Responsi
Responsi
PEMBIMBING :
Dr. H. Eddy A. Koentjoro Sp.S
OLEH :
MENINGITIS
DEFINISI
Meningitis merupakan reaksi peradangan yang
mengenai cairan serebrospinalis disertai radang
pada pia dan arachnoid, ruang sub arachnoid,
jaringan superficial otak dan medula spinalis.
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
Kuman penyebab meningitis purulenta berdasarkan usia
penderita :
Usia
Neo-natus
Bayi dan anak
Kuman penyebab
E. Coli, Streptococ, Stapilococ, Diplococ pneumonia.
H. Influenza, N. Meningitidis, Diplococ pneumonia,
E. Coli, Streptococ.
Dewasa
GAMBARAN KLINIS
Kelompok Umur
Anak
Dewasa
Gejala
Tanda
Panas
Kaku kuduk
Letargi / kesadaran
Purpura / Ptekhie
Nyeri kepala
Kejang
Intabilitas
Ataxia
Defisit Neurologis
Fokal
Fotofobia
Panas
Kaku kuduk
Nyeri kepala
Kesadaran menurun
Tua
Panas
Kaku kuduk
Kebingungan sp
koma
Kesadaran menurun
Nyeri kepala
Kejang Status
Epileptikus
Gejala pernafasan
DIAGNOSIS
Dalam praktek, diagnosis pasti meningitis bakterial dapat
ditegakkan bila ditemukan mikroorganisme di dalam cairan serebro
spinalis, tetapi pemeriksaan ini sering memberi hasil yang negatif.
Menurut prosedur klinis, diagnosis dibuat didasarkan pada :
1. tanda dan gejala klinis
seperti sakit kepala,
febris,
adanya rangsangan meningeal terutama kaku kuduk,
brudzinski, kernig.
10
Test Laseque
11
Test
Brudzynsky I
12
Test Brudzynsky
II
13
2.
14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.x foto sinus paranasalis, mastoid, paru ;
untuk
mencari
sumber infeksi.
2.ct scan : adanya serebritis.
3.pemeriksaan darah : kultur darah
15
PENATALAKSANAAN
Secara garis besar dibagi dalam :
1. pengobatan umum.
2. pengobatan spesifik.
Pengobatan umum mencakup :
tirah baring total.
5 b ( breathing, blood, brain, bowel, bladder ).
terapi simtomatis : anti kejang, anti piretik,
analgetik, anti edema otak.
16
pengobatan spesifik :
pemberian antibiotika harus secepat mungkin.
macam antibiotika dapat didasarkan atas :
- pemeriksaan klinis,
- dugaan organisme penyebab berdasarkan umur
penderita,
- hasil pengecatan gram.
dianjurkan pemberian antibiotik secara intravena
mempunyai spektrum luas.
yang
17
18
2. MENINGITIS
TUBERKULOSA
ETIOLOGI
Penyebab
yang
paling
mycobacterium tuberkulosa.
sering
Pada
meningitis
tuberkulosa
ini
penyakitnya terselubung bertahap
progresif.
19
adalah
onset
serta
PATOFISIOLOGI
Meningitis tuberkulosa, pada umumnya mempunyai
fokus infeksi di organ lain.
Pada anak-anak infeksi primer di paru sedang pada orang
dewasa dari mastoid tuberkulosis, spondilitis tuberkulosis
serta organ-organ lain.
Penyebarannya melalui kelenjar regional dan duktus
torasikus ke dalam sirkulasi (hematogen), kemudian
organisme mengadakan invasi ke susunan saraf pusat yang
kemudian berkembang menjadi eksudat kaseosa.
20
PATOFISIOLOGI
eksudat kaseosa ini dapat masuk ke ruang subaraknoid
sehingga terjadi meningitis.
eksudat ini mempunyai predisposisi di dasar otak.
eksudat dapat pula mencapai meningen sehingga
terbentuk meningitis circumscript yang dibatasi oleh
kapsul sehingga membentuk tuberkoloma.
pada pemeriksaan mikroskopis struktus tuberkel
otak mirip struktur di tempat lain.
di
21
PATOFISIOLOGI
Eksudat kaseosa ini mempunyai predeliksi di daerah basal otak
sehingga dapat mengakibatkan pembuntuan aliran likuor pada
akuaduktus sylvii dan ruang subaraknoid sekitar batang otak,
akibatnya :
hidrosefafus,
papil edema
peningkatan tekanan intrakranial.
Pada ruang subaraknoid tampak adanya keradangan pada pembuluh
darah (arteritis), terutama pada adventitia dan tunika media yang
dapat menyebabkan trombosis dengan akibat terjadinya infark
multipel di otak.
22
GEJALA KLINIS
23
GEJALA KLINIS
24
DIAGNOSIS
diagnosis meningitis tuberkulosa ditegakkan berdasarkan
ditemukannya :
1. gejala klinis
- sakit kepala, panas yang tidak tinggi (subfebril)
dan
kaku kuduk.
2. pemeriksaan cairan serebrospinalis
25
40 mg /
tetapi
kadar protein meningkat antara 80 400 mg,
dapat meningkat sampai 1000 mg / 100 ml,
jika terjadi blok
parsial atau komplit pada
ruang subaraknoid spinal.
klorida menurun di bawah 600 mg %.
26
27
DIAGNOSIS
3. pemeriksaan foto toraks didapatkan gambaran
tuberkulosa paru.
4. pada ct scan tampak adanya gambaran
tuberkuloma.
28
DIAGNOSIS
Diagnosa
DIAGNOSIS
3.
hapusan maupun
30
PENATALAKSANAAN
secara garis besar dibagi menjadi :
1. pengobatan umum.
tirah baring total.
5 b ( breathing, blood, brain, bowel, bladder ).
terapi sintomatis : anti kejang, anti piretik,
analgetik, anti edema otak.
2. pengobatan spesifik.
31
2. pengobatan spesifik :
pada meningitis tuberkulosa dipakai 4 kombinasi
tuberkulostatika yang dapat menembus bbb.
1. inh, 400 ml per hari.
2. pyrazinamid, 15 30 mg/kg per hari.
3. streptomycin, 1 gr / hari / im.
4. rifampisin 15 mg/kg per hari.
pemberian kortikosteroid apabila didapatkan keadaan :
penderita dalam keadaan shock
ada tanda-tanda kenaikan tik
ada tanda-tanda araknoiditis.
timbul tanda-tanda neurologis fokal
yang progresif.
32
KOMPLIKASI
hidrosefalus
hemiplegi
afasia
kejang
parese
33
3. MENINGITIS ASEPTIK
34
PATOFISIOLOGI
Invasi dan penetrasi dapat melalui usus, serta lintasan oral fekal
atau melalui percikan droplet.
GEJALA KLINIS
Umumnya onset penyakit mendadak atau subakut dengan
gejala-gejala :
sakit kepala hebat
subfebril dan muntah.
kaku kuduk dapat timbul segera tapi sangat ringan.
Jika infeksi menyebar ke parenkim akan terlihat kejang fokal, defisit
neurologis serta peningkatan TIK
35
DIAGNOSIS
meningitis virus dapat ditegakkan berdasarkan :
1. gejala-gejala klinis sakit kepala, kaku kuduk, febris.
2. pemeriksaan cairan serebrospinalis didapatkan :
likuor jernih atau opalescent.
pleositosis antara 50 500 dengan predominan
limfosit.
kadar glukosa dan klorida normal.
kadar protein meningkat ringan.
diagnosis pasti meningitis virus adalah dengan menemukan
virus pada likuor serebrospinalis.
36
PENATALAKSANAAN
secara garis besar dibagi dalam :
1. pengobatan umum.
2. pengobatan spesifik.
pengobatan umum mencakup :
37
ENSEFALITIS
Definisi
Encephalitis adalah radang jaringan otak yang
dapat disebabkan oleh bakteri cacing,
protozoa, jamur, ricketsia atau virus(kapita
selekta kedokteran jilid 2, 2000)
38
Ensefalitis
Etiologi
Patogenesis
40
Penurunan
kesadaran lebih
cepat/gejala utama
41
42
infeksi akut/Prodroma
neurologi (global/fokal)
tekanan intrakranial
43
Diagnosis
Identifikasi
44
Tatalaksana
Airway, Breathing,Circulation
Nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
Antikonvulsan dan antipiretik
Tatalaksana
46
Komplikasi
Tergantung
47
Ensefalitis HSV
Ensefalitis
Cerebral Malaria
49
DEFINISI
Malaria
Menurut
WHO :
50
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
Penyebab
52
53
54
Manifestasi klinis
Nyeri
Kesadaran
Gejala
Manifestasi klinis
Kejang biasanya kejang umum atau kejang fokal terutama pada anak
CSS : warna jernih, sel <10 lekosit/ml, protein normal atau sedikit
meningkat, kadar laktat meningkat >2,2 mmol (19,6 mg/dl) ( bila > 6
mmol/l prognosis fatal)
walaupun
kadang-kadang
56
LABORATORIUM
57
LABORATORIUM
58
Diagnosis
Penderita
daerah endemis
Demam
Adanya
Terapi
Kina
Klorokuin
Derivat
Transfusi
Pemberian
Prognosis
Tergantung
Tergantung
Pada
Pada
Mortalitas
Angka
TETANUS
Batasan
Tetanus adalah suatu keadaan
intoksikasi susunan saraf pusat
oleh
endotoksin
bakteri
Clostridium Tetani, dengan gejala
karakteristik rigiditas otot yang
berkembang progresif disertai
eksaserbasi paroksismal
64
PATOFISIOLOGI
Clostridium Tetani , suatu bakteri Gram positif
anaerobic dengan spora yang mudah bergerak:
menimbulkan
penyakit
pada
manusia
melalui
kontaminasi luka kotor.
Spora dalam keadaan anaerob membentuk eksotoksin
Tetanolisin dan Tetanospasmin.
Tetanospasmin
mempengaruhi
pembentukan
dan
pengeluaran neurotransmitter Glisin dan GABA,
sehingga
pelepasan
neurotransmitter
inhibisi
dihambat.
Tetanolisin mempunyai sifat sitotoksik, dan dalam
konsentrasi tinggi bersifat kardiogenik
65
GEJALA KLINIS
Masa
66
67
Opisthotonus
68
KLASIFIKASI
Ada 4 bentuk klinis tetanus yaitu :
Tetanus local
Tetanus sephalik
Tetanus umum
Tetanus neonatorum
69
KLASIFIKASI
70
KLASIFIKASI
71
KLASIFIKASI
72
KLASIFIKASI
73
PEMERIKSAAN
a.
74
DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan :
Anamnesis
Gejala klinis
75
PENYULIT
a.
b.
77
TERAPI :
I. UMUM
II. KHUSUS
79
PROGNOSA
Faktor-faktor yg mempengaruhi angka kematian :
80
Cerebral Toxoplasmosis
Definisi
Toksoplasmosis serebral adalah penyakit infeksi
opportunistik
biasanya
menyerang
pasien-pasien
Toksoplasma gondii
Peradangan Otak
Edema Otak
Kerusakan Sel
Sel Syaraf
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang paling sensitif adalah MRI atau CT scan
dan serologi darah.
Terapi
Toksoplasmosis otak diobati dengan kombinasi pirimetamin dan
sulfadiazin. Kedua obat ini dapat melalui sawar-darah otak. 2.
Terapi
Pemberian
88