Anda di halaman 1dari 6

Perawatan Kaki Diabetes

Diabetes mellitus (DM) dan problema kaki agaknya sinonim bagi penderita diabetes, oleh
karena sebagian besar penderita DM menyadari bahwa pada suatu saat ada kemungkinan
mengalami gangren kaki. Dibandingkan dengan non diabetes, penderita diabetes lebih sering
mengalami gangren kaki, diperkirakan 17 kali lebih sering. Di klinik-klinik yang besar di
Amerika Serikat setiap 5 dari 6 tindakan amputasi kaki adalah penderita diabetes. Oleh
karena itu dapatlah dimengerti, kaki diabetes bukan hanya merupakan problema medik, tetapi
juga problema ekonomi untuk penderita maupun rumah-sakit.

Problema kaki diabetes yang rumit dengan berbagai pengobatan yang sering memakan waktu,
dan belum tentu berhasil, memberi dorongan bagi kita bahwa semua usaha harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya kaki diabetes. Pendapat bahwa semua penderita DM mempunyai
sirkulasi kaki yang buruk tidaklah benar. Sebagian besar mempunyai sirkulasi normal,
khususnya penderita -penderita yang berumur relatif muda. Makin tua umur makin kurang
baik sirkulasi kaki.

KLASIFIKASI KELAINAN KAKI

Kelainan kaki pada diabetes dapat disebabkan oleh infeksi / septik, neuropat, iskemik atau
kombinasi antara ketiganya. Membedakan ke-empat penyebab tersebut perlu dilakukan untuk
menyesuaikan dengan langkah pengobatan yang akan diambil. Pada umur muda agaknya
faktor iskemi belum banyak peranan. Selebihnya, pada umur tua lebih sering ditemukan
penyebab kombinasi, khususnya iskemi dan infeksi sehingga prognosis akan lebih buruk.
Hampir dapat dipastikan bahwa amputasi pada umur tua selalu disebabkan oleh diabetes
mellitus.

Sebab infeksi

Pendapat bahwa keadaan hiperglikemi mengakibatkan bakteri mudah tumbuh ternyata tidak
benar. Agaknya faktor hipoksemi memegang peranan tumbuhnya kuman. Oksigenasi jaringan
yang buruk akibat iskemi mengurangi kesanggupan respon imun jaringan sehingga bakteri
mudah berkembang. Tanpa adanya faktor iskemi dan neuropati, infeksi kaki pada penderita
diabetes tidak banyak berbeda dengan infeksi pada non diabetes.

Sebab neuropati

Diabetik neuropati disifati oleh gangguan sensoris, dalam arti hilangnya persepsi superfisial.
Di samping itu perasaan vibrasi berkurang sampai hilang. Selain itu ditemukan juga
kelemahan otot-otot intrinsik kaki sehingga terjadi dislokasi dorsal dari ibu jari. Akibat
deformitas ini berat badan akan tertumpu pada ibu jari sehingga lama kelamaan akan
terbentuk kalus. Kalus yang pecah-pecah merupakan tempat berkembang biaknya bakteri
yang biasanya stafilokok yang lama kelamaan terbentuk ulkus yang indolen. Infeksi dapat
tembus ke bagian tulang dan terjadilah osteomielitis. Proses yang sama dapat mengenai
sendi-sendi tarsal dan memberikan deformitas yang khas dan dikenal sebagai charcot
arthropathy.

Obstruksi vaskuler pada diabetes hampir selalu pada umur lanjut, umumnya di atas 50 tahun
dan lebih sering pada lakilaki. Lebih berhubungan dengan faktor umur dari pada lamanya
menderita diabetes. Adanya neuropati lebih memudahkan terjadinya gangren. Kaki iskemik
biasanya tampak kering, atrofi, tidak berambut disertai kelainan pada kuku. Arteri dorsalis
pedis dan arteri tibialis posterior biasanya sulit diraba, bahkan kadang-kadang tidak teraba.
Sebanyak 3% dari penderita- penderita diabetes disertai keluhan claudicatio intermittent yang
khas . Pemeriksaan osilometri sangat membantu menemukan gangguan sirkulasi darah di
kaki.

Iskemi pada kaki memberikan dua gambaran klinik yang berbeda, yaitu nyeri istirahat (rest
pain) dan gangren. Pada nyeri istirahat kaki teraba dingin dan tampak merah muda. Perasaan
nyeri seperti terbakar pada seluruh kaki dan biasanya memburuk di malam hari. Gangren
hampir selalu dimulai pada ibu jari kaki. Biasanya tanpa nyeri, warna keungu-unguan
kemudian menjadi hitam dan kering. Bila disertai infeksi, gangren menjadi basah dan berbau
khas.

PENGOBATAN

Umum
Istirahat
Istirahat tempat tidur mutlak pada setiap kelainan kaki diabetes. Dengan berjalan memberi
tekanan pada daerah ulkus, dan memungkinkan rusaknya jaringan fibroblas yang

menghalangi penyembuhan. Selain itu setiap tekanan pada luka memberikan iskemi pada
daerah sakit dan sekitarnya sehingga penyembuhan menjadi sulit.

Insulin

Setiap infeksi mengganggu kestabilan diabetes, sebaliknya hiperglikemi dapat memperburuk


infeksi. Oleh karena itu, pada dasarnya kelainan kaki khususnya dengan infeksi
membutuhkan kontrol glukosa darah yang ketat. Penderita dengan gangguan infeksi
sebaiknya dialihkan ke insulin apabila sebelumnya mendapat obat oral. Hampir selalu infeksi
mengakibatkan kebutuhan insulin meningkat bahkan tidak jarang suntikan dua kali sehari
harus dirobah ke tiga kali sehari. Sebaliknya perlu diperhatikan bahwa luka yang menyembuh
menurunkan kebutuhan insulin sehingga dosis suntikan harus dikurangi.

Antibiotik

Setiap luka pada kaki membutuhkan antibiotic, walaupun demikian tidaklah berarti
pemberian antibiotic secara serampangan. Biakan kuman mutlak harus dilakukan untuk
mendapat jenis antibiotik yang sesuai. Dari pengalaman, hampir setiap infeksi menghasilkan
biakan kuman ganda. Dari salah satu penelitian di New England Deaconess Hospital selalu
ditemukan 3 kelompok kuman, yaitu: gram positif kokki, gram negatif kokki dan kelompok
anerob.

Agaknya makin buruk keadaan infeksi makin tinggi jenis kuman gram negatif. Bila infeksi
yang berat ditemukan adanya jenis gram negatif proteus, enterokokus dan pseudomonas,
prognosis umumnya buruk. Oleh karena infeksi pada diabetes ada kecenderungan untuk cepat
memburuk, pengobatan antibiotic sebaiknya segera dimulai. Adanya gangren gas harus
dicurigai adanya kuman anerob. Pada infeksi kaki yang memburuk, sebaiknya pilihan
antibiotik (sambil menunggu hasil biakan) ialah pemberian intravena. Dua kelompok
kombinasi yang dianggap baik yaitu kombinasi aminoglikosida, ampisilin dan klindamisin
atau sefalosporin dan kloramfenikol.

Khusus

Debridemen

Debridemen berarti menggunakan pisau, gunting dan pinset untuk mengeluarkan sebanyak
mungkin jaringan nekrotik. Bukan hanya mengeluarkan jaringan tetapi juga membuka jalurjalur nanah agar drainase menjadi baik. Setelah dibersihkan, luka dapat dikompres dengan
larutan Betadine (pengenceran 4 kali) atau larutan Neomisin 1%. Kedua larutan ini baik
sekali pada luka bernanah. Pada luka yang sangat bernanah sebaiknya dilakukan dua kali
sehari. Sebaiknya jangan merendam kaki gangren, oleh karena air hangat dapat menambah
kebutuhan metabolisme jaringan sehingga memperburuk iskemi.

Amputasi
Perkataan amputasi selalu menakutkan bagi setiap penderita diabetes, oleh karena selalu
dilcaitkan dengan pikiran tidak bisa berjalan lagi. Dengan sendirinya hal ini tidak selalu
benar, amputasi jari kaki saja dengan sendirinya tidak mengganggu kegiatan jalan. Tindakan
amputasi pada diabetes dapat pada jari kaki, transmetatarsal, di bawah lutut dan di atas lutut.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam melakukan amputasi, antara lain amputasi harus
dilakukan pada daerah dimana sirkulasi masih baik agar luka sembuh. Jangan melakukan
amputasi pada daerah infeksi oleh karena kesembuhan biasanya gagal.

PERAWATAN KAKI

Pada sebagian besar penderita dengan kelainan kaki diabetes umumnya baru mencari
pertolongan dokter setelah keadaan kaki sudah terlalu jelek. Berpedoman pada pencegahan
jauh lebih balk dari pada pengobatan, sudah selayaknya perawatan kaki harus mendapat
perhatian utama. Cara yang terbaik untuk pencegahan ialah mengajar penderita mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya kelainan kaki, di samping pemeriksaan kaki oleh
dokter. Dengan kedua cara tersebut kemungkinan masuk Rumah-Sakit/amputasi akan jauh
berkurang.

Dari beberapa penelitian klinik ternyata frekuensi pemeriksaan kaki oleh dokter di klinik
penyakit dalam maupun klinik diabetes hanya berkisar antara 19% dari pengunjung
dibandingkan dengan pemeriksaan tekanan darah misalnya mencapai 76,9% penderita. Jadi
jelas bahwa perhatian penderita bahkan dokter sekalipun untuk perawatan kaki sangat minim.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai tindakan pencegahan, balk oleh dokter maupun
penderita. Dianjurkan agar para dokter selalu memperhatikan:

1) Bentuk kaki
Pembengkakan pada kaki perlu dicari penyebabnya, sebab pada penderita dengan neuropati
diabetik adanya infeksi yang ringan kadang -kadang tidak disertai rasa sakit. Charcot joint
tidak jarang menyerupai artritis degeratif. Dengan pemeriksaan radiologik, diagnosis dapat
ditegakkan.

2) Kulit kaki / kuku


Tidak jarang penderita disertai dengan infeksi pada kuku/ kulit. Sepatu yang sempit sering
memberikan lecet pada kulit kaki yang dapat menjadi sumber gangren. Perlu dicari adanya
penebalan kulit, kalus, fisura atau ulserasi.

3) Keadaan sepatu
Sebaiknya mempergunakan sepatu yang agak lebar, jangan yang lancip.

4) Palpasi nadi kaki


Pulsasi nadi kaki harus selalu diraba, terutama arteri tibialis posterior. Pemakaian Doppler
Ultrasound recorder sangat banyak membantu menemukan kelainan pembuluh darah arteri di
kaki. Dianjurkan untuk pemeriksaan rutin pada penderita umur lanjut.

5) Palpasi suhu kaki


Perlu palpasi perbandingan suhu kaki kiri dan kanan. Bahkan antara kaki betis dan paha
untuk mengetahui derajat suplai darah ke perifer.

6) Status sensori -motorik kaki


Pemeriksaan neurologis ini penting sekali lagi pula mudah dilakukan. Tes vibrasi kaki kiri
kanan, pemeriksaan refleks, sebaiknya kedua pemeriksaan ini dikerjakan rutin. Agaknya
tidaklah terlalu sulit kalau pada semua penderita diabetes perlu diberikan
pendidikan/keterangan - keterangan yang berkaitan dengan terjadinya kaki diabetes.

Beberapa saran umum yang dapat diberikan pada penderita ialah :

1. Periksalah kaki anda setiap hari. Telitilah kelainan yang terjadi misalnya lecet oleh
karena sepatu, infeksi pada kaki/ kuku.
2. Khusus pada kuku agar harus dipendekkan. Potonglah kuku secara garis lurus agar
tidak memberi luka pada sudut kuku.
3. Kaki harus setiap hari dibersihkan dan segera dikeringkan. Ada baiknya bila setelah
dikeringkan digosok dengan bahan berminyak seperti cream oil agar kaki tidak terlalu
kering. Jangan sekali-kali merendamkan kaki pada air hangat/panas, sebab perubahanperubahan temperatur membebankan metabolisme jaringan kaki.
4. Pakailah sepatu yang agak lebar, jangan yang lancip dan khususnya wanita jangan
dengan sepatu tinggi.
5. Gantilah kaos kaki setiap hari. Jangan mempergunakan kaos kaki yang terlalu
ketat/elastik, sebaiknya kaos kaki wool. Khusus pada wanita dianjurkan untuk tidak
memakai stocking.

RINGKASAN

Kaki diabetes merupakan problema baik untuk penderita, dokter maupun ekonomi. Dari
ketiga penyebab kelainan kaki diabetes, faktor iskemi dan infeksi yang paling sering
ditemukan khususnya pada umur lanjut. Tidak jarang penderita datang pada dokter dalam
keadaan kaki yang sudah sangat buruk sehingga amputasi merupakan pilihan terakhir. Oleh
karena itu perawatan kaki merupakan cara yang terbaik untuk mencegah terjadinya kaki
diabetes. Perawatan kaki meliputi pengamatan tiap hari oleh penderita, pemeriksaan oleh
dokter pada tiap kunjungan dan pencegahan penggunaan sepatu sempit.

Sumber: Dr. John M F Adam


Klinik Endokrin, Rumah Sakit Akademis "YAURY "
Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai