembangunan prasarana sosial.
2P.6 Pembangunan Iain-lain.
(2) Pos-pos bagian pengeluaran rutin dan bagian pengeluaran
pembangunan terdiri atas pasal-pasal.

1;
2;

Pasal 17
Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada Anggaran Desa jika
untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia dan atau tidak cukup
dananya dalam Anggaran Desa.
Kepala Desa dilarang melakukan atau menjanjikan
pengeluaran atas beban Anggaran Desa untuk tujuan lain
daripadayangtelah ditetapkan dalam Anggaran Desa.

Pasal 18
Pelaksanaan pengeluaran dilakukan berdasarkan pada prinsip
hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program /
kegiatan serta fungsi Pe-merintah Desa.

1;
2;

3;
4;

BAB IV
PELAKSANAAN ADMINISTRASI
KEUANGAN DESA
Pasal 19
Pada Sekretariat Desa tiap Tahun Anggaran dipergunakan
Buku Administrasi Keuangan Desa menurut pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Salah seorang Kepala Urusan pada Sekretariat Desa dapat
diangkat sebagai Bendaharawan oleh Camat atas nama
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II atas usul Kepala
Desa setelah mendapat persetujuan dari Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II.
Pengisian Buku Administrasi Keuangan Desa sebagaimana
dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Bendaharawan Desa.
Setiap Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa haras dicatat
di dalam Buku Administrasi Keuangan Desa dan setiap
pengeluaran keuangan Desaharus mendapatkan persetujuan dari
Kepa la Desa, sesuai dengan bukti pengeluaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.

BABV
PENGAWASAN ANGGARAN
Pasal 20
Pengawasan atas ketertiban kelancaran pelaksanaan Anggaran Desa
dilakukan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
atau pejabat lain yang ditunjuk.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Pe-raturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 04 Tahun 1984 tentang
Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa
dan keten-tuan-ketentuan lain yang bertentangan dinyatakan dicabut
dan tidak berlaku lagi.
Pasal 22
Hal-hal yangbelum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur
dengan Keputusan Gubernur Kepals Daerah sepanjang mengenai
peraturan pelaksanaan-nya.
Pasal 23
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya me-merintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH PROPINSI DAERAH
TINGKAT I BALI
KETUA,

Denpasar, 9 Agustus 1991


GUBERNUR KEPALA DAERAH
TINGKAT I BALI,
Cap ttd.

Cap ttd.

IDA BAGUS OKA.


I GUSTIPUTU RAKA, SH.

DISAHKAN
Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Tanggal 12 - 2 - 1992 Nomor : 900.140.61-106
Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum Dan Otonomi Daerah
Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah
Cap ttd.
Drs, H. SOEJOEDI NADI

Pembina Utama Muda NIP 130184391


Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi
Daerah Tingkat I Bali
Nomor : 96 Tanggal : 15 Pebruari 1992
Seri
: D Nomor : 93
Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat I Bali,
Cap ttd.
D E W A BERATHA.
PEMBINA UTAMA MADYA
NIP 010049857

Anda mungkin juga menyukai