Anda di halaman 1dari 28

HIV

AIDS
Ayulia Ardiani, dr.

Puskesmas
Kedokanbunder

PENDAHULUAN
HIV masalah global yang kompleks
1981 pada kaum homoseksual ditemukan
Sarcoma kaposi dan Pneumocystic carinii
1983 HIV diisolasi dari penderita limfadenopati
1984 HIV terbukti penyebab AIDS

Estimation of PLWHA in Indonesia,


2012
591.823

Mengapa Odha masih tampak sehat.


Karena perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang tergolong unik,
memiliki masa inkubasi yang sangat panjang

STADIUM 1

Window
period
1 3, bahkan
6 bulan

STADIUM 2

HIV +
Asimptomatik
5 10 tahun

STADIUM 3

STADIUM 4

HIV+ dengan
gejala
penyakit

CD4 < 200

> 1 bulan

1 2 th.

AIDS

Transmisi Vertikal HIV

Risiko 7%

Risiko 18%

Risiko 13%

Intrauterin

intrapartum

pascapersalinan

Antiretrovirus
(ARV)

ARV
SC

Bayi: ARV
Susu formula

PRINSIP PENULARAN HIV


Dikenal dengan ESSE :
EXIT: keluar.
SUFFICIENT: cukup
SURVIVE: virusnya hidup
ENTER: masuk.
HIV keluar dari tubuh dalam jumlah cukup
dan dalam keadaan hidup masuk ke
dalam tubuh lain.

CEGAH HIV
DENGAN
A

B C

A: Abstinence
B: Be Faithfull
E

C: Condom
D: No Drugs
E: Education

DIAGNOSIS
Diagnosis dini infeksi
HIV
1. Langsung
Isolasi virus dari
sampel
Deteksi antigen
virus PCR
2. Tidak Langsung
ELISA (sensitif)
Western blot
(spesifik)
A.

B. Diagnosis AIDS
Infeksi
opportunistik
Keganasan
Ensefalopati
Sindrom
kelelahan
CD4 < 200/ml

Infeksi Oportunistik

Candidosis oral

Tuberkulosis

Toxoplasmosis

JENIS PELAYANAN HIV DAN


AIDS
Konseling dan testing secara sukarela
adalah tes individu dengan sukarela untuk
mengetahui status HIV seseorang. Tes ini
merupakan pengambilan darah dan
pemeriksaan laboratorium secara sukarela
yang harus disertai konseling
Prevention of Parent to Child Transmission
(PPTCT) merupakan pelayanan yang
dikhususkan terhadap orangtua yang
terinfeksi HIV. Setiap orangtua, terutama ibu
hamil, yang berstatus HIV positif, menjadi
perhatian dari pelayanan ini.

JENIS PELAYANAN HIV DAN


AIDS
Provider Initiated Testing and Counseling
(PITC) merupakan layanan pemeriksaan
darah untuk mengetahui status HIV seseorang
berdasarkan pada inisiatif atau rekomendasi
dari petugas kesehatan dan pasien
menerima saran tersebut. Hal ini biasanya
terjadi dalam setting medis.
Care Support and Treatment (CST)
merupakan layanan terkait dengan pemberian
dukungan kepada orang yang telah berstatus
HIV. Pelayanan ini akan terjadi setelah
seseorang melalui proses tes darah atau
ketika seseorang yang telah menerima status
HIV.

SELALU TEPATKAH HASIL TES? TIDAK


Karena:
Periode jendela
Kerusakan sampel
darah
Reagen rusak
Kesalahan pada
prosedur pelaksanaan
tes darah

Konseling pre dan pasca tes HIV

Identifikasi perilaku berisiko tertular HIV


Membantu membuat keputusan untuk mengubah
perilaku tersebut
Mengganti dengan perilaku yang lebih aman serta
mempertahankannya
Membantu klien dalam mengambil keputusan untuk
menjalani tes HIV dengan pernyataan persetujuan
Konseling tentang kemungkinan pengobatan (manfaat,
efek samping, lama pengobatan, biaya, dst)

TATALAKSANA
1. Pengobatan suportif
Perbaikan gizi
Terapi simptomatis
Vitamin
Psikologis
2. Pengobatan infeksi opportunistik
Terapi empiris
3. Terapi Anti Retroviral (ARV)

Tujuan ARV
Klinik
menurunkan morbiditas dan
mortalitas karena infeksi
HIV
Virologik
Menghentikan progresifitas
penyakit HIV dengan
menekan viral load
Imunologik
Memulihkan sistem imun,
dan mengurangi terjadinya
infeksi oportunistik
Epidemiologik
mengurangi penularan HIV

Memulai terapi ARV


HIV positif
Dengan gejala (AIDS),
atau
CD4 <200, atau
Limfosit total < 1200

LAPORAN KASUS PUSKESMAS


KEDOKANBUNDER
(TAHUN 2013)
Pemeriksaan B20
Bulan

Jumlah

Hasil
R

N.R

September

25

25

Oktober

24

22

November

67

66

Desember

42

42

Total

158

Register Kunjungan Pasien-VCT


Bulan

Jumlah

Hasil
R

N.R

September

44

33

11

43

Oktober

November

33

30

32

Total

82

Anda mungkin juga menyukai