p1 Putra Dari Fajar
p1 Putra Dari Fajar
b. NRP
: 4309100027
: 6 Semester
: 110 SKS
e. IPK rata-rata
: 2,75
NIP
Tanda tangan
b. Nama
NIP
Tanda tangan
3. MATERI PENELITIAN
a.
Judul Penelitian
Analisa Keterlambatan Proyek Pembangunan Dermaga Pelabuhan Laut Calang.
b.
Ikhtisar Penelitian
Seiring dengan meningkatnya kegiatan perekonomian masyarakat di propinsi
Nanggroe Aceh Darussalam khususnya di kabupaten Aceh Jaya pasca bencana tsunami26
Desember 2006, sehingga kebutuhan akan sarana transportasi yang memadai dan sarana
penunjang yang mendukung sangat mendesak untuk segera di persiapkan, maka diadakanlah
Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Calang di daerah telsebut. Dengan
semua sarana baik transportasi darat, laut dan udara tidak lagi terhambat untuk mendukung
laju perekonomian di daerah tersebut.
Pada setiap pembangunan proyek diperlukan tindakan pengendalian dari segi waktu
dikarenakan jika proyek berjalan tidak sesuai dengan waktu maka akan terjadi nya
pembengkakan biaya. Tetapi sebelum dilakukan pengendalian tindakan waktu perlu diketahui
terlebih dulu kinerja proyek yang telah berlangsung. Berdasarkan masalah tersebut, maka
dibutuhkan adanya sistem yang memudahkan dalam melakukan analisa keterlambatan proyek
pembangunan jacket. Untuk dapat mengetahui penyebab keterlambatan pembangunan jacket
serta mengambil keputusan yang tepat dalam menagani keterlambatan proyek. Dalam
penelitian kali ini, metode yang digunakan penulis adalah metode fault tree analisys (FTA)
dan Even tree analiys (ETA).Even tree analiys (ETA) adalah teknik untuk mengidentifikasi
dari konsekuensi dari akibat keterlambatan proyek. Sedangkan tujuan dari fault tree analysis
tersebut adalah untuk mengetahui kinerja proyek dari unsur jadwal dan prestasi kerja. Metode
ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi sedini mungkin adanya keterlambatan proyek
sehingga pihak-pihak yang terkait mampu mengatasi kendala-kendala yang mempengaruhi
aktifitas proyek tersebut dengan demikian keterlambatan proyek dapat dicegah.
Kata Kunci : Fault Tree Analysis, Even Tree Analysis
\
c.
Darussalam dan Laboratorium Operasional Riset dan Perancangan Jurusan Teknik Kelautan FTKITS.
I.
1.1
PENDAHULUAN
Nanggroe Aceh Darussalam khususnya di kabupaten Aceh Jaya pasca bencana tsunami26
Desember 2006, sehingga kebutuhan akan sarana transportasi yang memadai dan sarana
penunjang yang mendukung sangat mendesak untuk segera di persiapkan, maka diadakanlah
Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Calang di daerah telsebut. Dengan
semua sarana baik transportasi darat, laut dan udara tidak lagi terhambat untuk mendukung
laju perekonomian di daerah tersebut.
Proyek ini berasal dari sumber dana APBN Tahun Anggaran 2013 dengan DIPA
Kementerian Perhubungan pada Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Calang. Lokasi
pekerjaan pada proyek ini adalah terletak di Teluk Lhok Kubu, Desa Bahagia, Kecamatan
Krueng Sabee, Kabupaten Aceh Jaya, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Lokasi Proyek
Pelabuhan Calang
Kegiatan suatu proyek pembangunan yaitu satu kegiatan yang sedang berlangsung
dalam jangka waktu yang tak terbatas.Sedangkan perencanaan suatu proyek yaitu pemberian
pegangan bagi pelaksana menganai alokasi sumber daya untuk melaksanakan dan
memastikan penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. (Abrar, 2009)
Dalam suatu proyek ada banyak tujuan yang direncanakan dari awal sebagai sasaran
dilakukannya proyek. Ketepatan waktu penyelesaian proyek merupakan salah satu sasaran
yang akan dituju, masalah akan timbul jika terjadi keterlambatan proyek yang menyebabkan
kerugian baik pihak owner maupun galangan.
Berdasarkan masalah tersebut, maka dibutuhkan adanya sistem yang memudahkan
dalam melakukan analisa keterlambatan proyek pembangunan dermaga pelabuhan laut
Calang.Untuk dapat mengetahui penyebab keterlambatan pembangunan dermaga pelabuhan
laut Calang serta mengambil keputusan yang tepat dalam menagani keterlambatan proyek.
Dalam penelitian kali ini, metode yang digunakan penulis adalah metode fault tree analisys
(FTA) dan even tree analysis(ETA)
1.2
Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam Tugas akhir ini :
1.3
Tujuan
Tujuan dari Tugas akhir ini adalah :
Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah :
proyek pembangunan
Batasan Masalah
Untuk memfokuskan ruang lingkup dari permasalahan, maka permasalahan akan
3. Responden yang terlibat dalam penentuan setiap faktor, akibat danprobabilitas dari kedua
metode ini adalah foreman, supervisor dan manajer proyek pembangunan dermaga
pelabuhan laut Calang.
bongkar muat barang dan di lengkapi dengan gudang penyimpanan barang serta crane untuk
memindahkan barang ke kapal. Biasanya tipe ini adalah tipe dermaga Jetty. Konstruksi beton,
kayu atau konstruksi baja. Abbas, (1994) menyatakan bahwa pelabuhan merupakan salah
satu simpul yaitu titik dimana penumpang dan barang keluar masuk serta keluar dari sistem,
yang merupakan salah satu fungsi penting dalam sistem transportasi.
Lingkup pekerjaan secara garis besar pada proyek pembagunan dermaga, antara lain
meliputi :
1. Pekerjaan persiapan
2. Pekerjaan tiang pancang
3. Pekerjaan beton
4. Pekerjaan proteksi katoda dan selimut tiang
5. Pekerjaan Bollard dan Fender
6. Pekerjaan perkerasan jalan
2.2
Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan sumber daya terbatas untuk
mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Iman Soeharto, (1996): Proyek
mempunyai cirri pokok sebagai berikut:
7
3.
Setiap proyek membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja , uang, mesin, metode,
dan material. Dalam kenyataannya, mengorganisaikan pekerja lebih sulit
dibandingkan dengan sumber daya lainnya.
4.
Organisasi
Anggaran
8
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi anggaran.
Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal
pengerjaan bertahun-tahun, anggarannya tidak hanya ditentukan dalam total
proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponennya atau
perperiode tertentu
Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah
ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh
meningkatkan mutu.Hal ini selanjutnya berakibat pada naiknya biaya sehingga melebihi
anggaran.Sebaliknya, bila ingin menekan biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan
mutu dan jadwal.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga
sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada perkembangan selnjutnya ditambahkan parameter
lingkup sehingga parameter diatas menjadi lingkup, biaya, jadwal, dan mutu.
2.3
item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan sebuah proyek.
Time schedule pada proyek dapat dibuat dalam bentuk: (Ilmusipil.com, 2009)
Kurva S
Bar chart
Network planning
Schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu
Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project.
Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek antara lain:
(Ilmusipil.com, 2009)
Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan.
Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Pedoman waktu untuk pengadaan alat alat kerja.
Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu
pelaksanaan proyek.
Sebagai tolok ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan.
Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak
kerja proyek konstruksi.
Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu.
10
Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek
atau bonus atas percepatan proyek.
Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik
dibutuhkan: (Ilmusipil.com, 2009)
o Gambar kerja proyek
o Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
o Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan
o Data lokasi proyek berada
o Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang tersedia
disekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
o Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus didatangkan ke
lokasi proyek.
o Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di butuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
o Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
o Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek.
o Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing-masing item
pekerjaan.
o Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material.
o Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan, tenggang waktu
pembayaran progress dll.
2.4
Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan
memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek terdiri dari pengelolaan-pengelolaan lingkup
kerja, waktu, biaya, dan mutu.. Pengelolaan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan
kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan suatu proyek (Nizar, 2011). Dengan adanya
manajemen proyek maka akan terlihat batasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggung
11
jawab dari pihak-pihak yang terlibat dalam proyek baik langsung maupun tidak langsung,
sehingga tidak akan terjadi adanya tugas dan tangung jawab yang dilakukan secara
bersamaan (overlapping).
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur,
maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud, yaitu:
1. Tepat Waktu
2. Tepat Kuantitas
3. Tepat Kualitas
4. Tepat Biaya sesuai dengan biaya rencana
5. Tidak adanya gejolak sosial dengan masyarakat sekitar
6. Tercapainya K3 dengan baik
Pelaksanaan proyek memerlukan koordinasi dan kerjasama antar organisasi secara
solid dan terstruktur. Dan hal inilah yang menjadi kunci pokok agar tujuan akhir proyek dapat
selesai sesuai dengan schedule yang telah direncanakan
2.5
Keterlambatan Proyek
Menurut Alifen et al. (2000), Keterlambatan proyek sering kali menjadi sumber
perselisihan dan tuntutan antara pemiliki proyek dan kontraktor, sehingga akan menjadi
sangat mahal nilainya baik ditinjau dari segi pemilik maupun dari segi kontraktor. Dari segi
kontraktor, kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, disamping itu
kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung.
Sedangkan, dari segi pemilik proyek keterlambatan proyek akan membawa dampak
pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian fasilitasnya.
12
mengidentifikasi semua sebab yang mungkin (kegagalan komponen atau kejadian kegagalan
lainnya yang terjadi sendiri atau bersama-sama) menyebabkan
mengalokasikan
penganalisa
untuk
berkonsentrasi
pada
penganalisa
menggunakan
pengetahuannya
untuk
masuk
dalamperilaku sistem.
13
Menurut Brown (1976), ada beberapa definisi dasar yang harus diketahui dalam pembahasan
fault tree analysis, diantaranya adalah:
1. Event adalah sesuatu yang terjadi dalam sistem. Mempunyai dua modus, yaitu
terjadi atau tidak.
2. Fault event adalah sebuah event dimana satu dari dua modusnya adalah kejadian
yang tidak normal, sehingga mengakibatkan kegagalan atau kesalahan.
3. Normal event adalah sebuah event yang kedua modusnya diharapkan dan cenderung
terjadi pada waktu tertentu.
4. Basic event adalah sebuah event yang kedua modusnya diharapkan dan cenderung
terjadi pada waktu tertentu.
5. Event primer adalah sebuah event yang disebabkan oleh sifat di dalam komponen itu
sendiri.
6.Event sekunder adalah event yang disebabkan oleh sumber dari luar.
7. Head event adalah event pada puncak fault tree yang dianalisa, mengakibatkan
terjadinya kegagalan.
Jadi secara umum metode fault tree analysis adalah sebuah metode menyelesaikan kasus
apabila terjadi sesuatu kegagalan atau hal yang tidak diinginkan dengan mencari akar-akar
permasalahan Basic Events yang muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak
(Top Event)
Kekuatan FTA adalah bahwa hal itu mudah dilakukan, mudah dimengerti, memberikan sistem
wawasan yang bermanfaat, dan menunjukkan semua kemungkinan penyebab masalah yang
akan diselidiki.
14
Struktur Fault Tree seperti pada gambar 2.1 yang telah dilengkapi dapat digunakan untuk
menentukan
signifikansi
dari
kesalahan
peristiwa
dan
kemungkinan
mereka
akar permasalahan tabel 2.2 dibawah ini menjelaskan mengenai simbol-simbol yang biasa
digunakan dalam penyusunan diagram fault tree.
15
( sumber : Foster,
2004)
2.6.2
4. Ikuti proses konstruksi, aturan, dan logika untuk membangun model sistem fault
tree.
5. Menghasilkan cut set dan probabilitas kemudian mengidentifikasi matarantai yang
lemah dan masalah keamanan dalam desain.
6. Periksakan ke responden apakah model Fault Tree benar, lengkap, dan akurat
mencerminkan desain sistem.
7. Memodifikasi fault tree seperti kenyataan yang ditemukan diperlukan selama validasi
atau karena perubahan desain sistem.
8. Melengkapi dokumen pada seluruh analisa dengan data pendukung.
2.7
berbagai dampak yang diakibatkan oleh suatu kejadian yang dikaji. Metode ini digunakan
untuk memperkirakan dan menilai probabilitas dari setiap konsekuensi yang dapat muncul
dari suatu kejadian. Sehingga metode sebagai acuan dalam mengantisipasi berbagai
konsekuensinya. Langkah pertama dalam proses analisis menggunakan metode event tree
analysis adalah dengan menggambar sedetail mungkin bagian sistem yang berhubungan
dengan kejadian utama yang dikaji. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh hasil perkiraan
kejadian-kejadian yang mungkin terjadi setelah terjadinya kejadian utama tersebut. Proses ini
sangat bergantung pada bagian sistem yang digambarkan, semakin detail maka semakin
banyak pula kejadian-kejadian yang diperkirakan. Hasilnya konsekuensi atau skenario yang
dapat diperkirakan cenderung semakin valid. Langkah kedua adalah dengan menggambar
event tree diagram sesuai dengan seluruh kejadian-kejadian yang telah diperkirakan. Setiap
kejadian pada tiap diagram berbentuk sebuah pertanyaan yang dapat dijawab dengan ya
atautidak. Setiap jawaban menginisiasi kejadian terkait yang lain dan terus dilakukan
hingga diketahui konsekuensi akhir dari setiap cabang kejadian perkiraan. Langkah ketiga
merupakan tahap mencari nilai kemungkinan (probability) atas jawaban dari setiap kejadian
perkiraan yang tertera pada diagram. Total nilai kemungkinan untuk setiap kejadian
17
kemudian dikalikan dengan nilai kemungkinan jawaban dari kejadian yang lain yang sesuai
dengan alur konsekuensi yang dituju, sehingga didapat nilai kemungkinan dari setiap
konsekuensi pada diagram. Total nilai kemungkinan dari keseluruhan konsekuensi pada
diagram harus berjumlah 1 atau 100%. Jika nilai total kemungkinan tidak sama dengan 1
atau 100% maka diagram tersebut perlu dicek ulang untuk mencari kemungkinan kesalahan
pada proses penjumlahan ataupun kesalahan dalam proses memasukkan nilai kemungkinan
pada tiap kejadian.
2.8
(dasi
kupu-kupu)
adalah
metode
pembentukan
diagram
untuk
menggambarkan dan menganalisis jalur suatu risiko dari penyebab hingga dampaknya.
Metode ini sering dianggap sebagai kombinasi dari metode pohon kesalahan fault tree
analysis (FTA) yang menganalisis penyebab peristiwa dengan metode pohon peristiwa event
tree analysis (ETA) yang menganalisis dampak. Namun, bow-tie lebih berfokus kepada
penghambat (barrier) antara penyebab dan risiko, serta antara risiko dan dampak. Metode ini
disebut bow-tie karena diagram yang dihasilkan menyerupai dasi kupu-kupu dengan
penyebab dan dampak masingmasing menjadi dua sayap kiri kanan yang mengapit peristiwa
risiko di bagian tengah. bow-tie menggabungkan unsur-unsur fault tree analysis, dan event
tree analysis (Gifford et. Al., 2003) untuk membentuk representasi grafis dari: 1. Sebuah
peristiwa sentral yang merugikan. 2. Faktor yang dapat menyebabkan peristiwa yang
merugikan, dengan probabilitas tertentu. 3. Konsekuensi peristiwa yang merugikan terjadi,
dan dampaknya 4. Kontrol yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan peristiwa
kehilangan yang terjadi, dan kontrol yang bertujuan untuk mengurangi dampak dari peristiwa
hilangnya setelah mereka telah terjadi.
18
19
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Penjelasan mengenai tugas akhir dapat dilihat pada diagram alir atau flow chart
dibawah ini :
Start
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Proyek Pembangunan
dermaga
Pengolahan Data
IdentifikasiETA
Identifikasi FTA
Hasil Identifikasi
FTA-ETA
Membuat Bow-tie
Analisis
Analisa &
Pembahasan
21
3.2
Prosedur Penelitian
Selesai
Adapun prosedur dan langkah-langkah penelitian dalam Tugas Akhir ini
dijelaskansebagaiberikut:
1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dalam melakukan sebuah penelitian tahap awal yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi masalah yang akan diangkat dalam topik tugas akhir. Identifikasi
merupakan suatu pernyataan bahwa terdapat suatu permasalahan yang akan dijelaskan
penyebabnya serta bagaimana langkah penyelesaiannya. Dari perumusan masalah kemudian
ditetapkan tujuan penelitian agar penelitian menjadi jelas dan terarah. Selanjutnya dilakukan
studi literatur dan studi lapangan untuk mencari referensi serta penelitian terdahulu yang
kemudian dapat dijadikan perbandingan mengenai gap yang ditemukan.
2. Studi Literatur
Untuk membantu dalam penulisan tugas akhir ini diperlukan banyak literaturliteratur
yang mendukung, yang berfungsi sebagai pengembangan wawasan dan analisis. Adapun studi
literatur yang diperlukan antara lain:
a. Studi mengenai proses pekerjaan proyek Calang
b. Studi mengenai manajemen proyek dan risk assessment.
c. Studi mengenai Fault Tree Analysis dan Event Tree Analysis.
3. Pengumpulan Data.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang diperlukan sebagai bahan untuk
mendukung hipotesa dari penelitian. Data yang akan diolah berkaitan dengan evaluasi kinerja
proyek sebagai bahan analisis dan kondisi eksisting dari organisasi proyek. Data yang
diperlukan antara lain:
a. Data schedule awal pengerjaan proyek.
b. Data mengenai waktu jam kerja harian.
22
23
Engineering and
Management
Alifen, R. S, Setiawan, R. S, Sunarto, A. 2000.Analisa What If Sebagai Metode
AntisipasiKeterlambatan Durasi Proyek,
Maret.
Brown, D. B., 1976, System Analysis & Design For Safety, Englewood Cliffs: PrenticeHall.
Ericson A. Clifton, 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. JohnWiley &
Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
Ervianto, Wulfram I. 2004.Manajemen Proyek Konstruksi. Andi. Yogyakarta.
Foster S. Thomas. 2004, Managing Quality: An Integrative Approach. Pearson Prentice
Hall. USA
Ilmusipil.com. 2009. http://www.ilmusipil.com/time-schedule-proyek
Kocecioglu, D., 1991, Reliablity Engineering Handbook, Englewood Cliffs: PrenticeHall,Volume 2.
Nizar, Chairil. Manajemen Proyek. Ilmusipil.com. 25 Desember 2011. 1 November 2014
www.ilmusipil.com/manajemen-proyek
Proboyo, B. 1999. Keterlambatan WaktuPelaksanaan Proyek : Klasifikasi DanPeringkat
Dari Penyebab-Penyebabnya,Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1 No. 2,September.
Rosyid, D. M., 2007, Pengantar Rekayasa Keandalan, Airlangga University Press,
Surabaya.
Salim, Abbas A, Drs. 1994. Manajemen Pelabuhan. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Cetakan
Pertama, Erlangga. Jakarta.
24
Thomas L. Saaty Vol. VI of the AHP Series, , 478 pp., RWS Publ., 2000 (revised).
VI.
KEGIATAN
BULAN KE2
3
4
5
Studi literatur
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis dan pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Penyusunan Laporan
26
Nama
Tanggal
Tanda Tangan
27
X. PENGESAHAN
Nama mahasiswa
NRP
: 4309100027
JUDUL
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II