Anda di halaman 1dari 3

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru sering mengajukan atau

mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan tersebut kalau


dianalisis ada yang terstruktur dalam arti rangkaian pertanyaan yang diajukan
direncanakan untuk mencapai maksud tertentu dan ada pertanyaan-pertanyaan
yang asal ditanyakan tanpa maksud yang jelas. Pada saat mengajukan pertanyaan
dalam pembelajaran, hendaknya guru mengetahui untuk maksud apa pertanyaan
tersebut ditanyakan, karena pertanyaan dalam konteks pembelajaran memiliki
tujuan tertentu sesuai dengan jenis pertanyaan yang diungkapkan.
Menurut Indrawati (2005: 7), bertanya pada hakikatnya adalah berpikir, kita
sebelum mengajukan pertanyaan pasti berpikir dulu, demikian juga yang mendapat
pertanyaan, sebelum menjawab, ia akan berpikir. Hal ini terutama terjadi dalam
proses pembelajaran di kelas. Guru yang hendak mengajukan pertanyaan akan
berpikir untuk apa dan bagaimana pertanyaan-pertanyaan akan diajukan kepada
siswa.

Fungsi Pertanyaan dalam Pembelajaran


Mengajukan pertanyaan adalah salah satu teknik mengajar yang sering dilakukan
oleh guru (Kim dan Kelloy, 1987). Pendapat ini didukung oleh Callahan dan Clarke
(1988) yang mengatakan bahwa pertanyaan adalah salah satu yang paling penting
dari semua teknik mengajar. Dalam Indrawati (2005: 7) dijelaskan bahwa
pertanyaan digunakan selama pembelajaran untuk meransang siswa berpikir,
menilai kemajuan siswa, mengecek penjelasan yang telah diberikan guru,
memotivasi siswa untuk tetap menaruh perhatian pada pelajaran, mengontrol siswa
tetap fokus pada pelajaran, dan banyak hal lagi. Cara siswa menjawab atau
jawaban yang diharapkan dari siswa ditentukan oleh tingkat dan jenis pertanyaan
yang diajukan oleh guru, apakah tingkat ingatan, pemahaman, analisis, atau
evaluasi.
Pertanyaan dalam proses pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang dijelaskan
dalam Indrawati (2005: 8) yaitu: 1) mendorong minat dan motivasi siswa untuk
berparsipasi aktif dalam pembelajaran, 2) mengevaluasi persiapan siswa dan
mencek pemahaman siswa terhadap suatu tugas, 3) mendiagnosis kekuatan dan
kelemahan siswa, 4) mereviu apa yang telah diajarkan. 5) Mengarahkan siswa untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru dalam menggali permasalahan, 6)
merangsang siswa mencari bahan untuk data, 7) mengembangkan dan
membangun konsep diri siswa sevara individu

Klasifikasi pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan oleh guru dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
bagian, ada yang dapat diklasifikasikan ke dalam pertanyaan divergen (menyebar)
dan konvergen (memusat) atau sering disebut juga pertanyaan terbuka dan
tertutup, ada pula yang mengklasifikasikannya ke dalam taksonomi Bloom.
Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom

Bloom (1956) mengklasifikasikan pertanyaan berdasarkan domain kognitif, yaitu


pertanyaan ingatan (recall), pemahaman (comprehension), aplikasi (aplication),
analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation). Karena Taksonomi
domain kognitif Bloom ini kemudian di revisi oleh Anderson & Krathwohl maka
setelah direvisi menjadi pertanyaan yang tujuannya mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi serta mengkreasi atau mencipta.
Pertanyaan mengingat
Pertanyaan ingatan diajukan untuk mengungkap pengetahuan siswa mengenai
fakta, kejadian, dan definisi. Guru mengajukan pertanyaan ingatan biasanya untuk
mengetahui apakah siswa telah memperoleh sejumlah fakta yang dikehendaki atau
tidak. Pertanyaan ingatan dapat berbentuk dua tipe, yaitu: 1) pertanyaan yang
menuntut jawaban ya atau tidak dan 2) pertanyaan yang menuntut jawaban siswa
dengan hasil mengingat. Pertanyaan yang sering diajukan dalam jenis ini diawali
dengan kata apa, siapa, dimana, bilamana (kapan), atau definisikan.
Pertanyaan memahami
Pertanyaan pemahaman diajukan apabila guru meminta siswa untuk memahami
sesuatu dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah diperoleh, menyusun
kembali kata kata dengan menggunakan kalimat sendiri. Pertanyaan pemahaman
dapat dibedakan ke dalam tiga tipe, yaitu: 1) pertanyaan yang meminta siswa
memberikan penjelasan dengan menggunakan kata-kata sendiri, 2) pertanyaan
yang meminta siswa menyatakan ide pokok suatu hal dengan menggunakan katakata sendiri, 3) pertanyaan yang meminta siswa untuk membandingkan atau
membedakan, misalnya: bandingkan pembiasan yang terjadi dalam akuarium
berbentuk persegi dengan dalam akuarium berbentuk bulat?
Pertanyaan mengaplikasikan
Pertanyaan aplikasi diajukan apabila guru ingin meminta siswa untuk dapat
menggunakan informasi atau konsep yang telah dimiliki untuk menjelaskan atau
memecahkan masalah pada situasi baru.
Pertanyaan menganalisis
Pertanyaan analisis diajukan apabila guru meminta siswa untuk dapat menemukan
jawaban dengan cara: 1) mengidentifikasi motif-motif masalah yang ditampilkan, 2)
mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan, 3)
menarik kesimpulan berdasarkan informasi yang ada atau membuat generalisasi
berdasarkan informasi yang ada.
Pertanyaan Mengevaluasi
Pertanyaan evaluasi diajukan apabila guru menghendaki siswa untuk dapat
memberikan penilaian atau pendapat terhadap suatu isu yang ditampilkan.
Pertanyaan evaluasi dapat diajukan untuk mengetahui kemampuan siswa
merancang, mempertimbangkan, dan mengkritik.
Pertanyaan Mencipta

Pertanyaan Mencipta diajukan apabila guru mengehendaki siswa untuk


menciptakan atau mengkreasi sesuatu yang tujuannya untuk memecahkan suatu
masalah. Pertanyaan mencipta dapat berupa pertanyaan yang sifatnya
memunculkan ide-ide baru, meminta siswa untuk merencanakan eksperimen, atau
menghasilkan suatu produk baru.

Pertanyaan konvergen disebut juga pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang


tidak menuntut siswa untuk memberikan jawaban lebih dari satu (banyak
alternatif). Pertanyaan ini dapat diajukan langsung untuk menarik perhatian siswa
pada suatu objek, mempertajam ingatan siswa dan membantu menilai siswa pada
kemampuan mengingat atau mengamati.

Pertanyaan divergen atau pertanyaan terbuka adalah jenis pertanyaan yang


menuntut siswa untuk dapat memberikan jawaban yang terbuka (lebih dari satu
jawaban). Pertanyaan divergen merangsang siswa untuk menjadi observer yang
baik dan mengembangkan kemampuan mengorganisasi informasi/data dari
peristiwa/objek yang dipresentasikan guru. Pertanyaan divergen dapat membimbing
siswa mencari hubungan dan membuat hipotesis, serta menyimpulkan.

Anda mungkin juga menyukai