TAHUN : 1992
SERI : D NO. 93
bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun
1991 tentangPenyusunan Anggaran Penerimaan
dan Pengeluaran Keuangan Desa, dan dicabut
serta dinyatakan tidak berlaku lagi Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1982,
maka Peraturan Daerah Propinsi Daerah Ting-kat
I Bali Nomor 04 Tahun 1984 tentang Penyu-sunan
Anggaran
Penerimaan
dan
Pengeluaran
Keuangan Desayangpenyusunannya didasarkan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3
Tahun 1982 perlu dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku ;
3;
4;
5;
6;
7.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk didalamnya
kesatuan masyarafcat hukum yang mempunyai organisasi
pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia ;
b. Lembaga
Musyawarah
Desa
adalah
lembaga
permusyawaratan/permufakatan yang keanggotaannya terdiri atas
Kepala-kepala
Dusun,
Pimpinan
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan. Pemuka-pemuka Masyarakat di Desa yang
ber-sangkutan ;
c. Keputusan Desa adalah semua keputusan-keputusan yang
telah
ditetapkan
oleh
Kepala
Desa
setelah
dimusyawarahkan/dimufakatkan dengan Lembaga Musyawarah
Desa serta telah mendapatkan pengesahan dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II;
d. Tahun Anggaran Desa adalah sama dengan Tahun Anggaran Negara,
yaitu 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya ;
e. Kekayaan Desa adalah segala kekayaan dan
penghasilan bagi Desa yangbersangkutan;
sumber
BAB II
PENYUSUNAN ANGGABAN DESA
Bagian Pertama
Penetapan Anggaran Desa
Pasal 2
Setiap menjelang awal Tahun Anggaran baru Bupati/ Walikotaraadya
Kepala Daerah Tingkat II mem-berikan pedoman penyusunan
Anggaran Desakepada Pemerintah Desa.
Pasal 3
1; Anggaran Desa ditetapkan setiap Tahun Anggaran dengan
Keputusan Desa.
2; Keputusan Desa tentang Anggaran Desa terlebih dahulu
dimusyawarahkan oleh Kepala Desa dengan Lembaga
Musyawarah Desa.
Bagian Kedua
Bentuk dan Susunan Anggaran Desa
Pasal 4
1; Anggaran Desa terdiri dari bagian Penerimaan dan bagian
Pengeluaran.
2; Bagian Pengeluaran terdiri dari Pengeluaran Rutin dan
Pengeluaran Pembangunan.
Pasal 5
Bentuk dan Susunan Keputusan Desa berikut lam-pirannya
sebagaimana dimaksud pasal 3, sebagai-mana tercantum dalam
lampiran I Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Pengesahan Anggaran Desa
Pasal 6
1;
2;
3;
4;
Bagian Kelima
Perhitungan Anggaran Desa
Pasal 11
2; Keputusan Desa sebagaimana dimaksud ay at (1), selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah ditetapkan sudah diterima oleh
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II melalui Camat
untuk mendapat pengesahan.
Pasal 12
Bentuk dan susunan Keputusan Desa tentang perhitungan Anggaran
Desa berikut lampiran-lampiran-nya sebagaimana dimaksud pasal 11,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Daerah ini.
BAB III
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN
Bagian Eesatu
Penerimaan
Pasal 13
(1) Penerimaan Desaterdiri atas 6 (enam) pos dengan
kode anggaran sebagai berikut:
11;
12;
13;
14;
Pasal 14
1; Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagaimana
dimaksud pasal 13 ayat (1) adalah sisa perhitungan anggaran
tahun lalu yang merupakanpenerimaan tahun anggaran
berikutnya.
2; Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (1),
terdiri dari:
a. hasil dari kekayaan Desa yang terdiri dari Tanah Kas Desa
dan Tanah lain milik Desa, pemandian umum yang diurus
oleh Desa, Pasar Desa, obyek-obyek rekreasi yang diu
rus Desa, bangunan milik Desa dan Iain-lain kekayaan milik
Desa ;
b. hasil dari swadaya dan partisipasi masyara-
3;
4;
(5)
(6)
kat Desa ;
c. hasil dari gotong-royong masyarakat Desa ;
d. hasil dari pungutan Desa;
e. hasil Iain-lain dari usaha Desa yang sah antara lain usaha dari ekonomi Desa dan lumbung Desa, yang berasal dari Bantuan Pembangunan Desa.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada pasal 13 ayat (1) meliputi sumbangan berupa dana ganjaran,
Bantuan Inpres, Bantuan khusus Presiden dan Sumbang
an Bantuan lainnya.
Sumbangan dan Bantuan dari Pemerintah Propinsi Daerah
Tingkat I Bali sebagaimana dimaksud pasal 13 ayat (1), terdiri
dari:
a. penyisihan sebagian penerimaan Pendapatan
Asli Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali;
b. penyisihan penerimaan Pajak Bumi dan Ba
ngunan bagian Propinsi Daerah Tingkat I
Bali;
c. sumbangan dan Bantuan lainnya.
Sumbangan
dan
Bantuan
dari
Pemerintah
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II sebagaimana
dimaksud pasal 13 ayat (1), terdiri dari :
a. penyisihan penerimaan pajak dan retribusi
Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II;
b. penyisihan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan bagian Kabupaten/Kotamadya Daerah
Tingkat II ;
c. sumbangan dan Bantuan lainnya.
Lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud pasal 13
ayat (1), adalah pendapatan-pendapatan yang berasal dari
sumbangan dan atau bantuan dari pihak ketiga yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 15
Sumber penerimaan Desa sebagai dimaksud dalam pasal 13 ayat (1),
dimanfaatkan
sepenuhnya
untuk
kepentingan
penyelenggaraaanpemerintahan, pelak-sanaan pembangunan dan
pelayanan masyarakat di Desa yang bersangkutan.
Bagian Kedua Pengeluaran
Pasal 16
(1) a. Bagian pengeluaran rutin sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat
(2), terdiri atas 6 (enam) pos dengan kode anggaran sebagai
berikut:
2R.1 Belanja pegawai.
2R.2 Belanja barang.
1;
2;
Pasal 17
Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada Anggaran Desa jika
untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia dan atau tidak cukup
dananya dalam Anggaran Desa.
Kepala Desa dilarang melakukan atau menjanjikan
pengeluaran atas beban Anggaran Desa untuk tujuan lain
daripadayangtelah ditetapkan dalam Anggaran Desa.
Pasal 18
Pelaksanaan pengeluaran dilakukan berdasarkan pada prinsip
hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program /
kegiatan serta fungsi Pe-merintah Desa.
1;
2;
3;
4;
BAB IV
PELAKSANAAN ADMINISTRASI
KEUANGAN DESA
Pasal 19
Pada Sekretariat Desa tiap Tahun Anggaran dipergunakan
Buku Administrasi Keuangan Desa menurut pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri.
Salah seorang Kepala Urusan pada Sekretariat Desa dapat
diangkat sebagai Bendaharawan oleh Camat atas nama
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II atas usul Kepala
Desa setelah mendapat persetujuan dari Bupati/Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II.
Pengisian Buku Administrasi Keuangan Desa sebagaimana
dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Bendaharawan Desa.
Setiap Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa haras dicatat
di dalam Buku Administrasi Keuangan Desa dan setiap
pengeluaran keuangan Desaharus mendapatkan persetujuan dari
Kepa la Desa, sesuai dengan bukti pengeluaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.
BABV
PENGAWASAN ANGGARAN
Pasal 20
Pengawasan atas ketertiban kelancaran pelaksanaan Anggaran Desa
dilakukan oleh Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
atau pejabat lain yang ditunjuk.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Pe-raturan Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 04 Tahun 1984 tentang
Penyusunan Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa
dan keten-tuan-ketentuan lain yang bertentangan dinyatakan dicabut
dan tidak berlaku lagi.
Pasal 22
Hal-hal yangbelum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur
dengan Keputusan Gubernur Kepals Daerah sepanjang mengenai
peraturan pelaksanaan-nya.
Pasal 23
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar
setiap orang mengetahuinya me-merintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah
Propinsi Daerah Tingkat I Bali.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
DAERAH PROPINSI DAERAH
TINGKAT I BALI
KETUA,
Cap ttd.
DISAHKAN
Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri
Tanggal 12 - 2 - 1992 Nomor : 900.140.61-106
Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum Dan Otonomi Daerah
Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah
Cap ttd.
Drs, H. SOEJOEDI NADI