Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1
1.2.2
yang
muncul,
rencana
keperawaatan
dan tindakan
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran
nafas kecil (bronkiolus) yang terjadi pada anak kurang dari 2 tahun dengan
insiden tertinggi pada usia sekitar 2-6 bulan dengan penyebab tersering
Respiratory Sincytial Virus (RSV), di ikuti dengan parainfluenza dan
adenovirus. Penyakit ditandai dengan sindrom klinik yaitu nafas cepat,
relaksi dada dan wheezing.
2.1.2 Etiologi
Mycoplasma pneumonia
2.1.3 Patofisiologi
Mikroorganisme masuk melalui droplet akan menyadarkan replikasi di
mukosa bronkoli terutama pada terminal bronkiolus ssehingga akan terjadi
kerusakan atau nekrosis sel-sel bersilia pada bronkioli. Respon imun tubuh
yang terjadi ditandai dengan proliferasi limfosit. Sel plasma dan makrofag.
Akibat dari proses tersebut akan terjadi edema sub mukosa, kongesti serta
penumpukan debris dan mukos (plugging), sehingga akan terjadi
penyempitan lumen bronkioli. Penyempitan ini mempunyai distrubsi
tersebar dengan derajat yang bervariasi (total atau sebagian). Gambaran
yang terjadi adalah atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan
(hiperaerated) sehingga dapat terjadi gangguan pertukaran gas serius,
gangguan ventilasi atau perfusi denagn akibat akan terjadi hipoksemia
(PaO2 turun) dan hiperkapnea (Pa CO2 meningkat). Kondisi yang berat
dapat terjadi gagal napas. Mukosa bronkiolus membengkak dan lumina
terisi mucus dan eksudat, dinding bronkus dan bronkiolus terinfitrasi
dengan sel-sel inflamasi dan biasanya terjadi pneumonitis interstisial
peribronkiolus. Berbagai tingkat obstruksi yang dihasilkan dalam jalan
2
Gangguan
nutrisi
Gangguan pertukaran
gas
hiperventilasi
peningkatan ekspirasi
pernafasan atas ringan. Bayi mengalami demam ringan atau tidak demam
sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi.
Terjadi distress nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 x/menit, kadangkadang disertai sianosis, nadi juga biasanya meningkat. Terdapat nafas
cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi dada.
2.1.6 pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan RSV
Serologis atau uji imunofleuresensi cepat atau memeriksakan adanya
antigen dalam bilasan nasopharyngeal
2.1.7 komplikasi
2.1.8
Bronkopheneumonia
Bronkiolitis obliterans
penata laksanaan medis
a. cairan intravena dengan dextrose 5% + NaCl 0,225 % (6 cc untuk
anak di bawah 6 bulan dan 15 cc untuk 6 bulan ke atas ). Kebutuhan
cairan berat badan 3-10 kg = 105 cc/Kg, BB 10-15 Kg = 85 cc/kg bb
b. antibiotik pada saat sesak nafas di berikan ampicilin, kloramfenikol/iv
umur > 6 bulan 50-75 mg/kg bb/hari. Alternatif dapat diberikan
Gentamicin 3-5 mg/kg bb
c. kortikosteroid=dexametason 0,5 mg/kg BB di lanjutkan dengan 0,5
mg/kg bb/hari dibagi 3-4 dosis.
d.
perawatan khusus
e. tindak lanjut
keluahan utama
keluahan utama adalah gejala yang dirasakan sangat mengganggu
klien yang di dapat saat pengkajian
2.2.4
j. kebutuhan komunikasi
kaji emosi klien, bagaimana klien mengungkapkan perasaannya dan
pendapat, perasaan ketakutan, cemas atau sedih.
k. kebutuhan beribadah
kaji kergiatan beribadah klien, kemampuan serta frekuensi serta
ibadah yang di lakukan.
l. kebutuhan bekerja/aktivitas
kaji aktivitas apa saja yang di lakukan klien sehari-hari apakah ada
gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas/bekerja karena penyakit
yang di derita.
m. kebutuhan bermain & rekreasi
kaji bagaimana klien memenuhi kebutuhan bermain dan rekreasi,
kegiatan apa saja yang di lakukan dan adanya ganggiuan dalam
memenuhi kebutuhan beriman.
n. kebutuhan
kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya. Kegiatan apa saja yang
di lakukan untuk meningkatkan pengetahuan klien.
2.2.5
pemerikasaan fisik
Keadaan umum : berat, sedang, ringan
Kesadaran
Nadi
: 60-100 x/menit
RR
: 24-30 x/menit
: 36-37 c
Kepala
Inpeksi : bentuk kepala, kebersihan kulit kepala dan rambut, bentuk
rambut, lesi
Palpasi : adanya massa abnormal & nyeri tekan
b. Mata
Inpeksi : warna konjungtiva, skelera, rekreasi pupil, adanya edema,
eritema, kesimetrian
Palpasi : tekanan intra okular
7
c.
Hidung
Inpeksi : kebersihan hidung, adanya sumbatan, pembengkakan
Palpasi : polip dan nyeri tekan sinus-sinus
d. Telinga
Inpeksi : kebersihan telinga, kesimetrisan
Palpasi : nyeri tekan mastoid
e.
Mulut
Inpeksi : kebersihan mulut, lidah dan gigi membrane mukosa mulut
dan bibir adanya lesi
f.
Leher
Inspeksi : pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid
Palpasi : pembesaran tiroid, distensi vena jugularis, massa
abnormal, odinofagi
g. Dada
Inspeksi : irama napas, adanya periode opnea, penggunaan otot
bantu pernapasan, bentuk dada, RR
h. Axila
Inspeksi : kebersihan
Palpasi : adanya massa abnormal dan nyeri tekan
i.
Abdomen
Inspeksi : edema, adanya hepatomegali
Palapasi : massa abnormal, nyeri tekan, CRT, distensi abdomen
Auskultasi : bising usus
j.
Genetalia
Ispeksi : kebersihan, kelainan bentuk
Palpasi : massa abnormal
k. Extermitas atas
Inspeksi : kelainan bentuk, kesimetrisan, kebrsihan kuku, sianosis,
tremor, edema
Palpasi : massa abnormal, CRT , denyut nadi, nyeri tekan
l.
Extermitas bawah
Inspeksi : kelainan bentuk, kesimetrisan, kebersihan kuku, edema,
Palpasi : massa abnormal, nyeri tekan
8
Setelah
dilakukan
asuhan
Intervensi
Rasional
c. Beri
d. Kelembapan
lingkungan
dingin
berkelemba
tenda lembab
pan
atau
a. Mampu
benrapas
mudah
b. Wanra
kulit
merah
muda
tinggi
dari
dengan
croupette
meletakkan
membantu
anak
mist
mengencerka
temt ( tenda
n lendir dan
lembab
mengurangi
atau
)
alat
imudifikasi
edema
bronkiolus
yang dingin
d. Berikan
terapi
oksigen
e. Oksigen
membantu
mengurangi
kegelisahan
karena
kesukaran
pernapasan
e. Posisikan
dan hipoksia
dan
dada
lebih
ini
mempertahan
kan
tinggi, leher
terbukanya
agal ekstensi
jalan
nafas
dengan
menurunkan
f. Lakukan
tekanan pada
pengisapan
diafragma
yang
membantu
bertujuan
membersihka
mengeluarka
n bronkiolus
n sekret
sehingga
g. Kaji
lendir
meningkatka
frekuensi
n pertukaran
pernapasan
gas
dada
setiap h. Pengkajian
jam
yang
sering
menjamin
h. Lakukan
fungsi
fisioterapi
pernapasan
dada setiap 4
yang adekuat
jam
atau i. Fisioterapi
sesuai
dapat
petunjuk
membantu
menghilangk
an
dan
mengeluarka
n
10
mucus
i. Berikan obat
yang
dapat
antivirus
menghambat
sesuai
jalan napas
petunjuk
j. Obat
antivirus
seperti
respiratory
syncytial
virus immune
globulin
(sespigam) di
gunakan
untuk
pemberian
mengobati
cairan
RSV,
terpenuhi
melalui iv
Ribavirin
dengan
kriteria
hasil :
b. Kaji
dan
(virazole)
frekuensi
muntah
berkurang
muntah
c. Timbang BB
a. Mempertaha
nkan
kebutuhan
cairan dalam
d. Berikan
minum
tubuh
b. Mengetahui
sesuai jadwal
jumlah
output
Setelah
dilakukan a. Kaji
tindakankeperawatan 3x24
tanda- c. Mengetahui
tanda vital
dengan
status nutrisi
d. Memberikan
kriteria b. Anjurkan
csiran
hasil :
keluarga
tambahan
klien untuk
melalui oral
memberikan
11
kompres
a. Mengetahui
c. Kolaborasi
keadaan
pemberian
antipiretik
umum klien
b. Menurunkan
suhu
keperawatan
klien
3x24
jam
kecemasan
tubuh
penjelasan
tentang
suhu
keadaan
klien
tampak tenang
b. Mimik/verbal
tidak
cemas
c. Menurunkan
tubuh
koping
individu
b. Meningkatka
keluarga
untuk
pengetahuan
mengungkap
orang tua
kan perasaan
Setelah di lakukan tindakan a. Kaji
keperawatan 3x24 jam di
harapkan
turgor
kulit
kekurangan b. Perhatikan
c. Membina
hubungan
pemberian
saling
cairan iv
percaya
c. Beri minum
sesuai
jadwal
a. Mengetahui
tanda
dehidrasi
b. Mempertaha
nkan
12
kebutuhan
cairan tubuh
c. Memberikan
cairan
tambahan
oral
2.4 implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan tindakan yang sudah di rencanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan ini mencakup tindakan mandiri (independen) dan
kolaborasi atau dependen. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat yang di
dasarkan pada kesimpulan sendiri. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah
tindakan yang di dasarkan pada hasil keputusan bersama seperti dokter dan
petugas kesehatan lain (Tarwanto, Wartoah, 2006).
2.5 evaluasi
Evalusi adalah respon klien terhadap asuhan keperawatan yang di berikan dan
pencapaian hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses keperawatan.
Fase evaluasi diperlukan untuk menentukan sejauh mana tujuan perawatan dapat
13
di capai dan memberi umpan balik terhadap asuhan keperaawatan (potter &
perry, 2005
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16